It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
makasi udah mampir
tapi karena belum ada komen dari Billicious makanya belum di tambah lanjutannya. tapi sekarang udah di komen. besok gue janji akan posh lanjutannya.
makasi banyak buat Billicious yang udah setia baca kisah sederhana ini.
Ah gak usah repot repot mas , yang penting ceritanya dilanjooot n jangan lama lama dipostingnya tar keburu penonton kecewa, he3...... :evil:
Hayu atuh bang trusin critanya.
"Pertandinganmu kemaren bagus banget nino. Bapak ketua yayasan cukup terkesan dengannya"
"Makasi banyak pak edwar"
"Tapi ingat nino itu cuma baru permulaan dan belum ada apa-apanya. Tiga minggu lagi pertandingan sebenar. Kamu harus lebih giat berlatih. Karena disitulah ujian sesungguhnya"
"Siap pak. Saya berjanji nggak akan mengecewakan bapak"
"Ayo kita latihan lagi"
" Baik pak"
"Mana uangnya?" Senior berkulit hitam itu membentak.
"Ma?maaf bang, sekarang saya lagi nggak ada uang" jawab haris.
" Ah alasan aja kamu" tambah temannya.
Haris terpojok di dinding tembok halaman belakang. Senior berkulit hitam yang menghukum nino waktu itu berdiri di hadapannya. Dua orang teman sang senior membentuk lingkaran di sekeliling haris. Ketiga orang senior ini memiliki badan yang besar. Bukan lawan yang seimbang bagi haris kalau iya membrontak saat ini.
"Kemaren udah kurang setorannya, sekarang malah minta gratis, apa harus ku kasih tahu lagi sama sang pelatih kamu ngompol dicelana. Biar kamu dihukum lagi didepan teman-temanmu?" senior hitam mengancam.
Sejak haris dihukum di depan teman-teman waktu latihan. Tiap malam haris harus membayar upeti. Kalo tidak senior itu akan membikinnya malu kembali. Dia mengancam akan memberi tahu pelatih, haris ngompol tiap malam. Agar haris dihukum di depan kelas. Harir tak mau hal yang membuatnya malu itu terjadi lagi.
" Benar bang saya nggak ada uang lagi. Kiriman uang tua saya sudah habis semua"
"Oh?jadi kamu nggak mau bayar lagi nih"
"Bukan gitu bang, saya janji kalo kiriman saya datang bakal saya bayar bang. Tapi saya mohon jangan di kasih tahu pelatih bang"
" Jadi gimana nih jik? Enaknya kita apain nih anak" Tanya sang senior pada temannnya yang bernama ajik.
Tampak kilatan senyum jahat di wajah kedua teman senior hitam. Sepertinya bakal ada yang buruk terjadi pada haris. Ketiga senior itu saling berpandangan.
"Kita kerjain aja kayak biasa jang" usul ajik pada senior hitam yang ternyata bernama bujang.
"Iya jang, kayaknya ranum nih. Pasti masih perawan haahahahaha?.." tambah senior yang satu lagi.
"bisa aja kamu jik, tapi benar juga nih"
Ucap bujang sambil berusaha meremas pantat haris. Haris berusaha mengelak. Menepis tangan bujang. Semakin di tepis semakin kasar bujang. Ajik dan odi memegang kedua tangan haris. Terkunci. Tak bisa bergerak. Haris merasa hal yang benar-benar buruk bakal terjadi padanya.
"Bang jangan? ampun bang" katanya memohon sambil mencoba meronta.
"Udah sikat aja jang"
"Iya libas aja"
Haris terus meronta. Bujang merogoh bagian depan tubuh haris. Terasa lembut.
"Kayaknya gede juga punya ni bocah" ujar bujang
"hahaha......" keduanya temannya tertawa.
"balikan badannya"
Arti Sahabat
(Haris side)
"Mana uangnya?" Senior berkulit hitam itu membentak.
"Ma?maaf bang, sekarang saya lagi nggak ada uang" jawab haris.
" Ah alasan aja kamu" tambah teman.
Haris terpojok di dinding tembok halaman belakang. Senior berkulit hitam yang menghukum nino waktu itu berdiri di hadapannya. Dua orang teman sang senior membentuk lingkaran di sekeliling haris. Ketiga orang senior ini memiliki badan yang besar. Bukan lawan yang seimbang bagi haris kalau iya membrontak saat ini.
"Kemaren udah kurang setorannya, sekarang malah minta gratis, apa harus ku kasih tahu lagi sama sang pelatih kamu ngompol dicelana. Biar kamu dihukum lagi didepan teman-temanmu?" senior hitam mengancam.
Sejak haris dihukum di depan teman-teman waktu latihan. Tiap malam haris harus membayar upeti. Kalo tidak senior itu akan membikinnya malu kembali. Dia mengancam akan memberi tahu pelatih, haris ngompol tiap malam. Agar haris dihukum di depan kelas. Haris tak mau hal yang membuatnya malu itu terjadi lagi.
" Benar bang saya nggak ada uang lagi. Kiriman uang tua saya sudah habis semua"
"Oh?jadi kamu nggak mau bayar lagi nih"
"Bukan gitu bang, saya janji kalo kiriman saya datang bakal saya bayar bang. Tapi saya mohon jangan di kasih tahu pelatih bang"
" Jadi gimana nih jik? Enaknya kita apain nih anak" Tanya sang senior pada temannya yang bernama ajik.
Tampak kilatan senyum jahat di wajah kedua teman senior hitam. Sepertinya bakal ada yang buruk terjadi pada haris. Ketiga senior itu saling berpandangan.
"Kita kerjain aja kayak biasa jang" usul ajik pada senior hitam yang ternyata bernama bujang.
"Iya jang, kayaknya ranum nih. Pasti masih perawan haahahahaha?.." tambah senior yang satu lagi.
"bisa aja kamu jik, tapi benar juga nih"
Ucap bujang sambil berusaha meremas pantat haris. Haris berusaha mengelak. Menepis tangan bujang. Semakin di tepis semakin kasar bujang. Ajik dan odi memegang kedua tangan haris. Terkunci. Tak bisa bergerak. Haris merasa hal yang benar-benar buruk bakal terjadi padanya.
"Bang jangan? ampun bang" katanya memohon sambil mencoba meronta.
"Udah sikat aja jang"
"Iya libas aja"
Haris terus meronta.
************************
buk....
Sebuah pukulan keras bersarang di perutnya. Sakit sekali. Tubuhnya sampai terbungkuk agar sakit tak terlalu terasa.
"Diam kaku, kalo kamu berteriak dan me onta lagi bakal saya mampusin kamu" ancam bujang.
Haris tak berani berkata-kata dan meronta lagi. Sakit di perutnya karena pukulan tadi membuatnya jera.
"Udah! Telanjangin aja jang!" usul temannya.
Kedua tangan haris semakin kuat dipegang. Iya benar-benar tak bisa bergerak. Mata bujang dengan senyum anehnya membuat haris tak berani berfikir lagi yang akan terjadi padanya. Iya pasrah. Karena tubuh besar ketiga senior ini memang bukan tandingannya.
************************
"HOI! LEPASKAN DIA!' suara lantang rudi mengagetkan ketiga berandalan kampus itu.
"Siapa kamu, ikut campur usuran kami?"
"Saya temannya" Rudi mendekat.
"JAdi apa maumu?"
"le?"
Belum sempat rudi menyelesaikan jawabannya. Sebuah pukulan keras dilontarkan bujang. Dua temannnya masih tampak memegangi HAris yang terlukai lemas. Gerakan reflek. Rudi menghindari pukulan itu. Sehingga pukulan itu tak begitu telak mengenainya. Rudi membalas. Tangan kanannya terayun dengan kencang. Tapi bisa ditepis.
Buk?..
Kaki bujang menghantam keras dada bidang rudi. Tubuh rudi bergetar. Haris yang melihat hal itu membetontak. Tubuhnya yang tadi lemas, berdiri berusaha menolong. Belum sempat.
Buk?
Pukulan keras menghantam tengkuknya. Terjerebab mengenyuh tanah.
"HARIS"
Rudi berteriak. Temannya itu tampak tak bergerak. Haris pingsan. Amarah rudi bekobar. Pukulannya membabi buta. Beberapa mengenai tubuh besar bujang. Bujang sedikit kewalahan. Ajik dan odi berusaha membantu. Tiga lawan satu. Rudi terdesak. Menjadi bulan-bulanan. Kedua tangannya di pegang aji dan odi. Sementara Bujang dengan leluasa melepaskan pukulan-pukulan ke beberapa bagian tubuh
"BERHENTI"
Bujang dan kedua temannya kaget. Pak Edwar bersama beberapa pengajar lainnya berdiri dihadapan mereka. Ajik dan odi melepaskan pegangannya pada rudi. Rudi terseok-seok mendekati Haris. Haris tampak diam. Dibalikannya tubuh setengah telanjang haris yang tertelungkup. Rudi memeraih tubuh HAris. Iya benar-benar takut kalau terjadi apa-apa dengan temannya. Kepala Haris ada di pangkuannya.
"Haris..bangun"
Di elusnya pipi haris yang tampak pucat. Tak ada gerakan. Haris diam. Rudi semakin cemas. Tak serasa air mata menetes di pipinya. Beberapa kali di panggil nama Haris. Tak ada jawaban. Rudi meletakkan tubuh Haris sejajar dengan tanah. Tanpa berpikir panjang disentuhnya bibir haris dengan bibirnya. Memberi nafas buatan. Terasa lembut. Nafas mereka bersatu. Saling memberi kehidupan. Air matanya jatuh. Membasahi wajah pucat Haris.
"Uhuk..uhuk?"
Haris terbatuk. Matanya perlahan terbuka. Walau pandangan matanya masih nanar, berusaha menemukan sukmanya. Suasana begitu tenang dan damai. Iya merasa berada disebuah padang rumput yang luas. Pandangannya terpaku pada wajah dihadapannya yang tampak basah berlinang air mata. Wajah itu tampak diselimuti cahaya. Bagai wajah seorang malaikat yang turun dari langit. Tampak seulas senyum di wajah sang malaikat.
"Haris"
Rudi kembali membawa tubuh haris kedalam pangkuan. Dipeluknya tubuh Haris. Pipi mereka saling bertemu. Kegundahannya sirna. Iya telah kembali menemukan sahabatnya
*****************************
Kebohongan
"Bagaimana, pihak kampus menyikapi kejadian ini?" Tanya wartawan suatu Koran ternama dalam jumpa press.
"Tiga orang pelaku tindakan ini sudah dikeluarkan dari kampus" jawab ketua yayasan.
"Kabarnya hal ini sudah sering terjadi, kenapa pihak kampus tak mengetahui hal ini"
"Oh tidak, hal ini baru terjadi kali ini" tangki ketua yayasan.
"Kami mendapat info dari sumber terpercaya kalo hal ini sudah sering terjadi"
'Apa anda bisa membuktikannya?"
Ketua yayasan agak mulai terdesak dengan pertanyaan-pertanyaan yang memberatkan. Para wartawan yang hadir di ruangan itu tak melanjutkan pertanyaannya. Sepertinya ada sesuatu sehingga wartawan yang biasa terkenal bawel dalam mencari berita sampai keakar-akarnya. kini tak terlalu mengintervensi sampai ke detail kejadian. Sepertinya dengan jawaban dari ketua yayassan itu para wartawan sudah cukup puas.
*****************************
Damai
(Nino Side)
Malam ini begitu sunyi dan sepi. Pintu ruangan yang bertuliskan jurnalis diatasnya kubuka perlahan. Ryo berdiri di depan jendela ruangan yang berada di lantai dua ini. Pandangannya tampak kosong memandang keluar jendela. Ada suram di wajah itu. Sama seperti hari-hari sebelumnya setelah kejadian itu.
Aku bergerak mendekat. Sepertinya dia tak menyadari kehadiran ku. Aku kembali terbayang dengan masa-masa kebersamaan kami. Begitu indah. Roda waktu berputar terasa capai saat itu.
btw, gw iseng-iseng baca sambil nunggu donlot selesai
asik juga
tapi agak aneh pas nino disuruh bertinju ama ryo, ngga nyambung banget deh kayaknya
udah gitu, sebenarnya ni sekolah paan sih?
koq kayaknya aneh