It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Bermacam jenis burung yang memiliki beraneka warna,bentuk dan jenis ada di dalam ruangan ini.
Ada burung gagak yang berkulit hitam dan berkepala kemerah-merahan.
Ada Burung kutilang yang kecil mungil tapi lucu.
Ada burung merpati yang berkulit putih bersih.
Ada burung nazar berkepala besar.
Benar-benar sebuah taman burung.
Mandi bersama adalah hal yang biasa saja bagiku. Waktu di kotaku, bersama teman-teman aku sering mandi telanjang di sungai. Jadi aku sudah banyak juga melihat berbagai macam jenis burung.
Karena itu aku tidak terlalu merasa risih bila mandi bareng. Burungku dalam hal ini juga bisa di ajak kompromi. Dia tidak akan kaget dan terbangun bila melihat bermacam burung di sekitarnya. Burungku akan cuek saja walau kadang burung-burung lain ada yang bangun mengajak berbincang. Akan tetapi Bila ada yang amat menarik hatinya maka barulah burungku bangun dan berkoar-koar.
Betul-betul ramai sekali.
Ada yang tengah bercanda saling siram.
Ada yang tengah gosok gigi.
Ada yang tengah mengguyurkan air ketubuhnya.
Ups...
Ada juga yang tampak iseng dengan cuek menggosok-gosok burungnya dengan sabun.
Mungkin karena seluruh isi ruangan mandi ini cowok semua, jadi semua terkesan cuek.
hihihi......
Disini aja rio! Ujarku, rio tampak menggangguk mengiyakan. Tapi kulihat wajah baby face rio agak sedikit aneh. Kulit waJahnya yang putih tampak memerah.
Aku meletakkan peralatan mandiku di bibir bak memberi tanda bahwa tempat itu telah terisi. peralatan mandi rio terletak di samping peralatanku. Kemudian kami bergerak menuju dinding tempat menggantung pakaian. Bagian didekat dinding ini tampak gantungan yang berjejer dari ujung ke ujung. Banyak sekali pakaian yang tergantung disana. Lantai tempat ini agak sedikit tinggi, jadi lantai tempat ini kering dari air.
"loh kok belum buka baju rio?"
"oh..eh...iya"
Rio tergagap saat kutanya hal itu wajahnya yang merah semakin merah ku lihat. Iya pun mulai membuka bajunya perlahan. Dengan santai kulepaskan celana dalam boxer itu melintasi kedua kakiku yang panjang.
"nino kamu mandi duluan aja aku mau BAB dulu nih" Ujar rio tiba-tiba.
Aku melihat kewajahnya. Rio mengalihkan pandangannya kearah lain. Entah apa yang dilihatnya tadi. Wajahnya tampak bingung. Tapi expresinya itu membuat wajahnya semakin imut dan bikin gemas semua orang yang memandang.
Kubalutan handuk kuning dipinggang. Burungku memdekam nyaman didalamnya. Rio bergerak menuju WC dan aku ketempat peralatan mandiku berada.
Mulai kuguyur tubuhku dengan air.
Berrr!!!!! Terasa dingin menyentuh kulit tubuhku. Tapi begitu segar membasuh kulit yang halus.
Kuambil sabun yang ada di di dalam ember kecil dibibir bak mandi. MulaI kugosokan keseluruh badan. Aroma wangi sabun mengeruak di sekelilingku. Aku begitu menikmati acara mandi pagi ini karena aku memang sangat menyukai air.
" loh kok mandinya pake celana pendek gitu rio?" tanyaku saat rio menggantungkan handuknya diatas pipa
"em...aku aku nggak biasa mandi rame-rame gini no" ujarnya beralasan.
"Semua buat barisan berbanjar tiga kesamping!" perintah pelatih.
Memang di kampus ini selain diajarkan kurikulum kuliah biasa juga di ajarkan latihan militer. Antara mata kuliah biasa dengan pendidikian militer hampir berimbang. Jadi kampus ini biasa disebut kampus setengah militer. Karena hal tersebut maka yang kuliah dikampus ini semuanya cowok.
Dengan didikan yang keras dan disiplin tinggi maka lulusan dari kampus ini biasanya melahirkan orang-orang yang berkepribadian tegas dan berkarisma. Dipemerintahan lulusan-lulusaan dari kampus ini banyak yyang bekerja di pucuk pimpinan. Karena kejelasan masa depan dari orang-orang yang lulus dari kampus ini maka aku merasa sangat beruntung sekali bisa ada disini.
Sang sEnior membisikkan sesuatu ke telinga pelatih. Aku tak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Pelatih memanggil Nama seseorang dengan lantang saat sang senior beranjak pergi. Tergambar senyum sinis dibibir tebalnya. Sepertinya sesuatu yang buruk telah iya omongkan pada pelatih.
Teman sekamarku itu tampak tergopoh-gopoh menghadap. Diwajahnya tampak expresi ketakutan. Aku pun bertanya-tanya sebetulnya apa yang telah terjadi. Wajah pelatih tampak memperlihatkan expresi kekesalan. Ini pasti ada hubungannya dengan senior reseh itu! Pikirku geram.
"BAWA KASURMU KEMARI!" perintah pelatih.
Tak membantah, haris langsung menuju kamar. Saat kembali, setengah berlari dengan sedikit kepayahan haris memanggul kasur di atas kepala. Kasur itu di letakkan dihadapan pelatih. Ditengah kasur itu tampak noda memanjang seperti pulau sumatera. Sepertinya itu bekas kencing.
Haris dengan gugup mematuhi perintah pelatih. Perlahan-lahan haris membuka satu persatu pakaiannya. Sampai hanya tersisa celana dalam putih berbentuk segitiga. Pasti malu banget harus telanjang di depan orang banyak, pikirku kalo seandainya hal ini terjadi pada diriku.
"Semuanya"
Ujar pelatih lagi tanpa menatap tubuh haris yang ada dihadapannya. Mata pelatih memandang lurus kearah kami. Semua yang ikut pelatihan militer pagi ini bisa menyaksikan haris dengan sedikit keraguan melepaskan penutup terakhir tubuhnya itu. Punggungnya yang berbahu lebar tampak tegap walau kurang berisi. Bongkahan pantatnya tampak bulat berotot. Saat dia membungkuk melepaskan celana dalamnya, bulu-bulu hitam tampak lebat di bagian lubang belakangnya. Sepertinya bulu-bulu itu tumbuh menyambung sampai kedepan tempat penisnya bertengger.