BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mari Berbagi Kisah Inspiratif

1757678808198

Comments

  • Orang-orang berkata: "Kamu hanyalah seorang
    gadis kecil. Bagaimana orang yang begitu kecil bisa mengalahkan sesuatu yang sangat besar?" Namun, seperti yang dilansir oleh thedailybeast.com, Vivienne Harr seorang gadis berusia 10 tahun tidak merasa gentar. Dengan satu-satunya pengalaman berbisnis yang dimilikinya, yaitu berjualan limun, ia teguh ingin membantu banyak anak kecil yang menjadi korban perbudakan.




    Menjawab keraguan dan pandangan sebelah mata orang-orang di sekitarnya, Vivienne berkata,
    "Gandhi adalah satu orang; Bunda Theresa juga
    satu orang; Martin Luther King adalah satu orang;
    begitupula aku." Ia pun melanjutkan, "Aku tidak
    memikirkan alasan kenapa aku tidak bisa
    melakukan sesuatu. Aku hanya berpikir kenapa aku harus melakukan sesuatu. Begitulah cara anak-anak berpikir." Vivienne merasa tergugah untuk membantu anak- anak yang menjadi korban perbudakan setelah melihat sebuah foto tentang dua anak laki-laki di Nepal yang hidup dalam perbudakan. Ia merasa terkejut karena ia pikir tidak ada lagi perbudakan setelah Abraham Lincoln.




    Alih-alih hanya diam dan tak berbuat apapun, ia berjuang mengumpulkan uang dengan berjualan limun. Awalnya lapak jualan es limunnya kecil, lama kelamaan semakin besar. Bahkan pada hari ke-13, walikota New York mengundangnya ke Times Square dan akhirnya ia bisa mendapatkan uang 100 ribu dolar yang terbilang cukup untuk membebaskan anak-anak dari perbudakan.
    Ayah dan ibu Vivienne membantu Vivienne dan
    mendirikan sebuah perusahaan limun dan memberikan uang hasil penjualan limun ke sejumlah organisasi seperti Nepal Youth Foundation, Free the Slaves, dan International Justice Mission.




    Selain itu, Vivienne juga menulis sebuah buku dengan ibunya yang diberi judul "Make a Stand". Salah satu kutipan yang paling berkesan di bukunya adalah "when life gives you lemons, change the world to help kids learn how they can make a stand for what matters to them". Town & County akhirnya menobatkan Vivienne Harr
    sebagai satu dari 50 dermawan paling berpengaruh di Amerika. Selain itu, pada bulan Mei nanti, ia akan ikut memberikan suaranya di Perserikatan Bangsa-Bangsa.
  • Memang tidak ada satupun orang yang ingin
    sakit ataupun terkena musibah. Namun jika Tuhan
    berkehendak, jangan mudah berputus asa. Ada
    hikmah besar menunggu untuk mengubah hidup
    Anda. Seperti halnya sosok dokter bedah satu ini,
    kisahnya pasti akan membuat Anda lebih termotivasi untuk melakukan hal baik apapun yang
    Anda bisa dan juga dalam keadaan apapun yang
    menimpa Anda.




    Dilansir dari dailymail.co.uk, Dr. Ted Rummel seorang dokter bedah yang sangat mencintai
    profesinya terpaksa harus duduk di kursi roda
    setelah ketika darah yang memenuhi tulang
    belakangnya pecah. Pada tahun 2010 lalu hingga
    satu tahun berikutnya, Dr. Ted Rummel harus
    menggunakan kursi roda dan menjalani berbagai perawatan untuk memulihkan keadaannya. Namun
    dorongan dari keluarga dan orang di sekitarnya
    membuat semangat Rummel tidak pernah putus
    untuk kembali menjalankan kewajibannya sebagai
    dokter bedah. Rummel merasa sangat bersyukur dan bahagia ketika bisa kembali ke ruangan operasi di mana biasanya dia menghabiskan hari-harinya untuk menolong pasien.




    Operasi pertama yang dilakukan Rummel setelah 1 tahun lamanya meninggalkan OR diawasi oleh dokter bedah lainnya. Hal Ini dilakukan jika Rummel membutuhkan bantuan. Para dokter
    bedah lainnya merasa sangat takjub melihat
    bagaimana kemampuan Rummel dalam melakukan
    operasi sama sekali tidak berbeda dengan dulu
    sebelum dia lumpuh.



    Rummel bukanlah satu-satunya orang yang
    mendapat keajaiban untuk berkarya padahal dalam
    keadaan sulit. Siapapun berhak dan bisa melakukan ini, asalkan ada kemauan yang kuat. Dukungan keluarga dan orang di sekitar sangat penting, maka dari itu binalah hubungan yang baik dengan keluarga Anda dan teman.
  • Saat sudah berdedikasi tinggi pada suatu pekerjaan, kita bisa menembus semua batasan dan hambatan yang ada. Bahkan saat fisik melemah, semangat dalam diri akan terus menyala. Seperti seorang guru di Daye, provinsi Hubei, Cina ini. Sudah tiga tahun belakangan, Zhu Youfang mengajar di kelas dengan bantuan seutas tali.




    Dilansir dari shanghaiist.com, guru berusia 49 tahun tersebut menderita penyakit Spinocerebella Ataxia (SCA), sebuah penyakit langka yang mengganggu koordinasi tangan, bicara, dan gerakan matanya. Meski didiagnosis penyakit langka itu sejak tahun lalu, Zhu tetap menjalankan profesinya sebagai guru dengan penuh dedikasi.
    ]Dalam kondisi sakit, Zhu terus mengajar
    di Shangluo, Chengui. Penyakit yang diderita Zhu
    adalah penyakit genetik yang dulu juga pernah
    diderita oleh ayahnya. Pihak sekolah sudah
    meminta Zhu untuk lebih banyak beristirahat dengan tetap membayar gaji penuh. Namun, Zhu menolak, ia tetap datang ke sekolah tempat ia mengajar selama 31 tahun.




    Suami Zhu yang juga bekerja sebagai guru di
    sekolah yang sama mengikatkan seutas tali di atas
    papan tulis yang digunakan Zhu mengajar. Dengan
    bantuan seutas tali, Zhu bisa menjaga
    keseimbangannya saat mengajar dan tak mudah
    jatuh. Jika sang suami sedang tak ada pekerjaan, ia akan mendampingi Zhu mengajar di kelas. Ia akan membantu para murid yang butuh bantuan dan menjaga kondisi kelas tetap tenang. Dengan kondisi penyakitnya yang makin parah, Zhu
    sering kesulitan untuk berdiri, mengangkat tangan,
    dan memutar kepalanya. Saat mengajar, ia harus
    beberapa kali berhenti dan beristirahat untuk
    memijat kepalanya yang pusing. Setiap 1 menit
    sehari, Zhu akan berjalan dengan kecepatan 1,6km/ jam untuk melatih kedua kakinya.




    Ketika para murid yang diajar Zhu tahu kalau
    gurunya tersebut menderita penyakit langka, mereka menjenguk dan mendoakan kesembuhannya. Zhu berkata ia sangat tersentuh dengan dukungan dari para rekan guru, keluarga, murid, dan wali murid. Ia pun memantapkan niatnya untuk terus bekerja sebagai guru asalkan kemampuan bicaranya tidak hilang. Benar-benar kisah yang sangat menggugah hati. Zhu adalah potret seorang guru yang berdedikasi tinggi di tengah kondisi dan penyakit langka yang ia
    derita. Keterbatasan bukanlah apa-apa saat kita
    sudah mencintai apa yang kita kerjakan.
  • Siapa yang ingin mengalami sakit apalagi lumpuh?
    Setiap orang tentu tidak menginginkan hal ini.
    Karena keterbatasan pada kondisi kesehatan, tidak
    jarang seseorang harus kehilangan pekerjaan atau
    bahkan tak bisa melakukan apa-apa selama ia
    sakit. Meski begitu, selama tekat dan niat untuk tetap maju ada, tidak ada yang tidak mungkin. Dilansir dari laman dailymail.co.uk, seorang wanita bernama Gemma Flanagan (31) dari Liverpool
    mengalami kelumpuhan pada kakinya. Lumpuh ini
    sendiri terjadi karena Guillain Barre Syndrome.
    Syndrom ini merupakan peradangan akut yang
    menyebabkan kerusakan sel saraf sehingga bisa
    menyebabkan kelumpuhan di bagian tubuh tertentu.




    Sebelumnya, Gemma adalah seorang pramugari
    yang bekerja di salah satu maskapai penerbangan
    terbaik di negaranya. Namun, karena kelumpuhan
    yang menimpanya, ia tidak bisa lagi menjadi
    pramugari dan mengudara lagi seperti biasa. Sejak didiagnosis penyakit ini di bulan Oktober 2011
    dan dokter mengatakan bahwa ia harus
    menggunakan kursi roda, hal itu dirasakan telah
    menjadi tamparan keras dan mimpi buruk baginya.
    Kelumpuhan membuatnya merasa tidak percaya
    diri. Tidak sedikit orang mengatakan bahwa wanita yang berada di kursi roda tidak lagi cantik, tidak
    seksi dan kurang menarik. Gemma masih sering merasakan sakit pada kakinya setiap ia mencoba berjalan atau menggerakkan kakinya. Ia juga merasa kecewa saat orang lain menganggapnya kurang menarik lagi. Tidak ingin terus dianggap kurang menarik, selama 7 bulan terakhir wanita ini menghabiskan waktunya di spesialis Walton Neuro Rehabilitation Unit, Marseyside.




    Di tempat ini, Gemma belajar menulis, memulihkan
    kondisi psikis yang pernah terguncang, belajar
    berbicara kembali dan bahkan belajar untuk
    melawan kelumpuhannya. Karena perawatan di
    tempat inilah, wanita cantik ini bisa lebih menerima
    keadaan yang menimpanya dan bisa merasa lebih bahagia dari sebelumnya. Gemma mengatakan "Orang-orang berpikir seorang yang cacat tidak bisa menjadi seksi dan tak cantik. Orang bilang seorang yang berada di kursi roda tak bisa menarik dan tampil mempesona. Tapi kini aku membuktikannya. Cacat bukan alasan untuk tidak menjadi seorang yang tetap percaya diri dan menginspirasi. Apapun kondisi saya sekarang,
    saya mensyukurinya dan saya terima dengan baik
    keadaan ini. Meski tak lagi jadi pramugari, takdir
    telah membawa saya pada hal yang lebih bahagia
    yakni sebagai model." Saat ini Gemma tengah memperjuangkan debutnya sebagai model. Bersama kursi roda miliknya, ia tampil mempesona dan cantik sebagai model. Meskipun terkadang diselimuti perasaan kecewa dan sedih, wanita 31 tahun ini selalu berusaha untuk tetap berpikir positif serta menjadi yang terbaik apapun dan bagaimanapun kondisinya.




    Apa yang menjadi pemikiran Gemma, setidaknya
    bisa kita jadikan pelajaran. Pada dasarnya, tidak
    ada yang tidak mungkin ketika seseorang mau
    berusaha dan tetap berikan yang terbaik meskipun
    ia serba kekurangan. So, ketika Anda merasa putus asa dengan kondisi Anda yang dianggap kurang sempurna, ingat lagi bahwa tidak semestinya Anda putus asa.
  • Sebagai seorang anak, kasih sayang yang tulus dan orang tua dan orang-orang sekitarnya merupakan salah satu penyemangat baginya. Tidak hanya sebagai penyemangat, kasih sayang itu juga bisa membantu kemajuan tumbuh kembang anak. Namun, seorang anak usia 8 tahun dari Sichuan harus merasakan kepedihan mendalam di usianya yang masih sangat belia. Anak laki-laki yang diketahui bernama Young Kun
    Kun tersebut beberapa waktu terakhir telah menyita perhatian berbagai media di seluruh dunia.
    Pasalnya, anak 8 tahun yang masih lugu, polos dan baik hati tersebut telah diusir oleh warga desa
    tempat tinggalnya.




    Pengusiran sendiri terjadi pada Desember tahun
    lalu. Hampir 203 warga di Xichong, Sichuan
    mendatangi sebuah petisi untuk mengusir Kun Kun
    karena ia didiagnosa menderita HIV. Dilansir dari
    laman shanghaisst.com, Kun Kun mengidap HIV setelah ia tertular penyakit berbahaya ini dari sang
    ibu. Warga desa menganggap bahwa penyakit yang diderita oleh Kun Kun bisa menular ke warga yang lain. Tidak ingin hal ini terjadi, semua warga
    memutuskan untuk mengusir anak 8 tahun tersebut. Melihat kisah yang terjadi, tidak sedikit wartawan di Tiongkok, China melakukan aksi unjuk rasa terhadap perlakukan warga terhadap anak tersebut. Para wartawan ini menuntut agar Kun Kun bisa mendapatkan perlakukan yang sama seperti anak-anak lainnya.




    Hingga pada awal maret 2015, anak 8 tahun
    tersebut dikirim ke sebuah sekolah khusus untuk
    anak-anak penderita HIV atau AIDS yakni Linfen
    Red Ribbon School di Shanxi, China. Sejak berada
    di sekolah ini, Kun Kun mendapatkan perawatan dan perlakuan yang lebih baik. Ia menunjukkan kemajuan yang membanggakan. Meskipun anak 8 tahun ini sesekali sering menangis dalam kesendiriannya, ia adalah anak yang ramah, sopan serta sayang terhadap orang- orang di sekitarnya. Ia adalah anak yang pantang menyerah dan selalu sabar. Menurut kepala sekolah, Xiaoping, Kondisi fisik Kun Kun jauh berada di bawah siswa lain, tampaknya ia masih terluka dan trauma dengan perlakuan warga desa di tempat tinggalnya. Ia masih sering malu-malu untuk bermain dan berkumpul dengan temannya sehingga guru harus mendorongnya untuk lebih bersosialisasi.




    "Saat pertama datang, Kun Kun merupakan anak
    yang susah diarahkan, lebih suka menyendiri dan
    sangat pendiam. Pernah ia melukai temannya Jiang Jiang, teman sekamarnya, namun saat ini,
    kenakalan anak 8 tahun ini sudah mulai berkurang
    dan ia menjadi anak yang baik. Kami akan terus berusaha membuatnya menjadi lebih baik lagi"
    Ungkap kepala sekolah.
  • Seorang dokter mata di Nepal bernama Sanduk Ruit sedang banyak dipuji dan dibicarakan oleh para warga, karena telah berhasil mengembalikan
    penglihatan lebih dari 100.000 orang di dua benua.
    Seperti dilansir dari odditycentral.com, Sanduk Ruit hanya melakukan prosedur sederhana dalam lima
    menit, saat mengobati pasiennya. Menurut statistik WHO, 90 persen dari jumlah orang yang mengalami masalah penglihatan hidup di daerah yang berpenghasilan rendah, dan 80 persen kondisi mereka masih bisa diobati.




    Faktor kemiskinan dan terbatasnya akses terhadap
    pelayanan kesehatan masyarakat, membuat mereka tidak mampu untuk berobat. Sanduk Ruit, didorong oleh keyakinan bahwa orang miskin di dunia berhak mendapat perawatan mata yang berkualitas. Misi hidupnya adalah untuk merawat orang-orang yang membutuhkan. Jadi, saat dirinya menemukan teknik pengobatan lima menit, banyak orang yang berbondong-bondong ingin berobat kepadanya.




    Teknik pengobatan yang dilakukannya, yaitu dengan membuat sayatan kecil di mata pasien, lalu ia menghilangkan katarak di mata pasien. Selanjutnya ia mengganti dengan lensa buatan yang murah. Sanduk menawarkan operasi ini ke sejumlah pasien miskin di seluruh dunia, dan mengajarkan teknik operasi ini kepada ahli bedah mata di seluruh dunia. Dokter teladan ini telah mendedikasikan hidupnya untuk perawatan mata holistik. Ia memiliki rumah sakit mata 'Tilganga' di Kathmandu, yang didirikan pada tahun 1994. Selain memberikan pengobatan mata berkualitas, ia juga bekerja sama dengan ahli mata asal Australia, Fred Hollows. Disamping itu ia juga membuat lensa untuk mengobati penyakit katarak dan miopia, yang telah di ekspor ke 30 negara di seluruh dunia. Bagi pasiennya yang tak mampu mencapai rumah sakit, Sanduk dan timnya akan langsung mendatangi pasien tersebut. Saat para pasiennya sembuh, ia merasa lega dan penuh sukacita, sebuah momen mengharukan bagi semua orang yang terlibat di dalamnya.




    Yang paling mengharukan adalah saat seorang pria Korea berusia 80 tahun, melihat anaknya untuk pertama kali dalam 10 tahun. Sanduk sendiri, merasa wajib menolong mereka yang membutuhkan bantuannya, karena sejak kecil ia dibesarkan di desa kecil yang terisolasi di Himalaya, untuk menuju sekolah terdekat pun
    ditempuh perjalanan selama seminggu dengan
    berjalan kaki. Saat itu, kakak tertuanya meninggal karena TBC, karena jauhnya akses pengobatan.
    "Saya sangat bersyukur bisa membuat perbedaan yang baik dalam kehidupan banyak orang," ujar Sanduk yang dijuluki 'God of Sight' itu. Di usianya yang menginjak 59 tahun, ia percaya bahwa masih banyak hal positif yang bisa dilakukannya.
  • David Vetter lahir dengan sebuah penyakit genetik
    yang sangat langka. Seperti yang dilansir oleh mirror.co.uk, penyakit langka yang juga telah membunuh sang kakak David ini adalah penyakit di
    mana setiap hari akan ada kuman yang masuk ke
    dalam tubuhnya dan bisa membunuhnya kapan
    saja. Awalnya nama David Vetter tidak dikenal oleh
    publik. Namun, ketika ia meninggal pada usia 12
    tahun, ia menjadi terkenal di seluruh dunia dengan sebutan Anak dalam Gelembung (the Boy in the Bubble). Penyakit Severe Combined Immune Deficiency sebelumnya telah membunuh kakak David yang berusia 7 bulan. Pihak medis pun
    akhirnya memutuskan untuk berjuang
    menyelamatkan David.




    Pada tanggal 21 September 1971, pihak medis memutuskan untuk membuat ruang steril untuk David. David pun harus tinggal di ruangan dengan dinding yang tiga kali lebih tebal dari biasanya dan jendela-jendela yang tertutup rapat. Para staf pun bekerja tanpa suara untuk mencegah penyebaran kuman. Hanya butuh waktu 30 detik untuk memasukkan David ke dalam sebuah gelembung plastik udara. Caroll-Ann, ibunda David pun harus rela tak lagi bisa menyentuh apalagi memeluk sang anak. Gelembung plastik yang dibuat tadinya dimaksudkan sebagai tempat tinggal sementara David. Namun, pada akhirnya gelembung tersebut jadi rumah permanen David karena mengeluarkan dia dari gelembung berarti membunuhnya. Orang tua David hanya bisa menyentuh David melalui sarung tangan khusus yang tebal.




    Pihak medis dan dokter melakukan sejumlah
    penelitian pada diri David. Awalnya David tampak
    biasa tinggal dan tumbuh di dalam gelembung.
    Namun, layaknya anak-anak lain, David ingin bisa
    bermain-main di luar, khususnya ketika musim
    panas tiba. "Kami rasa musim panas yang paling berat. Saya melihat David menghabiskan sebagian
    besar waktunya untuk melamun sambil melihat ke
    luar, melihat bocah-bocah lain bersepeda atau anak-anak yang bergulingan di atas rumput. Aku sangat kasihan melihatnya," tutur sang ibu mengenang kembali putra kesayangannya. Tim peneliti di Boston, Massachusetts kemudian
    mengumumkan bahwa mereka telah berhasil
    membuat sebuah metode terobosan terbaru untuk
    mentransplantasi sumsung tulang yang "tidak
    cocok". Sang ibu merasa ada harapan putranya bisa selamat.




    Pada tanggal 21 Oktober 1984, dua ons sumsum tulang sang ibu ditransplantasikan ke
    tubuh David. Awalnya terlihat ada tanda-tanda
    membaik, namun kemudian suhu tubuh David
    meningkat drastis dan ia muntah darah. Tim doktor
    berusaha menyelamatkannya dan memutuskan
    untuk mengeluarkannya dari gelembung. Tanggal 6 Februari 1984, untuk pertama kalinya David dikeluarkan dari gelembung. Sayangnya, 15
    hari kemudian David jatuh koma. Tak lama kemudian, David pun meninggal. "Saya tidak
    menyesali apapun, tak menyalahkan siapapun.
    Setiap orang tua yang kehilangan anaknya akan bertanya-tanya apakah kehidupan anaknya yang
    singkat memberi arti untuk dunia. Dan, atas nama
    ilmu pengetahuan, saya bisa menjawab ya," kata
    sang ibu setelah kepergian putra yang sangat
    disayanginya itu.




    Ternyata, penyebab kematian David adalah jenis
    kanker yang bernama Burkitt's lymphoma.Setelah dilakukan otopsi, ternyata sumsum ibu David
    mengandung virus aktif yang membuat tubuh David diserang ratusan tumor ganas. Sebuah tes
    menunjukkan untuk pertama kali bahwa sebuah
    virus dapat menyebabkan kanker. Ini adalah sebuah kontribusi yang penting untuk dunia kedokteran. Akhirnya, lebih dari 90 persen bayi yang didiagnosa dengan penyakit Severe Combined Immuned Deficiencysekarang dapat disembuhkan dengan transplantasi sumsum tulang belakang.




    Semua itu juga berkat hasil kerja keras para dokter yang merawat David, dan pastinya David sendiri si Anak dalam Gelembung yang meskipun tak bertahan hidup lama di dunia tetapi berhasil menyelamatkan ribuan nyawa penderita kanker setelah ia meninggal. Orang tua David, khususnya sang ibu pasti sangat sedih. "Saya menghampiri David dan melepaskan sarung tangan saya, lalu menyentuh punggung tangannya--untuk yang pertama dan terakhir kalinya," tutur sang ibu ketika David sudah meninggal. Ibu David pasti bangga dan selalu berdoa agar David bisa lebih bahagia di surga.
  • Beberapa waktu lalu, ada sebuah kisah tentang ayah dan anak yang mengharukan. Seorang ayah bernama Yu Xukang, yang setiap hari senantiasa menggendong anaknya Qiang demi masa depan anaknya. Dilansir dari Dailymail, kini kita bisa melihat sosok wajah dari ayah yang patriotik itu. Ayah yang tak membiarkan mimpi anaknya ditelan kelumpuhan. Sehingga dia menggendong Qiang pagi dan sore, agar anaknya tak terlambat berangkat atau pulang sekolah.




    Inilah ungkapan Yu Xukang bahwa ia tak akan
    menyerah dengan nasib anaknya. "Aku tahu kalau
    putraku cacat secara ragawi, namun tak ada yang
    salah dengan pikirannya. Aku tak bisa menemukan
    sekolah yang layak baginya dan seringkali ditolak.
    Namun inilah tempat yang mau menerimanya, SD Fengxi di Yibin, Sichuan, yang mana lima mil
    jaraknya," kata pria 40 tahun itu. Yu Xukang berpisah dari istrinya 9 tahun lalu, dan
    memutuskan membesarkan Xiao Qiang sendirian. Ia akan berusaha agar anaknya tak menderita meski hanya memiliki orang tua tunggal. Dan mencarikan Xiao Qiang kesempatan terbaik dalam hidup ini. Untunglah sang anak yang berbakti ini menjawab keinginan sang ayah




    "Anakku dengan kelemahannya membuat ia tak
    bisa berjalan sendiri. Dan itu artinya ia juga tak bisa mengendarai sepeda. Meski usianya 12 tahun tapi tingginya hanya 90 cm. Namun aku bangga karena ia adalah yang paling pintar di kelas dan aku tahu dia akan meraih banyak hal besar. Impianku adalah dia akan sekolah di perguruan tinggi," ceritanya dengan bangga.




    Sejak September tahun lalu, Yu Xukang selalu
    bangun jam 5 pagi , menyiapkannya sarapan dan berjalan 4,5 mil ke sekolah. Ia berjalan lagi ke tempat tinggalnya untuk bekerja dan mengais rejeki, lalu kembali jalan ke sekolah untuk menjemputnya. Hidup memang nampak sulit bagi Yu Xukang, namun ini adalah perjuangan yang layak ia lakukan demi anaknya. Mimpinya dan sang anak jauh lebih besar dari beban tubuh Qiang atau jarak yang setiap hari ditempuhnya. Semoga keluarga kecil ini selalu diberi limpahan rejeki dan kemudahan.
  • Van Bernard, adalah anak usia 6 tahun yang ceria
    dan punya selera humor tinggi. Apakah
    keistimewaan Van Bernard hingga ia nongol di
    YouTube dan banyak orang menyemangatinya? Van Bernard didiagnosa menderita spinal muscular
    atrophy tipe 2 sejak usianya masih 10 bulan. Alhasil, sejak usia 18 bulan ia harus menghabiskan
    waktunya dengan duduk di kursi roda. Penyakit
    yang dialaminya membuat Bernard tidak bisa berlari atau main lompa-lompatan seperti anak-anak seusianya. Namun, soal semangat, jangan
    sepelekan. Bernard masih sama cerianya seperti
    anak-anak lainnya.




    Ia sempat menyanyikan lagu di YouTube berjudul
    Ho Hey dengan guru terapi musiknya, Tom Curry.
    Video tersebut diupload untuk membantunya
    memperoleh sumbangan dana yang digunakan
    untuk kepentingan penelitian penyakit yang serupa,
    serta membeli alat-alat yang memudahkan Bernard beraktivitas.



    Jika anak seperti Bernard yang hidup dalam
    kekurangan fisiknya saja masih punya semangat
    sedemikian besar, bagaimana dengan Anda yang
    punya banyak kesempatan bergerak bebas ke sana kemari?
  • Bagi setiap orang tua, anaklah yang akan menjadi
    penyemangat dan pemberi warna baru dalam
    hidupnya. Meskipun terlalu banyak masalah yang
    sedang dihadapi dimana masalah tersebut hampir
    membuat putus asa, kepolosan dan ketulusan dari
    seorang anak bisa menjadi penyemangat baru dan penyelamat untuk orang tua. Kepolosan dan ketulusan dari seorang anak, rupanya juga telah menyelamatkan nyawa seorang ayah di Provinsi Hainan, Cina.




    Dilansir dari laman metro.co.uk, seorang pria bernama Rao Ni (39) terlihat ingin bunuh diri dari atas jembatan Lingao Country, Cina. Pria ini diketahui ingin mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atas jembatan. Aksi nekat itu sendiri pertama kali diketahui oleh seorang pejalan kaki yang kebetulan sedang melintas di jembatan yang sama. Melihat hal ini, pejalan kaki tersebut menghubungi polisi setempat dan juga keluarga Rao Ni. Awalnya, pria ini tidak mau turun dan mengatakan akan tetap mengakhiri hidupnya.



    Masalah berat nampaknya sedang menimpa Rao Ni dan keluarganya. Pria ini diketahui tidak bisa
    membayar sewa tempat tinggalnya. Ia adalah
    pekerja di sebuah situs konstruksi di provinsi
    Hainan. Namun, setahun terakhir ia tidak mendapatkan upah dari pekerjaannya. Karena tidak adanya perjanjian tertulis untuk pekerjaannya, Rao Ni dan pekerja lain tidak bisa menuntut upah meskipun ia telah bekerja. Rupanya hal inilah yang membuat pria ini merasa putus asa dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Hingga tibalah istri dan anak Rao Ni yang masih berusia 2 tahun di tempat dimana ia ingin mengakhiri hidupnya. Sang istri mencoba meyakinkan suami untuk tidak meneruskan niatnya mengakhiri hidup. Namun, Rao Ni masih saja tidak mau turun dari atas jembatan. Hingga buah hatinya yang masih berusia 2 tahun akhirnya mendekati sang ayah. Balita itu terlihat menangis dan memanggil-manggil
    ayahnya. Dengan berlinang air mata, balita laki-laki
    2 tahun tersebut meyakinkan Ayahnya untuk tidak
    mengakhiri hidupnya.




    Melihat buah hatinya, akhirnya Rao Ni mau turun dari atas jembatan. Dibantu beberapa polisi yang ada di sana, Rao Ni berhasil turun dan iapun selamat. Setelah turun, dengan penuh kasih sayang Rao Ni memeluk buah hati kecilnya. Ia berjanji akan meneruskan hidupnya bersama keluarga. Meskipun masalah berat tengah menimpanya, ia optimis akan melewatinya bersama buah hati dan istrinya. Atas peristiwa ini, polisi setempat berjanji akan membantu Rao Ni menyelesaikan masalahnya. Polisi juga berjanji akan mengurus tuntas perusahaan konstruksi yang telah mempekerjakannya dan menuntut upah untuk pria tersebut.




    Apapun dan bagaimanapun masalah yang sedang
    dihadapi, pastikan untuk menjalaninya dengan
    penuh kesabaran dan perjuangan. Sejatinya, tidak
    ada masalah yang tidak bisa diselesaikan di dunia
    ini selama kita mau berusaha menyelesaikannya.
  • ceritanya mengharukan dan menginspiratif ...
  • Bisakah Anda bayangkan, sudah hidup selama 25
    tahun dengan pasangan yang sangat Anda cintai
    dan tiba-tiba ia tak ingat Anda lagi? Peristiwa ini bukan sekedar cerita di film, namun dialami oleh Joan Bolzan. Ia sudah hidup dalam pernikahan dengan suaminya, Scott, selama hampir 25 tahun. Selalu berbagi momen indah bersama, menjalani kehidupan yang sulit bersama. Namun tak pernah terbayangkan olehnya bahwa ia akan menemukan suaminya tak ingat lagi akan dirinya.




    Dilansir dari thedailybeast.com, diceritakan bahwa
    Scott jatuh tergelincir di gedung kantornya pada 17
    Desember 2008 silam. Ia terbangun dengan
    mengalami amnesia retrogade, yang artinya ia
    kehilangan semua ingatan 46 tahunnya. Sejarah
    dunia, anak-anaknya, keluarganya, pernikahannya, semuanya terhapus begitu saja entah ke mana. Scott adalah mantan pemain NFL, seorang pemilik
    perusahaannya sendiri, Legendary Jets yang telah
    dikaruniai dua anak, Grant (19) dan Taylor (16). Ia
    kini terbaring diam, menatap kosong dari ranjang
    rumah sakit. Kini, Joanlah yang mengurus semua urusan suaminya, menjaga anak-anaknya, serta
    menghabiskan waktu berusaha memulihkan ingatan suaminya. Scott lebih banyak berbaring di rumah sakit, ia kerap mengalami sakit kepala intens. Sedangkan Joan harus berjuang mati-matian mempertahankan cinta dan keluarganya
    serta pekerjaan suaminya.




    Joan berkisah pertama kali bertemu Scott dalam
    kencan butanya. Scott adalah pria yang sangat
    mengagumkan, sopan, memprioritaskan keluarga,
    penyayang, jujur, pemberani, sangat menghargai
    dan menghormati orang lain, pria yang benar-benar bisa memenangkan hati Joan saat itu. Tak butuh waktu lama, Joan dan Scott menjalin
    cinta, menghabiskan banyak waktu bahagia
    bersama. Hingga lahirlah dua orang buah cinta
    mereka. Tak ada yang pernah tahu kapan hidup seseorang akan berubah, namun sepertinya memang setiap orang harus punya persiapannya sendiri.




    Scott hidup ibarat gelas yang kosong. Ia selalu
    bertanya banyak hal saat melihat sesuatu yang
    tidak ia mengerti. Seberapa luas Amerika Serikat?
    Mengapa wanita memakai gaun berbentuk aneh?
    Dan bahkan, pertanyaannya akan membanjir ketika melihat sebuah iklan yang tak ia mengerti sama sekali. Sebenarnya, baik Joan maupun Scott sama-sama frustasi . Scott selalu sedih ketika ia menyadari ia tak ingat apapun juga, sementara Joan bingung bagaimana menjelaskan sesuatu yang seharusnya semua orang tahu. Adakalanya Joan selalu kesal, mengapa suaminya tak tahu hal-hal yang sepele itu. Namun, melihat kondisinya, Joan kembali berusaha bersabar. Pernah suatu kali di mana teman-temannya memaksa untuk bertemu, sekedar ingin menghibur dengan mengajak Joan makan malam. Iapun mendapat beberapa kalimat yang mendukung dan menguatkan, namun ada pula yang membuat
    perasaannya berkeping-keping. "Bagaimana bila ia tidak mencintaimu lagi?" Pertanyaan yang tak sengaja terlontar dari bibir salah satu temannya itu begitu menghancurkan hati Joan. Ya. Bagaimana kalau Scott tidak mencintainya lagi? Ia kemudian banyak menghabiskan waktu untuk bercerita dengan ibu dan sahabat dekatnya, terkadang terisak dan jatuh ke dalam pelukan mereka.




    Suatu ketika, Joan dan Scott mengunjungi dokter
    untuk memeriksa kondisinya. Dokter menyatakan
    bahwa ada harapan bagi Scott untuk sembuh.
    Namun tentunya tidak akan semudah kelihatannya. Hingga saat ini, Joan dan Scott masih terus
    berusaha. Dan lambat laun, usaha mereka tak
    sekedar mengembalikan ingatan di masa lalu saja.
    Joan dan Scott berusaha untuk menikmati
    kebersamaan sekarang, dan menikmati setiap
    momen yang mereka ciptakan saat ini.
  • Berbuat kebaikan memang tak ada batasnya.
    Membantu orang lain yang membutuhkan dapat saja dilakukan sampai kita tidak dapat membantu lagi. Dengan beramal kebaikan, membantu sesama, dan membahagiakan orang lain, hidup kita akan menjadi lebih bahagia. Seperti yang dilakukan seorang wanita di Arab Saudi.




    Dilansir arabnews.com, wanita ini menyumbangkan kekayaan yang dimilikinya sebesar SR 500 juta atau Rp 1,5 triliun untuk amal. Wanita berhati mulia ini tidak disebutkan identitasnya, namun salah satu pengusaha sukses dan terkenal di Arab, Badr bin Mohammed Al-Rajhi mengatakannya melalui akun Twitter miliknya. "Insya Allah, wanita ini menyumbangkan semua kekayaannya untuk badan amal di Arab Saudi. Sumbangannya diperkirakan lebih dari Rp 1,5 triliun.
    Tuhan memberkati dia," kata Badr pada akunnya @ badr_alrajhi.




    Sebelum sumbangan besar-besaran yang dilakukan wanita berusia 80 tahun ini, seorang remaja putri berusia 18 tahun di Arab juga diberitakan menyumbangkan Rp 150 milyar hartanya. Banyak pujian yang mengalir untuk wanita tua ini di internet, salah satunya mengatakan, 'Dia adalah sebuah contoh dari wanita Saudi penderma'. Sementara lainnya mengatakan, 'Kiranya Allah yang Mahakuasa memberikan pahala kepada dia atas tindakan luar biasa dia lakukan ini'. Semoga amal dari wanita tua ini dapat memberi berkah pada yang mengamalkannya dan pada penerimanya.
  • Anak mana yang tidak sedih jika harus
    kehilangan ayahnya sejak kecil. Pastinya dia sangat merindukan kehangatan seorang ayah yang bisa menemaninya untuk tumbuh. Mungkin inilah yang dirasakan oleh Myles Eckert, seorang anak berusia 8 tahun bertemu dengan seseorang yang mirip dengan ayahnya seketika memberikan hadiah yang sangat manis kepada orang tersebut seperti dilansir dari nydailynews.com.




    Myles Eckert waktu itu baru berumur 5 minggu
    ketika ayahnya yang berprofesi sebagai tentara
    meninggal di Irak. Suatu hari Eckert bersama
    dengan keluarganya sedang mengunjungi restoran
    untuk makan siang. Tiba-tiba anak ini menemukan
    uang 20 dolar atau sekitar 200 ribu rupiah di halaman parkir restoran. Pada saat bersamaan
    dirinya melihat seorang laki-laki mengenakan
    seragam tentara memasuki restoran yang sama.
    Eckert tidak lantas menyimpan uang tersebut untuk
    dirinya sendiri. Dia menulis sebuah surat dan
    memberikan uang beserta surat tersebut kepada pria yang memiliki profesi sama dengan ayahnya.




    Surat tersebut berisi, "Bapak tentara tersayang,
    ayahku juga seorang tentara. Tapi dia berada di
    surga saat ini. Aku menemukan uang 20 dolar di
    tempat parkir ketika aku sampai di sini. Aku ingin
    memberikan uang ini padamu. Karena hari ini adalah hari keberuntunganmu! Terima kasih untuk pelayananmu. Gold star kid, Myles Eckert." Meskipun Eckert masih sangat kecil untuk mampu
    mengingat bagaimana sosok ayahnya, tapi dia
    membayangkan, "Ayahku adalah orang yang sangat baik dan dia pasti sangat lucu" Setelah kejadian tersebut Eckert ingin mengunjungi makam ayahnya seorang diri. Ibunya mengatakan bahwa anak laki- lakinya ingin bertemu dengan ayahnya sendirian.




    Ibunya mengabadikan momen saat Eckert memeluk kuburan ayahnya. Sedangkan pria yang menerima catatan dan uang 20 dolar tersebut merasa sangat terharu dengan sikap Eckert. "Saya sangat terharu dengan yang dia lakukan. Saya selalu melihat catatan itu setiap hari."
  • Usianya masih 8 tahun, tapi cita-cita dan impiannya
    sungguh mulia. Saat anak lain banyak yang
    merengek minta dibelikan smartphone atau tablet,
    bocah baik hati ini punya impian menjadikan Bumi
    lebih bersih dan mendaur ulang sampah-sampah
    agar bisa dimanfaatkan kembali. Ayo kenalan dengannya. Obesi Aneh Pada Sampah Nama anak ini adalah William Bateman. Dia punya
    obsesi unik dari anak-anak sebayanya. William
    sangat tertarik dengan sampah dan mendaur
    ulangnya. Jika anak lain bercita-cita jadi dokter atau polisi, maka Wiliam punya cita-cita ingin menjadi bos pabrik daur ulang, sehingga sampah yang dikumpulkan bisa bermanfaat, dilansir oleh Dailymail.co.uk.




    Saat masih balita dulu, William sudah punya
    ketertarikan dan terobsesi dengan sampah. "Saat
    masih balita, satu-satunya cara untuk mengajarinya
    berhitung adalah dengan memotong gambar truk
    sampah agar dia mau berhitung. Dia juga sering
    bertanya pada orang lain, bahkan orang yang tidak dikenal tentang truk sampah dan sampah yang bisa didaur ulang," ujar Fleur, ibu William. Memiliki anak yang punya obsesi pada benda seperti sampah sedikit menyulitkan bagi sang ibu, namun dia bahagia karena anaknya punya keinginan
    kuat untuk mewujudkan impiannya. "Saya sering bersin dan sedikit sulit melihat banyak potongan sampah dimana-mana. Dia melakukan banyak hal dengan sampah-sampah kering itu, saat natal dia bisa membuat kastil dari sampah karton. Dia tidak tertarik dengan mainan kastil yang kami berikan, tetapi kastil yang dia buat dari sampah," lanjut sang ibu.




    Saking senangnya dengan sampah, William saat
    masih 5 tahun membeli sebuah truk sampah ketika
    melihat akun e-Bay ibunya terbuka. Akhirnya
    pembelian truk sampah dari William dikabulkan situs e-Bay. Sang ibu mengatakan sangat terkejut dan marah karena anaknya memakai akun pribadi dan kartu kreditnya untuk membeli truk sampah.
    Pembelian itu akhirnya dibatalkan oleh keluarga
    William. "Saat ini saya bisa tertawa jika mengingat kejadian itu, tetapi saat terjadi, saya terkejut karena tidak percaya William benar-benar melakukannya," ujar Fleur. Semoga saja impian William memiliki truk sampah dan menjadi bos daur ulang sampah kering berhasil diwujudkan. Bumi semakin penuh tumpukan sampah, kita perlu generasi seperti William yang peduli dengan lingkungannya.
Sign In or Register to comment.