BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mari Berbagi Kisah Inspiratif

1777880828398

Comments

  • Anda pasti sudah sering mendengar kalau
    sebagian dari harta yang kita miliki ini ada hak orang lain. Itulah kenapa kita sering dianjurkan untuk bersedekah atau menyisihkan sebagian harta yang kita miliki untuk disumbangkan. Biasanya kita hanya menyisihkan sebagian kecil uang yang kita miliki untuk disumbangkan. Tapi Ma Yong berbeda. May Yong selalu menyisihkan 3/4 gaji bulanannya untuk disumbangkan ke anak-anak yang kurang mampu.




    Dilansir dari shanghaiist.com, setiap bulan Ma mendapat gaji 2.200 yuan (sekitar 4,6 juta
    rupiah) dari pekerjaannya sebagai satpam. Dari gaji tersebut, 1.700 yuan (sekitar 3,5 juta rupiah) akan ia sumbangkan ke 17 anak-anak sekolah yang kurang mampu. Ma mengatakan kalau perusahaannya sudah memberinya makanan dan seragam. Jadi ia hanya butuh sedikit uang saja untuk dirinya sendiri, sisanya akan ia sumbangkan ke orang-orang yang membutuhkan. "Cukup makan dan punya baju hangat, dan bahagia sudah didapat," kata Ma.




    Dengan sisa gaji bulanannya, Ma akan membayar
    biaya transportasi sehari-hari dan biaya telepon. Apa yang dilakukan Ma ini ternyata sempat ditentang oleh keluarganya. Ma masih tinggal bersama orang tuanya yang berusia 70 tahunan dan bekerja sebagai petugas kebersihan. Sang ibu meminta Ma untuk menghentikan donasinya, tapi Ma menolak. Ma menjelaskan kalau ia bukannya mau membebani orang tuanya, tapi ia hanya tak bisa diam saja melihat anak-anak yang kurang mampu.




    Sebenarnya apa sih yang memotivasi Ma untuk
    selalu menyisihkan sebagian besar gajinya untuk
    disumbangkan?
    "Ketika saya di militer, ibu saya kehilangan satu
    jarinya karena kecelakaan dalam menggunakan
    mesin, tapi kami tak punya uang untuk membawanya ke dokter. Para kamerad saya secara sukarela menyumbangkan uangnya untuk perawatan ibu," ungkap Ma. Rupanya kebaikan para rekannya saat itu telah menginspirasi Ma untuk berbuat kebaikan lebih banyak lagi. Sejak meninggalkan militer, Ma sudah bekerja di berbagai tempat. Berapa pun gaji yang ia dapat,
    selalu saja sebagian uang ia sumbangkan ke anak-
    anak kurang mampu atau orang miskin. Ia mengaku kalau ia tak merasa keberatan menyumbangkan uangnya. Bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah menyisihkan sebagian uang dan rezeki kita untuk orang lain?
  • cinta, persahabatan, perjuangan dan kebaikan hati serta tidak putus asa ... inspirasi semua orang ...
  • cinta, persahabatan, perjuangan dan kebaikan hati serta tidak putus asa ... inspirasi semua orang ...
  • Di zaman yang serba gila ini, saat banyak pasangan dengan mudah menikah lalu bercerai, makin banyak juga orang yang tidak lagi percaya bahwa cinta sejati itu ada. Namun di balik banyaknya berita perceraian dan carut marut rumah tangga, kisah nyata kakek dan nenek ini bisa membuka mata kita semua, bahwa cinta sejati itu ada. Mereka sudah menikah 60 tahun, dan tetap bergandengan tangan hingga Tuhan memanggil keduanya. Perkenalkan, Floreen Hale (82 tahun) dan suaminya Ed Hale (83 tahun). Mereka berdua adalah pasangan yang sangat memberi inspirasi, walaupun keduanya telah meninggal pada awal Februari 2014. Floreen
    Hale meninggal 36 jam sebelum suaminya
    meninggal. Seolah-olah, mereka tidak ingin terpisahkan, bahkan oleh maut. Pasangan ini sudah menikah selama 60 tahun, wajar jika ada rasa tidak ingin terpisahkan. Mereka bahkan bergandengan tangan sebelum meninggal.




    Pasangan ini menikah pada tahun 1953. Selama 60 tahun waktu dihabiskan bersama, Floreen dan Ed sudah mengalami banyak asam garam pernikahan. Dalam usia yang tidak lagi muda, tubuh mereka sudah mulai digerogoti penyakit. Pada tanggal 4 Februari, Flooren dibawa ke rumah sakit karena mengalami gagal jantung kongestif. Ed sebenarnya juga mengalami komplikasi ginjal saat itu, dia juga dirawat di rumah sakit yang berbeda. "Aku ingin melihat istriku.." Demikian permintaan Ed yang dirawat di rumah sakit berbeda, sekitar 56 km jauhnya. Pihak keluarga sepertinya sudah punya firasat bahwa itu adalah permintaan terakhir Ed. Akhirnya setelah kesepakatan, dua rumah sakit yang berbeda itu
    menyatukan Ed dan Flooren di sebuah kamar dan meletakkan ranjang mereka berdampingan. Tubuh
    mereka makin renta seiring menuanya usia, namun
    cinta tetap ada di hati Ed dan Flooren, tetap terjaga
    seperti saat pertama kali mereka menikah.




    Hingga pada akhirnya, Tuhan memanggil mereka
    berdua. Ed meninggal pada tanggal 7 Februari,
    hanya 36 jam setelah kepergian istrinya. Pihak
    keluarga sangat kehilangan, namun mereka juga
    bahagia melihat keduanya masih saling mencintai
    hingga hanya maut yang memisahkan. "Saya berduka atas kepergian Flooren dan Ed, namun saya pikir, kepergian mereka berdua sangat indah, seolah keduanya memang tidak bisa hidup ketika ada salah satu yang pergi untuk selamanya," ujar Lisa Giattino, salah satu keponakan mendiang. Itulah sepenggal kisah nyata tentang cinta, bahwa
    cinta sejati itu masih ada jika Anda dan pasangan
    mau berusaha dan percaya. Semoga Flooren dan
    Ed mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Terima
    kasih sudah membuat kami percaya, bahwa cinta
    itu ada.
  • Memiliki kekurangan atau keterbatasan tidak
    menjadi alasan untuk tidak berkarya dan
    menyebarkan cinta kasih. Pelajaran inilah yang
    dapat di ambil dari TIm Harris, seorang penderita
    Down Syndrome yang merupakan pemilik sebuah
    restoran. Dilansir huffingtonpost, Tim Harris terlahir dengan penyakit down syndrome yang membuat dirinya mengalami hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Namun, kedua orangtuanya tetap mendukungnya dan percaya padanya. Berkat kepercayaan dan dukungan orang tuanya,




    Tim kini menjadi pemilik sebuah restoran yang unik
    dan sukses. Uniknya restoran ini memiliki satu
    menu yang memiliki nol kalori, yaitu pelukan Tim.
    Pria 28 tahun ini dengan senang hati memeluk
    pengunjung restorannya yang datang. Keluarganya kemudian menyadari bahwa ulang tahun Tim jatuh pada hari peluk nasional, dan mereka membuat acara pelukan untuk Tim di restorannya. Dalam acara ini Tim juga mengadakan pengumpulan dana untuk kemanusiaan.




    Tim memeluk lebih dari 1000 orang dan berhasil mengumpulkan dana $6000 atau Rp 72.000.000. Tahun ini dia bercita-cita untuk memeluk 2000 orang dan menyumbang $10.000 atau Rp 120.000.000 untuk kemanusiaan. Dia sangat bahagia bisa memeluk dan menolong orang banyak.
  • Seseorang pasti ingin membahagiakan orang yang
    di sekitarnya, terlebih jika orang tersebut menderita.Rupanya hal ini lah yang dirasakan Callie Olson. Dia ingin sekali membahagiakan pamannya yang sedang menderita. Paman Callie menderita penyakit multiple skleriosis yang parah. Seperti dilansir 620wtmj.com. Callie kemudian bertekad untuk menjual 2.000 box biskuit untuk
    memenangkan sebuah laptop untuk pamannya.
    Hatinya tergerak untuk menolong pamannya yang
    membutuhkan sebuah laptop. Pamannya adalah seorang pemain biola yang memerlukan laptop untuk menggubah musiknya. Meskipun kini pamannya sudah berhenti bekerja, Callie tetap ingin memberi laptop pada pamannya itu.




    Ibunya, Julie membantunya dengan menyebarkannya melalui Facebook dan teman-
    teman kantornya. Banyak dari teman-temannya
    yang tergugah hatinya dan membeli biskuit yang
    dijual Callie. Callie tidak kenal kata menyerah untuk menjual biskuit-biskuitnya. Dia merasa dirinya seorang anak yang kuat dan dapat melakukan apapun. Callie akhirnya dapat menjual 2.077 box biskuit, dan akan segera memberi laptop pada pamannya. Jika seseorang bertekad kuat untuk meraih sesuatu, pasti terbentang jalan di hadapannya untuk meraih tujuannya.
  • Kebaikan itu bisa berwujud dalam hal apa saja.
    Termasuk kebaikan dalam menolong sesama.
    Seperti yang dilakukan oleh pasangan suami istri
    Chen Tianwen dan Guo Gairan. Puluhan tahun
    sudah mereka mendedikasikan hidupnya untuk
    merawat puluhan anak difabel. Sudah 26 tahun Chen dan Guo mengadopsi anak- anak difabel. Dilansir dari shanghaiist.com, bermula ketika tahun 1989, dalam perjalanan pulang kerja dari pabrik pupuk setempat, mereka menemukan sesosok bayi yang terlihat punya kecacatan dalam tubuhnya yang dibuang begitu saja. Merasa kasihan, mereka membawa bayi itu pulang. Bayi itu pun dirawat bersama dengan tiga anak lainnya di rumah.




    Sejak saat itu, Chen dan Guo selalu mencari anak-
    anak difabel yang terlantar. Mereka akan membawa anak-anak kurang beruntung itu pulang dan dirawat dengan baik. Lambat laun makin banyak anak yang mereka adopsi. Hal itu sampai ke telinga pemerintah setempat. Pemerintah pada akhirnya memberi bantuan 150 yuan (sekitar 310 ribu rupiah per bulan untuk setiap anak. Dengan makin banyaknya anak yang ia rawat, Guo merasa kewalahan. Akhirnya ia putuskan untuk berhenti kerja dan fokus membesarkan anak-anak yang ia adopsi. Ia mengandalkan pendapatan dari hasil bercocok tanam. Awalnya, para tetangga tak bisa menerima keluarga Chen dan Guo. Tetangga merasa anak- anak adopsi mereka itu bau dan tak berpendidikan. Tadinya para tetangga melarang anak-anaknya untuk bermain dengan anak adopsi Guo dan Chen. Namun, seiring berjalannya waktu dan kegigihan pasangan suami istri yang sudah berusia 60an, para tetangga bisa menerima mereka semua.




    Penolakan juga datang dari sang anak sulung
    Junwei. Junwei tak bisa menerima kondisi keluarga
    dan cara hidup mereka. Sampai akhirnya Guo dan
    Chen mengatakan kalau Junwei sebenarnya adalah anak adopsi seperti yang lain. Sejak saat itu, Junwei kabur dari rumah dan tak pernah kembali. Sejak banyak media yang memberitakan keluarga tersebut, banyak orang dermawan yang memberi bantuan dan donasi. Bahkan pemerintah sekarang memberi bantuan 1.000 yuan (sekitar 2 juta rupiah) per anak setiap bulannya.
    "Pada akhirnya kami memang bukan orang idiot seperti yang dikata orang. Yang kami lakukan ini
    adalah sebuah kebaikan, kami hanya ingin menjadi
    contoh," papar Guo.




    Di setiap festival qingming (ritual tahunan etnis Tionghoa untuk bersembahyang dan ziarah ke kuburan sesuai dengan ajaran Khonghucu), Guo dan Chen akan mengadakan ritual mengirim doa pada anak-anak adopsi mereka yang meninggal di usia belia.
  • Setiap hal yang kita lakukan saat ini, pasti akan
    mendapat balasan di kemudian hari. Jika kita
    melakukan kebaikan, tentu kebaikan pula yang akan kita dapatkan nantinya. Mungkin itulah pedoman yang dipegang oleh seorang pria asal Australia bernama Tommy Connolly. Dilansir dari metro.co.uk, pria berusia 23 tahun ini rela membantu sepupunya yang sedang mengalami
    masa-masa berat dalam hidupnya. Sepupunya
    tahun tersebut telantar dalam keadaan hamil besar
    dan kecanduan obat-obatan terlarang. Dulu keduanya sempat dekat, tapi mereka sudah jarang
    bertemu dan berhubungan selama kurang lebih 10 tahun.




    Tidak hanya menyediakan tempat tinggal dan biaya hidup, Tommy juga bersedia menjadi orang tua asuh dari sepupunya tersebut. Ia telah menjamin biaya pendidikannya dan hadir ketika ia melahirkan. Bahkan, ia lah yang melakukan tugas ayah sang bayi yaitu memotong ari-arinya. Tommy menuliskan pada akun Facebooknya, “Dia
    bisa menulis sebuah buku tentang pengalaman pahit yang dialaminya. Tidak banyak orang yang tahu kisah hidupnya. Tidak seorang pun layak
    mendapatkan kehidupan seperti yang ia miliki”.




    Saat banyak orang memberikan pujian atas apa
    yang ia lakukan, ia hanya mengatakan bahwa ia
    tidak sepantasnya mendapatkan hal itu. “Aku tahu
    apa yang aku lakukan adalah sesuatu yang baik,
    tapi aku jadi merasa bersalah jika harus menerima
    perhatian sebesar ini,” ujarnya. Semoga segala kebaikan Tommy bisa menjadi inspirasi dan ia
    mendapatkan balasan yang sesuai kelak.
  • Siapapun ketika menikah pasti ingin dikelilingi oleh
    semua orang terdekatnya. Hari bahagia yang hanya terjadi seumur hidup sekali ini pasti tidak ingin Anda lewatkan dengan tidak lengkapnya kehadiran salah satu anggota keluarga. Dan ini memang hak Anda untuk meminta keluarga terdekat hadir dalam pesta pernikahan Anda. Mungkin demikian yang dirasakan oleh Danielle dilansir dari huffingtonpost.com.




    Gadis berkebangsaan India ini merencanakan
    pernikahan tetapi saudara perempuannya ternyata
    hanya memiliki waktu beberapa hari saja untuk
    hidup. Pada tanggal 2 Februari lalu, keluarga Gabby menyadari bahwa putri kesayangan mereka
    sekaligus saudara perempuan Danielle ini mengidap penyakit mematikan. Gabby menderita infeksi yang menyebabkan sistem imunnya tidak mampu bekerja dengan baik. Kesehatan Gabby semakin hari semakin menurun.




    Melihat keadaan saudara perempuannya, Danielle
    yang telah berhubungan dengan kekasihnya selama 3 tahun itu akhirnya mempersiapkan acara
    pernikahan dalam dua hari. Danielle memohon gara dirinya bisa melangsungkan pernikahan yang
    dihadiri oleh Gabby. "Aku hanya ingin Gabby di
    sana, aku ingin Gabby mendampingi pernikahanku" begitulah Danielle memohon kepada keluarga dan pihak rumah sakit. Akhirnya semua orang bekerja sama, baik pihak keluarga maupun rumah sakit untuk mempersiapkan
    kehadiran Gabby dalam pernikahan Danielle. Acara pernikahan Danielle digelar di Indiana University Health dan Gabby juga mendapatkan gaun pengiring pengantin sebagai kado terakhir dari Danielle. Perawat rumah sakit menyiapkan peralatan pernapasan dan alat untuk memonitor keadaan Gabby. Semua pengunjung yang hadir meneteskan air mata selama berlangsungnya acara pernikahan tersebut.




    Yang membuat Danielle begitu sayang pada
    saudara perempuannya karena Gabby tidak pernah menangis saat kesakitan maupun saat mengetahui bahwa dirinya akan mati. Kata-kata terakhir yang diucapkan Gabby untuk Danielle adalah "Aku sangat bahagia kau melakukan ini untukku." Kemudian keesokan harinya Gabby tidak membuka matanya lagi untuk selamanya.
  • Menjalani sebuah profesi memang punya suka
    dukanya sendiri. Kita bisa merasa tertekan tapi juga bisa bahagia dengan pekerjaan yang kita jalani. Tinggal bagaimana cara kita menghadapi dan menyikapinya. Di Cina, bekerja sebagai sopir taksi bukanlah hal mudah. Tapi sopir taksi bernama Teng Jiazhi ini tampaknya sangat bahagia menjadi seorang sopir taksi. Dilansir dari shanghaiist.com, pria yang terkenal dengan julukan Uncle Teng ini sudah mengoleksi 30 ribu foto selfie bersama para
    penumpang. Kerennya lagi, di setiap foto selfie,
    Uncle Teng selalu memasang wajah tersenyum.




    ]Semua berawal ketika 10 tahun lalu, saat cuaca sedang dingin-dinginnya, Uncle Teng menemukan sepasang penumpang yang menggigil. Penumpang tersebut sudah kedinginan menunggu
    taksi selama lebih dari sejam. Mereka sangat
    bersyukur akhirnya bisa naik taksi Uncle Teng dan ingin memberi uang tambahan. Tapi Uncle Teng
    menolak. Akhirnya sepasang penumpang tersebut
    mengajak Uncle Teng berfoto bersama sebagai
    ungkapan terima kasih. Terinspirasi dari kedua
    penumpang tersebut, tahun 2011 Uncle Teng
    memasang kamera di taksinya. Sejak memasang kamera di dalam taksinya, Uncle Teng selalu mengajak para penumpang untuk berfoto selfie. Dalam kurun waktu 4 tahun, ia berhasil mengumpulkan koleksi 30 ribu foto selfie bersama penumpang. Bahkan ia baru saja mendapatkan penghargaan atas koleksi foto selfie- nya yang memecahkan rekor.




    “Senyuman adalah bahasa paling indah di dunia,”
    papar Uncle Teng. Berfoto selfie dengan penumpang bukan hanya hobi semata. Tapi ia punya semacam “misi khusus” di dalamnya. “Saya berusaha sebaik mungkin membantu mengatasi masalah para penumpang saya. Yang perlu dilakukan hanyalah mengobrol ringan, bernyanyi, atau bercanda untuk membuat mereka kembali bahagia,” katanya.




    Pernah suatu ketika ada penumpang wanita yang
    menolak untuk diajak berfoto selfie dengan Uncle
    Teng. Saat Uncle Teng mengajaknya ngobrol
    barulah diketahui kalau wanita tersebut baru saja
    bertengkar dengan ibunya. Uncle Teng kemudian
    menyanyikan sebuah lagu yang membuat sang wanita tersentuh dan menangis haru. Sang wanita
    lalu menelepon ibunya untuk minta maaf. Baru
    setelah itu, wanita tersebut bersedia diajak berfoto
    selfie dengan Uncle Teng. Pernahkah Anda menjumpai sopir taksi atau orang-orang di sekitar Anda yang begitu baik pada Anda? Atau mungkin kini saatnya Anda yang belajar untuk berbuat baik pada orang di sekitar Anda? Seperti meniru cara Uncle Teng dengan selalu menyunggingkan senyum hangat pada setiap orang yang diajaknya selfie.
  • kisah-kisah yang luar biasa ...
  • Bagi mereka yang sudah menikah dan ingin tinggal
    di rumah sendiri, tentu tahu perjuangan untuk bisa
    membeli sebuah rumah. Namun ada sebuah kisah
    yang akan menyentuh hati Anda, tentang
    perjuangan untuk mendapatkan sebuah rumah. Qiu Guoying adalah seorang pria biasa, namun ia
    sangat miskin. Ia menikahi Hao Ranran walaupun
    keluarga Hao tak menyetujuinya. Mereka ragu Qiu
    bisa membahagiakan Hao Ranran karena ia sangat miskin.




    Namun pernikahan itu tetap terjadi. Yang mana
    saking terbatasnya perekonomian mereka, Hao dan Qiu sampai mencari-cari pinjaman baju pengantin agar bisa menikah. Meski pasangan ini tak punya uang, namun Qiu tak ingin menyengsarakan istrinya dan ingin membelikan rumah yang layak bagi Hao. Ia berjanji akan membeli sebuah rumah, tak peduli betapa sulitnya hal itu. Qiu bekerja keras hingga seharian penuh,
    sementara istrinya berusaha untuk menghemat
    pengeluaran rumah tangga. Hao sempat menitikkan air mata saat mengingat bahwa kadang ia meminta-minta sayuran gratis ke pedagang di pasar.




    Harga DP rumah mereka sekitar 100.000 yuan dan
    selama 3 tahun, setiap bulannya mereka
    menyisihkan 3500 yuan. Untuk bisa mencapai
    tabungan sebanyak itu, sehari mereka hidup hanya
    dengan 5 yuan atau sekitar Rp 10 ribu. Saat akhirnya mereka sudah bisa membayar rumah
    tersebut, Qiu menghemat biaya renovasi dengan
    membetulkannya sendiri. Dibantu temannya, ia juga mendapatkan beberapa peralatan rumah dan
    furniture. Qiu tersentuh dengan kesabaran dan kesetiaan istrinya. Ia memajang beberapa foto di dinding rumah dengan pesan-pesan khusus yang
    menyentuh hati. Qiu meminta maaf karena istrinya
    harus menunggu lama untuk rumah itu. Ia kemudian menyimpan kunci rumah dalam amplop bentuk hati dan memberikannya pada Hao Ranran
    Keduanya teringat betapa berat perjuangan yang
    harus mereka jalani untuk mendapatkan rumah
    impian itu. Hao dan Qiu kemudian berpelukan dan
    saling menitikkan air mata.
  • Seorang pemuda Bangladesh baru-baru ini disorot
    oleh dunia setelah dia tertangkap kamera,
    mempertaruhkan nyawanya demi seekor anak rusa. Ia bahkan mengangkat rusa itu di tangannya tinggi-tinggi, meski dirinya kelam oleh air. Dilansir dari Dailymail, pemuda ini bernama Belai
    dan dia masih sangat muda. Dengan tubuhnya yang kurus, ia menerjang air sungai dan orang-orang takut ia tak akan muncul kembali. Mengingat sungai itu cukup deras dan dalam.




    Yang dilakukan oleh Belai hanyalah membawa anak rusa itu ke pinggir sungai yang lain. Dia ingin
    mempertemukan anak rusa itu dengan induk dan
    keluarganya. Keluarga rusa ini terpisah akibat air
    yang meluap ke sungai pasca banjir dan hujan lebat. Belai benar-benar mempertaruhkan nyawanya sendiri. Ia memiliki kesadaran untuk menyelamatkan dan melindungi rusa di tempat
    tinggalnya di Noakhali, Bangladesh. Sejak musim
    hujan dan terjadi banjir, wilayah ini kehilangan
    banyak rusa. Jadi penduduk sekitar berusaha melindungi mereka dengan cara apapun.




    Kejadian ini difoto oleh Hasibul Wahab. Ia juga
    kagum dengan keberanian Belai yang berani turun
    langsung ke sungai. "Ia sangat pemberani.
    Sungainya sangat deras dan kupikir ia akan
    tenggelam. Temanku sudah siap loncat untuk
    menyelamatkannya, namun ternyata pemuda ini berhasil." Mulia sekali ya? Rela berenang menerjang arus dan mempertaruhkan nyawa untuk mempersatukan anak rusa dengan keluarganya kembali. Semoga Belai dan keluarganya mendapat kebaikan yang setimpal
  • Cinta kadang bisa membuat seseorang melakukan
    sesuatu yang di luar nalar kita. Seperti apa yang
    dilakukan Rocky Abalsamo, yang telah 20 tahun
    menjaga makam istri yang paling dicintainya. Rocky Abalsamo sangat mencintai Julita, wanita
    yang telah menjadi istrinya selama 55 tahun. Namun sayang kebersamaan itu harus berakhir, tatkala Julita dipanggil Tuhan pada tahun 1993.




    Wanita ini meninggal dunia saat operasi jantung dan dimakamkan di Pemakaman St Joseph di Boston. Sejak ditinggal mati oleh Julita, ada bagian dalam hidup Rocky yang juga mati. Oleh karena itu, pria ini memutuskan untuk menjaga makam Julita. Bagi Rocky, istrinya adalah cinta sejati dengan kecantikan yang luar biasa. Tahun 2000, apa yang ia lakukan setiap hari dengan menunggui makam istrinya meski hujan dan terik atau bahkan badai salju datang, mendapat perhatian dari The Boston Globe.




    Mereka terenyuh melihat kesetiaan kakek tersebut
    yang sudah 20 tahun selalu menunggui makam
    istrinya. Alasan Rocky Abalsamo menjaga makam
    Julita adalah supaya belahan jiwanya itu tak
    kesepian. "Dia adalah bagian hidupku, jadi di sinilah aku merasa penuh," kata Rocky. Anak dan keluarga Rocky mungkin merasa khawatir
    dengan kesehatan dan keadaannya. Namun tak
    akan ada yang bisa menghalangi pria ini datang ke
    makam Julita setiap hari. "Hal istimewa dari ayahku
    adalah ia hidup dengan jalannya sendiri," kata sang putri, Angela.




    Pada tanggal 22 Januari lalu, Rocky akhirnya
    meninggal dunia setelah kesehatannya menurun. Ia meninggal di usia 97 tahun, setelah selama 20
    tahun ia menunggui makam istrinya tiada henti. Rocky akhirnya meninggal dengan memegang teguh kesetiaan cintanya. Ia dimakamkan di sisi makam istrinya seperti yang selalu ia lakukan selama ini, berada di sisi Julita.
  • Hari itu cuaca sedang tidak bersahabat. Seluruh
    daerah Birmingham, negara bagian Alabama,
    Amerika Serikat, dipenuhi salju dan badai salju
    menyelimuti seantero kota. Selasa pagi, tak ada orang yang berminat pergi keluar rumah dalam kondisi cuaca yang ganas. Badai salju membuat jalanan licin, tertutup salju dan bahkan bisa mengganggu penglihatan di jalan.




    Namun, cuaca mengerikan itu tidak membuat nyali
    Dr. Zenko Hrynkiw ciut. Ia menerobos badai salju demi menyelamatkan seorang pasiennya. Dr. Zenko Hrynkiw adalah satu-satunya dokter ahli
    syaraf du Trinity Medical Center. Mendadak seorang petugas jaga rumah sakit bernama Steve Davis meneleponnya karena ada seorang pasien dalam kondisi gawat yang membutuhkan operasi, seperti dikutip dari Merdeka.com. Jalanan tidak memungkinkan untuk ditempuh dengan berkendara, bahkan pihak berwenang rumah
    sakit sempat berusaha menjemput Dr. Zenko namun tidak berhasil. "Saya tidak bisa kemana-mana dengan berkendara, saya akan jalan kaki," demikian kata Dr. Zenko setelah mengetahui bahwa kondisi jalan benar-benar tak mampu ditempuh dengan kendaraan tipe apapun. Jarak dari rumah Dr. Zenko ke rumah sakit sekitar
    10 kilometer, dan Dr. Zenko membutuhkan
    setidaknya lima jam lamanya berjalan di tengah
    badai salju untuk menolong pasiennya.




    Sekitar 12.30 siang, Dr. Zenko sampai di rumah
    sakit dan berjalan di lorong menanyakan kabar
    pasien. Iapun bergegas menuju ruang operasi dan
    mengadakan operasi untuk pasiennya. "Jika saja Dr. Zenko tidak datang, maka pasien itu akan meninggal," ungkap Davis, si penjaga rumah
    sakit. Selama 10 tahun bekerja di rumah sakit, Davis tidak pernah melihat kejadian semacam ini. Menurutnya, Dr. Zenko adalah orang yang sangat berdedikasi, ia bekerja 330 hari dalam setahun dan selalu memprioritaskan pasiennya. Pujian yang datang kepada Dr. Zenko tidak membuatnya besar kepala, ia malah hanya menjawab dengan rendah hati, "saya hanya menjalankan tugas."
Sign In or Register to comment.