It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
pekarangan belakang rumahnya. Waktu musim
semi, ia telah menanam beberapa jenis sayur
kesukaannya. Kesehariannya ia mengelola kebun
itu dengan sangat telaten, maka saat musim panas
tiba, sayur-sayur itu pada tumbuh dengan suburnya. Suatu sore, sambil melihat-lihat sayurnya yang
tumbuh segar, Nyonya Brown berkata: "Besok aku
akan memetik sayur-sayur ini, mulai sekarang kita
akan makan sayur mayur hasil tanaman kita
sendiri."
Tetapi pada pagi buta hari keduanya, anak laki- lakinya tiba-tiba lari masuk ke dapur dan berteriak:
"Mami! Mami! Yo, kemari! Cepat! Beberapa itik
tetangga kita telah nyelonong ke dalam kebun sayur
kita dan sedang asyik menikmati sayur-sayur itu."
Nyonya Brown segera lari keluar, tetapi segala-
galanya telah terlambat, semua sayur itu telah habis dimakan itik! Karena sedih, Nyonya Brown
menangis tersedu-sedu, sedang tetangganya
terpaksa menyatakan penyesalannya yang sangat
di hadapannya, tetapi semua sayur-sayur itu
bagaimana pun sudah tak tertolong lagi.
Beberapa hari sebelum Natal, tetangga Nyonya Brown membawa sebungkus barang untuknya. Di
dalam bungkusan besar itu terdapat seekor itik
gemuk berkualitas baik, dan di atas bungkusannya
tertempel secarik katebelece bertuliskan:
"Nikmatilah baik-baik sayurmu ini!"
Jagung membungkus bijinya yang banyak, tapi
jambu monyet memamerkan bijinya yang cuma
satu-satunya.
Artinya: Jangan suka pamer
Jadilah Pohon Pisang. Pohon pisang kalau berbuah hanya sekali, lalu mati.
Artinya: Kesetiaan dalam pernikahan.
Jadilah Duren, Jangan Kedondong.
Walaupun luarnya penuh kulit yang tajam, tapi
dalamnya lembut dan manis. Beda dgn kedondong,
luarnya mulus, rasanya agak asem, didalamnya bijinya berduri.
Artinya: Jangan menilai seseorang dari luarnya saja.
Jadilah Bengkoang.
Walaupun hidup dalam kompos sampah, tapi
umbinya, isinya tetap putih bersih.
Artinya: Jagalah hati, punya prinsip, jangan terpengaruh lingkungan yang hitam.
Universitas Pulinston, beliau datang ke kantornya
dengan didampingi oleh seorang kepala Bagian
Pengajaran. Saat kepala Bagian Pengajaran itu
menanya Einstein, ia memerlukan alat pengajaran
apa saja, Einstein dengan tegas mengatakan: "Aku pikir sebuah meja tulis atau meja biasa, sebuah
kursi, kertas dan potlot, sudah cukup. O, ya, aku
masih memerlukan sebuah keranjang kertas
buangan ukuran yang besar."
"Mengapa harus yang ukuran besar?"
"Karena kesalahan-kesalahan yang akan kucampakkan nanti benar-benar terlalu banyak."
Keberhasilan setiap orang semuanya
terhimpun dari kegagalan yang tak terhitung
banyaknya. Kegagalan sebenarnya tidak
menakutkan, yang menakutkan ialah, saat
kegagalan itu tiba, kita tak berani menghadapinya dengan sungguh-sungguh. Hanya orang yang berani menghadapi kegagalan dengan sungguh-sungguh, ia baru bisa dengan efektif menghindarkan diri darinya , dan baru bisa berkreasi dengan lebih baik lagi.
pelamar kerja: "Mengapa kamu memilih pekerjaan
guru sebagai profesimu?"
Si pelamar menjawab: "Sejak masa kecil aku telah
bertekad, kelak sesudah dewasa, aku akan menjadi istrinya orang besar. Tetapi kemudian aku baru menyadari, kesempatan dan kemungkinannya aku menjadi istrinya orang besar kecil sekali. maka itu aku sekarang telah mengubah ideku itu, yaitu aku bertekad menjadi gurunya orang besar."
Jawaban pelamar ini memperoleh tepukan tangan
orang-orang di lapangan, akhirnya lamarannya telah diterima dan cita-citanya telah terkabul
dunia itu ditemukan oleh fisikawan terkenal Albert
Einstein, banyak oang mengatakan ia adalah
ilmuwan jenius. Namun bersamaan dengan itu juga
banyak orang bersikap tak setuju terhadap teori
Einstein ini. Mereka dengan sekuat tenaga berusaha menumbangkannya.
Pada awal tahun 30-an abad ke-20, Jerman telah
menerbitkan sejilid buku berjudul: "100 Profesor
Telah Tampil Membuktikan Bahwa Einstein Salah",
yaitu secara terang-terangan mengkritik teori
relativisme Einstein. Sesudah kabar ini disampaikan orang kepada Einstein, ia nampaknya tak takut sedikit pun, ia hanya mengangkat bahu dan berkata: "Berapa? 100 orang? Perlu begitu banyak orang buat apa? Asal bisa membuktikan aku benar-benar telah salah, satu orang saja sudah cukup."
hari, kucing telah jatuh ke dalam sebuah lubang
besar, babi mengambil tambang, kucing menyuruh
babi melemparkan tambang itu ke bawah, akhirnya
keseluruhan ikat tambang itu semuanya
dilemparkan ke dalam lubang. Dengan sangat murung kucing berkata: "Kamu
melemparkan tambang ke bawah sedemikian,
bagaimana bisa menarikku ke atas?"
Babi menanya: "Selanjutnya apa yang harus
kulakukan?"
Kucing berkata: "Kamu harus mencengkam erat-erat salah satu ujung tambang itu."
Babi itu segera melompat ke dalam lubang. Dengan sebuah tangan memegang salah satu ujung tambang, ia berkata: "Sekarang sudah tak ada masalah."
Kucing itu menangis, ia menangis karena merasa dirinya sangat bahagia.
(Dalam hidup, kita mungkin memiliki seorang teman, ia tidak terlalu
pintar, tapi patut kamu miliki seumur hidup.)
dengan susah payah. Dengan menempel di atas
punggung unta itu, seekor lalat tanpa mengeluarkan sedikit tenaga pun juga ikut ke sana. Si lalat berkata dengan maksud mengejeknya: "Pak unta, terima kasih kamu telah membawa aku kemari dengan susah payah. Sampai ketemu lagi!"
Setelah melihat lalat itu sejenak, sang unta berkata: "Saat kamu nempel di badanku, aku sama sekali tak tahu. Maka kamu pergi dari sini juga tak perlu memberitahu diriku, di mataku kamu sama sekali tak berbobot, kamu kira dirimu itu siapa?" Padahal berat atau ringannya seseorang, berharga
atau hinanya seseorang, sama sekali bukan dirinya
yang bisa menentukan patokannya. Selalu tenang
dan rendah hati barulah merupakan bobot yang
paling berat!
Melihat gagak hidupnya begitu santai, kelinci itu tiba-tiba merasa iri. Pada suatu hari, kelinci menanya gagak: "Apakah aku juga bisa seperti dirimu, seharian tak usah kerja apa-apa, hanya istirahat dan bersenang-senang saja?"
"Sudah tentu donk, asal kamu mau, apa ada hal yang tak bisa kamu lakukan?"
Setelah mendengar omongan ini, kelinci itu segera
berbaring di bawah sebuah pohon besar yang
rindang, dengan gembira dan puas ia memejamkan kedua matanya, dan sama sekali telah melupakan semua bahaya yang ada di sekitarnya. Pada suatu hari, seekor rubah lari keluar dari tengah-tengah belukar. Melihat kelinci itu sedang tidur dengan nyenyak dan bermimpi, ia segera menerkam dan mencaploknya hidup-hidup.
Kamu boleh hidup luntang-lantung, juga boleh
menikmati hidup sepuas-puasnya, tetapi prasyaratnya ialah kamu harus berdiri di ranting
yang tinggi.
Demikian juga aku tak bisa melupakan sementara
orang."
"Di dunia ini tak ada suatu barang yang tak bisa
diletakkan." kata biksu tua itu. Si pertapa kemudian berkata: "Tetapi bagaimanapun
aku tak bisa meletakkannya."
Biksu tua itu menyuruh si pertapa memegang
sebuah cangkir teh, lalu menuang air mendidih ke
dalam cangkir tersebut. Ia terus menerus
meuangnya sampai air meluap keluar. Akhirnya karena tangan pertapa itu terlecur air mendidih,
maka cangkir itu dengan sendirinya terlepas dari
genggamannya dan jatuh ke lantai.
"Di dunia ini tak ada urusan yang tak bisa
diletakkan. Begitu merasa sakit, kamu dengan
sendirinya tentu akan meletakkannya." Kata biksu tua itu menutup pembicaraannya.
telah mengalami penyiksaan, anak sulung dan anak bungsunya masing-masing pergi mencari bantuan.
Anak sulungnya pergi mencari orang yang dulu
pernah membantu dirinya, sedangkan anak
bungsunya pergi mencari orang yang dulu pernah dibantu oleh dirinya.
Akhirnya anak sulungnya tertolong, sedang anak
bungsunya bukan hanya tak mendapat bantuan
bahkan telah dikhianati oleh orang itu.
(Orang yang benar-benar mencintai dirimu
bisa selalu mau memberi dan mengerjakan sesuatu untukmu, tetapi orang yang kamu cintai tak tentu mau berbuat sesuatu bagi dirimu. Dalam kehidupan nyata manusia di dunia ini, orang yang benar-benar setia kepada dirimu biasanya adalah orang yang pernah menunjukkan kebaikan hatinya kepadamu dan orang yang mencintai dirimu.)
sempurna justru dapat menginspirasi. Ia melakukan hal-hal hebat yang membuat kekurangannya bukanlah menjadi sesuatu yang harus disesali, namun disyukuri. Mengidap sindrom treacher collins tidak membuat pria asal Inggris ini merasa minder. Justru saat ini ia menjadi sosok inspiratif bagi orang-orang yang memiliki kondisi sama sepertinya. Dilansir dari huffingtonpost.co.uk, pria yang bernama Jono Lancaster (30) menderita sindrom yang di akibatkan oleh tulang wajah yang belum berkembang secara sempurna. Sindrom treacher collins mempengaruhi tulang wajah dan perkembangan jaringan. Ini adalah kondisi yang
langka dan hanya terjadi satu di antara 50.000
orang. Lancaster, yang juga penggiat yayasan amal Life For A Kid, menerima pesan dari ibu seorang bocah bernama Zackary di Facebook. Ibu tersebut mengatakan kepadanya bahwa dia bermimpi suatu hari anaknya akan bertemu idolanya. "Jono adalah selebriti dan inspirasi besar bagi kami," kata ibu Zackary. "Ketika ia menyanggupi untuk datang ke Australia,
kami tahu dia benar-benar akan menepatinya. Itu
sangat membuat kami senang karena bisa melihat
Zack dapat bertemu seseorang dengan sindrom
yang sama sepertinya," lanjutnya. Begitu pula dengan apa yang dirasakan Jono. Ia
mengaku senang dapat bertemu dengan Zack.
Selain itu, Jono juga berkeliling kota untuk menemui anak lainnya dengan kondisi yang sama. Dia berharap dapat menginspirasi mereka untuk terus semangat menjalani hidup ini.
"Saya juga akan sangat senang bisa
bertemu seseorang dengan kondisi seperti saya
ketika masih kecil. Seseorang mengatakan kepada
saya, menjadi inspirasi bagi mereka merupakan hal
yang dapat saya lakukan," kata Jono.
"Sepuluh tahun yang lalu aku membenci
wajahku, tetapi sekarang aku merasa diberkati,"
ungkap Jono.
Kisah Jono di atas menjadi inspirasi bagi kita,
bahwa keterbatasan fisik tak akan menghalangi
seseorang untuk mencapai kesempurnaan hidup
dan membantu sesama.
Shanxi, China sejak lahir menderita cerebral palsy atau kelumpuhan otak. Guo tidak bisa berbicara
atau mengendalikan anggota tubuhnya. Tak
mengenal putus asa, tetapi ia tetap gigih dan tak
malu-malu menggunakan ujung hidung dan dagunya untuk mengoperasikan komputer. Guo tidak pernah belajar di sekolah, tetapi ia belajar huruf pinyin dari salah seorang temannya. Selain itu Guo juga berhasil mempelajari tujuh kamus tulisan pinyin. Ibu Guo juga dengan telaten mengajarinya mengenal huruf pinyin. Melalui tabel huruf dalam kertas kardus yang telah usang karena saking seringnya dipakai belajar.
Sebagai seorang remaja, Guo sempat sedih karena melihat teman sebayanya dapat bermain dan berjalan dengan gembira. Akhirnya Guo menyadari jika dirinya masih beruntung mendapat kasih sayang dan cinta yang tulus dari orang tuanya. Guo memutuskan untuk berpikir positif tentang hidupnya. Pada tahun 2007, Guo mulai antusias mempelajari komputer. Ia tak malu-malu untuk menggunakan komputer dengan dagu dan hidungnya. Tak ingin ketinggalan, Guo menggunakan QQ, sebuah layanan pesan instan online untuk berkomunikasi dengan teman-temannya.
Sejak tahun 2014, Guo memulai toko onlinenya
sendiri. Ide bisnis Guo muncul. Guo menjual apel
yang ditanam oleh orang tuanya dan sesama
penduduk desa. Buah apel dari Linyi akhirnya
dipasarkan ke seluruh negeri. Guo telah berhasil menjual apel sebanyak 350 kilogram. Sebagian besar apel dijual ke Shenzhen, Shanghai dan Guizhou. Apel-apel ini dijual seharga 15 yuan per kilogram atau sekitar Rp 30 ribu.
"Hidup ini seperti ujian. Tidak peduli betapa sulitnya, kita harus mencoba yang terbaik dan tidak menyerah begitu saja," kata Guo. Perjuangan Guo dengan segala keterbatasannya, tak patah arang dan terus berupaya untuk maju. Guo yang tak pantang menyerah ibarat embun di padang yang gersang.
dari orangtua saja, tapi dari kakek dan nenek kita
pun bisa kita dapatkan. Seperti dilansir dari china.org.cn, seorang nenek bernama Huang Linxiu (61) rela tinggal di asrama sempit berukuran 10 meter persegi. Huang tinggal di sana bersama tiga orang cucunya dan nenek lain yang sama sama menemani cucunya belajar di sekolah tersebut.
Huang telah menemani cucunya selama tujuh tahun, dan kehidupan sulit baginya. Suaminya meninggal pada bulan Desember 2013. Setelah itu ia tak hanya harus berurusan dengan tugas-tugas rumah tangga, tetapi juga merawat cucu-cucunya.
Kota asalnya tidak memiliki jalan aspal sehingga dia harus bolak-balik jalan kaki. Dibutuhkan 3 jam
berjalan kaki dari sekolah hingga ke rumahnya.
Sekolah Dasar Phoenix terletak di sebuah desa
terpencil di Yong'an, Guangxi Zhuang, China.
Karena letaknya di ketinggian bukit, wilayah ini seringkali disebut plato Tibet kecil. Tak satupun dari cucunya yang berada dalam kesehatan yang baik. Suatu hari, cucunya mengalami demam tinggi di malam hari, dan dia tidak punya pilihan selain membawa cucunya ke pusat kesehatan di tengah hujan deras.
Selain itu, Huang sendiri menderita tekanan darah
tinggi dan diabetes, sehingga dia harus menghabiskan uang 300 yuan atau sekitar Rp 600
ribu untuk obat setiap bulannya. Dia juga harus
menghemat uang agar dapat membeli buah-buahan bagi cucunya. Hidup Huang sangat sederhana. Setiap hari ia bangun pukul tujuh untuk memasak sarapan dan memakaikan pakaian cucunya. Di pagi hari, Huang pergi untuk mencuci pakaian dan memotong kayu bakar. Pada tengah hari, dia membawa mie beras untuk cucunya. Pada sore hingga malam hari ia bercocok tanam pada sepetak tanah yang diberikan sekolah secara gratis. Huang mengulangi rutinitas ini setiap hari.
Huang hanya bersekolah hingga kelas empat. Ia
tidak memiliki pengetahuan tentang dunia luar.
Dirinya mengaku jika tak tahu jalan jika harus
bepergian jauh. Dia juga tidak mengerti papan rute di stasiun. Dirinya takut untuk pergi keluar mencari
pekerjaan. Saat ini, semua pekerjaan membutuhkan orang dengan keterampilan komputer dan kemampuan bahasa Inggris.
Bagi Huang, pengetahuan adalah bagian paling
penting dari kehidupan. Dia mendorong anak-
anaknya untuk pergi ke luar mencari pekerjaan
sementara dia tinggal bersama cucunya. Meskipun berat, Huang selalu berusaha untuk menerima dan menikmati setiap tantangan yang ada. Bisa melewati setiap tantangan selalu menyuntikkan semangat baru pada dirinya dan itulah yang membuatnya bisa lebih kuat.