It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Hmm.. Pake feeling sndiri aja kali ya kpnjngan atau ga )
Soalnya klo kbnyk spoiler ntar males jg yg mau baca
10 Tipe Coach, dan Bagaimana Menerapkannya Dalam Bisnis?
Smart Emotion Radiotalk, 27 Agustus 2014
Dunia olah raga, selalu memberikan banyak inspirasi bagi dunia professional, khususnya dunia kerja. Ada goal, ada kompetisi, perlu usaha, bisa terjadi kegagalan, perlu bimbingan, ada celebration jika ada kemenangan. Tuh kan, semuanya ini mirip dengan kondisi dan situasi di tempat kerja. Atlit, boleh diibaratkan seperti seorang “karyawan professional tangguh” yang juga perlu pembinaan dan bimbingan. Bahkan, dalam dunia olah raga, peran seorang pembimbing atau pelatih adalah keharusan. Karena itulah, dalam hal pembinaan, dunia olah raga lebih maju. Kesalahan pelatih dalam mengembangkan atlitnya, langsung akan berdampak di lapangan. Padahal, kesalahan itu mungkin tidak sepenuhnya adalah kesalahan sang pelatih. Namun, seorang pelatih tetap bertanggung jawab soal kinerja atlitnya. Karena itulah, kali ini kita akan mengambil pelajaran soal pengembangan orang dari seorang pelatih olah raga!
Coach itu pekerjaan yang gampang-gampang susah:
“Kalau menang, atlitnya dapat nama. Kalau kalah, Coachnya dimaki-maki!”
10 Tipe Sport Coach:
1. Si Programmer
· Lebih banyak melihat ke arah form-form, laporan perkembangan latihan, menonton hasil pertandingan, lihat lembaran hasil daripada berada di depan Anda.
· Si programmer ini coach yang sangat pandai. Dia tahu dan melihat angka-angka. Dari situ dia bisa menentukan apa yang harus dilakukan si atlit.
· Suka mencoba menggunakan berbagai metode. Mengutak atik berbagai cara. Atlit itu kayak kelinci percobaan!
· Dalam bisnis: Pimpinan yang lebih suka melihat hasil-hasil. Orangnya pintar. Bahkan dari hasil dia itu bisa nebak apa yang sebenarnya terjadi. Bisa kasih berbagai metode. Sayang, agak kurang humanistik!
2. Si Atlit
· Dulunya si coach ini pernah menjadi atlit! Dia lebih suka ngajar dengan memberikan contoh langsung.
· Lebih banyak di lapangan, ikut berlatih bersama dengan atlit-atlitnya.
· Bisa sangat rewel dan menuntut karena prinsipnya: dulu aku bisa, kamu mestinya juga bisa!
· Dalam bisnis: pimpinan yang dulunya pernah juga merangkak dari bawah. Dia berpengalaman jadi suka memberikan contoh langsung. Bahkan sering menemani bawahnnya, mempraktekkan ilmunya. Positifnya: dia bener-bener tahu lapangan! Negatif: menuntut!
3. Si Motivator
· Dulunya si coach ini mungkin pernah jadi instruktur, mengajari bidang olah raga itu ataupun pernah jadi trainer atlit atau bahkan pernah jadi instruktur gym
· Lebih banyak berteriak-teriak dengan kalimat dan kata-kata yang sifatnya bukan teknis tetapi lebih pada soal mental, “Ayo kamu bisa!”, “Jangan cemen”, “Jangan cengeng!”
· Dalam bisnis: Pimpinan ini mungkin jadi trainer dan suka mengajari dan memotivasi. Di bisnis, ia juga sifatnya lebih suka memberikan kata-kata yang sifatnya pujian ataupun inspirasi. Tapi bukan hal yang sifatnya teknis.
4. Si Teknisi
· Tipe coach yang sangat teliti dan telaten dengan mata elang yang selalu tajam melihat hal-hal yang salah dan perlu diperbaiki
· Orangnya sangat teliti bahkan sangat teknis, juga bisa sangat cerewet
· Intinya, coach ini lebih banyak fokus pada hal-hal teknis kecil yang perlu diperbaiki oleh si atlit
· Bisa sangat rewel dan menuntut karena prinsipnya: kesalahan kecil jangan dibiarkan!
· Dalam bisnis: Pimpinan yang penuntut. Dia begitu mengawasi dan melihat bagaimana cara pekerjaan dilakukan, dieksekusi, bahkan tidak segan-segan untuk minta bagaimana role playnya. Dan dia akan langsung mengkoreksi saat itu juga sampai ia puas!
5. Si Pelajar
· Coach ini punya banyak sertifikat, rajin belajar dan punya gelar serta ilmunya tinggi
· Punya banyak koleksi buku tentang bidang olah raganya dan senang bicara mengenai teori dan konsep
· Tapi bisa terjebak karena mereka hanya tahu teori tapi tidak punya pengalaman
· Bisa jadi tahu banyak tentang banyak hal, tapi pengetahuannya tidak mendalam dan tidak praktis!
· Dalam bisnis: Pimpinan ini suka baca, tahu banyak teori soal anak buah dan suka mengajari dengan konsep-konsep yang baru. Tetapi, kadang orangnya hanya teori, kalau praktek belum tentu dianya bisa.
6. Si Observer
· Coach ini bener-bener hanya mengawasi dari jauh, kadang tampak mengawasi si atlit berlatih di kegelapan
· Tapi tiba-tiba ia bisa kasih masukan dan saran melalui email dan pesan-pesan
· Biasanya tipe ini nggak banyak bicara, bukan yang bawel tapi kalau dia bicara, wuih....bener-bener dalam banget dan tepat menusuk!!
· Dalam bisnis: Pimpinan mengamati dan mengawasi dari jauh. Nggak banyak omong, kasih masukan via email ataupun pesan. Tapi lebih baik kamu dengerin baik-baik apa yang pimpinan ini sampaikan!
7. Si Presenter
· Coach ini senang menjelaskan dan bercerita tentang segala hal yang berhubungan dengan apapun yang dia latih
· Kadang bisa sangat terperinci, tetapi apa yang dikatakan si presenter ini memang benar dan terstruktur
· Bagusnya dia bisa lho… membuat sesuatu yang kompleks jadi mudah memahami
· Si pelatih ini jadi kayak guru, bayangkanlah dia bisa punya slide-slide presentasi yang bisa menjelaskan keterangannya atau bisa jelaskan dengan sistematis di flipchat pada atlitnya
· Dalam bisnis: Pimpinan suka meeting dan suka memberikan presentasi. Dia ahli menjelaskan dan memberikan pikirannya secara terstruktur. Problemmnya; bisa jadi terlalu konseptual dan teori. Kadang terlalu sibuk dengan idenya sendiri!
8. Si Hakim
· Coach ini sangat strict, ketat dengan schedule dan jadwal. Tidak boleh ada penyimpangan
· Si atlit akan dinilai berdasarkan kemampuan dan ketaatannya pada schedule yang telah ditetapkan
· Sangat perfeksionis, dan kurang toleran dengan kesalahan-kesalahan!!
· Dia menuntut atlitnya harus disiplin!
· Dalam bisnis: pimpinan ini sangat taat pada jadwal, skedul yang sudah ditetepkan. Orang nggak boleh menyimpang. Kalau menyimpang, ia akan merasa kesal dan jadi marah!
9. Si Profesional
· Coach ini cirinya: saya sudah dibayar dan saya akan melakukan pekerjaan saya sebagai coach. Ia membawakan dirinya secara profesional. Kalau sudah jamnya, dia akan hadir dan menunggu si atlit, datang atau nggak.
· Hubungannya, memang hubungan profesional: saya pelatihmu dan kamu yang saya latih. Kalau mau bertanya, silahkan di lapangan. Di luar itu, kita punya urusan sendiri-sendiri.
· Waktu latihan, dia mungkin terkesan menjaga jarak dan hanya melatih hal-hal yang dia anggap perlu dilakukan
· Tapi bagusnya, si profesional ini punya satu tujuan, si atlit ini harus menang dan memang itulah saya dibayar!
· Dalam bisnis: kadang ini bisa konsultan dari luar yang dibayar untuk melakukan coaching. Kalau dia pimpinan, bisa jadi dia sangat fokus pada prinsip saya dibayar sebagai profesional untuk memimpin tim ini. Fokusnya hasil, karena itulah saya dibayar!
10. Si Sahabat Baik
· Coach ini lebih mengutamakan persahabatan, jadi dengan demikian ia memotivasi dan mengarahkan serta memperlakukan si atlitnya seperti saudaranya sendiri
· Ia mementingkan hubungan dan ia tahu setiap masalah dan problem si atlit
· Kadangkala hubungan ini bisa terlalu mendalam, sehingga si atlit jadi sangat bergantung dan nyaman dengan sipelatih ini (sulit pindah ke lain hati, misalkan kalau disuruh ganti pelatih, maka si atlit akan menolak)
· Sisi buruknya, kadang jadi terlalu toleran dan terlalu memanjakan si atlit, sampai si pelatih ini kadang menjadi seperti bodyguard buat si atlit
· Dalam bisnis: Pimpinan ini baik, seringkali jadi teman dan banyak berinteraksi. Tapi kadang saking terlalu baik hubungannya jadi kadang sungkan untuk memberikan masukan.
·
11. EXTRA: Si Coach Sejati!
· Coach yang langka, dia merupakan kombinasi terbaik dari ciri-ciri berbagai pelatih yang ada
· Dia bisa jadi pendorong seperti motivator, dia tahu lapangan seperti si atlit, dia punya mata seperti seorang teknisi, dia akan terus memperbanyak pengetahuan seperti seorang pelajar, sangat profesional tapi juga bisa menjadi teman yang baik di lapangan!
INFORMASI TAMBAHAN:
Sekarang era COACHING!!! Leader harus punya kemampuan melakukan coaching kepada anak buahnya.
Kuasai skills dan kemampuan yang terbukti sangat ampuh ini yakni:
“COACHING & COUNSELING FOR LEADER”
Hotel Santika Premiere, Jakarta - 22-23 September 2014
Semua hal tentang ide 'Pengembangan Orang' yang menjadi Kompetensi Kepemimpinan dipelajari disini!
(5 Level Leadership John Maxwell, MBTI, Grassroot Leadership, Performance Analysis Robert Mager - Peter Pike, Excellency Interaction Process, Leadership Deception Arbinger Institute)
Informasi dan Pendaftaran: 021-3518505, 021-3862521
Suatu hari, dipanggillah salah seorang prajurit tebaiknya. Sang Raja lalu berkata, “Aku telah punya banyak harta. Namun, aku tak pernah merasa bahagia. Karena itu, ujar sang raja, “aku akan memerintahkanmu untuk memenuhi keinginanku. Pergilah kau ke seluruh penjuru negeri, dari pelosok ke pelosok, dan temukan orang yang paling berbahagia di negeri ini. Lalu, bawakan pakaiannya kepadaku.” “Carilah hingga ujung-ujung cakrawala dan buana.
Jika aku bisa mendapatkan pakaian itu, tentu, aku akan dapat merasa bahagia setiap hari. Aku tentu akan dapat membahagiakan diriku dengan pakaian itu. Temukan sampai dapat! ” perintah sang Raja kepada prajuritnya. “Dan aku tidak mau kau kembali tanpa pakaian itu. Atau, kepalamu akan kupenggal !! Mendengar titah sang Raja, prajurit itupun segera beranjak. Disiapkannya ratusan pasukan untuk menunaikan tugas. Berangkatlah mereka mencari benda itu. Mereka pergi selama berbulan-bulan, menyusuri setiap penjuru negeri. Seluas cakrawala, hingga ke ujung-ujung buana, seperti perintah Raja. Di telitinya setiap kampung dan desa, untuk mencari orang yang paling berbahagia, dan mengambil pakaiannya. Sang Raja pun mulai tak sabar menunggu. Dia terus menunggu, dan menunggu hingga jemu.
Akhirnya, setelah berbulan-bulan pencarian, prajurit itu kembali. Ah, dia berjalan tertunduk, merangkak dengan tangan dan kaki di lantai, tampak seperti sedang memohon ampun pada Raja. Amarah Sang Raja mulai muncul, saat prajurit itu datang dengan tangan hampa.
“Kemari cepat!!. “Kau punya waktu 10 hitungan sebelum kepalamu di penggal. Jelaskan padaku mengapa kau melanggar perintahku. Mana pakaian kebahagiaan itu!” gurat-gurat kemarahan sang raja tampak memuncak.
Dengan airmata berlinang, dan badan bergetar, perlahan prajurit itu mulai angkat bicara. “Duli tuanku, aku telah memenuhi perintahmu. Aku telah menyusuri penjuru negeri, seluas cakrawala, hingga ke ujung-ujung buana, untuk mencari orang yang paling berbahagia. Akupun telah berhasil menemukannya. Kemudian, sang Raja kembali bertanya, “Lalu, mengapa tak kau bawa pakaian kebahagiaan yang dimilikinya? Prajurit itu menjawab, “Ampun beribu ampun, duli tuanku, orang yang paling berbahagia itu, TIDAK mempunyai pakaian yang bernama kebahagiaan.”
Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. “Kamu sedang membuat apa?”. Anaknya menjawab, “Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu untuk makan saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek biasa makan.” Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya. Jawaban itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih dan terpukul. Mereka tak mampu berkata- kata lagi. Lalu, airmatapun mulai bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki. Malam itu, mereka menuntun tangan si kakek untuk kembali makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama.
Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya. Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau
lihat, nak?”"Wortel, telur, dan kopi” jawab si
anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan
memintanya merasakan wortel itu. Ia
melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu
terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang
kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang
mengeras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”
Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah
menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses
perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan
reaksi yang berbeda. Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.
“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya.
“Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau
menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau
kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu
adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi
dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan
kekuatanmu.” “Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.” “Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”
“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan
menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi
semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu
juga membaik.” “Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri”
tengah berbulan madu tinggal di sebuah rumah
bertingkat dua. Mereka tidak ingin diganggu oleh
siapa pun juga. Untuk itu, keduanya sepakat untuk
tidak membukakan pintu bagi siapapun yang datang berkunjung hingga hari kelima pernikahan mereka. Siapa pun itu… Hal itu betul-betul mereka sepakati.
Hingga pada hari ketiga, terdengarlah seseorang mengetuk pintu di suatu petang. Pasangan suami istri itu mengintip dari jendela atas rumah mereka.
Ternyata ayah sang suami yang datang mengetuk
pintu. Ia terlihat tengah berdiri di depan pintu. Pengantin baru itu saling berpandangan dan keduanya terdiam… Kukuh untuk melaksanakan kesepakatan berdua dan keduanya tidak akan membukakan pintu. Setelah mengetuk tiga kali, dan tidak ada jawaban dari dalam rumah, ayah sang suami pun pergi meninggalkan rumah anaknya itu. Keeseokan harinya, di petang hari, pintu rumah pengantin itu kembali terdengar diketuk seorang tamu. Keduanya pun mengintip dari sebalik tirai jendela atas. Ternyata, ayah sang istri yang datang. Ia tengah terlihat berdiri di depan pintu… Sang suami lalu memandang wajah istrinya… mereka saling berpandangan… Tiba-tiba air mata istrinya berlinangan, dan ia berkata: “Demi Allah, aku tidak tega melihat ayahku berdiri di
depan rumah, sementara aku tidak membukakan
pintu…”. Ketika itu sang suami diam saja, ia memendam suatu perasaan dalam dirinya. Suatu perasaan yang tak dapat ia ungkapkan. Lalu sang istri pun turun ke lantai bawah dan membukakan pintu untuk ayahnya. Hari-hari pun berlalu…
Setelah beberapa tahun lamanya, pasangan suami istri itu dikaruniai Allah 4 orang anak laki-laki. Hingga suatu ketika, mereka dikaruniai anak yang
kelima, seorang anak perempuan. Sang suami sangat gembira. Ia mengadakan pesta jamuan yang besar dengan mengundang para tetangga dan seluruh rekan dan kerabat. Para tetangga sangat heran, kenapa ia begitu bahagia dengan kelahiran anak kelima ini melebihi kebahagiaanya ketika mendapat 4 orang anak laki- laki sebelumnya. Dulu, ia tidak mengadakan pesta
jamuan semeriah ini… Salah seorang tetangga memberanikan diri menanyakan hal itu kepada sang suami. Ia mnjawab dengan ringan: “Inilah anak yang akan membukakan pintu untuk saya nanti…”.
acaranya pernikahannya sungguh megah. Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia
tersebut. Suatu acara yang luar biasa mengesankan. Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah. Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguhsaling mencintai.
Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata
kepada suaminya, “Sayang, aku baru membaca
sebuah artikel di majalah tentang bagaimana
memperkuat tali pernikahan” katanya sambil
menyodorkan majalah tersebut. “Masing-masing
kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita”. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia…..” Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka
bersama. Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing.
Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya. “Aku akan mulai duluan ya”, kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman…
Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang
tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan
bahwa airmata suaminya mulai mengalir…..
“Maaf, apakah aku harus berhenti ?” tanyanya.
“Oh tidak, lanjutkan… ” jawab suaminya.
Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua
yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya
dengan manis diatas meja dan berkata dengan
bahagia “Sekarang gantian ya, engkau yang
membacakan daftarmu”. Dengan suara perlahan suaminya berkata “Aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang…. ”
Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan
dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa
suaminya menerimanya apa adanya… Ia menunduk dan menangis…..
seorang gadis bersama sang ayah, sang ibu telah
lama mendahuluinya pergi sejak ia masih kecil. .
Seorang gadis yg akan di wisuda, sebentar lagi dia
akan menjadi seorang sarjana, akhir jerih
payahnya selama beberapa tahun di bangku pendidikan.
Beberapa bulan yang lalu dia melewati sebuah
showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada
sebuah mobil sport, keluaran terbaru dari Ford.
Selama beberapa bulan dia selalu membayangkan,
nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan membelikan mobil itu kepadanya. Dia yakin,
karena dia anak satu-satunya dan ayahnya sangat
sayang padanya, sehingga dia sangat yakin nanti
dia pasti akan mendapatkan mobil itu.
Diapun ber’angan-angan mengendarai mobil itu,
bersenang-senang dengan teman-temannya. Bahkan semua mimpinya itu dia ceritakan ke
teman-temannya, Saatnya pun tiba, siang itu,
setelah wisuda, dia melangkah pasti ke ayahnya.
Sang ayah tersenyum, dan dengan berlinang air
mata karena terharu dia mengungkapkan betapa
dia bangga akan putrinya, dan betapa dia mencintai anak itu. Lalu dia pun mengeluarkan sebuah bingkisan,…bukan sebuah kunci!
Dengan hati yang hancur sang anak menerima
bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia
membukanya. Dan dibalik kertas kado itu ia menemukan sebuah Jaket kulit Terkenal, di
belakangnya terukir indah namanya dengan sutra
emas.
Gadis itu menjadi marah, dengan suara yang
meninggi dia berteriak, “Yaahh… Ayah memang
sangat mencintai saya, dengan semua uang ayah, ayah belikan jaket ini untukku?”
Lalu dia membuang Jaket itu dan lari
meninggalkan ayahnya.
Ayahnya tidak bisa berkata apa-apa, hatinya
hancur, dia hanya berdiri mematung, tak tahu apa
yg harus di lakukannya .. Tahun demi tahun berlalu, sang gadis telah menjadi seorang yang sukses. Dengan bermodalkan otaknya yang cemerlang dia berhasil menjadi seorang wanita karir. Diamempunyai rumah yang besar dan mewah, dan dikelilingi suami yang tampan dan anak yang cerdas. Sementara itu ayahnya semakin tua dan tinggal sendiri. Sejak hari wisuda itu, anaknya pergi meninggalkan dia dan tak pernah menghubungi dia. Dia berharap suatu saat dapat bertemu anaknya itu, hanya untuk meyakinkan dia betapa sayangnya pada anak itu. Sang anak pun kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang ayah, tapi mengingat apa yang terjadi pada hari wisudanya, dia menjadi sakit hati dan sangat mendendam.
Sampai suatu hari datang sebuah telegram dari
kantor kejaksaan yang memberitakan bahwa ayahnya telah meninggal, dan sebelum ayahnya
meninggal, dia mewariskan semua hartanya
kepada anak satu-satunya itu. Sang anak disuruh
menghadap Jaksa wilayah dan bersama-sama ke
rumah ayahnya untuk mengurus semua harta
peninggalannya. Saat melangkah masuk kerumah itu, mendadak hatinya menjadi sangat sedih,
mengingat semua kenangan semasa dia tinggal
disitu. Dia merasa sangat menyesal telah bersikap
buruk terhadap ayahnya. Dengan bayangan-bayangan masa lalu yang menari-nari di matanya, dia menelusuri semua barang di rumah itu. Dan ketika dia membuka lemari pakaian ayahnya, dia menemukan Jaket itu, masih terbungkus dengan kertas kado yang sama beberapa tahun yang lalu. sesuatu jatuh dari bagian kantong Jaket itu. Dia
memungutnya.. sebuah kunci mobil! Di gantungan
kunci mobil itu tercetak nama dealer, sama
dengan dealer mobil sport yang dulu dia idamkan!
Dia merogoh kantong sebelahnya dan menemukan
sesuatu,, di situ terselip STNK dan surat-surat lainnya, namanya tercetak di situ. Dan sebuah
kwitansi pembelian mobil, tanggalnya tepat sehari
sebelum hari wisuda itu.
Dia berlari menuju garasi, dan di sana dia
menemukan sebuah mobil yang berlapiskan debu
selama bertahun-tahun, meskipun mobil itu sudah sangat kotor karena tidak disentuh bertahun-
tahun, dia masih mengenal jelas mobil itu, mobil
sport yang dia dambakan bertahun-tahun lalu.
Dengan buru-buru dia menghapus debu pada
jendela mobil dan melongok kedalam. Bagian
dalam mobil itu masih baru, plastik membungkus jok mobil dan setirnya, di atas dashboardnya ada
sebuah foto, foto ayahnya, sedang tersenyum
bangga. Mendadak dia menjadi lemas, lalu terduduk disamping mobil itu, ia menangis. air matanya tidak terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa menyesalnya yang takan mungkin bisa terobati…
mewahnya. Ia bermaksud untuk membeli sebuah
kado di kompleks pertokoan itu. Besok adalah hari Ibu, dan ia bermaksud untuk membeli lalu mengirimkan sebuah hadiah lewat pos untuk
ibunya di kampung. Seorang Ibu yang pernah ia
tinggal pergi beberapa tahun lalu untuk kuliah,
mencari nafkah, dan mengejar kesuksesan di kota
besar ini. Langkah-langkah pria itu terhenti di
depan sebuah toko bunga. Ia melihat seorang gadis cantik. Ternyata, gadis itu adalah adik tingkatnya semasa kuliah dulu. Gadis itu terlihat sedang memandangi lesu rangkaian bunga-bunga indah di etalase. Matanya terlihat dengan jelas tengah berkaca-kaca, air mata nya hendak meleleh,seperti akan menangis.
Pria itu lalu bertanya “Ada apa denganmu? Ada apa dengan bunga-bunga itu?”
“Aku ingin memberi salah satu rangkaian bunga mawar ini untuk ibu saya,” gadis cantik itu melanjutkan, “Seumur hidup, saya belum pernah memberikan bunga seindah ini untuk ibu.”
“Kenapa tidak kau beli saja? Ini bagus, kok.” Cerita pria tersebut sambil turut mengamati salah satu karangan bunga.
“Uang saya tidak cukup.”
“Ya sudah, pilih saja salah satu, aku yang akan membayarnya.” Pria itu menawarkan diri sambil tersenyum.
Akhirnya gadis itu mengambil salah satu karangan bunga. Dengan ditemani sang pria, gadis itu lalu menuju kasir. Pria itu juga menawarkan diri mengantar si gadis pulang ke rumah untuk memberikan bunga itu kepada ibunya. Gadis itu pun bersedia. Dua orang itu lalu melaju menggunakan mobil menuju ke sebuah tempat yang ditunjukkan oleh si gadis. Hati pria itu terperanjat ketika gadis cantik itu ternyata mengajaknya ke sebuah kompleks pemakaman umum.
Setelah memarkir mobil, pria itu lalu mengikuti langkah-langkah si gadis. Dengan sangat terharu gadis itu lalu meletakkan karangan bunga itu ke makam ibunya. Seorang ibu yang memang belum pernah dilihat gadis itu seumur hidupnya. Ibu itu dulu meninggal saat melahirkan gadis itu.
Melihat kejadian itu, setelah mengantarkan gadis itu pulang ke rumah, sang pria membatalkan niatnya untuk membeli dan mengirimkan kado bagi ibunya. Siang itu juga, pemuda sukses itu langsung memacu mobilnya.. pulang ke kampungnya.. untuk melihat wajah ibu yang dia rindukan selama ini.. untuk bersujud di bawah kakinya dan memeluk erat tubuh dan hati lembutnya..
berebut waktu untuk segera pulang kerumah
masing-masing setelah melakukan rutinitas
pekerjaannya, di sebuah halte busway terlihat
seorang bapak dengan tiga anaknya yang masih
kecil.Mereka sedang menunggu datangnya busway yang sebentar lagi akan membawa mereka pulang. Ketiga anak itu berusia sekitar 8, 5 dan 3 tahun.
Anak terkecil bagaikan seorang putri, ia begitu
cantik dalam dekapan sang bapak. Sedangkan
kedua anak lainya yang putra sedang asyik
bermain kesana kemari. Itu lah ciri anak seantero
dunia.
Tibalah saatnya busway ditunggu datang. Para
penumpang pun seperti robot yang diperintahkan
sama bergegas menuju pintu masuk busway,termasuk sang bapak dan ke-tiga anaknya. Kemudian keluarga itu dapat duduk di kursi
busway yang disusun seperti kereta api listrik
(KRL). Lalu ke dua anak laki-lakinya beranjak dari
kursinya dan bermain petak umpet disela-sela
tubuh orang dewasa yang sebagian besar mengisi
ruang busway itu. Mereka sambil berteriak girang. Terlihat beberapa penumpang yang wajahnya
menjadi begitu muram. Mereka merasa tidak
nyaman dengan kegaduhan itu.
Hingga akhirnya ada seorang penumpang pria yang ketus menyatakan protesnya ke sang bapak, ""pak, tolong anaknya di atur ya, disini kan penumpang juga ingin tenang. sudah capek kerja,eh pulang kok masih aja ada yang ganggu!!"". Lalu sang bapak sambil menggendong putrinya pun menjawabnya dengan senyum "maaf ya mas? ibu mereka baru saja meninggal sore ini di rumah
sakit,dam saya belum mengatakan hal ini ke
mereka. Nanti begitu sampai rumah saya akan
mengatakannya, biarlah mereka merasakan
kegembiraan yang menjadi hak mereka, karna
saya merasa mereka akan banyak kehilangan
kegembiraan setelah tahu bahwa ibu yang biasa
mengasuh mereka dan menyayangi mereka setiap saat sudah tidak bersama mereka lagi
selamanya,,, mas tidak keberatan kah, kalau
mereka bermain sebentar saja di bus ini?"".
Mendengar apa yg dibicarakan sang bapak,
sebagian penumpang yang mendengarnya lalu
terdiam dan merenung, termasuk sang pria yang
baru saja memperotes sang bapak dengan ketus.
Tiba-tiba mereka teringat akan kasih sayang dan
kesalahan-kesalahan yang pernah mereka perbuat kepada ibunya. Diam-diam diantara mereka ada yang menggambil handphone di saku celananya, lalu jari jempolnya membuat baris kalimat ""ibu apakabar? Besok pagi saya mau pulang menjenguk ibu. Maafkan segala salah saya,ibu"" kemudian dia mengirimkan sms itu ke nomor
ibunya, dan berharap ia masih diberi kesempatan
untuk berjumpa dengan ibunya besok...
makan paling akhir. Suatu hari saya penasaran dan
menunggu hingga semua selesai makan dan menjenguk
ibu di dapur. Ternyata wanita yang telah melahirkan dan
membesarkan diriku ini,sedang mengaduk kerak yang
direndam dengan air dan diberi sejemput garam dan
sebuah cabe. Kemudian duduk di dapur dan mulai
makan. Perlahan saya dekati dan bertanya:” Kenapa ibu
makan kerak?”.. Sesaat ibuku tertegun dan
menjawa:”,Kerak itu enak sayang.” Sebagai seorang anak
kecil pada waktu itu,saya mencoba makan
sesuap,ternyata kerak+garam+cabe,sama sekali jauh
dari rasa enak. Saya terdiam. Hari ini adalah pencerahan
pertama yang saya dapatkan dalam hidup ,sebagai
seorang anak berusia 9 tahun,bahwa ibu saya makan
kerak setiap hari,agar saya dan adik saya bisa makan
nasi.
Ketika saya sakit
Suatu waktu saya jatuh sakit. Saya merasa mual dan
pusing dan rasa demam yang amat sangat. Namun saya
sudah terbiasa hidup dalam serba kekurangan dan
penderitaan. Sakit bukan alasan tidak kesekolah. Dengan
memaksa diri,saya berjalan kaki kesekolah ,dari rumah
menuju kesekolah yang berjarak lebih kurang 3
kilometer. Dengan perasaan yang tidak
menentu ,akhirnya sampai kesekolah. Dan ketika lonceng
berbunji,seperti biasanya kami berbaris masuk ke kelas
masing masing. Baru duduk sekitar 15 menit,mata saya
serasa terbakar. Tanpa kuasa menahan,kepala saya
sudah tersandar dimeja belajar. Ibu guru saya
datang,memegang kening saya dan terperanjat. “ Kamu
demam,kenapa masih kesekolah?”
Saya disuruh pulang dengan ditemani salah seorang
teman sekelas . Di perjalanan beberapa kali saya hampir
roboh,karena demam tinggi. Akhirnya setelah terhuyung
huyung,sampai juga kerumah. Ibu saya sangat kaget
melihat saya diantar pulang. Dan ketika mengetahui saya
demam,langsung dibawa kedalam kamar. Saya
dikompres dengan pisang yang ditumbuk halus dan
ditempelkan dibagian kening saya. Saking tingginya
demam saya, sehingga kompres pisang tumbuk tersebut
mongering dan harus dibasahkan berkali kali oleh ibu
saya. Saya tidak tega membuat ibu saya bersedih,namun
saya sekali tidak bertenaga untuk bangun. Bahkan
membuka mata saya susah.
Tanpa sadar saya tertidur dan sering mengigau. Tiba tiba
saya terbangun,diwajah saya ada air menetes. Ketika
membuka mata,saya menatap wajah ibu saya yang
sedang menangis,memandang saya. Ingin rasanya saya
menghibur ibu ,agar jangan bersedih,tapi suara itu
bagaikan terkunci di tenggorokan. Tak bisa saya
menahan ,untuk tidak menangis.
Tidak Ada Uang Ke Dokter
Untuk kedokter ,jelas tidak mungkin. Karena ayah saya
masih berada diluar kota,dalam tugasnya sebagai
seorang sopir truk ,mengangkut barang dari suatu kota
ke kota lainnya. Sedangkan kakak kakak saya masih
belum pulang dari pekerjaan. Satu satunya jalan bagi ibu
saya,adalah berdoa,sambil menjaga dan mengompress
kepala saya,agar demam mereda.
Senja hari ,ketika kakak kakak saya pulang dari tempat
pekerjaan mereka,entah bagaimana caranya,seorang
dokter yang sudah agak tua,kalau nggak salah ingat
dokter Liem datang dan memeriksa saya(belakangan
baru saya tahu bahwa dokter ini berjiwa sosial.Karena
kami tidak mampu,maka ia tidak memungut bayaran
apapun). Menurut analisa dokter,saya mengalami “sakit
kuning” cukup parah ,yang sekarang dikenal dengan
nama “hepatitis”. Dikasih obat dan dinyatakan,selama
seminggu saya harus istirahat total di tempat tidur.
Siang malam Ibu Disampingku
Dalam tidur saya selalu mimpi buruk dan sering
mengigau,serta rasa haus yang menyengat. Dan setiap
kali tersentak,ibu ada disampingku. Sungguh bagi
saya,ibu adalah malaikat yang diutus Tuhan untuk
menjaga anaknya. Ibu itu bagaikan sebatang lilin
bernyala,menerangi jalan untuk anaknya,sementara ia
sendiri habis terbakar..
Ibu Selalu Hidup di Hatiku
Kendati jasad ibu berada di Teluk Kabung ,Sumatera
Barat,tapi bagi saya pribadi,ibu selalu hidup. Tidak ada
hari yang pernah saya lalui,tanpa teringat pada kasih
sayangnya. Kendati saya sendiri sudah menjadi kakek
dari 10 cucu,tapi dihadapan ibu,saya tetap seorang anak
yang menyayanginya sampai keakhirat nanti.