It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai 4 orang istri.
Dia mencintai istri yang keempat, dan menganugerahinya harta dan
kesenangan yang banyak. Sebab, dialah yang tercantik diantara semua
istrinya. Pria ini selalu memberikan yang terbaik buat istri keempatnya
ini. Pedagang itu juga mencintai istrinya yang ketiga. Dia sangat bangga
dengan istrinya ini, dan selalu berusaha untuk memperkenalkan wanita ini
kepada semua temannya.
Namun, ia juga selalu khawatir kalau istrinya ini akan lari dengan pria
yang lain. Begitu juga dengan istri yang kedua. Ia pun sangat menyukainya. Ia adalah istri yang sabar dan pengertian. Kapan pun pedagang ini mendapat masalah, dia selalu meminta pertimbangan istrinya ini. Dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya, melewati masa-masa yang sulit. Sama halnya dengan istri yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat setia. Dia selalu membawa perbaikan bagi kehidupan keluarga ini. Dia lah yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha sang suami. Akan tetapi, sang pedagang, tak begitu mencintainya. Walaupun sang istri pertama ini begitu sayang padanya, namun, pedagang ini tak begitu mempedulikannya.
Suatu ketika, si pedagang sakit. Lama kemudian, ia menyadari, bahwa ia
akan segera meninggal. Dia meresapi semua kehidupan indahnya, dan
berkata dalam hati. "Saat ini, aku punya 4 orang istri. Namun, saat aku
meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup
sendiri." Lalu, ia meminta semua istrinya datang, dan kemudian mulai
bertanya pada istri keempatnya. "Kaulah yang paling kucintai, kuberikan
kau gaun dan perhiasan yang indah. Nah, sekarang, aku akan mati, maukah
kau mendampingiku dan menemaniku? Ia terdiam. "Tentu saja tidak, "jawab
istri keempat, dan pergi begitu saja tanpa berkata-kata lagi. Jawaban
itu sangat menyakitkan hati. Seakan-akan, ada pisau yang terhunus dan
mengiris-iris hatinya.
Pedagang yang sedih itu lalu bertanya pada istri ketiga. "Akupun
mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan berakhir. Maukah
kau ikut denganku, dan menemani akhir hayatku? Istrinya menjawab, Hidup
begitu indah disini. Aku akan menikah lagi jika kau mati. Sang pedagang
begitu terpukul dengan ucapan ini. Badannya mulai merasa demam.
Lalu, ia bertanya pada istri keduanya. "Aku selalu berpaling padamu
setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu mau membantuku. Kini, aku
butuh sekali pertolonganmu. Kalau ku mati, maukah kau ikut dan
mendampingiku? Sang istri menjawab pelan. "Maafkan aku," ujarnya "Aku
tak bisa menolongmu kali ini. Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang
kubur saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu. Jawaban itu
seperti kilat yang menyambar. Sang pedagang kini merasa putus asa.
Tiba-tiba terdengar sebuah suara. "Aku akan tinggal denganmu. Aku akan
ikut kemanapun kau pergi. Aku, tak akan meninggalkanmu, aku akan setia
bersamamu. Sang pedagang lalu menoleh ke samping, dan mendapati istri
pertamanya disana. Dia tampak begitu kurus. Badannya tampak seperti
orang yang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam,
"Kalau saja, aku bisa merawatmu lebih baik saat ku mampu, tak akan
kubiarkan kau seperti ini, istriku."
***
Sesungguhnya kita punya 4 orang istri dalam hidup ini.
Istri yang keempat, adalah tubuh kita. Seberapa pun banyak waktu dan
biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan
gagah, semuanya akan hilang. Ia akan pergi segera kalau kita meninggal.
Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadap-Nya.
Istri yang ketiga, adalah status sosial dan kekayaan. Saat kita
meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah,
dan melupakan kita yang pernah memilikinya.
Sedangkan istri yang kedua, adalah kerabat dan teman-teman. Seberapa pun
dekat hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan bisa bersama kita
selamanya. Hanya sampai kuburlah mereka akan menemani kita.
Dan, teman, sesungguhnya, istri pertama kita adalah jiwa dan amal kita.
Mungkin, kita sering mengabaikan, dan melupakannya demi kekayaan dan
kesenangan pribadi. Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan amal kita sajalah
yang mampu untuk terus setia dan mendampingi kemanapun kita melangkah.
Hanya amal yang mampu menolong kita di akhirat kelak.
Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak.
Jangan sampai kita menyesal belakangan.
kaya nomor 2 di kotanya. Pak Handoyo selalu
mengajarkan pada keluarganya untuk menabung
dan tidak boros. Meski mereka keluarga kaya,
namun harus tetap bisa bijaksana dalam
menggunakan uang dan harta yang mereka miliki. Kendati begitu, Pak Handoyo tahu bahwa anak-
anaknya terlalu sering bergaul dengan teman-teman dari latar belakang yang sama. Oleh karena itu, Pak Handoyo ingin memberi pandangan lain pada anaknya yang mulai remaja itu.
Suatu ketika, saat liburan sekolah tiba, ia mengajak
anaknya untuk bepergian ke desa. Ia ingin menunjukkan padanya suasana pedesaan yang jauh berbeda dengan kota yang riuh dan modern. Sang anak pun melihat rumah-rumah penduduk yang sepertinya seukuran dengan garasi mobil ayahnya. Pak Handoyo mengatakan, "Lihat, Nak. Rumah- rumah ini lebih kecil dari rumah kita. Apakah kamu bisa melihat seberapa kaya mereka?"
Sang anak melihat ke arah pemukiman yang
terhampar di hadapannya. "Iya. Kita punya 1 anjing, mereka punya banyak sapi. Kita punya kolam renang, mereka punya sungai yang besar. Kita punya lampu antik di rumah, mereka setiap malam bisa melihat bulan dan bintang," jawabnya.
Kemudian sang ayah bertanya, "Lantas bagaimana?" Sang anak kembali menjawab, "Saat kita sering beli bahan makanan, mereka menanam dan memanen sendiri. Aku punya mainan, mereka punya teman. Kita dilindungi pagar yang tinggi dan kokoh, mereka punya tetangga yang saling menyapa. Kita punya tetangga yang punya anak seumuran denganku, tapi aku hampir tak pernah bertemu dengan mereka."
Mendengar jawaban ini, sang ayah tersenyum. Sang anak kemudian menyimpulkan, "Terima kasih, Ayah. Kau telah mengajarkan aku bahwa mungkin kita kaya dan punya segalanya, tapi mungkin.. hidup bukan sekedar tentang semua itu."
Sang ayah mengangguk sambil tersenyum, "Bukan
uang yang membuat kita bahagia. Tapi kesederhanaan kecil yang mereka miliki yang
sebenarnya membuat seseorang bisa bahagia.
Teman, keluarga, sosialisasi, keterbatasan, kerja
keras, solidaritas, hal-hal seperti ini sebaiknya kau pelajari sejak muda." "Ayah tak langsung lahir sebagai orang kaya. Ayah ingin kamu belajar
bahwa kebahagiaan lebih penting dari semua yang
nanti akan ayah wariskan padamu," ujarnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dia pun mencoret semen tempat mobil ayahnya diparkirkan tetapi karena lantainya terbuat dari marmer, coretan tidak kelihatan. Dicobanya pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, coretannya tampak jelas. Apa lagi kanak-kanak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya. Hari itu bapak dan ibunya mengendarai motor ke tempat kerja karena jalan macet. Setelah sang anak mencoret penuh sisi yang sebelah kanan dia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikuti imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari si pembantu rumah.
Pulang petang itu, terkejutlah ayah ibunya melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan angsuran. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, 'Kerjaan siapa ini?' Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘Tak tahu… !' 'Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?' hardik si isteri lagi. Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata 'Ita yg membuat itu papa…. cantik kan!' katanya sambil memeluk papanya ingin bermanja seperti biasa. Si ayah yang hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon bunga raya di depannya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa-apa terlolong-lolong kesakitan sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa? Si bapak cukup keras memukul-mukul tangan kanan dan kemudian tangan kiri anaknya. Setelah si bapak masuk ke rumah dituruti si ibu, pembantu rumah menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar. Dilihatnya telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiram air sambil dia ikut menangis. Anak kecil itu juga terjerit-jerit menahan kepedihan saat luka-lukanya itu terkena air. Si pembantu rumah kemudian menidurkan anak kecil itu. Si bapak sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah.
Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu. 'Oleskan obat saja!' jawab tuannya, bapak si anak. Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si bapak konon mau mengajar anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu tetapi setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. 'Ita demam…' jawap pembantunya ringkas.'Kasih minum obat penurun panas ,' jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Ita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Memasuki hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Ita terlalu panas. 'Sore nanti kita bawa ke klinik' kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan ia dirujuk ke hospital karena keadaannya serius. Setelah seminggu di rawat inap doktor memanggil bapak dan ibu anak itu. 'Tidak ada pilihan..' katanya yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu diamputasi karena gangren yang terjadi sudah terlalu parah. 'Tangannya sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya kedua tangannya perlu dipotong dari siku ke bawah' kata doktor.
Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yang dapat dikatakan. Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si bapak terketar-ketar menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari bilik pembedahan, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga heran melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. 'Papa.. Mama… Ita tidak akan melakukannya lagi. Ita tak mau dipukul papa. Ita tak mau jahat. Ita sayang papa.. sayang mama.' katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. 'Ita juga sayang Kak Narti..' katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuatkan gadis itu meraung histeris. 'Papa.. kembalikan tangan Ita. Untuk apa diambil.. Ita janji nggak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Ita mau makan nanti? Bagaimana Ita mau bermain nanti? Ita janji tdk akan mencoret-coret mobil lagi,' katanya berulang- ulang. Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi, tiada manusia dapat menghindarinya.
tritnya baguuuusss..makasih yaa..
sek sek..tak tambahin juga..
Pada hari pernikahanku, aku menggendong istriku.
Mobil pengantin berhenti di depan apartmen kami.
Teman-teman memaksaku menggendong istriku
saat keluar dari mobil. Lalu aku menggendongnya
ke dalam rumah kami. Dia tersipu malu-malu. Saat
itu, aku adalah seorang pengantin pria yang kuat
dan bahagia. Dan ini adalah kejadian 10 tahun
yang lalu saat kami menikah.
Hari-hari berikutnya berjalan seperti biasa. Kami
memiliki seorang anak, aku bekerja sebagai
pengusaha dan berusaha menghasilkan uang lebih.
Ketika aset-aset perusahaan meningkat, kasih
sayang diantara aku dan istriku sudah mulai
menurun.
Istriku seorang pegawai pemerintah. Setiap pagi
kami pergi bersama dan pulang hampir di waktu
yang bersamaan. Anak kami bersekolah di sekolah
asrama. Kehidupan pernikahan kami terlihat sangat
bahagia, namun kehidupan yang tenang sepertinya
lebih mudah terpengaruh oleh perubahan-perub
ahan yang tak terduga.
Lalu, Jane datang ke dalam kehidupanku.
Hari itu hari yang cerah. Aku berdiri di balkon yang
luas. Jane memelukku dari belakang. Sekali lagi
hatiku seperti terbenam di dalam cintanya.
Apartmen ini aku belikan untuknya. Lalu Jane
berkata, "Kau adalah laki-laki yang pandai memikat
wanita." Kata-katanya tiba-tiba mengingatkan ku
pada istriku. Ketika kami baru menikah, istriku
berkata "Laki-laki sepertimu, ketika sukses nanti,
akan memikat banyak wanita." Memikirkan hal ini,
aku menjadi ragu-ragu. Aku tahu, aku telah
mengkhianati istriku.
Aku menyampingkan tangan Jane dan berkata,
"Kamu perlu memilih beberapa furnitur, ok? Ada
yang perlu aku lakukan di perusahaan." Dia terlihat
tidak senang, karena aku telah berjanji akan
menemaninya melihat-lihat furnitur. Sesaat, pikiran
untuk bercerai menjadi semakin jelas walaupun
sebelumnya tampak mustahil. Bagaimanapun juga,
akan sulit untuk mengatakannya pada istriku. Tidak
peduli selembut apapun aku mengatakannya, dia
akan sangat terluka. Sejujurnya, dia adalah
seorang istri yang baik. Setiap malam, dia selalu
sibuk menyiapkan makan malam. Aku duduk di
depan televisi. Makan malam akan segera tersedia.
Kemudian kami menonton TV bersama. Hal ini
sebelumnya merupakan hiburan bagiku.
Suatu hari aku bertanya pada istriku dengan
bercanda, "Kalau misalnya kita bercerai, apa yang
akan kamu lakukan?" Dia menatapku beberapa
saat tanpa berkata apapun. Kelihatannya dia
seorang yang percaya bahwa perceraian tidak akan
datang padanya. Aku tidak bisa membayangkan
bagaimana reaksinya ketika nanti dia tahu bahwa
aku serius tentang ini.
Ketika istriku datang ke kantorku, Jane langsung
pegi keluar. Hampir semua pegawai melihat istriku
dengan pandangan simpatik dan mencoba
menyembunyikan apa yang sedang terjadi ketika
berbicara dengannya. Istriku seperti mendapat
sedikit petunjuk. Dia tersenyum dengan lembut
kepada bawahan-bawahanku. Tapi aku melihat ada
perasaan luka di matanya.
Sekali lagi, Jane berkata padaku, "Sayang, ceraikan
dia, ok? Lalu kita akan hidup bersama." Aku
mengangguk. Aku tahu aku tidak bisa ragu-ragu
lagi. Ketika aku pulang malam itu, istriku sedang
menyiapkan makan malam. Aku menggenggam
tangannya dan berkata, "Ada yang ingin aku
bicarakan." Dia kemudian duduk dan makan dalam
diam. Lagi, aku melihat perasaan luka dari
matanya.
Tiba-tiba aku tidak bisa membuka mulutku. Tapi
aku harus tetap mengatakan ini pada istriku. Aku
ingin bercerai. Aku memulai pembicaraan dengan
tenang. Dia seperti tidak terganggu dengan kata-
kataku, sebaliknya malah bertanya dengan lembut,
"Kenapa?"
Aku menghindari pertanyaannya. Hal ini
membuatnya marah. Dia melempar sumpit dan
berteriak padaku, "Kamu bukan seorang pria!"
Malam itu, kami tidak saling bicara. Dia menangis.
Aku tahu, dia ingin mencari tahu apa yang sedang
terjadi di dalam pernikahan kami. Tapi aku sulit
memberikannya jawaban yang memuaskan, bahwa
hatiku telah memilih Jane. Aku tidak mencintainya
lagi. Aku hanya mengasihaninya!
Dengan perasaan bersalah, aku membuat perjanjian
perceraian yang menyatakan bahwa istriku bisa
memiliki rumah kami, mobil kami dan 30% aset
perusahaanku.
Dia melirik surat itu dan kemudian merobek-
robeknya. Wanita yang telah menghabiskan 10
tahun hidupnya denganku telah menjadi seorang
yang asing bagiku. Aku menyesal karena telah
menyia-nyiakan waktu, daya dan tenaganya tapi
aku tidak bisa menarik kembali apa yang telah aku
katakan karena aku sangat mencintai Jane.
Akhirnya istriku menangis dengan keras di depanku,
yang telah aku perkirakan sebelumnya. Bagiku,
tangisannya adalah semacam pelepasan. Pikiran
tentang perceraian yang telah memenuhi diriku
selama beberapa minggu belakangan, sekarang
menjadi tampak tegas dan jelas.
Hari berikutnya, aku pulang terlambat dan melihat
istriku menulis sesuatu di meja makan. Aku tidak
makan malam, tapi langsung tidur dan tertidur
dengan cepat karena telah seharian bersama Jane.
Ketika aku terbangun, istriku masih disana,
menulis. Aku tidak mempedulikannya dan langsung
kembali tidur. Paginya, dia menyerahkan syarat
perceraiannya: Dia tidak menginginkan apapun
dariku, hanya menginginkan perhatian selama
sebulan sebelum perceraian. Dia meminta dalam 1
bulan itu kami berdua harus berusaha hidup
sebiasa mungkin. Alasannya sederhana, anak kami
sedang menghadapi ujian dalam sebulan itu, dan
dia tidak mau mengacaukan anak kami dengan
perceraian kami. Aku setuju saja dengan
permintaannya. Namun dia meminta satu lagi, dia
memintaku untuk mengingat bagaimana
menggendongnya ketika aku membawanya ke
kamar pengantin, di hari pernikahan kami.
Dia memintanya selama 1 bulan setiap hari, aku
menggendongnya keluar dari kamar kami, ke pintu
depan setiap pagi. Aku pikir dia gila. Aku menerima
permintaannya yang aneh karena hanya ingin
membuat hari-hari terakhir kebersamaan kami
lebih mudah diterima olehnya. Aku memberi tahu
Jane tentang syarat perceraian dari istriku. Dia
tertawa keras dan berpikir bahwa hal itu
berlebihan. "Trik apapun yang dia gunakan, dia
harus tetap menghadapi perceraian!" kata Jane,
dengan nada menghina.
Istriku dan aku sudah lama tidak melakukan kontak
fisik sejak keinginan untuk bercerai mulai
terpikirkan olehku. Jadi, ketika aku
menggendongnya di hari pertama, kami berdua
tampak canggung. Anak kami tepuk tangan di
belakang kami. Katanya, "Papa menggendong
mama!" Kata-katanya membuat ku merasa terluka.
Dari kamar ke ruang tamu, lalu ke pintu depan, aku
berjalan sejauh 10 meter, dengan dirinya
dipelukanku. Dia menutup mata dan berbisik
padaku, "Jangan bilang anak kita mengenai
perceraian ini." Aku mengangguk, merasa sedih.
Aku menurunkannya di depan pintu. Dia pergi untuk
menunggu bus untuk bekerja. Aku sendiri naik
mobil ke kantor.
Hari kedua, kami berdua lebih mudah bertindak.
Dia bersandar di dadaku. Aku bisa mencium wangi
dari pakaiannya. Aku tersadar, sudah lama aku
tidak sungguh-sungguh memperhatikan wanita ini.
Aku sadar dia sudah tidak muda lagi, ada garis
halus di wajahnya, rambutnya memutih. Pernikahan
kami telah membuatnya susah. Sesaat aku
terheran, apa yang telah aku lakukan padanya.
Hari keempat, ketika aku menggendongnya, aku
merasa rasa kedekatan seperti kembali lagi. Wanita
ini adalah seorang yang telah memberikan 10
tahun kehidupannya padaku.
Hari kelima dan keenam, aku sadar rasa kedekatan
kami semakin bertumbuh. Aku tidak mengatakan ini
pada Jane. Seiring berjalannya waktu semakin
mudah menggendongnya. Mungkin karena aku rajin
berolahraga membuatku semakin kuat.
Satu pagi, istriku sedang memilih pakaian yang dia
ingin kenakan. Dia mencoba beberapa pakaian tapi
tidak menemukan yang pas. Kemudian dia
menghela nafas, "Pakaianku semua jadi besar."
Tiba-tiba aku tersadar bahwa dia telah menjadi
sangat kurus. Ini lah alasan aku bisa
menggendongnya dengan mudah.
Tiba-tiba aku terpukul. Dia telah memendam rasa
sakit dan kepahitan yang luar biasa di hatinya.
Tanpa sadar aku menyentuh kepalanya.
Anak kami datang saat itu dan berkata, "Pa, sudah
waktunya menggendong mama keluar." Bagi anak
kami, melihat ayahnya menggendong ibunya keluar
telah menjadi arti penting dalam hidupnya. Istriku
melambai pada anakku untuk mendekat dan
memeluknya erat. Aku mengalihkan wajahku karena
takut aku akan berubah pikiran pada saat terakhir.
Kemudian aku menggendong istriku, jalan dari
kamar, ke ruang tamu, ke pintu depan. Tangannya
melingkar di leherku dengan lembut. Aku
menggendongnya dengan erat, seperti ketika hari
pernikahan kami.
Tapi berat badannya yang ringan membuatku
sedih. Pada hari terakhir, ketika aku
menggendongnya, sulit sekali bagiku untuk
bergerak. Anak kami telah pergi ke sekolah. Aku
menggendongnya dengan erat dan berkata, "Aku
tidak memperhatikan kalau selama ini kita kurang
kedekatan."
Aku pergi ke kantor, keluar cepat dari mobil tanpa
mengunci pintunya. Aku takut, penundaan apapun
akan mengubah pikiranku. Aku jalan keatas, Jane
membuka pintu dan aku berkata padanya, "Maaf,
Jane, aku tidak mau perceraian." Dia menatapku,
dengan heran menyentuh keningku. "Kamu
demam?", tanyanya. Aku menyingkirkan tangannya
dari kepalaku. "Maaf, Jane, aku bilang, aku tidak
akan bercerai." Kehidupan pernikahanku selama ini
membosankan mungkin karena aku dan istriku
tidak menilai segala detail kehidupan kami, bukan
karena kami tidak saling mencintai. Sekarang aku
sadar, sejak aku menggendongnya ke rumahku di
hari pernikahan kami, aku harus terus
menggendongnya sampai maut memisahkan kami.
Jane seperti tiba-tiba tersadar. Dia menamparku
keras kemudian membanting pintu dan lari sambil
menangis. Aku turun dan pergi keluar. Di toko
bunga, ketika aku berkendara pulang, aku memesan
satu buket bunga untuk istriku. Penjual
menanyakan padaku apa yang ingin aku tulis di
kartunya. Aku tersenyum dan menulis, aku akan
menggendongmu setiap pagi sampai maut
memisahkan kita.
Sore itu, aku sampai rumah, dengan bunga di
tanganku, senyum di wajahku, aku berlari ke kamar
atas, hanya untuk menemukan istriku terbaring di
tempat tidur, meninggal. Istriku telah melawan
kanker selama berbulan-bulan dan aku terlalu sibuk
dengan Jane sampai tidak memperhatikannya. Dia
tahu dia akan segera meninggal, dan dia ingin
menyelamatku dari reaksi negatif apapun dari anak
kami, seandainya kami jadi bercerai. Setidaknya, di
mata anak kami, aku adalah suami yang
penyayang.
Hal-hal kecil di dalam kehidupanmu adalah yang
paling penting dalam suatu hubungan. Bukan
rumah besar, mobil, properti atau uang di bank.
Semua ini menunjang kebahagian tapi tidak bisa
memberikan kebahagian itu sendiri. Jadi, carilah
waktu untuk menjadi teman bagi pasanganmu, dan
lakukan hal-hal yang kecil bersama-sama untuk
membangun kedekatan itu. Miliki pernikahan yang
sungguh-sungguh dan bahagia.
Ok masse. Pantesan kok td tiba2 ngilang dr boyzroom. Hihi
Ini dr Chicken soup kah @G700 ?
Menurut legenda shio yang ada, menjadi hal yang sangat dipercayai pada waktu itu, Sang Budha hendak meninggalkan bumi, tetapi ada hal yang harus disampaikan kepada semua hewan sebelum beliau benar-benar pergi meninggalkan mereka. Akhirnya beliau memerintahkan semua hewan untuk hadir dihadapannya.
Bagaimana tanggapan para hewan pada saat itu ?
Ternyata tidak semua hewan mengindahkan undangan panggilan itu. Seperti Singa dan Gajah yang sedang berebut kekuasaan dan tidak hadir pada pertemuan itu karena Singa sedang menyerang kijang sedangkan Gajah berusaha membela Kijang atas tindakan Singa yang kejam. Dari banyak informasi pada saat itu, ada beberapa hewan tidak mengindahkan undangan tersebut dan mereka mengarang bermacam macam alasan untuk tidak hadir.
Beberapa hewan memang ada yang suka berbohong, yang sebelumnya telah biasa berbohong, atau yang cenderung oleh alam untuk berbohong berulang kali - bahkan ketika tidak diperlukan dia juga berbohong.
Maklumlah, ada banyak hewan yang belum bisa menyesuaikan.
Dalam legenda shio china, setelah waktunya tiba, ternyata hanya ada 12 hewan yang muncul untuk mengucapkan selamat jalan kepada sang Budha. Para undangan datang dengan menempati tempat duduk yang tersedia dan semuanya tertulis pada daftar hadir. Undangan yang pertama-tama datanglah adalah Tikus, kemudian diikuti Kerbau, Macan, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing dan yang terakhir Babi.
Sebenarnya saat itu Kucing telah bangun, dan ingin hadir pada pertemuan itu tetapi terlambat. Lalu dengan menggeliat dia mengambil teropong dan memandang keseberang sungai. Ternyata bahwa rapat telah dimulai. Dia melihat ada 12 hewan disana, tetapi karena kalau menyusul juga kurang baik, maka Kucing lebih memilih untuk kembali tidur.
Sang Buda dengan kesabarannya menerima mereka yang hadir, setelah di hitung dianggap sudah memenuhi kuorum. Pertemuan itu segera dilanjutkan karena telah memenuhi aturan yang sah harus memenuhi kuorum yang dihitung dari jumlah mayoritas hewan yang aktif lebih dari separuh pada saat pertemuan dilaksanakan.
Pertemuan dilanjutkan dimulai dengan pengarahan tentang bagaimana membina kehidupan yang lebih baik dan usulan-usulan para hewan dengan masalahnya masing-masing. Mereka sangat puas degan adanya pertemuan itu, sehingga nantinya diantara semua hewan tidak lagi saling mengganggu.
Sebagai tanda penghargaan, sang Budha memutuskan untuk menghormati setiap hewan dengan menamai suatu tahun sesuai dengan nama dan urutan kedatangan hewan- hewan itu. Sangat jelas ketika pertemuan hampir selesai, telah disusun sebuah kesimpulan hasil pertemuan yang patut di gunakan sebagai pedoman.
Kemudian, dari notulen hasil pertemuan, beliau membacakan kesimpulan dan sekaligus merupakan keputusan yang syah dengan para hewan dan menyatakan bahwa:
“ Setiap hewan yang menguasai tahun yang dihadiahkan. Mereka di ijinkan untuk memberikan sifat-sifatnya kepada setiap anak manusia yang lahir dalam tahun tersebut dan menunjukkan pengaruhnya melalui peristiwa yang terjadi di dunia.”
Hal yang sangat penting dari pertemuan itu adalah di tegaskannya Shio merupakan simbol hewan china yang mewakili 12 siklus tahunan. Dengan shio yang mewakili konsep siklus waktu telah menjadi kalendar Bulan China dan dibuat berdasarkan siklus dari bulan. Sejak saat itulah telah lahir adanya 12 shio hewan dengan karakter yang berbeda.
Menurut cerita legenda shio china, kehadiran hewan pada pertemuan itu adalah hasil dari pelaksanaan kontes. Semua hewan telah menerima edaran yang didalamnya ada aturan:
” siapapun yang dapat menyeberangi sungai akan mendapat giliran pertama, dan sisanya akan mengikuti urutan sesuai dengan kedatangan mereka.”
Dengan demikian, secara otomatis, pemenangnya ditetapkan menjadi pemimpin dalam siklus tahunan.
Salah satu cerita gosip, dari hasil perwakilan hewan yang ada pada saat itu mempersiapkan kampanye masing-masing di seluruh wilayah. Tetapi hewan yang aktif pada awalnya ada tiga belas yang berkumpul di dalamnya termasuk Kucing.
Kucing dengan lincah melompat kesana-kemari untuk memberitahu berita ini dan tidak lupa memberitahu kepada teman baiknya si Tikus. Kesepakatan Kucing dan Tikus sudah dibuat untuk tetap berkawan untuk memenangkan kontes. Pada hari yang telah ditentukan sesuai edaran yang berlaku, mereka berdua setuju untuk pergi bersama keesokan harinya. Namun, ketika hari dimana kontes dimulai, Tikus tidak membangunkan Kucing. Mengapa demikian ?
Pada waktu itu berlaku aturan-aturan yang tidak tertulis, bahwa membangunkan teman dalam keadaan tidur pulas itu akan mengejutkan. Ini adalah hal yang lumrah bahwa kucing memang senang sekali tidur sepanjang hari. Maka dari itu kucing tidak bisa hadir karena tidak mengikuti lomba, sehingga tidak masuk dalam siklus tahunan shio.
Tikus memang pemimpin yang bijaksana dan penuh akal untuk memenangkan kontes. Hal ini sudah terdengar dimana-mana ketika melakukan kampanye pemilihan di mayoritas wilayah, dan tikus selalu mendapat suara terbanyak. Hal ini menjadi kenyataan bahwa pada saat kompetisi, tikus yang penuh akal diam-diam telah menumpang pada si Kerbau yang kuat dan gagah untuk menyeberangi sungai yang agak lebar, mungkin sekitar 300 meter.
Akal Tikus terus berputar untuk memenangkan kontes itu, dan ketika Kerbau sudah mau meloncat ke tepian seberang sungai, tanpa sepengetahuan Kerbau, si Tikus meloncat dari punggung kerbau, dan menjadikan dia pemenang kontes dengan menyeberangi garis finish.
Hasil kontes ini tetap syah dan di tuliskan urutan pemenangnya.
Masalah besar yang ada sampai sekarang menurut legenda, permusuhan antara Kucing dengan Tikus yang diawali sejak kontes dimulai dan masih berlanjut terus sampai sekarang, mereka tidak pernah akur.
Kehidupan terus berlanjut dan dalam perkembangan pada Kalendar Cina, awal tahun dimulai antara akhir Januari dan awal Februari. Sebuah metode yang populer dimana dengan melihat metode siklus yang merupakan perekaman tahun ke dalam Dua Belas Tanda hewan dan setiap tahun di tandai dengan nama hewan atau "shio" sesuai dengan siklus yang berputar : Tikus, Kerbau, Macan, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing dan Babi.
“ Menurut kepercayaan China, hewan yang menguasai tahun kelahiran anda mempunyai pengaruh yang amat dalam terhadap kehidupan anda. Itulah ada binatang yang tersembunyi di hati anda.”
Zodiak hewan China dengan karakternya, menurut sejarah, telah digunakan sejak tahun 2637 SM, dan Kaisar Cina Huang Ti memulai putaran pertama dari zodiak tersebut pada tahun pemerintahannya yang ke-61. Astrologi Cina berdasar pada kalender bulan yang dimulai pada akhir bulan Januari sampai pertengahan Pebruari setiap tahun, tergantung pada tanggal jatuhnya bulan baru. Oleh karena itu, setiap dua belas tahun shio yang sama akan muncul.
12 Shio
Rat - TIKUS
Kamu imajinatif, menyenangkan dan benar benar murah hati terhadap
orang yang kamu cintai. Namun, kamu cenderung mudah marah dan terlalu
kritis. Kamu juga dikenal sebagai orang yang opportunis. Lahir dalam
shio ini, kamu akan senang bekerja dalam sales atau penulis, kritikus
atau penerbit.
Born in 1924, 1936, 1948, 1960, 1972, 1984, 1996, 2008.
Buffalo - KERBAU
Dilahirkan sebagai pemimpin, kamu menjadi inspirasi untuk orang di
sekitar kamu. Kamu memilih metode konservatif dan berbakat menggunakan
tangan kamu. Sangat mengharapkan segala sesuatu berjalan sesuai dengan
pilihan kamu. Shio kerbau akan sangat berhasil sebagai dokter, jendral
atau penata rambut.
Born in 1925, 1937, 1949, 1961, 1973, 1985, 1997, 2009.
Tiger - MACAN
Kamu sensitif, emosional dan mampu menciptakan cinta yang luar biasa.
Namun, kamu memiliki kecenderungan mengambil semua dan menjadi kerasa
kepala dengan apa yang kamu anggap benar; lebih dikenal dengan istilah
pemberontak. Shio macan ini sangat cocok sebagai boss, penjelajah,
pembalap atau matador.
Born in 1926, 1938, 1950, 1962, 1974, 1986, 1998, 2010.
Rabbit - KELINCI
Kamu adalah orang yang baik, sangat patuh dan menyenangkan. Kamu
memiliki kecenderungan menjadi sentimentil. Menjadi hati-hati dan
konseratif, kamu sangat berhasil dalam bisnis dan juga menjadi
pengacara, diplomat atau aktor yang baik
Born in 1927, 1939, 1951, 1963, 1975, 1987, 1999, 2011.
Dragon - NAGA
Penuh fitalitas dan antusias, Naga adalah individu yang popular
meskipun dengan reputasi yang buruk dan 'mulut besar'. Kamu sangat
pandai, berbakat dan perfeksionis namun kualitas ini menjadikan kamu
kompeten di lingkungan kamu. Kamu akan sangat cocok sebagai artis,
pendeta atau politikus.
Born in 1916, 1928, 1940, 1952, 1964, 1976, 1988, 2000.
Snake - ULAR
Kaya di dalam kebijakan dan ramah, kamu sangat romantis dan berpikir
dalam dan intuisi kamu memandu dengan kuat. Hindari sikap rakus
terhadap uang. Jaga selera humor mengenai hidup kamu. Shio ular
biasanya cocok sebagai guru, filosofi, penulis, psikiater dan peramal.
Born in 1917, 1929, 1941, 1953, 1965, 1977, 1989, 2001.
Horse - KUDA
Kapasitas kamu dalam bekerja keras sangat mengagumkan. Kamu adalah
orang yang mandiri. Selain pandai dan ramah, kamu cenderung menjadi
egois dan tajam dan harus menjaga diri agar tidak terlalu mementingkan
diri sendiri. Shio kamu menandakan sukses sebagai petualang, peneliti,
puitis atau politikus.
Born in 1918, 1930, 1942, 1954,1966, 1978, 1990, 2002, 2014.
Goat - KAMBING
Selain sering merasa salah tingkah dihadapan orang lain, Shio Kambing
dapat menjadi teman yang menyenangkan. Kamu sangat elegan dan artistik
namun menjadi yang pertama dalam memberikan komplain apapun.
Singkirkan rasa pesimisme dan kekhawatiran dan coba untuk menjadi
tidak tergantung terhadap kenyamanan materi. Kamu akan cocok sebagai
aktor, pengebun atau penata rias.
Born in 1919, 1931, 1943, 1955, 1967, 1979, 1991, 2003, 2015...
Monkey - MONYET
Kamu sangat pintar, karena sifat alami kamu yang luar biasa dan
personalitas yang menarik, kamu sangat disukai. Monyet, bagaimanapun
juga, harus menjaga agar tidak menjadi orang yang oportunis dan tidak
dipercaya oleh orang lain. Shio kamu menjanjikan kesuksesan disegala
bidang yang kamu coba.
Born n 1920, 1932, 1944, 1956, 1968, 1980, 1992, 2004, 2016...
Rooster - AYAM
Ayam adalah pekerja keras; tegas dalam mengambil keputusan juga jarang
mengutarakan pemikiranya. Oleh karena ini, kamu cenderung menjadi
ekslusif terhadap orang lain. Kamu adalah pemimpi, pemilih busana yang
baik dan ekstravaganza. Lahir dalam shio ini kamu dapat bahagia
menjadi pemilik restoran, penerbit, tentara atau turis.
Born in 1921, 1933, 1945, 1957, 1969, 1981, 1993, 2005, 2017...
Dog - ANJING
Anjing tidak pernah mengecewakan kamu. Lahir dalam shio ini kamu
sangat jujur, dan setia orang yang kamu cintai. Kamu selalu merasa
khawatir, perkataan yang tajam dan cenderung mencari kesalahan. Namun
kamu akan menjadi businessman, aktivis, guru atau polisi yang baik.
Born in 1922, 1934, 1946, 1958, 1970, 1982, 1994, 2006, 2018...
Pig - BABI
Kamu adalah teman yang baik, orang yang pintar dengan kebutuhan yang
kuat untuk mencapai tujuan apapun. Kamu sangat baik, toleran dan jujur
namun juga mengharapkan hal yang sama dari orang lain, tentunya hal
ini sangat naif. Pencarian kamu terhadap material dapat menjadi
kegagalan. Babi akan sangat berhasil dalam bidang seni seperti
penghibur atau juga pengacara.
Born in 1923, 1935, 1947, 1959, 1971, 1983, 1995, 2007, 2019..
sepatu yang biasa disebut tukang sol. Setiap pagi
dia melangkahkan kakinya meninggalkan anak dan
istrinya yang berharap nanti sore hari, mang Udin
membawa uang untuk membeli nasi dan sedikit lauk pauk. Mang Udin terus menyusuri jalan sambil berteriak menawarkan jasanya. Sampai tengah hari, baru satu orang yang menggunakan jasanya. Itu pun hanya perbaikan kecil. Perut mulai keroncongan. Hanya air teh bekal dari rumah yang mengganjal perutnya. Mau beli makan, uangnya tidak cukup. Hanya berharap dapat order besar sehingga bisa membawa uang ke rumah. Perutnya sendiri tidak dia hiraukan.
Di tengah keputusasaan, dia berjumpa dengan
seorang tukan sol lainnya. Wajahnya cukup berseri.
“Pasti, si Abang ini sudah dapat uang banyak nich.”
pikir mang Udin. Mereka berpapasan dan saling
menyapa. Akhirnya berhenti untuk bercakap-cakap. “Bagaimana dengan hasil hari ini bang? Sepertinya laris nich?” kata mang Udin memulai percakapan. “Alhamdulillah. Ada beberapa orang memperbaiki sepatu.” kata tukang sol yang kemudian diketahui namanya Bang Soleh. “Saya baru satu bang, itu pun cuma benerin jahitan.”
kata mang Udin memelas. “Alhamdulillah, itu harus disyukuri.” “Mau disyukuri gimana, nggak cukup buat beli beras juga.” kata mang Udin sedikit kesal. “Justru dengan bersyukur, nikmat kita akan
ditambah.” kata bang Soleh sambil tetap tersenyum. “Emang begitu bang?” tanya mang Udin, yang sebenarnya dia sudah tahu harus banyak bersyukur. “Insya Allah. Mari kita ke Masjid dulu, sebentar lagiadzan dzuhur.” kata bang Soleh sambil mengangkatpikulannya. Mang udin sedikit kikuk, karena dia tidak pernah “mampir” ke tempat shalat. “Ayolah, kita mohon kepada Allah supaya kita diberi rezeki yang barakah.” Akhirnya, mang Udin mengikuti bang Soleh menuju sebuah masjid terdekat. Bang Soleh begitu hapal tata letak masjid, sepertinya sering ke masjid tersebut. Setelah shalat, bang Soleh mengajak mang Udin ke warung nasi untuk makan siang. Tentu saja mang Udin bingung, sebab dia tidak punya uang. Bang Soleh mengerti, “Ayolah, kita makan dulu. Saya yang traktir.” Akhirnya mang Udin ikut makan di warung Tegal terdekat. Setelah makan, mang Udin berkata, “Saya tidak enak nich. Nanti uang untuk dapur abang berkurang dipakai traktir saya.” “Tenang saja, Allah akan menggantinya. Bahkan
lebih besar dan barakah.” kata bang Soleh tetap
tersenyum. “Abang yakin?” “Insya Allah.” jawab bang soleh meyakinkan. “Kalau begitu, saya mau shalat lagi, bersyukur, dan mau memberi kepada orang lain.” kata mang Udin penuh harap. “Insya Allah. Allah akan menolong kita.” Kata bang
Soleh sambil bersalaman dan mengucapkan salam
untuk berpisah.
Keesokan harinya, mereka bertemu di tempat yang
sama. Bang Soleh mendahului menyapa. “Apa kabar mang Udin?” “Alhamdulillah, baik. Oh ya, saya sudah mengikuti saran Abang, tapi mengapa koq penghasilan saya malah turun? Hari ini, satu pun pekerjaan belum saya dapat.” kata mang Udin setengah menyalahkan. Bang Soleh hanya tersenyum. Kemudian berkata, “Masih ada hal yang perlu mang Udin lakukan untuk mendapat rezeki barakah.” “Oh ya, apa itu?” tanya mang Udin penasaran. “Tawakal, ikhlas, dan sabar.” kata bang Soleh sambil kemudian mengajak ke Masjid dan
mentraktir makan siang lagi. Keesokan harinya, mereka bertemu lagi, tetapi di tempat yang berbeda. Mang Udin yang berhari-hari ini sepi order berkata setengah menyalahkan lagi, “Wah, saya makin parah. Kemarin nggak dapat order, sekarang juga belum. Apa saran abang tidak cocok untuk saya?” “Bukan tidak, cocok. Mungkin keyakinan mang Udin belum kuat atas pertolongan Allah. Coba renungkan, sejauh mana mang Udin yakin bahwa Allah akan menolong kita?” jelas bang Soleh sambil tetap tersenyum. Mang Udin cukup tersentak mendengar penjelasan tersebut. Dia mengakui bahwa hatinya sedikit ragu. Dia “hanya” coba-coba menjalankan apa yang dikatakan oleh bang Soleh. “Bagaimana supaya yakin bang?” kata mang Udin sedikit pelan hampir terdengar. Rupanya, bang Soleh sudah menebak, kemana arah pembicaraan. “Saya mau bertanya, apakah kita janjian untuk bertemu hari ini, disini?” tanya bang Soleh. “Tidak.” “Tapi kenyataanya kita bertemu, bahkan 3 hari berturut. Mang Udin dapat rezeki bisa makan bersama saya. Jika bukan Allah yang mengatur, siapa lagi?” lanjut bang Soleh.
Mang Udin terlihat berpikir dalam. Bang Soleh melanjutkan, “Mungkin, sudah banyak petunjuk dari Allah, hanya saja kita jarang atau kurang memperhatikan petunjuk tersebut. Kita tidak menyangka Allah akan menolong kita, karena kita sebenarnya tidak berharap. Kita tidak berharap, karena kita tidak yakin.” Mang Udin manggut-manggut. Sepertinya mulai paham. Kemudian mulai tersenyum. “OK dech, saya paham. Selama ini saya akui saya memang ragu. Sekarang saya yakin. Allah sebenarnya sudah membimbing saya, saya sendiri yang tidak melihat dan tidak mensyukurinya. Terima kasih abang.” kata mang Udin, matanya terlihat berkaca-kaca. “Berterima kasihlah kepada Allah. Sebentar lagi dzuhur, kita ke Masjid yuk. Kita mohon ampun dan bersyukur kepada Allah.” Mereka pun mengangkat pikulan
dan mulai berjalan menuju masjid terdekat sambil diiringi rasa optimist bahwa hidup akan lebih baik.
sengaja, dia mendengar orang tuanya saling
berbicara mengenai adik lelakinya, Georgi yang
menderita sakit parah. Hanya operasi yang sangat mahal yang bisa menyelamatkan hidupnya, tapi mereka tak punya biaya. Sally mendengar ayahnya berkata : “Hanya KEAJAIBAN yang bisa menyelamatkannya”. Lalu Sally membuka celengannya, dikeluarkannya semua isi celengan itu ke lantai dan kemudian menghitungnya.
Dengan membawa uang, Sally menyelinap keluar
dan pergi ke apotik.
“Apa yang kau perlukan?” tanya apoteker.
“Saya mau menolong adikku, dia sakit dan saya
mau membeli keajaiban” jawab Sally
“Apa?!" Sang apoteker sedikit bingung.
“Ayahku mengatakan hanya keajaiban yang bisa
menyelamatkan jiwanya. Jadi berapa harganya ?”
“Kami tidak menjual keajaiban, adik kecil” jawab
apoteker.
“Tapi saya punya uang. Katakan saja berapa harga
keajaiban ?”
Seorang pria berpakaian rapi yang yang mendengar percakapan Sally dan apoteker mendekat dan bertanya :
“Keajaiban jenis apa yang dibutuhkan adikmu ?”
“Saya tak tahu” jawab Sally. Air mata mulai
menetes di pipinya. “Saya hanya tahu dia sakit parah dan ayah mengatakan bahwa ia perlu dioperasi" Orang tuaku tak mampu membayarnya, tapi saya punya uang ini”
“Berapa uang yang kamu punya?” tanya pria itu lagi.
“Satu dollar, sebelas sen” jawab Sally dengan yakin. “Kebetulan sekali”, kata pria itu sambil tersenyum,
“Satu dollar dan sebelas sen, harga yang tepat
untuk membeli keajaiban, yang dapat menolong
adikmu!” Orang itu mengambil uang Sally, kemudian memegang tangan Sally:
“Bawa saya kepada adikmu, saya mau bertemu
dengannya dan orang tuamu”
Pria itu adalah Dr. Carlton Armstrong, seorang ahli
bedah terkenal. Operasi dilakukan tanpa biaya dan
tak butuh waktu yang lama Georgi kembali ke
rumah dalam keadaan sehat. Orang tuanya sangat bahagia. Sally tersenyum... Dia tahu pasti berapa harga keajaiban tersebut, Satu dollar dan sebelas sen! ditambah dengan keyakinan.