BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mari Berbagi Kisah Inspiratif

145791098

Comments

  • @Pepen95 iya lah drpd edisi sedih mulu ... :D
  • PASANGAN HIDUP ~ SEBUAH PERENUNGAN ~

    Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai 4 orang istri.
    Dia mencintai istri yang keempat, dan menganugerahinya harta dan
    kesenangan yang banyak. Sebab, dialah yang tercantik diantara semua
    istrinya. Pria ini selalu memberikan yang terbaik buat istri keempatnya
    ini. Pedagang itu juga mencintai istrinya yang ketiga. Dia sangat bangga
    dengan istrinya ini, dan selalu berusaha untuk memperkenalkan wanita ini
    kepada semua temannya.
     
    Namun, ia juga selalu khawatir kalau istrinya ini akan lari dengan pria
    yang lain. Begitu juga dengan istri yang kedua. Ia pun sangat menyukainya. Ia adalah istri yang sabar dan pengertian. Kapan pun pedagang ini mendapat masalah, dia selalu meminta pertimbangan istrinya ini. Dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya, melewati masa-masa yang sulit. Sama halnya dengan istri yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat setia. Dia selalu membawa perbaikan bagi kehidupan keluarga ini. Dia lah yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha sang suami. Akan tetapi, sang pedagang, tak begitu mencintainya. Walaupun sang istri pertama ini begitu sayang padanya, namun, pedagang ini tak begitu mempedulikannya.

    Suatu ketika, si pedagang sakit. Lama kemudian, ia menyadari, bahwa ia
    akan segera meninggal. Dia meresapi semua kehidupan indahnya, dan
    berkata dalam hati. "Saat ini, aku punya 4 orang istri. Namun, saat aku
    meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup
    sendiri." Lalu, ia meminta semua istrinya datang, dan kemudian mulai
    bertanya pada istri keempatnya. "Kaulah yang paling kucintai, kuberikan
    kau gaun dan perhiasan yang indah. Nah, sekarang, aku akan mati, maukah
    kau mendampingiku dan menemaniku? Ia terdiam. "Tentu saja tidak, "jawab
    istri keempat, dan pergi begitu saja tanpa berkata-kata lagi. Jawaban
    itu sangat menyakitkan hati. Seakan-akan, ada pisau yang terhunus dan
    mengiris-iris hatinya.
     
    Pedagang yang sedih itu lalu bertanya pada istri ketiga. "Akupun
    mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan berakhir. Maukah
    kau ikut denganku, dan menemani akhir hayatku? Istrinya menjawab, Hidup
    begitu indah disini. Aku akan menikah lagi jika kau mati. Sang pedagang
    begitu terpukul dengan ucapan ini. Badannya mulai merasa demam.
     
    Lalu, ia bertanya pada istri keduanya. "Aku selalu berpaling padamu
    setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu mau membantuku. Kini, aku
    butuh sekali pertolonganmu. Kalau ku mati, maukah kau ikut dan
    mendampingiku? Sang istri menjawab pelan. "Maafkan aku," ujarnya "Aku
    tak bisa menolongmu kali ini. Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang
    kubur saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu. Jawaban itu
    seperti kilat yang menyambar. Sang pedagang kini merasa putus asa.
     
     
    Tiba-tiba terdengar sebuah suara. "Aku akan tinggal denganmu. Aku akan
    ikut kemanapun kau pergi. Aku, tak akan meninggalkanmu, aku akan setia
    bersamamu. Sang pedagang lalu menoleh ke samping, dan mendapati istri
    pertamanya disana. Dia tampak begitu kurus. Badannya tampak seperti
    orang yang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam,
    "Kalau saja, aku bisa merawatmu lebih baik saat ku mampu, tak akan
    kubiarkan kau seperti ini, istriku."
     
    ***
    Sesungguhnya kita punya 4 orang istri dalam hidup ini.
     
    Istri yang keempat, adalah tubuh kita. Seberapa pun banyak waktu dan
    biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan
    gagah, semuanya akan hilang. Ia akan pergi segera kalau kita meninggal.
    Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadap-Nya.
     
    Istri yang ketiga, adalah status sosial dan kekayaan. Saat kita
    meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah,
    dan melupakan kita yang pernah memilikinya.
     
    Sedangkan istri yang kedua, adalah kerabat dan teman-teman. Seberapa pun
    dekat hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan bisa bersama kita
    selamanya. Hanya sampai kuburlah mereka akan menemani kita.
     
    Dan, teman, sesungguhnya, istri pertama kita adalah jiwa dan amal kita.
    Mungkin, kita sering mengabaikan, dan melupakannya demi kekayaan dan
    kesenangan pribadi. Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan amal kita sajalah
    yang mampu untuk terus setia dan mendampingi kemanapun kita melangkah.
    Hanya amal yang mampu menolong kita di akhirat kelak.
     
    Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak.
    Jangan sampai kita menyesal belakangan.

    :)
  • Summon @Pepen95 uda pernah baca kan ya? Cb berikan komen :D
  • Pak Handoyo adalah seorang pengusaha paling
    kaya nomor 2 di kotanya. Pak Handoyo selalu
    mengajarkan pada keluarganya untuk menabung
    dan tidak boros. Meski mereka keluarga kaya,
    namun harus tetap bisa bijaksana dalam
    menggunakan uang dan harta yang mereka miliki. Kendati begitu, Pak Handoyo tahu bahwa anak-
    anaknya terlalu sering bergaul dengan teman-teman dari latar belakang yang sama. Oleh karena itu, Pak Handoyo ingin memberi pandangan lain pada anaknya yang mulai remaja itu.




    Suatu ketika, saat liburan sekolah tiba, ia mengajak
    anaknya untuk bepergian ke desa. Ia ingin menunjukkan padanya suasana pedesaan yang jauh berbeda dengan kota yang riuh dan modern. Sang anak pun melihat rumah-rumah penduduk yang sepertinya seukuran dengan garasi mobil ayahnya. Pak Handoyo mengatakan, "Lihat, Nak. Rumah- rumah ini lebih kecil dari rumah kita. Apakah kamu bisa melihat seberapa kaya mereka?"
    Sang anak melihat ke arah pemukiman yang
    terhampar di hadapannya. "Iya. Kita punya 1 anjing, mereka punya banyak sapi. Kita punya kolam renang, mereka punya sungai yang besar. Kita punya lampu antik di rumah, mereka setiap malam bisa melihat bulan dan bintang," jawabnya.




    Kemudian sang ayah bertanya, "Lantas bagaimana?" Sang anak kembali menjawab, "Saat kita sering beli bahan makanan, mereka menanam dan memanen sendiri. Aku punya mainan, mereka punya teman. Kita dilindungi pagar yang tinggi dan kokoh, mereka punya tetangga yang saling menyapa. Kita punya tetangga yang punya anak seumuran denganku, tapi aku hampir tak pernah bertemu dengan mereka."

    Mendengar jawaban ini, sang ayah tersenyum. Sang anak kemudian menyimpulkan, "Terima kasih, Ayah. Kau telah mengajarkan aku bahwa mungkin kita kaya dan punya segalanya, tapi mungkin.. hidup bukan sekedar tentang semua itu."




    Sang ayah mengangguk sambil tersenyum, "Bukan
    uang yang membuat kita bahagia. Tapi kesederhanaan kecil yang mereka miliki yang
    sebenarnya membuat seseorang bisa bahagia.
    Teman, keluarga, sosialisasi, keterbatasan, kerja
    keras, solidaritas, hal-hal seperti ini sebaiknya kau pelajari sejak muda." "Ayah tak langsung lahir sebagai orang kaya. Ayah ingin kamu belajar
    bahwa kebahagiaan lebih penting dari semua yang
    nanti akan ayah wariskan padamu," ujarnya.
  • Bro @G700 setelah gw pikir2 lapak kita ini lebih cocok ke stories kali yak ... so gw ubah yak :D
  • Sepasang suami isteri seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak untuk diasuh pembantu rumah ketika mereka bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan berusia tiga setengah tahun. Sendirian di rumah, dia sering dibiarkan pembantunya yang sibuk bekerja. Dia bermain diluar rumah. Dia bermain ayunan, berayun-ayun di atas ayunan yang dibeli papanya, ataupun memetik bunga matahari, bunga kertas dan lain-lain di halaman rumahnya.






    Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dia pun mencoret semen tempat mobil ayahnya diparkirkan tetapi karena lantainya terbuat dari marmer, coretan tidak kelihatan. Dicobanya pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, coretannya tampak jelas. Apa lagi kanak-kanak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya. Hari itu bapak dan ibunya mengendarai motor ke tempat kerja karena jalan macet. Setelah sang anak mencoret penuh sisi yang sebelah kanan dia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikuti imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari si pembantu rumah.






    Pulang petang itu, terkejutlah ayah ibunya melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan angsuran. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, 'Kerjaan siapa ini?' Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘Tak tahu… !' 'Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?' hardik si isteri lagi. Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata 'Ita yg membuat itu papa…. cantik kan!' katanya sambil memeluk papanya ingin bermanja seperti biasa. Si ayah yang hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon bunga raya di depannya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa-apa terlolong-lolong kesakitan sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa? Si bapak cukup keras memukul-mukul tangan kanan dan kemudian tangan kiri anaknya. Setelah si bapak masuk ke rumah dituruti si ibu, pembantu rumah menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar. Dilihatnya telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiram air sambil dia ikut menangis. Anak kecil itu juga terjerit-jerit menahan kepedihan saat luka-lukanya itu terkena air. Si pembantu rumah kemudian menidurkan anak kecil itu. Si bapak sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah.






    Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu. 'Oleskan obat saja!' jawab tuannya, bapak si anak. Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si bapak konon mau mengajar anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu tetapi setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. 'Ita demam…' jawap pembantunya ringkas.'Kasih minum obat penurun panas ,' jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Ita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Memasuki hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Ita terlalu panas. 'Sore nanti kita bawa ke klinik' kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan ia dirujuk ke hospital karena keadaannya serius. Setelah seminggu di rawat inap doktor memanggil bapak dan ibu anak itu. 'Tidak ada pilihan..' katanya yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu diamputasi karena gangren yang terjadi sudah terlalu parah. 'Tangannya sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya kedua tangannya perlu dipotong dari siku ke bawah' kata doktor.






    Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yang dapat dikatakan. Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si bapak terketar-ketar menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari bilik pembedahan, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga heran melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. 'Papa.. Mama… Ita tidak akan melakukannya lagi. Ita tak mau dipukul papa. Ita tak mau jahat. Ita sayang papa.. sayang mama.' katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. 'Ita juga sayang Kak Narti..' katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuatkan gadis itu meraung histeris. 'Papa.. kembalikan tangan Ita. Untuk apa diambil.. Ita janji nggak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Ita mau makan nanti? Bagaimana Ita mau bermain nanti? Ita janji tdk akan mencoret-coret mobil lagi,' katanya berulang- ulang. Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi, tiada manusia dapat menghindarinya.
  • HUWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.... :((

    tritnya baguuuusss..makasih yaa..

    sek sek..tak tambahin juga..
  • Jangan Sia-siakan Pernikahan Anda
    Pada hari pernikahanku, aku menggendong istriku.
    Mobil pengantin berhenti di depan apartmen kami.
    Teman-teman memaksaku menggendong istriku
    saat keluar dari mobil. Lalu aku menggendongnya
    ke dalam rumah kami. Dia tersipu malu-malu. Saat
    itu, aku adalah seorang pengantin pria yang kuat
    dan bahagia. Dan ini adalah kejadian 10 tahun
    yang lalu saat kami menikah.
    Hari-hari berikutnya berjalan seperti biasa. Kami
    memiliki seorang anak, aku bekerja sebagai
    pengusaha dan berusaha menghasilkan uang lebih.
    Ketika aset-aset perusahaan meningkat, kasih
    sayang diantara aku dan istriku sudah mulai
    menurun.
    Istriku seorang pegawai pemerintah. Setiap pagi
    kami pergi bersama dan pulang hampir di waktu
    yang bersamaan. Anak kami bersekolah di sekolah
    asrama. Kehidupan pernikahan kami terlihat sangat
    bahagia, namun kehidupan yang tenang sepertinya
    lebih mudah terpengaruh oleh perubahan-perub
    ahan yang tak terduga.
    Lalu, Jane datang ke dalam kehidupanku.
    Hari itu hari yang cerah. Aku berdiri di balkon yang
    luas. Jane memelukku dari belakang. Sekali lagi
    hatiku seperti terbenam di dalam cintanya.
    Apartmen ini aku belikan untuknya. Lalu Jane
    berkata, "Kau adalah laki-laki yang pandai memikat
    wanita." Kata-katanya tiba-tiba mengingatkan ku
    pada istriku. Ketika kami baru menikah, istriku
    berkata "Laki-laki sepertimu, ketika sukses nanti,
    akan memikat banyak wanita." Memikirkan hal ini,
    aku menjadi ragu-ragu. Aku tahu, aku telah
    mengkhianati istriku.
    Aku menyampingkan tangan Jane dan berkata,
    "Kamu perlu memilih beberapa furnitur, ok? Ada
    yang perlu aku lakukan di perusahaan." Dia terlihat
    tidak senang, karena aku telah berjanji akan
    menemaninya melihat-lihat furnitur. Sesaat, pikiran
    untuk bercerai menjadi semakin jelas walaupun
    sebelumnya tampak mustahil. Bagaimanapun juga,
    akan sulit untuk mengatakannya pada istriku. Tidak
    peduli selembut apapun aku mengatakannya, dia
    akan sangat terluka. Sejujurnya, dia adalah
    seorang istri yang baik. Setiap malam, dia selalu
    sibuk menyiapkan makan malam. Aku duduk di
    depan televisi. Makan malam akan segera tersedia.
    Kemudian kami menonton TV bersama. Hal ini
    sebelumnya merupakan hiburan bagiku.
    Suatu hari aku bertanya pada istriku dengan
    bercanda, "Kalau misalnya kita bercerai, apa yang
    akan kamu lakukan?" Dia menatapku beberapa
    saat tanpa berkata apapun. Kelihatannya dia
    seorang yang percaya bahwa perceraian tidak akan
    datang padanya. Aku tidak bisa membayangkan
    bagaimana reaksinya ketika nanti dia tahu bahwa
    aku serius tentang ini.
    Ketika istriku datang ke kantorku, Jane langsung
    pegi keluar. Hampir semua pegawai melihat istriku
    dengan pandangan simpatik dan mencoba
    menyembunyikan apa yang sedang terjadi ketika
    berbicara dengannya. Istriku seperti mendapat
    sedikit petunjuk. Dia tersenyum dengan lembut
    kepada bawahan-bawahanku. Tapi aku melihat ada
    perasaan luka di matanya.
    Sekali lagi, Jane berkata padaku, "Sayang, ceraikan
    dia, ok? Lalu kita akan hidup bersama." Aku
    mengangguk. Aku tahu aku tidak bisa ragu-ragu
    lagi. Ketika aku pulang malam itu, istriku sedang
    menyiapkan makan malam. Aku menggenggam
    tangannya dan berkata, "Ada yang ingin aku
    bicarakan." Dia kemudian duduk dan makan dalam
    diam. Lagi, aku melihat perasaan luka dari
    matanya.
    Tiba-tiba aku tidak bisa membuka mulutku. Tapi
    aku harus tetap mengatakan ini pada istriku. Aku
    ingin bercerai. Aku memulai pembicaraan dengan
    tenang. Dia seperti tidak terganggu dengan kata-
    kataku, sebaliknya malah bertanya dengan lembut,
    "Kenapa?"
    Aku menghindari pertanyaannya. Hal ini
    membuatnya marah. Dia melempar sumpit dan
    berteriak padaku, "Kamu bukan seorang pria!"
    Malam itu, kami tidak saling bicara. Dia menangis.
    Aku tahu, dia ingin mencari tahu apa yang sedang
    terjadi di dalam pernikahan kami. Tapi aku sulit
    memberikannya jawaban yang memuaskan, bahwa
    hatiku telah memilih Jane. Aku tidak mencintainya
    lagi. Aku hanya mengasihaninya!
    Dengan perasaan bersalah, aku membuat perjanjian
    perceraian yang menyatakan bahwa istriku bisa
    memiliki rumah kami, mobil kami dan 30% aset
    perusahaanku.
    Dia melirik surat itu dan kemudian merobek-
    robeknya. Wanita yang telah menghabiskan 10
    tahun hidupnya denganku telah menjadi seorang
    yang asing bagiku. Aku menyesal karena telah
    menyia-nyiakan waktu, daya dan tenaganya tapi
    aku tidak bisa menarik kembali apa yang telah aku
    katakan karena aku sangat mencintai Jane.
    Akhirnya istriku menangis dengan keras di depanku,
    yang telah aku perkirakan sebelumnya. Bagiku,
    tangisannya adalah semacam pelepasan. Pikiran
    tentang perceraian yang telah memenuhi diriku
    selama beberapa minggu belakangan, sekarang
    menjadi tampak tegas dan jelas.
    Hari berikutnya, aku pulang terlambat dan melihat
    istriku menulis sesuatu di meja makan. Aku tidak
    makan malam, tapi langsung tidur dan tertidur
    dengan cepat karena telah seharian bersama Jane.
    Ketika aku terbangun, istriku masih disana,
    menulis. Aku tidak mempedulikannya dan langsung
    kembali tidur. Paginya, dia menyerahkan syarat
    perceraiannya: Dia tidak menginginkan apapun
    dariku, hanya menginginkan perhatian selama
    sebulan sebelum perceraian. Dia meminta dalam 1
    bulan itu kami berdua harus berusaha hidup
    sebiasa mungkin. Alasannya sederhana, anak kami
    sedang menghadapi ujian dalam sebulan itu, dan
    dia tidak mau mengacaukan anak kami dengan
    perceraian kami. Aku setuju saja dengan
    permintaannya. Namun dia meminta satu lagi, dia
    memintaku untuk mengingat bagaimana
    menggendongnya ketika aku membawanya ke
    kamar pengantin, di hari pernikahan kami.
    Dia memintanya selama 1 bulan setiap hari, aku
    menggendongnya keluar dari kamar kami, ke pintu
    depan setiap pagi. Aku pikir dia gila. Aku menerima
    permintaannya yang aneh karena hanya ingin
    membuat hari-hari terakhir kebersamaan kami
    lebih mudah diterima olehnya. Aku memberi tahu
    Jane tentang syarat perceraian dari istriku. Dia
    tertawa keras dan berpikir bahwa hal itu
    berlebihan. "Trik apapun yang dia gunakan, dia
    harus tetap menghadapi perceraian!" kata Jane,
    dengan nada menghina.
    Istriku dan aku sudah lama tidak melakukan kontak
    fisik sejak keinginan untuk bercerai mulai
    terpikirkan olehku. Jadi, ketika aku
    menggendongnya di hari pertama, kami berdua
    tampak canggung. Anak kami tepuk tangan di
    belakang kami. Katanya, "Papa menggendong
    mama!" Kata-katanya membuat ku merasa terluka.
    Dari kamar ke ruang tamu, lalu ke pintu depan, aku
    berjalan sejauh 10 meter, dengan dirinya
    dipelukanku. Dia menutup mata dan berbisik
    padaku, "Jangan bilang anak kita mengenai
    perceraian ini." Aku mengangguk, merasa sedih.
    Aku menurunkannya di depan pintu. Dia pergi untuk
    menunggu bus untuk bekerja. Aku sendiri naik
    mobil ke kantor.
    Hari kedua, kami berdua lebih mudah bertindak.
    Dia bersandar di dadaku. Aku bisa mencium wangi
    dari pakaiannya. Aku tersadar, sudah lama aku
    tidak sungguh-sungguh memperhatikan wanita ini.
    Aku sadar dia sudah tidak muda lagi, ada garis
    halus di wajahnya, rambutnya memutih. Pernikahan
    kami telah membuatnya susah. Sesaat aku
    terheran, apa yang telah aku lakukan padanya.
    Hari keempat, ketika aku menggendongnya, aku
    merasa rasa kedekatan seperti kembali lagi. Wanita
    ini adalah seorang yang telah memberikan 10
    tahun kehidupannya padaku.
    Hari kelima dan keenam, aku sadar rasa kedekatan
    kami semakin bertumbuh. Aku tidak mengatakan ini
    pada Jane. Seiring berjalannya waktu semakin
    mudah menggendongnya. Mungkin karena aku rajin
    berolahraga membuatku semakin kuat.
    Satu pagi, istriku sedang memilih pakaian yang dia
    ingin kenakan. Dia mencoba beberapa pakaian tapi
    tidak menemukan yang pas. Kemudian dia
    menghela nafas, "Pakaianku semua jadi besar."
    Tiba-tiba aku tersadar bahwa dia telah menjadi
    sangat kurus. Ini lah alasan aku bisa
    menggendongnya dengan mudah.
    Tiba-tiba aku terpukul. Dia telah memendam rasa
    sakit dan kepahitan yang luar biasa di hatinya.
    Tanpa sadar aku menyentuh kepalanya.
    Anak kami datang saat itu dan berkata, "Pa, sudah
    waktunya menggendong mama keluar." Bagi anak
    kami, melihat ayahnya menggendong ibunya keluar
    telah menjadi arti penting dalam hidupnya. Istriku
    melambai pada anakku untuk mendekat dan
    memeluknya erat. Aku mengalihkan wajahku karena
    takut aku akan berubah pikiran pada saat terakhir.
    Kemudian aku menggendong istriku, jalan dari
    kamar, ke ruang tamu, ke pintu depan. Tangannya
    melingkar di leherku dengan lembut. Aku
    menggendongnya dengan erat, seperti ketika hari
    pernikahan kami.
    Tapi berat badannya yang ringan membuatku
    sedih. Pada hari terakhir, ketika aku
    menggendongnya, sulit sekali bagiku untuk
    bergerak. Anak kami telah pergi ke sekolah. Aku
    menggendongnya dengan erat dan berkata, "Aku
    tidak memperhatikan kalau selama ini kita kurang
    kedekatan."
    Aku pergi ke kantor, keluar cepat dari mobil tanpa
    mengunci pintunya. Aku takut, penundaan apapun
    akan mengubah pikiranku. Aku jalan keatas, Jane
    membuka pintu dan aku berkata padanya, "Maaf,
    Jane, aku tidak mau perceraian." Dia menatapku,
    dengan heran menyentuh keningku. "Kamu
    demam?", tanyanya. Aku menyingkirkan tangannya
    dari kepalaku. "Maaf, Jane, aku bilang, aku tidak
    akan bercerai." Kehidupan pernikahanku selama ini
    membosankan mungkin karena aku dan istriku
    tidak menilai segala detail kehidupan kami, bukan
    karena kami tidak saling mencintai. Sekarang aku
    sadar, sejak aku menggendongnya ke rumahku di
    hari pernikahan kami, aku harus terus
    menggendongnya sampai maut memisahkan kami.
    Jane seperti tiba-tiba tersadar. Dia menamparku
    keras kemudian membanting pintu dan lari sambil
    menangis. Aku turun dan pergi keluar. Di toko
    bunga, ketika aku berkendara pulang, aku memesan
    satu buket bunga untuk istriku. Penjual
    menanyakan padaku apa yang ingin aku tulis di
    kartunya. Aku tersenyum dan menulis, aku akan
    menggendongmu setiap pagi sampai maut
    memisahkan kita.
    Sore itu, aku sampai rumah, dengan bunga di
    tanganku, senyum di wajahku, aku berlari ke kamar
    atas, hanya untuk menemukan istriku terbaring di
    tempat tidur, meninggal. Istriku telah melawan
    kanker selama berbulan-bulan dan aku terlalu sibuk
    dengan Jane sampai tidak memperhatikannya. Dia
    tahu dia akan segera meninggal, dan dia ingin
    menyelamatku dari reaksi negatif apapun dari anak
    kami, seandainya kami jadi bercerai. Setidaknya, di
    mata anak kami, aku adalah suami yang
    penyayang.
    Hal-hal kecil di dalam kehidupanmu adalah yang
    paling penting dalam suatu hubungan. Bukan
    rumah besar, mobil, properti atau uang di bank.
    Semua ini menunjang kebahagian tapi tidak bisa
    memberikan kebahagian itu sendiri. Jadi, carilah
    waktu untuk menjadi teman bagi pasanganmu, dan
    lakukan hal-hal yang kecil bersama-sama untuk
    membangun kedekatan itu. Miliki pernikahan yang
    sungguh-sungguh dan bahagia.
  • Tsunami wrote: »
    Bro @G700 setelah gw pikir2 lapak kita ini lebih cocok ke stories kali yak ... so gw ubah yak :D

    Ok masse. Pantesan kok td tiba2 ngilang dr boyzroom. Hihi
  • Brother @greensun2 selamat bergabung ... :)
  • G700 wrote: »
    Kisah inspiratif ini terjadi sudah lama sekali, sekitar tahun 1930-an. Ketika itu harga es krim sundae masih terbilang murah.

    Suatu hari, seorang bocah laki-laki berumur 10
    tahun mendatangi kedai kopi sebuah hotel dan
    duduk di satu meja. Seorang pelayan menaruh
    segelas air di depannya. "Berapa harga es krim sundae?" tanya bocah itu."50 sen," jawab si pelayan. Bocah itu mengeluarkan kepingan uang dari kantong celananya dan menghitungnya. "Hmmm...Kalau es krim yang biasa berapa?" tanyanya lagi. Saat itu, sudah banyak pelanggan yang menunggu untuk dilayani. Dan si pelayan menjadi tidak sabar. "35 sen," jawabnya dengan kasar. Bocah itu menghitung uangnya sekali lagi dengan hati-hati. "Aku pesan yang biasa saja," lanjutnya. Tak lama kemudian, si pelayan membawa pesanan bocah itu dan menaruh bonnya di meja, lalu dia pergi.

    Setelah menghabiskan es krimnya, ia membayar ke kasir dan pergi. Ketika si pelayan hendak membersihkan meja yang tadi dipakai bocah itu, ia kaget dan mulai menangis. Di samping piring tempat es krim terselip dua koin bernilai 5 sen dan lima koin bernilai 1 sen. Inilah alasannya bocah tadi tidak jadi memesan es krim sundae karena ia ingin memberikan uang tips yang layak kepada si pelayan.

    Ini dr Chicken soup kah @G700 ?
  • edited August 2014
    Kisah 12 SHio ~ by Source Flame

    Menurut legenda shio yang ada, menjadi hal yang sangat dipercayai pada waktu itu, Sang Budha hendak meninggalkan bumi, tetapi ada hal yang harus disampaikan kepada semua hewan sebelum beliau benar-benar pergi meninggalkan mereka. Akhirnya beliau memerintahkan semua hewan untuk hadir dihadapannya. 
     
    Bagaimana tanggapan para hewan pada saat itu ?  
     
    Ternyata tidak semua hewan mengindahkan undangan panggilan itu. Seperti Singa dan Gajah yang sedang berebut kekuasaan dan tidak hadir pada pertemuan itu karena Singa sedang menyerang kijang sedangkan Gajah berusaha membela Kijang atas tindakan Singa yang kejam. Dari banyak informasi pada saat itu, ada beberapa hewan tidak mengindahkan undangan tersebut dan mereka mengarang bermacam macam alasan untuk tidak hadir. 
     
     
    Beberapa hewan memang ada yang suka berbohong, yang sebelumnya telah biasa berbohong, atau yang cenderung oleh alam untuk berbohong berulang kali - bahkan ketika tidak diperlukan dia juga berbohong.
     
    Maklumlah, ada banyak hewan yang belum bisa menyesuaikan.
     
    Dalam legenda shio china, setelah waktunya tiba, ternyata hanya ada 12 hewan yang muncul untuk mengucapkan selamat jalan kepada sang Budha. Para undangan datang dengan menempati tempat duduk yang tersedia dan semuanya tertulis pada daftar hadir. Undangan  yang pertama-tama datanglah adalah Tikus, kemudian diikuti Kerbau, Macan, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing dan yang terakhir Babi. 
     
    Sebenarnya saat itu Kucing telah bangun, dan ingin hadir pada pertemuan itu tetapi terlambat.  Lalu dengan menggeliat dia mengambil teropong dan memandang keseberang sungai. Ternyata bahwa rapat telah dimulai. Dia melihat ada 12 hewan disana, tetapi karena kalau menyusul juga kurang baik,  maka Kucing lebih memilih untuk kembali tidur.   
    Sang Buda dengan kesabarannya menerima mereka yang hadir, setelah di hitung dianggap sudah memenuhi kuorum. Pertemuan itu segera dilanjutkan karena telah memenuhi aturan yang sah harus memenuhi kuorum yang dihitung dari jumlah mayoritas hewan yang aktif  lebih dari separuh pada saat pertemuan dilaksanakan. 
     
    Pertemuan dilanjutkan dimulai dengan pengarahan tentang bagaimana membina kehidupan yang lebih baik dan usulan-usulan para hewan dengan masalahnya masing-masing. Mereka sangat puas degan adanya pertemuan itu, sehingga nantinya diantara semua hewan tidak lagi saling mengganggu. 
     
    Sebagai tanda penghargaan, sang Budha memutuskan untuk menghormati setiap hewan dengan menamai suatu tahun sesuai dengan nama dan urutan kedatangan hewan- hewan itu. Sangat jelas ketika pertemuan hampir selesai, telah disusun sebuah kesimpulan hasil pertemuan yang patut di gunakan sebagai pedoman. 
     
    Kemudian, dari notulen hasil pertemuan,  beliau membacakan kesimpulan dan sekaligus merupakan keputusan yang syah dengan  para hewan dan menyatakan bahwa:
     
    “ Setiap hewan yang menguasai tahun yang dihadiahkan. Mereka di ijinkan  untuk memberikan sifat-sifatnya kepada setiap anak manusia yang lahir dalam tahun tersebut dan menunjukkan pengaruhnya melalui peristiwa yang terjadi di dunia.”
     
    Hal yang sangat penting dari pertemuan itu adalah di tegaskannya Shio merupakan simbol hewan china yang mewakili 12 siklus tahunan. Dengan shio yang mewakili konsep siklus waktu telah menjadi kalendar Bulan China dan dibuat berdasarkan siklus dari bulan. Sejak saat itulah telah lahir adanya 12 shio hewan dengan karakter yang berbeda.
     
    Menurut cerita legenda shio china, kehadiran hewan pada pertemuan itu adalah hasil dari pelaksanaan kontes. Semua hewan telah menerima  edaran yang didalamnya ada aturan:
     
    ” siapapun yang dapat menyeberangi sungai akan mendapat giliran pertama, dan sisanya akan mengikuti urutan sesuai dengan kedatangan mereka.”
     
    Dengan demikian, secara otomatis, pemenangnya ditetapkan menjadi pemimpin dalam siklus tahunan. 
     
    Salah satu cerita gosip, dari hasil perwakilan hewan yang ada pada saat itu mempersiapkan kampanye masing-masing di seluruh wilayah. Tetapi hewan yang aktif pada awalnya ada tiga belas  yang berkumpul di dalamnya termasuk Kucing. 
    Kucing dengan lincah melompat kesana-kemari untuk memberitahu berita ini dan tidak lupa memberitahu kepada teman baiknya si Tikus. Kesepakatan Kucing dan Tikus sudah dibuat untuk tetap berkawan untuk memenangkan kontes. Pada hari yang telah ditentukan sesuai edaran yang berlaku, mereka berdua setuju untuk pergi bersama keesokan harinya. Namun, ketika hari dimana kontes dimulai,  Tikus tidak membangunkan Kucing. Mengapa demikian ? 
     
    Pada waktu itu berlaku aturan-aturan yang tidak tertulis, bahwa membangunkan teman dalam keadaan tidur pulas itu akan mengejutkan.  Ini adalah hal yang lumrah bahwa kucing memang senang sekali tidur sepanjang hari. Maka dari itu kucing tidak bisa hadir karena tidak mengikuti lomba, sehingga tidak masuk dalam siklus tahunan shio.
     
    Tikus memang pemimpin yang bijaksana dan penuh akal untuk memenangkan kontes. Hal ini sudah terdengar dimana-mana ketika melakukan kampanye pemilihan di mayoritas wilayah, dan tikus selalu mendapat suara terbanyak. Hal ini menjadi kenyataan bahwa pada saat kompetisi, tikus yang penuh akal diam-diam telah menumpang pada si Kerbau yang kuat dan gagah untuk menyeberangi sungai yang agak lebar, mungkin sekitar 300 meter. 
     
    Akal Tikus terus berputar untuk memenangkan kontes itu, dan ketika Kerbau sudah mau meloncat ke tepian seberang sungai, tanpa sepengetahuan Kerbau, si Tikus meloncat dari punggung kerbau, dan menjadikan dia pemenang kontes dengan menyeberangi garis finish. 
     
    Hasil kontes ini tetap syah dan di tuliskan urutan pemenangnya.
     
    Masalah besar yang ada sampai sekarang menurut legenda, permusuhan antara Kucing dengan Tikus yang diawali sejak kontes dimulai dan masih berlanjut terus sampai sekarang, mereka tidak pernah akur.
     
    Kehidupan terus berlanjut dan dalam perkembangan pada Kalendar Cina, awal tahun dimulai antara akhir Januari dan awal Februari. Sebuah metode yang populer dimana dengan melihat metode siklus yang merupakan perekaman tahun ke dalam Dua Belas Tanda hewan dan setiap tahun di tandai dengan nama hewan atau "shio" sesuai dengan siklus yang berputar : Tikus, Kerbau, Macan, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing dan Babi.
     
    “ Menurut kepercayaan China, hewan yang menguasai tahun kelahiran anda mempunyai pengaruh yang amat dalam terhadap kehidupan anda. Itulah ada binatang yang tersembunyi di hati anda.”
     
    Zodiak hewan China dengan karakternya, menurut sejarah, telah digunakan sejak tahun 2637 SM, dan Kaisar Cina Huang Ti memulai putaran pertama dari zodiak tersebut pada tahun pemerintahannya yang ke-61.  Astrologi Cina berdasar pada kalender bulan yang dimulai pada akhir bulan Januari sampai pertengahan Pebruari setiap tahun, tergantung pada tanggal jatuhnya bulan baru. Oleh karena itu, setiap dua belas tahun shio yang sama akan muncul. 
     
    12 Shio
     
    Rat - TIKUS
    Kamu imajinatif, menyenangkan dan benar benar murah hati terhadap
    orang yang kamu cintai. Namun, kamu cenderung mudah marah dan terlalu
    kritis. Kamu juga dikenal sebagai orang yang opportunis. Lahir dalam
    shio ini, kamu akan senang bekerja dalam sales atau penulis, kritikus
    atau penerbit.
    Born in 1924, 1936, 1948, 1960, 1972, 1984, 1996, 2008.
     
     
    Buffalo - KERBAU
    Dilahirkan sebagai pemimpin, kamu menjadi inspirasi untuk orang di
    sekitar kamu. Kamu memilih metode konservatif dan berbakat menggunakan
    tangan kamu. Sangat mengharapkan segala sesuatu berjalan sesuai dengan
    pilihan kamu. Shio kerbau akan sangat berhasil sebagai dokter, jendral
    atau penata rambut.
    Born in 1925, 1937, 1949, 1961, 1973, 1985, 1997, 2009.
     
     
    Tiger - MACAN
    Kamu sensitif, emosional dan mampu menciptakan cinta yang luar biasa.
    Namun, kamu memiliki kecenderungan mengambil semua dan menjadi kerasa
    kepala dengan apa yang kamu anggap benar; lebih dikenal dengan istilah
    pemberontak. Shio macan ini sangat cocok sebagai boss, penjelajah,
    pembalap atau matador.
    Born in 1926, 1938, 1950, 1962, 1974, 1986, 1998, 2010.
     
     
    Rabbit - KELINCI
    Kamu adalah orang yang baik, sangat patuh dan menyenangkan. Kamu
    memiliki kecenderungan menjadi sentimentil. Menjadi hati-hati dan
    konseratif, kamu sangat berhasil dalam bisnis dan juga menjadi
    pengacara, diplomat atau aktor yang baik
    Born in 1927, 1939, 1951, 1963, 1975, 1987, 1999, 2011.
     
     
    Dragon - NAGA
    Penuh fitalitas dan antusias, Naga adalah individu yang popular
    meskipun dengan reputasi yang buruk dan 'mulut besar'. Kamu sangat
    pandai, berbakat dan perfeksionis namun kualitas ini menjadikan kamu
    kompeten di lingkungan kamu. Kamu akan sangat cocok sebagai artis,
    pendeta atau politikus.
    Born in 1916, 1928, 1940, 1952, 1964, 1976, 1988, 2000.
     
     
    Snake - ULAR
    Kaya di dalam kebijakan dan ramah, kamu sangat romantis dan berpikir
    dalam dan intuisi kamu memandu dengan kuat. Hindari sikap rakus
    terhadap uang. Jaga selera humor mengenai hidup kamu. Shio ular
    biasanya cocok sebagai guru, filosofi, penulis, psikiater dan peramal.
    Born in 1917, 1929, 1941, 1953, 1965, 1977, 1989, 2001.
     
     
    Horse - KUDA
    Kapasitas kamu dalam bekerja keras sangat mengagumkan. Kamu adalah
    orang yang mandiri. Selain pandai dan ramah, kamu cenderung menjadi
    egois dan tajam dan harus menjaga diri agar tidak terlalu mementingkan
    diri sendiri. Shio kamu menandakan sukses sebagai petualang, peneliti,
    puitis atau politikus.
    Born in 1918, 1930, 1942, 1954,1966, 1978, 1990, 2002, 2014.
     
     
    Goat - KAMBING
    Selain sering merasa salah tingkah dihadapan orang lain, Shio Kambing
    dapat menjadi teman yang menyenangkan. Kamu sangat elegan dan artistik
    namun menjadi yang pertama dalam memberikan komplain apapun.
    Singkirkan rasa pesimisme dan kekhawatiran dan coba untuk menjadi
    tidak tergantung terhadap kenyamanan materi. Kamu akan cocok sebagai
    aktor, pengebun atau penata rias.
    Born in 1919, 1931, 1943, 1955, 1967, 1979, 1991, 2003, 2015...
     
     
    Monkey - MONYET
    Kamu sangat pintar, karena sifat alami kamu yang luar biasa dan
    personalitas yang menarik, kamu sangat disukai. Monyet, bagaimanapun
    juga, harus menjaga agar tidak menjadi orang yang oportunis dan tidak
    dipercaya oleh orang lain. Shio kamu menjanjikan kesuksesan disegala
    bidang yang kamu coba.
    Born n 1920, 1932, 1944, 1956, 1968, 1980, 1992, 2004, 2016...
     
     
    Rooster - AYAM
    Ayam adalah pekerja keras; tegas dalam mengambil keputusan juga jarang
    mengutarakan pemikiranya. Oleh karena ini, kamu cenderung menjadi
    ekslusif terhadap orang lain. Kamu adalah pemimpi, pemilih busana yang
    baik dan ekstravaganza. Lahir dalam shio ini kamu dapat bahagia
    menjadi pemilik restoran, penerbit, tentara atau turis.
    Born in 1921, 1933, 1945, 1957, 1969, 1981, 1993, 2005, 2017...
     
     
    Dog - ANJING
    Anjing tidak pernah mengecewakan kamu. Lahir dalam shio ini kamu
    sangat jujur, dan setia orang yang kamu cintai. Kamu selalu merasa
    khawatir, perkataan yang tajam dan cenderung mencari kesalahan. Namun
    kamu akan menjadi businessman, aktivis, guru atau polisi yang baik.
    Born in 1922, 1934, 1946, 1958, 1970, 1982, 1994, 2006, 2018...
     
     
    Pig - BABI
    Kamu adalah teman yang baik, orang yang pintar dengan kebutuhan yang
    kuat untuk mencapai tujuan apapun. Kamu sangat baik, toleran dan jujur
    namun juga mengharapkan hal yang sama dari orang lain, tentunya hal
    ini sangat naif. Pencarian kamu terhadap material dapat menjadi
    kegagalan. Babi akan sangat berhasil dalam bidang seni seperti
    penghibur atau juga pengacara.
    Born in 1923, 1935, 1947, 1959, 1971, 1983, 1995, 2007, 2019..
  • Mang Udin, adalah seorang penjual jasa perbaikan
    sepatu yang biasa disebut tukang sol. Setiap pagi
    dia melangkahkan kakinya meninggalkan anak dan
    istrinya yang berharap nanti sore hari, mang Udin
    membawa uang untuk membeli nasi dan sedikit lauk pauk. Mang Udin terus menyusuri jalan sambil berteriak menawarkan jasanya. Sampai tengah hari, baru satu orang yang menggunakan jasanya. Itu pun hanya perbaikan kecil. Perut mulai keroncongan. Hanya air teh bekal dari rumah yang mengganjal perutnya. Mau beli makan, uangnya tidak cukup. Hanya berharap dapat order besar sehingga bisa membawa uang ke rumah. Perutnya sendiri tidak dia hiraukan.






    Di tengah keputusasaan, dia berjumpa dengan
    seorang tukan sol lainnya. Wajahnya cukup berseri.
    “Pasti, si Abang ini sudah dapat uang banyak nich.”
    pikir mang Udin. Mereka berpapasan dan saling
    menyapa. Akhirnya berhenti untuk bercakap-cakap. “Bagaimana dengan hasil hari ini bang? Sepertinya laris nich?” kata mang Udin memulai percakapan. “Alhamdulillah. Ada beberapa orang memperbaiki sepatu.” kata tukang sol yang kemudian diketahui namanya Bang Soleh. “Saya baru satu bang, itu pun cuma benerin jahitan.”
    kata mang Udin memelas. “Alhamdulillah, itu harus disyukuri.” “Mau disyukuri gimana, nggak cukup buat beli beras juga.” kata mang Udin sedikit kesal. “Justru dengan bersyukur, nikmat kita akan
    ditambah.” kata bang Soleh sambil tetap tersenyum. “Emang begitu bang?” tanya mang Udin, yang sebenarnya dia sudah tahu harus banyak bersyukur. “Insya Allah. Mari kita ke Masjid dulu, sebentar lagiadzan dzuhur.” kata bang Soleh sambil mengangkatpikulannya. Mang udin sedikit kikuk, karena dia tidak pernah “mampir” ke tempat shalat. “Ayolah, kita mohon kepada Allah supaya kita diberi rezeki yang barakah.” Akhirnya, mang Udin mengikuti bang Soleh menuju sebuah masjid terdekat. Bang Soleh begitu hapal tata letak masjid, sepertinya sering ke masjid tersebut. Setelah shalat, bang Soleh mengajak mang Udin ke warung nasi untuk makan siang. Tentu saja mang Udin bingung, sebab dia tidak punya uang. Bang Soleh mengerti, “Ayolah, kita makan dulu. Saya yang traktir.” Akhirnya mang Udin ikut makan di warung Tegal terdekat. Setelah makan, mang Udin berkata, “Saya tidak enak nich. Nanti uang untuk dapur abang berkurang dipakai traktir saya.” “Tenang saja, Allah akan menggantinya. Bahkan
    lebih besar dan barakah.” kata bang Soleh tetap
    tersenyum. “Abang yakin?” “Insya Allah.” jawab bang soleh meyakinkan. “Kalau begitu, saya mau shalat lagi, bersyukur, dan mau memberi kepada orang lain.” kata mang Udin penuh harap. “Insya Allah. Allah akan menolong kita.” Kata bang
    Soleh sambil bersalaman dan mengucapkan salam
    untuk berpisah.





    Keesokan harinya, mereka bertemu di tempat yang
    sama. Bang Soleh mendahului menyapa. “Apa kabar mang Udin?” “Alhamdulillah, baik. Oh ya, saya sudah mengikuti saran Abang, tapi mengapa koq penghasilan saya malah turun? Hari ini, satu pun pekerjaan belum saya dapat.” kata mang Udin setengah menyalahkan. Bang Soleh hanya tersenyum. Kemudian berkata, “Masih ada hal yang perlu mang Udin lakukan untuk mendapat rezeki barakah.” “Oh ya, apa itu?” tanya mang Udin penasaran. “Tawakal, ikhlas, dan sabar.” kata bang Soleh sambil kemudian mengajak ke Masjid dan
    mentraktir makan siang lagi. Keesokan harinya, mereka bertemu lagi, tetapi di tempat yang berbeda. Mang Udin yang berhari-hari ini sepi order berkata setengah menyalahkan lagi, “Wah, saya makin parah. Kemarin nggak dapat order, sekarang juga belum. Apa saran abang tidak cocok untuk saya?” “Bukan tidak, cocok. Mungkin keyakinan mang Udin belum kuat atas pertolongan Allah. Coba renungkan, sejauh mana mang Udin yakin bahwa Allah akan menolong kita?” jelas bang Soleh sambil tetap tersenyum. Mang Udin cukup tersentak mendengar penjelasan tersebut. Dia mengakui bahwa hatinya sedikit ragu. Dia “hanya” coba-coba menjalankan apa yang dikatakan oleh bang Soleh. “Bagaimana supaya yakin bang?” kata mang Udin sedikit pelan hampir terdengar. Rupanya, bang Soleh sudah menebak, kemana arah pembicaraan. “Saya mau bertanya, apakah kita janjian untuk bertemu hari ini, disini?” tanya bang Soleh. “Tidak.” “Tapi kenyataanya kita bertemu, bahkan 3 hari berturut. Mang Udin dapat rezeki bisa makan bersama saya. Jika bukan Allah yang mengatur, siapa lagi?” lanjut bang Soleh.






    Mang Udin terlihat berpikir dalam. Bang Soleh melanjutkan, “Mungkin, sudah banyak petunjuk dari Allah, hanya saja kita jarang atau kurang memperhatikan petunjuk tersebut. Kita tidak menyangka Allah akan menolong kita, karena kita sebenarnya tidak berharap. Kita tidak berharap, karena kita tidak yakin.” Mang Udin manggut-manggut. Sepertinya mulai paham. Kemudian mulai tersenyum. “OK dech, saya paham. Selama ini saya akui saya memang ragu. Sekarang saya yakin. Allah sebenarnya sudah membimbing saya, saya sendiri yang tidak melihat dan tidak mensyukurinya. Terima kasih abang.” kata mang Udin, matanya terlihat berkaca-kaca. “Berterima kasihlah kepada Allah. Sebentar lagi dzuhur, kita ke Masjid yuk. Kita mohon ampun dan bersyukur kepada Allah.” Mereka pun mengangkat pikulan
    dan mulai berjalan menuju masjid terdekat sambil diiringi rasa optimist bahwa hidup akan lebih baik.
  • Sally baru berumur 8 tahun ketika secara tak
    sengaja, dia mendengar orang tuanya saling
    berbicara mengenai adik lelakinya, Georgi yang
    menderita sakit parah. Hanya operasi yang sangat mahal yang bisa menyelamatkan hidupnya, tapi mereka tak punya biaya. Sally mendengar ayahnya berkata : “Hanya KEAJAIBAN yang bisa menyelamatkannya”. Lalu Sally membuka celengannya, dikeluarkannya semua isi celengan itu ke lantai dan kemudian menghitungnya.






    Dengan membawa uang, Sally menyelinap keluar
    dan pergi ke apotik.
    “Apa yang kau perlukan?” tanya apoteker.
    “Saya mau menolong adikku, dia sakit dan saya
    mau membeli keajaiban” jawab Sally
    “Apa?!" Sang apoteker sedikit bingung.
    “Ayahku mengatakan hanya keajaiban yang bisa
    menyelamatkan jiwanya. Jadi berapa harganya ?”
    “Kami tidak menjual keajaiban, adik kecil” jawab
    apoteker.
    “Tapi saya punya uang. Katakan saja berapa harga
    keajaiban ?”
    Seorang pria berpakaian rapi yang yang mendengar percakapan Sally dan apoteker mendekat dan bertanya :
    “Keajaiban jenis apa yang dibutuhkan adikmu ?”
    “Saya tak tahu” jawab Sally. Air mata mulai
    menetes di pipinya. “Saya hanya tahu dia sakit parah dan ayah mengatakan bahwa ia perlu dioperasi" Orang tuaku tak mampu membayarnya, tapi saya punya uang ini”
    “Berapa uang yang kamu punya?” tanya pria itu lagi.
    “Satu dollar, sebelas sen” jawab Sally dengan yakin. “Kebetulan sekali”, kata pria itu sambil tersenyum,
    “Satu dollar dan sebelas sen, harga yang tepat
    untuk membeli keajaiban, yang dapat menolong
    adikmu!” Orang itu mengambil uang Sally, kemudian memegang tangan Sally:
    “Bawa saya kepada adikmu, saya mau bertemu
    dengannya dan orang tuamu”






    Pria itu adalah Dr. Carlton Armstrong, seorang ahli
    bedah terkenal. Operasi dilakukan tanpa biaya dan
    tak butuh waktu yang lama Georgi kembali ke
    rumah dalam keadaan sehat. Orang tuanya sangat bahagia. Sally tersenyum... Dia tahu pasti berapa harga keajaiban tersebut, Satu dollar dan sebelas sen! ditambah dengan keyakinan.
Sign In or Register to comment.