Halo semuanya,,
@hantuusil
@lian25
@jokerz
@khieveihk
@Brendy
@Just_PJ
@nakashima
@timmysuryo
@adindes
@Bonanza
@handikautama
@kiki_h_n
@rendifebrian
@dak
@Zazu_faghag
@ramadhani_rizky
@Gabriel_Valiant
@Syeoull
@totalfreak
@Yogatantra
@erickhidayat
@adinu
@z0ll4_0II4
@the_angel_of_hell
@Dhika_smg
@LordNike
@aii
@Adra_84
@the_rainbow
@yuzz
@tialawliet
@Different
@azzakep
@danielsastrawidjaya
@tio_juztalone
@Brendy
@arieat
@dhanirizky
@CL34R_M3NTHOL
@don92
@alamahuy
@jokerz
@lian25
@drajat
@elul
@Flowerboy
@Zhar12
@pujakusuma_rudi
@Ularuskasurius
@just_pie
@caetsith
@ken89
@dheeotherside
@angelsndemons
@bayumukti
@3ll0
@jamesfernand084
@arifinselalusial
@GeryYaoibot95
@OlliE
@callme_DIAZ
@san1204
@d_cetya
Sebelumnya terimakasih buat teman-teman yang dengan setia membaca cerita-ceritaku,, Setelah tentang kanker, HIV/AIDS dan Lupus banyak masukan dari teman-teman yang menyarankan untuk mengambil cerita yang bertemakan gangguan kejiwaan. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013 yang dilakukan oleh Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan 1,7% penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa berat/psikosis/skizofrenia. 5 Propinsi dengan kasus gangguan jiwa berat/psikosis/skizofrenia tertinggi diantaranya 29. Jawa Tengah, 30. Bali, 31. Sulawesi Selatan, 32. Nanggro Aceh Darusallam dan 33. DI Yogyakarta, sementara 1. Kalimantan Barat, 2. Sulawesi Utara, 3. Lampung, 4. Riau dan 5. Kalimantan Tengah merupakan propinsi dengan kasus gangguan jiwa berat/psikosis/skizofrenia terendah.
Sementara 6% penduduk di Indonesia mengalami Penyakit otak yang merupakan gangguan kejiwaan yang disebut Bipolar disorder/Manic-depressiv. 5 Propinsi dengan kasus tertinggi Bipolar disorder/Manic-depressiv di Indonesia antara lain 29. Nusa Tenggara Timur, 30. DI Yogyakarta, 31. Jawa Barat, 32. Sulawesi Selatan dan 33. Sulawesi Tengah. Sementara 1. Lampung, 2. Jambi, 3. Bengkulu, 4. Kalimantan Barat, dan 5. Papua Barat merupakan propinsi dengan kasus Bipolar disorder/Manic-depressiv terendah.
Sehingga total penduduk Indonesia yang mengalami Gangguan Kesehatan Jiwa di Indonesia 7,7%. Bila jumlah penduduk Indonesia 250 juta maka sekitar 19 juta lebih penduduk Indonesia mengalami Gangguan Kesehatan Jiwa. Data yang cukup menarik bila kita melihat hasil dari Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 yang dilakukan oleh Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Tahun 2013 sebanyak 15 Juta/6% penduduk Indonesia mengalami Penyakit otak yang merupakan gangguan kejiwaan yang disebut Bipolar disorder/Manic-depressiv. DKI Jakarta yang pada tahun 2013 memiliki penduduk sekitar 10 Juta memiliki kasus Bipolar disorder/Manic-depressiv sebanyak 580 ribu orang atau sekitar 5,8%. Penyakit otak yang merupakan gangguan kejiwaan yang disebut Bipolar disorder/Manic-depressiv ini menyebabkan perubahan-perubahan yang tidak biasa pada suasana hati, energi, tingkat-tingkat aktivitas dan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas harian. Seseorang yang mengidap Bipolar Disorder biasanya sering merasakan euphoria berlebihan atau mania dan mengalami depresi yang sangat berat. Periode mania dan depresi ini bisa berganti dalam hitungan jam, minggu maupun bulan. Kondisi ini tergantung dari masing-masing pengidap. Bipolar disorder masuk dalam kategori gangguan kejiwaan atau jenis penyakit psikologis yang sangat serius karena dapat memengaruhi kehidupan penderitanya, baik bagi kesehatan, hubungan sosial, pekerjaan, maupun orang-orang disekitarnya.
Bipolar disorder sebenarnya sudah dikenal dan diperhatikan oleh banyak negara maju di dunia. Penyakit atau lebih tepatnya gangguan kejiwaan ini diperkirakan telah memengaruhi lebih dari lima juta orang dewasa di Amerika Serikat. Tiga sampai Lima orang dari setiap seratus orang dewasa didunia dipastikan mengidap bipolar disorder. Rasio penderita antara laki-laki dan perempuan sama rata. Gangguan kejiwaan ini mulai terlihat pada masa remaja atau lebih dini dan terus berkembang seumur hidup. Pada awalnya, gangguan kejiwaan ini sering tidak diakui oleh penderitanya karena hanya dianggap sebagai depresi biasa. Dokter sering salah mendiagnosis penyakit ini dengan gangguan jiwa berat/psikosis/skizofrenia karena manifestasi penampakan klinis atau gejalanya yang sering kali mirip. Inilah yang menyebabkan penanganannya menjadi terhambat dan menyebabkan persentase bunuh diri pada penderita lumayan tinggi, yaitu 0,4% per tahun atau 20 kali lebih tinggi dari populasi umum, juga dua sampai tiga kali lebih tinggi dari penderita jiwa berat/psikosis/skizofrenia.
Di Indonesia bipolar disorder kurang dikenal, padahal tahun 2013 sebanyak 15 Juta penduduk Indonesia termasuk kedalam gangguan jiwa ini. Pada umumnya, masyarakat Indonesia merasa enggan dan malu pergi ke psikiater untuk mengonsultasikan kondisinya. Mereka pun enggan bercerita kepada keluarga dekatnya karena asumsi yang salah bahwa mereka pasti akan dianggap gila oleh orang lain. Banyak kasus justru penderita ditelantarkan atau dikucilkan lingkungannya karena dianggap “ aneh “ atau “ gila “. Masyarakat sering hanya melihat sisi penampilan atau lahiriahnya dan menganggap penderita berbohong. Sementara itu, penderita justru merasakan sakit yang luar biasa.
Cerita ini mencoba menjelaskan tentang kehidupan seorang gay yang mengalami gangguan kejiwaan bipolar disorder atau dari sudut pandang kacamata penderitanya. Orang yang paling memahami gangguan kejiwaan yang sebenarnya adalah penderitanya sendiri. Mereka yang tidak mengalami sering kali tidak bisa memahami, apalagi berempati pada apa yang dirasakan si penderita. Dengan cerita ini diharapkan kita lebih bersikap responsif dan tidak berstigma negatif terhadap penderita gangguan kejiwaan. Dalam cerita nanti sebenarnya terinspirasi dari Ry Kusumaningtyas yang tanpa kenal lelah dari usia sepuluh tahun telah menderita bipolar disorder.
Selamat Menikamati teman-teman cerita tentang bipolar disorder.
Maaf Baru hanya buat sampai prolog dulu ya,, sehabis pita merah dalam sebuah cerita II Tamat,, baru aku fokuskan kesini,, hehehehehehehehehehehe,,
Comments
Sahabat.........
Bisakah kaukatakan seindah apa rembulan bila kau belum pernah ada di sana?? Bisakah kaurasakan selembut apa awan bila kau belum pernah menyentuhnya?? Dari mana kau tahu sepahit apa sebuah rasa bila kau belum pernah mengecapnya?? Cukupkah hanya dengan menatapnya dari jauh?? Cukupkah hanya dengan menilai tanpa tahu?? Sebagaimana hati seseorang............................ Bisakah kita menilainya bila menjenguk kedasarnya saja kita tak mampu?? Pantaskah kita menghakimi hidup seseorang bila hidup seperti apa yang dia rasakan saja kita taj tahu??
Setiap manusia punya skenario kehidupannya sendiri dan mempunyai caranya sendiri untuk berperan di dalam sketsa kehidupan . Hanya ada satu sutradara, yaitu Tuhan. Hanya Dia yang berhak menilai dan menghakimi orang lain. Belum tentu dia yang kita hakimi lebih buruk dari yang kita lihat. Dan belum tentu kita lebih baik dari dia...........
Cermin hanya dapat menampilkan bayangan. Cermin bahkan tak bisa melihat dirinya sendiri. Lilin hanya mampu menyinari sekelilingnya. Lilin bahkan tak mampu menyelamatkan dirinya sendiri dan terbakar. Dan kita hanya dapat melihat apa yang terlihat oleh mata. Hanya dapat mendengar apa yang bisa terdengar oleh telinga. Hanya mampu merasa apa yang terkecap oleh bibir. Hanya sanggup meraba apa yang tersentuh oleh jemari. Tapi hati adalah rahasia....................... Bisakah kauukur tingginya langit hanya dengan berandai memiliki dua sayap?? Bisakah kau hitung banyaknya bintang di langit hanya dengan dua tanganmu?? Apakah bila seseorang menangis kepadamu, kau dapat mengartikan dia tidak bersyukur?? Dan bila seseorang membagi lukanya, kautanyakan dia sebagai orang yang lemah??
Tuhan memberi manusia air mata dan hati bukan tanpa maksud. Menangis tidak selalu menjadi kelemahan. Berbagi luka tidak selalu menjadi keluh kesah. Semua tak bisa hanya kaulihat dengan cermin dirimu. Terkadang kebenaran seseorang bukannya dalam apa yang dia ungkapkan kepadamu. Namun, mungkin dalam segala yang tak sanggup ia ungkapkan kepadamu. Bila kau benar-benar ingin memahami seseorang, jangan hanya mendengarkan apa yang dikatakan, tapi apa yang tidak terkatakan. Jangan hanya melihat apa yang dia perlihatkan, tapi apa yang tak terlihat. Jangan hanya menilai rasa dari apa yang dia tunjukkan, tapi apa yang tak terasa. Sanggupkah engkau?? Bila tidak, janganlah menjadi hakim dari hidup orang lain.
Sahabat.............
Semoga engkau dan aku diberi ketenangan untuk menerima apa yang tak dapat diubah. Memiliki keberanian untuk mengubah segala yang dapat diubah dan semoga Engkau dan aku memiliki kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaan.
Laki-laki berumur 36 tahun itu termangu di depan layar laptop. Mata kuyu dengan lingkaran gelap yang mengelilinginya menatap hampa jemari dan pucat yang terkulai lesu di atas keyboard. Apa yang harus tertulis?? Bagaimana ia bisa menuliskan kisah hidupnya yang dramatis, yang pernah dikelakarkan oleh seorang sahabat sebagai gabungan antara sinetron, drama korea dan telenovela, dan kemudian mengakui kepada semua orang kalau dia seorang penderita gangguan jiwa??
Bipolar disorder. Ia pernah menonton sebuah film, yang ia lupa judulnya, tentang seorang laki-laki penderita bipolar disorder. Ia sendiri tidak paham benar apa itu bipolar disorder. Tokah laki-laki dalam film itu adalah sosok yang mengerikan sekaligus menyedihkan. Laki-laki itu seorang pencuri, drug addicts, pecandu seks bebas, dan semua hal yang tak pernah serta tak mungkin ia lakukan. Tak mungkin?? Ia menarik napas panjang. Raut wajah ngeri terpancar jelas diwajahnya yang pasi. Bukan tidak mungkin ia bisa saja seperti laki-laki dalam film itu. Bisa dan justru sangat bisa. Kemungkinan itu ada karena ia juga seorang penderita bipolar disorder.
Mengerikan?? Ya. Namun anehnya, hal itu tidak membuatnya terkejut, ketika dokter spesialis kejiwaan mencermati wajahnya serta menunggu reaksi atas vonis yang dijatuhkan, yang justru hanya kehampaan.
“ Sejak kapan dok?? “
Dokter menyandarkan punggungnya ke kursi. Ia pun tampak penat setelah lebih dari lima jam mendengarkan cerita, keluh, kesah dan histerisnya.
“ Kalau mendengar cerita Mas, ini saya prediksi dimulai sangat dini serta kemungkinan bisa sejak Mas berumur kurang lebih sepuluh tahun dan mungkin saja bisa kurang,,”
“ Maksudnya kurang?? Dari bayi, begitu?? Potong laki-laki itu.
“ Dari kandungan seorang Ibu mungkin Mas sudah membawa genetik ketidakstabilan,,” lanjut sang dokter sambil menghela nafas begitu dalam.
“ Semuda itu.....” gumam si laki-laki. “ Karena ini saya selalu merasa ingin bunuh diri dan dihantui mimpi buruk disepanjang hidup saya,,”
Tidak ada rasa takut dan cemas seperti saat umur 27 tahun ia divonis menderita cytomegalovirus akut atau dua bulan yang lalu ketika ia diduga skizofrenia, hanya ada rasa kosong. Rasa kosong yang bisa dikatakan sebagai sebuah kesadaran akan kepasrahan bahwa ia seolah-olah sudah tahu dan itu bukan masalah besar. Sebuah ketenangan yang mungkin tidak hanya mengejutkan dokter, tetapi juga dirinya sendiri. Wajahnya kosong tak menyiratkan emosi apa pun. Tak ada lagi yang tersisa darinya selain kehampaan. Kehampaan yang telah merenggut semua yang seharusnya masih ada. Mungkin di mata orang lain, saat ia melangkahkan kaki keluar dari ruang praktik dokter, ia tetaplah orang yang sama. Tahukah mereka jauh di lubak hatinya , ia sudah berubah, jauh berubah.
Sang dokter spesialis kejiwaan mencondongkan tubuhnya seolah ingin memperpendek jarak dan berkata,, “ Saya telah bertemu dengan ratusan pasien dalam profesi saya, tapi jujur baru kali ini saya bertemu dengan pasien seperti Mas,,” dokter itu pun menatap si laki-laki dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.
“ Saya sangat penasaran ingin tahu bagaimana Mas bisa bertahan selama sekitar kurang lebih 26 tahun dalam situasi yang bahkan tidak bisa terbayangkan oleh saya,,” dokter itu menggelengkan kepala.
“ Mas datang menemui saya, menceritakan semuanya kepada saya, dengan susunan kalimat yang begitu normal, tersenyum dan menertawakan kepedihan dan rasa sakit Mas yang mungkin sebagian besar orang sudah mencapai batas kewarasannya. Bagaimana Mas melalu rasa sakit yang menggerogoti fisik dan jiwa Mas dan tidak membiarkan orang lain, setidaknya orang-orang terdekat tahu kondisi Mas yang sebenarnya?? “
Saat itu, dengan letih sang laki-laki hanya mampu menjawab, “ Orang-orang tahu saya sakit kok dok. Mereka hanya tidak tahu sesakit apa saya. Saya bukan tidak pernah mencoba menceritakan lebih jauh tentang sakit dan penderitaan saya, tapi sebagian besar yang saya terima hanyalah penghakiman bahwa ketika Tuhan memberi saya rasa sakit dan penderitaan, itu artinya saya bukan orang baik karena dihukum dengan sakit dan penderitaan itu. Sedangkan, sebagian yang lain terlalu sibuk untuk menyuruh saya bersabar dan memaksa saya kuat tanpa pernah benar-benar mencoba memahami bagaimana perjuangan saya. Menjalani semua ini adalah bagian dari usaha saya untuk sabar dan kuat. Jadi, lebih baik bagi saya untuk menyimpannya sendiri,,”
Sungguh menyentuh ketika sang dokter spesialis tersenyum dan berkata, yang entah dari mana laki-laki itu yakin kalau itu tulus, lepas dari profesi dokter, “ Saya tidak butuh waktu lama untuk tahu kalau Mas adalah orang yang luar biasa. Sungguh bodoh mereka yang tidak bisa melihat itu. Jangan biarkan penghakiman itu menghancurkan kekuatan luar biasa yang Tuhan berikan kepada Mas untuk bertahan sampai sekarang,,”
Laki-laki itu menarik napas panjang yang menyesakkan dadanya yang bidang. Tanpa sadar, ia telah menoleh ke cermin besar di dinding. Mencermati bayangan yang terpantul di cermin dengan kepedihan yang tiba-tiba menusuk. Kata orang, ia cukup tampan, namun ia sendiri tak merasa seperti itu. Kulitnya yang cokelat seperti kulit yang biasanya dimiliki oleh laki-laki khas Indonesia. Tetapi coba lihat sorot matanya yang hampa, kosong dan bahkan pilu. Kapan terakhir kali ia tertawa ceria?? Rasanya itu sudah bertahun-tahun yang lalu. Entah sejak kapan ia mulai menampilkan senyum, tawa dan keceriaan palsu. Kata dokter, 26 tahun ia telah membangun benteng atas dirinya sendiri, menjadi seseorang yang tidak sepenuhnya dia hanya untuk bertahan hidup.
Lesu, ia kembali memalingkan ke layar laptop. Ia harus mulai menulis, setidaknya sebelum ia kehilangan kemampuannya menulis. Ia harus menulis selama otaknya masih cukup mampu diajak kerja sama. Sebelum fase gelap itu datang dan bisa menyeretnya ke dalam lubang kematian. Apapun yang akan ia tulis nanti, mungkin tidaklah sungguh-sungguh nyata, mungkin telah menyatu dengan khayalannya sebagai seseorang yang romantis, tetapi apa yang tersirat tentang perasaannya adalah suatu kebenaran. Kebenaran yang sungguh-sungguh jujur . Kejujuran yang mungkin akan terasa menyakitkan, setidaknya untuk dirinya sendiri. Jemarinya mulai menari di atas keyboard. Menulis kisah tentang cinta, kepalsuan, pengkhianatan dan kepedihan yang teramat dalam.
Tapi kalo mau dijadiin cerita tuh justru yg gangguan jiwa ringann . Seperti stres atau lainnya yg banyak orang ga sadar. Banyak yg ke puskesmas juga ga sadar kalo pasiennya menderita gangguan jiwa. Dan pendidikan dokter ga cukup mendiagnosanya karena pada waktu koas itu di rsj. Padahal justru yg paling banyak gangguan jiwa di rs biasa.
Psikosomatis juga banyak tuh. Orang mengeluh mag padahal ada pikiran atau masalah.
Dokter pasti kenal dokter andri di rs omni alam sutra tangerang
dokter andri psikiater bidang psikosomatik medis,, dokter yang sangat rajin menulis artikel,,hehehe,,terima kasih sarannya mas,, tapi aku buat bipolar dulu aja mas,,hehehe
iya mas,, tapi nunggu ceritaku yg satu selesai dulu ya
thank's udah dimention
wah cerita baru lagi .,g sbr buat baca nya tapi bnr slsaiin dlu pita merah dlm
sbuah cerita nya dlu bru stlah nya fokus ke cerita ini ,
dua jempol buat penulis, tema ceritanya selalu beda.
Sungguh,cerita ini membuat aku tdak sbar membcany. Aku sangat bercita2 menjd seorg psikolog. Crta ini membantu ku. Hehe Seperti biasa,mas bsa mengangkat tema2 unik.. Terima kash mention ny mas..