BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

CERBUNG : This Pain is Called... LOVE [Bab 1]

1568101122

Comments

  • wah istri sah dan suami simpanan ketemu nih
    :shock: :o
  • aduh de, moga2 ini cuma cerita yaa, pesen gue jangan deh main api ma org yg dh punya keluarga, pa lagi dh punya anak kaya gitu, kasian tau istri ma anaknya, pa lagi sampe dia tau kalo suaminya selingkuh ma cowo laen, ke bayang ga sih.... runtuh dunia buat dia
  • ^ bisa dibayangin kuq.. pasti istrinya senewen trus bisa minta cere..

    Apa sih yg ada di pikiran istrinya pa willy?
    ngasih senyuman terpaksa yang penuh tanda tanya...
    Menambah kejutan-kejutan yang terjadi di cerita ini.
    *halah... bahasanya
  • makin seru neh.
    lanjut bro.
  • Aku melihatnya mencoba menyembunyikan helaan nafasnya. Aku melirik jam tanganku.

    ”Sorry, Mbak Kris, aku bener-bener musti jalan nih. Nanti kita ngobrol lagi di Jakarta, ya. Mbak kapan pulang?” Kataku lagi, kemudian memeluknya dengan sopan. Menempelkan pipi kiri dan kananku di pipinya untuk berpamitan.

    ”Minggu depan. Hati-hati di jalan ya.” Katanya tersenyum.

    Aku memanggil Vita dan melambaikan tanganku. Ia membalas lambaianku dan tersenyum lebar. Anak yang manis dan cantik. Yang ayahnya berselingkuh denganku.

    Aku merasa jahat.

    Aku mengantri di kasir untuk membayar beberapa novel baruku.

    Aku merasa kotor.

    Aku berjalan menuju stasiun MRT dengan beban berat di kepalaku.

    ***
  • Segera setelah mendarat di Bandara Soekarno Hatta, aku menelpon Pak Willy dari handphoneku. Dia sedang sibuk bersama rekan-rekan konferensinya dan berjanji menelponku kembali setelah berada di dalam kamar hotelnya.

    Hampir pukul 11 malam ketika handphoneku berdering, berarti hampir tengah malam di KL.

    ”Saya sendirian di kamar.” Katanya setelah aku mengucapkan kata hello. ”I wish you were here.”

    ”Aku tadi siang ketemu mbak Kris di Singapore.” Kataku tanpa basa-basi.

    “Oh, dimana?” Tanyanya.

    “Kinokuniya, Takashimaya.” Setelah itu kami terdiam beberapa saat.

    “Saya sudah nelpon mereka. Hasil check-up Vita baik kok.” Katanya kemudian.

    “You should fly to Singapore tomorrow. Spend sometime with them” Aku tahu besok pagi penutupan konferensi itu, dan ia akan terbang ke Jakarta siang harinya.

    “Why?” Ada nada heran yang tidak disembunyikannya.
  • “I don’t know.” Aku pusing. Nada suaraku tidak sabar. “I just think you should.”

    “Take a week off. Ajak mereka jalan-jalan.” Kataku lagi.

    “Mana bisa. Kerjaan kan lagi banyak, Jun.”

    ”Saya bisa handle. Kalau ada yang urgent saya bisa telpon Bapak.” Aku bersikeras, dengan nada setengah memaksa. Aku tetap memanggilnya Bapak. Dan tampaknya ia tidak pernah keberatan.

    Hening sejenak.
    Dia sedang berpikir.

    “Are you ok, Jun?”

    No, I’m not.
    I’m f*cking someone else’s husband
    A little girl’s father.

    “Yup, I’m ok. Aku cuma pengen Bapak nemanin Vita di Singapore. They need you there.”

    ”Ok, I guess I can fly to Sin, tomorrow.”

    “Thank you, Pak.” Kataku perlahan.

    ”Besok pagi saya urus flightnya.” Kataku lagi.

    ”Gak usah. Saya go show aja. Cuma 1 seat gak bakal susah.” Aku menghela nafas dalam. Beban beratku terangkat. Membayangkan Vita dan Mbak Kris yang gembira melihat ayah dan suaminya menyusul ke Singapore terasa melapangkan dadaku.
  • ”Great, then. Trus conference nya gimana?” Dan pak Willy bercerita tentang conference dan rekan-rekan barunya yang ditemuinya di sana. Beberapa network baru yang bisa dijelajahi nanti sepulangnya ia ke Jakarta. Aku kemudian menceritakan meetingku dengan Singapore Tourism Board dan juga dengan beberapa media promosi di sana.

    Sampai hampir satu jam kita berbicara, sampai kemudian aku mengingatkannya bahwa besok ia masih harus bangun pagi-pagi dan untuk tidak lupa mengeset alarm dan men-charge handphonenya.

    “Jun.”

    ”Hmm?”

    ”I love you”

    ”I know. Good night, Pak.”

    Ini bukan pertama kalinya ia mengucapkan kata itu. Dan juga bukan pertama kalinya aku menghindar menjawabnya.

    Do I love you too?
    Why does it sound so wrong?
    Or maybe I just want you for sex,
    If only it makes it so right…


    ***
  • Jakarta, Di kantor, sekarang pukul 18:25

    Ketukan pintu kantorku membuyarkan lamunan panjangku. Riduan membuka pintu kantorku dan masuk dengan wajah berseri-seri. Rambutnya sedikit berantakan, dasinya telah dikendurkan dan kancing kemeja di lehernya terbuka satu. Matanya bersinar-sinar penuh semangat.

    ”I’ve got us a very good deal.” Katanya membuka percakapan.

    Aku meraih map hijau di hadapanku yang berisi file personalianya dan memasukkannya ke dalam laci meja kerjaku, menyembunyikannya dari hadapannya.

    Riduan menyodorkan folder plastik bening berisi beberapa kontrak dengan media yang ditemuinya sore ini. Sambil duduk di hadapanku ia mengeluarkan isinya sambil menjelaskan satu per satu dengan bersemangat.

    Pikiranku masih setengah melayang. Aku mencoba berkonsentrasi mengikuti penjelasannya. Tetapi aku lebih menikmati suaranya yang nge-bass daripada isi kata-katanya. Aku lebih menikmati antusias semangatnya daripada isi penjelasannya.

    “Jun.” Panggilnya.

    “Hmm?”

    “You’re not listening.”

    “Sorry…” Kataku tergagap. “Kita bahas besok aja ya… Kepalaku rasanya penuh banget hari ini.”

    Riduan tersenyum mengangguk, membereskan kembali files-nya

    Manisnya senyuman itu.
    Memabukkan.

    “Aku lapar.” Kataku mulai membereskan laptopku.

    “Dinner bareng?” Ajakku.

    ”Like a date?” Tanyanya sambil tersenyum.

    “If you say so.” Jawabku tertawa.

    ”Ok. Saya beresin meja sebentar.” Katanya sambil berlalu meninggalkan mejaku.

    ***
  • @ blueriyo
    @ tri_s
    @ rainbow_bdg
    @ reis
    @ hAm_HaM
    @ Bahar_69
    @ Ditoxku1
    @ lantai_empat
    @ fandry
    @ SonicBoy89
    @ SilCooN
    @ habiebie
    @ akn_arjun88


    Makasi banget utk komentar2nya. Jangan bosen ya. Ditunggu next comments nya… Opini kalian jadi penyemangat gw buat terus nulis.

    Juga buat semua yang udah baca tapi gak nulis komentar, makasi udah ngeluangin waktu buat baca.

    Special @ mllowboy jgn bosen PM yaa… they brighten my days. Thanks.
  • Kira kira nanti "kejadian" sama Riduan gak ya???
  • blueriyo wrote:
    Kira kira nanti "kejadian" sama Riduan gak ya???
    makin seru nih.
    Lanjut
  • Conversation in English ny bagus. And good plot, too.
    Keep in touch..

  • kayanya makin banyak aja nih penulis2 berbakat di forum ini. ada baiknya di dokumentasikan di atas kertas trus di cetak jadi sebuah novel mungkin akan lebih banyak org yg bisa menikmati karya2 indah tersebut. btw buat semua penulis2 di forum ini maju terus tetap semangat munculkn ide2 baru dan kreatif tunjukkan kalo kita juga bisa berkarya lebih baik dari mereka2, salam kenal buat semua teman di forum ini
  • lanjuuutttt, kayaknya bisa ada kejadian juga neeh sama riduan
Sign In or Register to comment.