It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
kota damai?? padang?? lampung? jambi?
Gyahahahahaha
oke
sekarang udah selesai.
jd balik hari ini ke kotaku yg damai.
kangen nih ama kasur gue
anyway, lanjut lagi ya ceritanya.. you are great writer..
Sepatu kets semi kulitku menyentuh tanah basah di depan sebuah rumah besar yang terletak di sebuah lokasi perumahan eliet di kotaku ini. Angkot yang tadi membawa kami beranjak menjauhi.
Aku ragu-ragu menebak bahwa rumah dihadapan kami ini adalah rumah rama. Dari penampilan rama yang sederhana, rasanya nggak mungkin dia tinggal dirumah tersebut.
Rumah itu sebagian tertutup oleh pagar tinggi. Disamping pintu pagar besar, ada sebuah pintu kecil yang terbuka saat kami berada di depannya.
Seorang pria berperawakan tegap dengan pakaian biru putih khasnya security mempersilahkan kami masuk ke halaman rumah tersebut. Tampak diwajahnya sangat menghormati rama.
"Ayo masuk dit" rama beranjak mendekati pintu depan.
"Iya ram" jawabku sambil menyapukan pandanganku kesekeliling.
Halaman depan itu begitu luas. Namun sebagian besar tertutupi oleh semen yang mungkin sengaja dibikin seperti itu untuk tempat parkir mobil seandainya garasi tak bisa menampung mobil pemilik,dan tamu.
Saat kami memasuki pintu besar yang bergaya italy, terlihat ruangan yang sangat luas dipenuhi perabotan-perabotan mewah, elektronik mahal, lukisan para pelukis terkenal dan pernak pernik lain yang ku yakin berharga jutaan.
"Kita ke kamarku aja ya diatas" suara rama yang bersemangat mengajakku menaiki tangga semen yang dilapisi karpet berwarna hijau.
"Aku tinggal dulu ya,anggap aja kamar sendiri" rama menghilang keluar pintu kamarnya.
"oke"
Kuhempaskan tubuh di sofa hitam depan sebuah televisi 29' inci. Ruang kamar ini begitu besar jika dibandingkan dengan kamar dirumahku yang luasnya hanya 4x4 m. Perkiraanku luasnya sekitar 6x7m.
Semua hal yang akan bisa membuat pemilik kamar ini betah berlama-lama dikamar ini ada disini.
Dari kasur springbad yang sangat empuk,
Karpet tebal berwarna cerah,
Dvd dengan seluruh perlengkapannya,
Ps 3,
komputer destop model terbaru dengan layar 17' datar.
dan banyak lainnya.
Beberapa saat kemudian....
Pembantu rumah rama pamit meninggalkan kamar membawa baki kosong yang tadi beriisi gelas minuman dan makanan kecil. Ternyata tadi rama keluar ntuk meminta pembantunya membikin minuman untuk kami.
"Diminum tuh susu coklat panasnya biar seger, gue mandi dulu" ujar rama sambil dengan santainya melepas baju seragam yang lembab karena hujan.
"Iya ram"
Bayangan tubuh rama yang tadi sempat menjadi pikiran diotakku kini jelas terlihat dihadapanku. Ternyata dada rama tidak begitu Bidang seperti pikiranku. Tetapi hal itu tidak mengurangi kegantengannya. Malah membuatnya lebih enak dipandang. Beberapa ta-i lalat mewarnai dada tersebut. puting susunya yang berwarna merah muda begitu menawan, sehingga cocok sekali dengan kulit putih halusnya.
Perut tipisnya juga dihiasi oleh pusar yang mulai ditumbuhi bulu-bulu halus yang hilang dibalik celana abu-abunya. Nafsuku bergolak melihat pemandangan tersebut.
Baju seragam putihnya yang lembab dimasukan kedalam keranjang basah yang berasa disudut kamar.
Tak terasa kutarik nafas dalam saat rama mulai membuka pengait celana abu-abunya.
Tapi pasti malu banget tuh, abisnya di depan temen-temen elo.
gue ngak bisa kebayang kalo kejadian kayak gini terjadi di depan teman-teman gue.
pasti gue bisa ngak bisa tidur seminggu mikirinya...
kayaknya gue masih belum siap ngasih tahu gue berasal dari mana.
ntar deh kalo gue bener-bener udah siap ngasih tahu gue, gue kasih tahu.
karena gue pernah troma?
Sambil mempermaikan kaitan celana seragamnya ra mebuka lemari pakaian besar yang menempel langsung kedinding kamar. Diraihnya sebuah handuk putih lebar dan menaruhnya di pundak.
Aku yang saat itu duduk dihadapannya hanya bisa menikmati tubuh setengah telanjang rama sesaat saja, karena sebentar lagi pasti rama akan menuju kamar mandi di bagian luar kamar
Aku berani menyimpulkan begitu karena tak kulihat pintu kamar mandi di ruangan itu seperti hayalanku waktu dihalte tadi.
Dan Rama tentunya nggak akan mungkin keluar ruangan menuju kamar mandi luar dalam keadaan polos atau bercelana dalam saja. Kalo pembantunya melihat dia telanjang bulat pasti akan terjadi kehebohan.
Namun diluar dugaan ku. rama dengan santainya melorotkan celana abu-abunya ke atas lantai kamar. Tungkai putih rama yang polos tanpa bulu tergambar indah di mataku.
Kembali rama menuju pojok kamar meletakkan celana basahnya kedalam tempat kain kotor.
Rama tampak santai dengan ketelanjangannya. walaupun aku ada diruang itu, tapi tak terlihat perasaan risih diwajahnya. Seolah-olah hal itu adah hal biasa dan lumrah seperti pada umumnya.
seandainya.....
seandainya....
rama tahu siapa aku....... pasti dia akan berfikir dua kali ntuk telanjang dihadapanku.