It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
ya udah deh... yg penting sekarang udah tau... udah baca jugaa...
semangat buat mba Rika... dan makasih udh d mensen ({})
lanjut aja deh.
@kaka_el @Adamx @JNong @Unprince @kristal_air @d_cetya @lulu_75 @4ndh0 @SteveAnggara
@Adityaa_okk @Tsu_no_YanYan @arGos @RenoF @arifinselalusial @Adhika_vevo @Widy_WNata92 @muffle
Karakter cerita @3ll0 @Tsunami @cute_inuyasha @MarioBros @balaka
part 5
#Reino
Sudah dua bulan aku dan Vinchen berpacaran. Sekarang kami sedang libur kenaikan kelas selama 2 minggu. Aku berhasil mempertahankan peringkatku di posisi pertama. Vinchen mendapatkan peringkat ke 3, itu juga karena aku gencar setiap hari mengajak Vinchen untuk belajar bareng.
Awalnya teman-teman kami terus bertanya tentang kedekatan ku sama Vinchen yang tiba-tiba, tetapi karena Vinchen selalu bisa menanggapi pertanyaan mereka dengan konyol, menjadikan kedekatan kami bukan hal yang aneh lagi untuk di pandang.
Dua minggu setelah aku putus dengan Alissa, Andes meminta ijin ku untuk mendekati Alissa. Aku sih senang saja, apalagi aku tahu Andes anak nya baik, cocok lah buat Alissa. Kabar terakhir yang aku dengar, Andes dan Alissa masih tahap pdkt.
Hubungan ku dan Vinchen belum ada yang tahu. Walaupun Rifan sudah curiga, tetapi mulut kami tertutup rapat untuk meng'iya'kan nya. Aku teringat waktu Rifan mendatangi kami saat kami baru datang. Dia membawa kami ke belakang gedung sekolah.
"Lu gak bisa bohongin gw lagi Vin, gw liat lu nangis di sini pas istirahat waktu Reino jadian sama Alissa.." Kata Rifan dengan wajah menantang.
"Apa?" Tanyaku penasaran ke Rifan.
"Gak usah dengerin Rifan, mulutnya gak bisa di percaya..!" Vinchen menyanggah dengan enteng.
"Oh gitu? Pagi-pagi lu nangis di toilet sampe ngelewatin jam pelajaran pertama, itu bohong ya? Terus waktu lu seharian nyumputin muka lu di meja buat nutupin air mata lu yang berlinangan, itu juga bohong?ckckck" Rifan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Gak usah ngasal lu! sok tahu banget lu!" Vinchen ngotot, mukanya udah merah.hihi Lucu banget ngeliat Vinvin ku kayak orang yang kepergok maling daleman tetangga.Haha
"Emang gw tahu! Gw kan ngikutin lu!" Rifan jawab dengan santai.
Vinchen lalu langsung memiting leher Rifan dan membekap mulut Rifan dengan tangannya. "Satan lu yaa! Bocor banget mulut lu.. Rasain nih! Rasain! mapus lu!"
Mereka langsung bergulat, kejar-kejaran, teriak-teriak bikin heboh. Aku hanya memegangi perutku yang sakit karena sudah gak bisa menahan tawa dari tadi.
"Vinvin benaran nangis di toilet?" Tanyaku waktu dia mengantar aku pulang sekolah.
"Bisa gak Rein gak usah bahas itu lagi." Vinchen sewot wajahnya merengut, tapi itu semakin membuatku ingin terus menggodanya.
"Gimana rasanya nangis di toilet sampai ngelewatin pelajaran pertama?" Tanyaku dengan mimik wajah di buat seserius mungkin.
"Gimana rasanya selalu nyari perhatian dan nunggu di toilet?" Vinchen berbalik meledekku. Sial! "Firstkiss kita jangan di toilet ya Rein? Kan gak seru banget, masa ngenang Firstkiss nya di toilet.Hehe"
Wajahku langsung merah mendengar dia menyinggung soal Firstkiss langsung di depan ku! "Udah sana pulang!" Setelah mengusirnya aku langsung cepat masuk ke dalam rumah.
Yap, kami belum melakukan Firstkiss kami. Saat lewat chat atau telpon, kami selalu heboh membicarakan yang berbau Vulgar. Tetapi kalau sedang berdua, entah kenapa aku langsung bergetar kalau menyinggung hal itu. Pernah waktu kita berdua lagi belajar berdua. Waktu itu momentnya pas banget, di luar sedang hujan. Saat Vinchen mulai berlagat ingin mendekatiku, aku langsung gemetar, dan langsung keluar kamar, ngunci diri di toilet untuk beberapa lama. Saat aku keluar toilet, aku fikir Vinchen bakalan bete, tetapi Vinchen malah cengengesan seperti gak terjadi apa-apa!
Jujur aku ngerasa bersalah juga, tetapi mau gimana lagi, bukan aku gak mau, tapi reaksi tubuhku gak bisa di kompromi! Dan hal itu sering terjadi selama dua bulan ini kami berpacaran..
Arrggh kangen Vinvin ku! Sudah seminggu Vinchen dan bang Mario di Jakarta, mereka kalau libur selalu ke tempat orang tuanya di Jakarta.
Udah jam 10 malam kok Vinchen belum nelpon ya? Biasanya jam 9 Vinchen udah nelpon. Aku aja deh yang telpon..
"Tuut..Tuut.." Gak diangkat-diangkat sih?
Aku ulang sampai berkali-kali tapi juga gak di angkat! Wah kemana Vinchen? Apa dia kecantol sama anak cowok Jakarta ya? 'Awas aja kalau dia selingkuh.. Aku sunat sampai habis!'
"Huaaaah" Huh ngantuk banget, udah jam setengah 12 ini. Mana Vinvin ku? hiks hiks.. Jangan-jangan ada cowok yang udah ngasih dia ciuman hebat! Jangan-jangan sekarang Vinchen lagi senang-senang sama cowok Jakarta yang katanya kece badai itu. Kemarin waktu Vinchen nelpon, dia bilang ada tetanganya yang kece badai tinggal di samping rumah orang tuanya. Sumpah aku cemburu banget, walaupun katanya mereka cuma ngobrol doang, aku mah tetep cemburu, malah rasanya aku lebih cemburu dari pada ngeliat Vinchen dekat sama Sisil.. Arrghh! Hiks..
Aku hampir terlelap dalam tidur dengan membawa perasaan dongkol, cemburu, curiga, nyesel(aku nyesel seharusnya sebelum dia ke Jakarta aku kasih Firstkiss dulu, biar di sana dia gak coba-coba sama cowok lain).
Suara telpon menggangguku yang baru berada di alam mimpi. Aku lihat telpon dari Vinchen, udah hampir jam 2 dia baru nelpon? kenapa gak pagi aja sekalian!
"Halo!" Jawabku ketus mengangkat telpon.
"Rein udah tidur"
"Udahlah! Kamu pikir aku bakalan nungguin telpon kamu gitu? Kamu pikir aku akan curiga sama kamu kalau sekarang kamu lagi sama cowok lain gitu? Kamu pikir aku peduli kamu ngasih kabar sama aku atau gak?" Aku marah-marah kesal, sampai lupa untuk memakai panggilan nama.. (namanya juga orang lagi marah -.-).
"Hehe Rein lagi cemburu sama Vinvin?" Dasar otak udang! masih bisa juga dia cengengesan!
"Huh.. Cemburu? cemburu sama tetangga kamu di Jakarta yang katanya kece badai itu? Maap yaa, anda sudah salah!" Jawabku semakin ketus dan kesal.
"Udah dong Rein marah-marahnya, dingin nih Vinvin!" Suara Vinchen sedikit gemetar.
"Minta angetin aja sama tetangga kamu yang kece badai tsunami angin topan gempa itu!" Ngomong apa sih aku? Bodo ah! Namanya juga orang lagi marah, iya kan?
"Hahahaha" Sial dia malah tertawa kencang banget!
"Aku tutup ya!" putus ku kesal ngehadapin orang gak peka seperti dia!
"Eh, eh, coba Rein buka jendela!"
"Ngapain buka jendela?" Aku membatalkan untuk memutus telpon.
"Cepetan Rein, Vinvin udah menggigil ini!"
Deg.. Otakku langsung mencerna perkataannya, perasaan ku 360% berubah langsung! Dengan girang aku menuju jendela secepat kilat dan membuka lebar jendela kamarku.
Dari jendela kamarku, aku bisa melihat Vinchen. Dia sedang duduk di atas motornya di depan pagar rumahku. Dia menekuk tangannya memeluk dada, dan tangan yang satu lagi memegang HP di telinganya.
Vinchen tersenyum lebar melihatku.
"Vinvin kenapa gak ngomong dari tadi?" Tanyaku yang masih sedikit shock melihat sosoknya yang aku rindukan selama seminggu ini, sekarang dia ada di sini di depan rumah ku! Kami masih berbicara lewat telpon. Panggilan ku berubah lagi ya..hehe
"Hehe abis Reinnya marah-marah aja sih dari tadi!"
"Abisnya Vinvin gak ngabarin!" Kataku berlagak marah, padahal mah lagi berbunga-bunga..hehe "Aku bukain pintu ya.."
"Gak usah Rein, Vinvin ke sini cuma karena udah gak sabar nunggu besok pagi buat melihat Rein..hehe"
Aku langsung tersipu malu.. "Kapan sampainya? kok gak ngomong mau pulang, kan masih seminggu lagi?"
"Baru aja sampai rumah, Vinvin lihat ada banyak banget pm dan telpon dari Rein, jadi langsung ngambil motor dan meluncur ke sini deh. Vinvin gak kuat nunggu seminggu lagi..hehe Inget gak sama pantun yang Vinvin kirim kemarin?"
"Ya Rein inget..hehe"
Tau gak bunyi pantunnya gimana?
'Buat apa jadi pendekar kalau tidak punya ilmu
Buat apa punya pacar kalau tidak pernah bertemu'
Haha aku terkekeh mengingat pantun itu, bahkan aku folderin pantun dari dia itu..
"Yudah Rein bobo ya, VinVin juga mau istirahat capek banget.."
"Iya Vinvin hati-hati ya.."
"Ciumnya mana?"
"Mmmuuach..hihi"
"Hehe lumayan deh walaupun cuma lewat telpon.." Deg
"Nyindir?" Tuh kan, sensi ku kumat.
"Haha nggak lah sayang.. Mmuuach, good night.."
"Good morning Vinvin, udah mau subuh nih.."
"Hehe yaudah bye sayang.."
"Bye Vinvin ku sayang.."
"Klik" HP mati.
Vinchen sempat melambaikan tangannya sebelum pergi. Aku menutup kembali jendela kamarku. Ah, senangnya hatiku. My Vinvin yang selalu membuat ku glepek-glepek.
Aku pun tertidur lagi dengan tersenyum. Belajar sama siapa ya, biar gak gemetar lagi kalau nanti Vinchen mau nyium aku..(?)
hehee maap
lnjutt
kok main udah pacaran aja. udah dua bulan pula. gimana ceritanya ini bisa terjadi? coba jelaskan!!!
perasaan terakhir itu yang reino nungguin vincent di toilet sekolah deh. apa gw ketinggalan?