Cerita ini aku tulis untuk teman-teman yang masih dukung aku buat nulis. Terimakasih buat
@3ll0 @MarioBros @Balaka dan terutama kak
@cute_inuyasha yang sudah membantu membangun karakternya, juga sudah menyumbang ide untuk judul cerita ini.. Semoga gak mengecewakan ya..
Part 1
#Reino
"Hallo..halloo?" aku hanya bisa diam, mendengar suara di ujung telpon yang begitu sangat aku rindukan.Aku akan selalu me-nelpon-nya saat rindu ku sudah membuat aku menggila. Di detik berikutnya pun dia hanya akan terdiam membiarkan kami saling mendengarkan nafas masing-masing yang berhembus menyampaikan rindu. Seakan dia tahu orang yang selalu me-nelpon-nya tanpa suara, adalah aku.
................................................
"Adeeek.. Cepetan turun! bebeb sama mama udah nungguin tuh..!" Suara kak Raya nyaring berteriak saat dia dengan langsung membuka pintu kamar ku(lagi) tanpa mengetuk terlebih dahulu.
"Hhh.. Bebeb?" aku mendengus sebal, merinding mendengar acap kali kak Raya memanggil bang Mario yang sebentar lagi menjadi calon suaminya.
Dulu banget kak Raya memanggil calon suaminya dengan 'cowok jutek'. Sementara calon kakak ipar memanggil kak Raya dengan 'cewek aneh'. Sekarang mereka saling memanggil dengan sebutan 'bebeb'. Siapa pun yang tahu kisah mereka, pasti akan merinding mendengar mereka sekarang saling memanggil dengan panggilan sayang. Setiap orang pasti setuju kalau kak Raya dan bang Mario adalah pasangan yang bisa membuat iri orang lain yang melihatnya.
"Lagi ngapain sih dek?" tanya kak Raya dengan gak sabar meng-hampiriku yang masih memegang handphon, setelah sesaat lalu me-nelpon orang itu.
"Iya kak, bentar lagi nih.." Aku pun langsung menuju meja komputer untuk mengambil dompet yang tergeletak di sana. Kak Raya pun langsung mengacak-ngacak rambut yang udah aku tata rapih."Bisa gak sih kak berhenti kayak gitu, kakak itu udah mau nikah..!" kataku berdecak kesal sembari merapihkan lagi rambut yang sudah berantakan dengan jari-jari ku.
"hehe, gak bisa dek.." Kak Raya cengengesan dan langsung menarik hidungku.
"Huuh..!" aku hanya bisa pasrah kalau sudah berhadapan dengan kak Raya dan.. Orang itu...
..............................................
"Ibin gak ikut?" Tanya kak Mario kepada kak Raya yang duduk di sampingnya. sekarang kami di dalam mobil menuju butik, untuk mengambil kebaya baju pengantin yang sudah di pesan. Kak Ibin adalah sahabat terdekat kak Raya dari kuliah, nama sebenarnya Bintang tapi dia biasa di panggil Ibin(nama bagus-bagus di ganti ubin, eh ibin maksudnya.hehe). Kak Ibin gay, aku sudah tahu dari lama banget kak Ibin gay dari kak Raya.
"Ibin lagi nganter Rifan sidang beb.." jawab kak Raya. Rifan adalah sahabat orang itu, yang sekarang menjadi sahabat ku juga. Kak Ibin dan Rifan sudah pacaran selama 6 tahun!ckckck. Aku iri banget setiap melihat mereka berdua. Dulu sebelum kak Ibin pacaran sama Rifan. Kak ibin selalu berganti-ganti pacar sebulan sekali..hehe Kak Ibin kan ganteng..upss
Aku, kak Raya, bang Mario dan orang itu yang tahu hubungan kak Ibin dan Rifan. Tetapi kak Raya dan bang Mario belum menge-tahui apa pun tentang aku dan orang itu..
"Rein kok gak ngajak Alissa?" tanya mama yang duduk di sampingku di belakang.
"Kenapa dia harus ikut ma? Alissa tuh cuma teman Rein, jangan berharap lebih deh! Lagian dia juga udah punya pacar kok." jawabku sedikit kesal karena bosan sama mama yang sebentar lagi pasti akan menceramahi ku.
"Terus kok kamu gak pernah bawa yang selain te-man untuk di kenalin ke mama?" Tuh kan.. lagi dan lagi pertanyaan yang sama.
"Rein lulus kuliah aja belum ma.. Rein gak mau pacaran sebelum mapan!" yap inilah jawaban andalan ku untuk menghadapi mama.
"Jangan paksa Rein lah ma, nanti kalau dia ngasal cari pacar terus dapet perempuan yang gak baik, kita juga kan yang repot." Sambung kak Raya meyakinkan mama. Thanks banget kak, kak Raya memang selalu menjadi penyelamat.
"Terus kapan kamu lulus kuliah? Rifan dan Andes sudah sidang dan bentar lagi wisuda. Kamu kapan?" ini nih satu pertanyaan mama yang buat sakit kepala!
"Aku usahain bisa ikut sidang bulan depan ma, jadi November bisa Wisuda." jawabku yakin.(mungkin)
"Eh iya Vinchen kan udah wisuda beb, kok dia belum pulang juga. Apa mau cari kerja di Jakarta?" deg, nama orang itu.. Tanya kak Raya ke bang Mario yang sedang fokus menyetir.
Ya.. nama orang itu Vinchen, adik dari bang Mario. Vinchen my first love...
Ku buang pandanganku ke jendela mobil, melihat ke luar agar tidak ada yang bisa melihat mataku yang sudah berkaca-kaca.
"Seminggu lagi dia pulang beb, sama mama dan papa juga." jawab bang Mario.
Seminggu lagi? setelah 4 tahun kami tidak pernah bertemu, seminggu lagi aku bisa melihatnya lagi. Seorang Vinchen yang sudah merubah duniaku begitu indah, sampai aku tidak mampu keluar dari dunia itu.
"TIIIIIIINNN.." tiba-tiba mobil berhenti mendadak. "WOY BISA NYETIR GAK!!!" bang Mario berteriak membuka jendela mobil. Ya bang Mario masih belum berubah, masih jutek dan galak. Kalau gak ada mama saat ini di dalam mobil, pasti tuh orang yang sudah hampir nabrak mobil ini, udah di lipet badannya sama bang Mario, terus di masukin ke karung sama kak Raya.hehe
"Biar aku yang turun beb!" kak Raya segera ingin membuka pintu mobil.
"Raya.. udah!" Cegah mama. Kak Raya cemberut, pasti udah gatel banget kak Raya pengen marah-marah..hehe "Mario kamu aja yang lihat, dan jangan Ribut!" mama memberi peringatan.
"Hhh.. Iya ma.." Kak Mario mendengus kesal dan pasrah. Lalu kemudian membuka pintu mobilnya.
.............................................
Saat ini kami sedang menikmati malam di lungsir, bersama kak Raya, bang Mario, Kak Ibin dan Rifan. Banyak pedagang di sini, dan dari sini kita bisa melihat langsung jalanan tengah kota. Vinchen belum pernah ke sini, saat itu belum ada tempat ini.
"Kapan Rifan wisuda?" Tanya bang Mario.
"seminggu lagi bang.." jawab Rifan sambil memakan roti bakarnya.
"Rencananya kalau udah wisuda gimana?" kak Raya yang bertanya kali ini.
"Kawin..hahaha" jawab kak Ibin asal sambil tertawa.
"Kawin kan udah yank..haha" lanjut Rifan lebih ngasal! Dan kami pun ikut tertawa. 'Bahagianya jadi mereka berdua.' fikir ku.
"Eh gak nyangka ya, kalian bisa nikah juga..haha.. Kalau inget dulu tuh kalian kayak kucing sama gugug..Hahaha" Kak Ibin tertawa kencang sampai memegangi perutnya.
"Plaakk!" Jurus tangan kak Raya pun keluar, memukul kepala kak Ibin.
"Kamu berubah dong Raya! udah mau nikah juga..!" Kak Ibin berdecak kesal sambik mengelus-ngelus kepalanya. "Mario, lu yakin mau nikah sama Raya?" lanjut kak Ibin melirik ke kak Raya.
"Iya yah, gw mesti pertimbangin lagi deh kayaknya." Bang Mario pura-pura serius sambil mengelus-elus dagunya dengan tangannya.
"Oh.. Gitu..." kak Raya pun langsung berdiri mendekati bang Mario, lalu dengan tangannya memiting kepala bang Mario dan tangan satunya yang masih bebas, menjitak-jitak kepalanya pelan dengan gemas.
"Hahaha" Kami pun semua tertawa melihat pasangan Unlimited edition satu ini.
Melihat Kak Raya dan Bang Mario, serta melihat Kak Ibin dan Rifan, sungguh membuat ku iri. Ku pandangi langit malam ini. Saat ini aku sungguh sangat merindukan vinchen.
Aku dan Vinchen yang memilih jalan kami masing-masing empat tahun lalu, demi kebahagiaan orang-orang yang kami kasihi. Demi bang Mario dan kak Raya...
...............................................
#Author
*Flashback
"Aku tunggu di taman nanti malam jam 7. By.Reino" Begitulah satu sms yang masuk ke handphon Vinchen siang tadi. Sms yang tidak di balasnya, tetapi sms itu mampu membuatnya uring-uringan mondar-mandir seperti setrikaan.
"Ngapain sih dek dari tadi mondar-mandir gak jelas? bikin sakit kepala tahu ngeliatnya!" Mario mengomel melihat tingkah adiknya, Vinchen yang dari tadi siang sibuk mondar-mandir seperti setrikaan.
"Ya gak usah di lihatin lah bang!" balas Vinchen sembari menjatuhkan tubuhnya di sofa, duduk di sebelah Mario.
"Kamu sering telponan ya sama Raya?" tanya Mario datar sedikit melirik Vinchen di sampingnya.
"Kak Raya? Kenapa emangnya?"
"Gak apa-apa.. Jangan-jangan kamu beneran naksir dia ya? kan Abang sudah bilang dek, Raya tuh umurnya 4 tahun lebih tua dari kamu. Gak bisa apa kamu cari yang mudaan dikit!" Cecar Mario penasaran.
"Aiissss, emang gak boleh ya kalau Vinchen telponan sama kak Raya? Kak Raya tuh kakaknya Reino, temen dekat Vinchen! Salah gitu?" Protes Vinchen pada abangnya itu, yang dari tadi gak berhenti ngomel-ngomel.
"Hemmm.. Ya gak salah sih.. Baguslah kalau memang gak!" kata Mario cuek sambil berdiri dari duduknya dan bersiap meninggalkan Vinchen.
"Abang cemburu?"
"Cemburu? Sorry yee gak level sama cewek aneh kayak Raya!" Mario melotot menghadap Vinchen.
"Kalau gak cemburu, biasa aja kali bang.." Vinchen menggoda Mario.
"Emang biasa aja kan!" Kata Mario kesal sembari kembali berbalik melanjutkan langkahnya.
"Kemarin kak Raya jalan sama cowok loh.." Vinchen masih terus menggoda Mario.
Seketika itu juga Mario langsung menghentikan langkahnya, dan berbalik kembali menghadap Vinchen."Siapa..?"
"Haha tuh kan! O..o..abang ketauan..lagi cemburu..sama kak Raya..haha" Vinchen mengejek Mario dengan nyanyi gak jelas. Vinchen pun langsung bangun dari sofa bersiap berlari menjauh dari Mario yang sedang bersiap menyerangnya.
"VINCHEN!!!" Mario berteriak dan langsung berlari mengejar Vinchen.
....................................
Walaupun Vinchen gak membalas pesan sms dari Reino, tetapi sudah dari jam setengah tujuh, Vinchen berada di sudut taman. Vinchen hanya ingin memastikan kalau Reino tidak akan datang, atau paling gak, Reino gak akan menunggu ke datangan Vinchen terlalu lama.
Sudah hampir jam sepuluh malam, taman juga sudah mulai sepi, tetapi Reino belum bergeming dari duduknya di bangku taman. Vinchen sendiri terus memperhatikan Reino dari tempat yang gak telihat oleh Reino.
"Udah malam banget begini, kenapa sih tuh anak gak pulang? gak capek apa dia.. Gw aja udah pegel banget.." Vinchen bergumam kesal, sambil memijat-mijat kakinya yang sudah pegal.
Akhirnya logika Vinchen terkalahkan oleh hatinya. Walaupun dia takut gak bisa menahan dirinya kalau berada di dekat Reino. Sudah dua bulan ini dia berusaha mengendalikan dirinya, karena gak mau mengganggu hubungan Reino dengan pacarnya. Vinchen sudah gak mau berharap lagi!
Perlahan Vinchen berjalan mendekati Reino dan berhenti di hadapan-nya nyaris tanpa suara. Reino yang menundukan kepalanya, sedikit terkejut saat melihat sepasang kaki di depannya. Reino langsung menegakan kepalanya dan menatap Vinchen.
"Akhirnya kamu datang.." Kata Reino tersenyum senang.
Vinchen sedikit mem-bongkokan tubuhnya. Dengan telapak tangannya, Vinchen memegang pipi Reino."Lu hampir aja beku.." kata Vinchen pelan.
Wajah mereka berjarak sangat dekat, mereka saling bertatapan, cukup lama mereka berada dalam posisi itu sampai Vinchen melepaskan tangannya dari pipi Reino, dan berdiri menegak-kan tubuhnya kembali.
"Ayo pulang, udah malam.." ajak Vinchen, masih berdiri di hadapan Reino dengan kedua tangan yang di masukan ke dalam celananya.
"Maaf, aku baru dengar rekaman di dalam boneka yang kamu kasih dulu.." Ujar Reino dan kembali menundukan kepalanya.
Boneka teddy berwarna biru yang di berikan Vinchen, waktu ulang tahun Reino. Reino fikir, boneka itu hanyalah ke-isengan Vinchen, sampai tadi siang Reino gak sengaja mendengar rekaman suara Vinchen saat memeluk boneka itu, rekaman tentang perasaan Vinchen terhadapnya.
"Jadi selama ini lu gak tahu?"
Reino hanya menggeleng-kan kepalanya. Vinchen pun langsung duduk di samping Reino.
"Hehe udahlah gak usah di fikirin. Gw memang suka sama lu, maaf kalau cara gw selama ini malah buat lu jadi kesel sama gw.. Tapi gw ikut senang kok ngelihat lu sekarang udah punya pacar cewek.. Paling gak di antara kita ada yang normal..Hahaha" Vinchen tertawa sambil mengacak-ngacak rambut Reino dengan tangannya.
"Kamu memang susah yah di ajak ngomong serius!" Reino merengut, merapihkan rambutnya dengan jari-jarinya dan memajukan sedikit mulutnya.
"Bisa gak berhenti ber-expresi gemesin kayak gitu?" Vinchen paling gak bisa menahan diri kalau melihat Reino seperti ini.
Reino mengerutkan dahinya. "maksudnya?"
"Udah ayo pulang! Sebelum gw gak bisa ngendaliin diri gw, buat nyium lu..hehe" Vinchen terkekeh, dan langsung berdiri dari duduknya. 'Kalau lebih lama lagi gw berada di sini, gw gak tahu apa yang akan gw lakuin sama mahkluk Tuhan paling manis satu ini.' fikir Vinchen.
Baru saja Vinchen ingin melangkah-kan kakinya, Reino sudah memegang lengan Vinchen dengan kedua tangannya. Dan Vinchen reflek berbalik menghadap Reino.
"kalau gitu cium aku.." kata Reino spontan. Sesaat kemudian Reino langsung melepas lengan Vinchen dan menutup mulutnya dengan tangannya. 'Arrgh dasar mulut ganjen!'
Comments
*gandeng kak @cute_inuyasha
ciyeee yg minta diciuum.
oow pelik sekali masalah yg dihadapi reino. kasiaaan
Tetep semangat ya lanjutin ceritanya hehe
Titip mention lg ya
cium! cium! cium!
Uhhh so sweet,,, senyum2 melulu aq bacanya,,,
Kalo baca cerita keren begini jadi mau lagi,lagi dan lagi,,, padahal nulisnya aja dr siang ampe malam hahaha.
Rangkul @MarioBros heyyy dirimu udah mau nikah nihhh wkwkwk
Gandeng dede @3ll0 dan ko @Tsunami
Turut mengundang teman q @4ndh0 @d_cetya @Tsu_no_YanYan
*kena piting Raya *ampuun beb
btw, di bagian sblm flashback, masih ada typo Faisal tuh.
*lirik @MarioBros *
eitsss siapa yg lebay n labil?? gw cm kesel nih orang suruhan calon mertua kerjanya lelet bgt.
*end of the story *let Rika continue the original
@balaka mkasih ya Rifan, di kritik dong tulisannya kalau gak enak..hehe
@SteveAnggara iya makasih ya
@lulu_75 ini masih lanjut lul, makasih ya
@JNong makasih ya#ciumciumcium balik
kak @cute_Inuyasha haha makasi banget bwt kakak satu ini yang gk pernah capek semngatin aku#peluk
@MarioBros hihi Kok rempongan bebeb dri pada aku#kipas-kipas
*hoho mkasih typo udah aku benerin tuh
@Cyclone ini alurnya maju mundur, dan ada sdikit perubahan di karakternya krn ini beda cerita dri kmrin. Semoga kdpnnya bsa lbh menikmati ya.. makasih
nitip mention kak @Rika1006