BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

CLBK(Cinta Lama Belum Kelar) "TAMAT"

1679111233

Comments

  • Yah kirain ada updatetan
  • parah ih, gw gk dimensen. sukur gw masih mau bayarin tuh dvd. dasar cewek aneh!! @Rika1006
  • edited February 2015
    @Cyclone hadeeh tdi udah post kok malah ngilang post nya :(

    @MarioBros aku mention tau! huh


    Untuk yang merasa terganggu sama mention aku bilang aja ya :) aku udah hati-hati banget biar gak ada typo, klo masih ada tlong kasih tau ya, biar aku perbaiki.. Kalau masih kecepetan juga kasih tau ya, biar aku tambahin minyak remnya. :D

    Semoga tulisanku bisa di nikmati :)


    @kaka_el @Adamx @JNong @Unprince @kristal_air @d_cetya @lulu_75 @4ndh0 @SteveAnggara
    @Adityaa_okk @Tsu_no_YanYan @arGos @RenoF @arifinselalusial @Adhika_vevo @Widy_WNata92 @muffle @Adiie

    karakter cerita @3ll0 @Tsunami @cute_inuyasha @balaka @MarioBros



    Part 4
    #Reino

    "Kemana sih dia?" Aku bergumam sendiri, berdesis kesal karena sosok Vinchen belum terlihat juga. Sudah hampir satu jam, Hp nya juga belum bisa di hubungi. Kalau dia benar-benar cuma ingin mengerjai aku, ini sudah terlewat batas!

    Kenapa aku bisa suka sama dia sih? Lebih dari suka mungkin! Dulu karena ingin menangkis perasaan ini, aku sampai menyeret Alissa ke dalam masalah hatiku. Pada akhirnya aku hanya menyakiti hati gadis itu. 'Alissa memang lebih pantas mendapatkan yang lebih baik dari aku.'

    Sekarang setelah Vinchen berubah, dan dia tidak lagi mengganggu ku dengan tingkahnya. Dia seperti membatasi diri dan menjaga jarak dengan ku. Harapan yang dari dulu aku inginkan menjadi kenyataan, akhirnya terkabul. Bukankah seharusnya aku senang? Karena hari-hari ku di sekolah menjadi lebih tenang. Aku bahkan memiliki pacar yang baik dan cantik seperti Alissa. Tetapi aku malah benci dengan keadaan sekarang. Aku benci Vinchen tidak lagi mengganggu ku. Aku benci melihatnya dekat dengan seseorang. Aku benci karena sekarang aku lah yang selalu mencari perhatiannya. Dan yang paling aku benci, adalah diriku sendiri karena aku menyia-nyiakan Alissa dan rela menunggu Vinchen di sini. Semalam aku menunggu dia selama lebih dari tiga jam. Sekarang dia yang menyuruhku menunggu di sini. Entah apa yang dia rencanakan, tetapi aku belum berniat untuk beranjak pergi dari sini.

    Aku sedikit tercengang saat melihat Vinchen berlari kecil dari kejauhan, dia membawa balon? Ada cukup banyak balon warna warni yang terjuntai oleh tali yang di genggamnya, agar balon-balon itu tidak terlepas dari tangannya.

    "Hhh..Hhh..Hhh.." Vinchen mengatur nafasnya saat sudah terduduk di samping ku. Aku masih diam menelitinya dan balon-balon itu. "Apa aku lama?" Vinchen tersenyum lebar dengan masih sedikit mengatur nafasnya.

    "Aku?" Lagi lagi aku terkejut dengan perubahan panggilan dari 'gw menjadi aku'? "Kamu di jalan kesambet apaan?" tanya ku serius.

    "Emang gak boleh, kalau sekarang aku ngikutin kamu dengan sebutan aku-kamu?" Aku hanya menaikan alisku dan mengerutkan dahiku menanggapinya.

    "Maaf ya kelamaaan.Hehe Tadi susah nyari tukang balonnya, aku sampai hampir memutar ke bambu kuning, cuma buat nyari yang jualan balon." Dia menyenderkan punggungnya ke sisi belakang bangku yang kami duduki. Aku masih memandangnya penasaran!

    "Lagian buat apa kamu balon banyak gini? Ada yang ulang tahun?" Dia menoleh melihatku, lalu tersenyum lebar lagi.

    "Di setiap balon-balon ini ada ucapan yang mau aku sampaikan ke Tuhan.. Aku tulis di kertas ini.." Dia menunjukan bagian bawah tali yang mengikat di balon, ada seperti gulungan kertas kecil di setiap balon yang terikat di ujung tali.

    "Ada 8 balon, berarti ada 8 ucapan dong?" aku menghitung jumlah balon berwarna warni itu.

    Dia hanya tersenyum simpul. "Ini kamu bantu aku untuk melepas balonnya satu-satu, aku mau balon-balon ini menyampaikannya ke Tuhan di atas sana."

    "Kenapa aku?" Tanya ku masih penasaran.

    "Udah pegang ini nanti aku kasih tahu..!" Dia memberikan satu balon kepada ku. Dia menundukan kepalanya, seperti mempersiapkan sesuatu. Wajahnya benar-benar terlihat tenang! 'Sepertinya dia benar-benar kesurupan Jin baik deh di jalan tadi.'

    "Terima kasih Tuhan, karena takdir Mu membuat aku mengenal Reino Gunawan." Aku menoleh ke arahnya, memberikan ekspresi penuh tanya. Dia sepertinya mengerti aku yang sedang kebingungan. "Ini yang tertulis di kertas ini, ayo di lepas.." Dia tersenyum manis saat ini.

    Ah, aku sepertinya baru tersadar. Apa Vinchen sedang menyatakan perasaannya padaku? Aku gak menyangka seorang Vinchen yang konyol, melakukan hal paling romantis yang bahkan tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Mataku sudah berkaca-kaca saat melepas balon itu terbang tinggi ke atas langit yang cerah. 'Terima kasih Tuhan, karena Kau menakdirkan kami untuk bertemu.'

    "Terima kasih Tuhan, karena Kau sudah melukiskan nama Reino Gunawan dalam hatiku." Dia kembali memberikan satu balon lagi, dan tersenyum. 'Terima kasih Tuhan, karena Kau sudah melukiskan nama Vinchen Anugrah dalam hatiku.' Air mataku sudah menentes saat melepaskan balon ke dua.

    "Maafkan aku Tuhan, karena aku sudah membiarkan rasa itu bertahan dan tumbuh di dalam hatiku." Dia memberikan balon ke tiga, kali ini senyumnya hanya sedikit melengkung dari bibirnya. 'Maafkan kami Tuhan, karena kami sudah membiarkan rasa itu bertahan dan tumbuh di dalam hati kami.' kulepas balon ke tiga dengan lirih.

    "Maafkan aku Tuhan, karena aku tidak menolak saat kesempatan ini datang untuk bersamanya." Dia memberikan balon ke empat, menatap dalam mataku. 'Maafkan kami Tuhan, ijinkan aku bersama orang ini.' Aku lepaskan balon ke empat, balon itu mengikuti teman-temannya yang lain terbang jauh ke atas sana.

    "Tuhan, sampaikan berjuta maaf ku untuk Alissa Erlany". Dia berkata sedikit lirih saat memberikan balon ke lima. Rasa bersalah sedikit membuat perasaan ku gak enak. Untuk beberapa detik kami saling menatap sebelum aku menerima balon itu dari tangannya. 'Tuhan, sampaikan milyaran maaf ku untuk Alissa Erlany.' Ku lepaskan balon ke lima itu.

    Dia lalu memberikan sisa ke tiga balonnya langsung secara bersamaan."Tuhan Ijinkan Vinchen Anugrah untuk selalu mencintai Reino Gunawan." Aku sudah sedikit terisak menerima balon itu saat dia melanjutkan kata-kata nya. "Itu ucapan permohonan terpenting yang mau aku sampaikan ke Tuhan, jadi aku fikir satu saja tidak cukup. Mungkin Tuhan akan tergugah saat menerima tiga balon ini..hehe" Aku tersenyum menahan isakan ku sambil melepas ketiga balon itu secara bersamaan. 'Tuhan dalam dua nama ini, ku mohon ijin Mu, untuk aku bisa selalu bersamanya." Dan ketiga balon itu berterbangan menyusul ke lima balon yang lainnya.

    "Udah dong nangisnya, nanti kalau ada orang yang melihat kita, dia pasti berfikir, kalau aku sudah menghamili kamu, dan gak mau bertanggung jawab." Vinchen memasang wajah serius saat meledek ku. Huh, sepertinya Jin baik tadi sudah gak menempel lagi di tubuh nya.

    Aku menyikut perutnya sedikit kuat untuk membalasnya. "Hahaha" Dia tertawa kencang sambil memegangi perutnya. Mungkin ekspresi ku saat ini sangat lucu sampai membuatnya tertawa seperti itu. Aku mulai meragukan, barusan yang melakukan hal sedemikian romantis adalah dia..

    Kami berdua memandangi balon-balon itu di atas sana yang mulai menjauh. Kami duduk sangat dekat, hampir tidak ada jarak, tangan kami saling menggengam di antara paha. Aku tidak bisa berhenti tersenyum dengan wajah yang sudah memerah saat ini. Aku melirik ke wajah Vinchen, wajahnya juga memerah, bisa ku lihat dia mengulum senyumnya. Sepertinya aku dan dia cukup malu, untuk bisa saling menatap saat ini.

    "Kalau balonnya nyangkut, terus di temuin orang gimana ya? pasti orang yang nemuin shock banget kalau melihat ada nama dua orang lelaki yang tertulis di sana.Hahaha" Dia melepaskan genggaman tangannya dan tertawa keras.

    "Kamu tanggung jawab pokoknya! pastiin balon-balon itu gak ada yang nyangkut dan di temuin orang!" Aku menaikan suaraku, membayangkan kejadian itu, lalu orang yang menemukan balon itu mengenal kami.. Oh NO!!

    "Ayank mau kemana!" 'Ayank?' Suara Vinchen sedikit berteriak, saat aku berdiri untuk segera pergi dari situ.

    Aku langsung mengitari mataku mengelilingi taman, berharap gak ada yang akan mendengar perkataan nya tadi! Aku menoleh melihatnya, ku pelototi dia. "Sekali lagi kamu manggil aku kayak gitu di tempat umum begini, aku tendang kamu!"

    "Hahaha" Vinchen malah tertawa.. Siaall!

    .................................


    Sekitar jam lima, Vinchen mengantarku pulang ke rumah. Di jalan saat dia memboncengku, tangannya menarik tanganku ke pinggangnya. Rasanya gak bisa di ungkapkan dengan kata-kata, senang-sesenang-senangnya, mungkin bunga di taman tadi udah berpindah semua ke dalam hatiku(lebayy).

    "Udah sampai Rein.." Aku masih tersenyum mendengar panggilan itu, tadi kita sepakat untuk saling memanggil nama, dia panggil nama aku Rein, aku panggil dia Vinvin. Kalau manggil dia 'VinVin- VinVin', berasa manggil peliharaan di rumah.hihi Tapi dia gak ngelak di panggil gitu, kata Vinchen itu panggilan yang imut..haha Badan bongsor gitu imut?

    "Eh udah sampai ya.." Kata ku masih belum mau turun dari motornya. Aku masih mau bermanja-manja sama Vinvin ku.(jangan protes!)

    "Hihi, Vinvin masih nahan malu banget ini.. Vinvin harus cepat pulang dan masuk kamar, karena udah gak tahan mau teriak-teriak! " Walaupun aku gak bisa melihat wajahnya, aku tahu dia sekarang lagi senyam-senyum gaje karena membiasakan diri dengan panggilan itu. Aku saja hampir tidak bisa menahan tawa saat mendengar dia berbicara seperti itu.hihi dia terlihat imut.(ralat, sok imut)

    "Vinchen.. Rein..?" Suara kak Raya yang tiba-tiba sedikit membuat ku kaget dan spontan aku melepas pegangan tanganku di pinggangnya. "Tumben pulang di antar Vinchen?" Tanya kak Raya. (Apa jadinya ya, kalau aku jawab jujur, tentang kebohongan Vinchen yang membawa-bawa nama kak Raya? 95% aku yakin, kak Raya akan tertawa-tawa heboh mendengarnya, sisanya 5% kak Raya akan menarik-narik pipi dan hidung Vinchen dengan gemas. Intinya 100% kak Raya gak akan marah)

    "Tadi aku minta Rein menemani aku dulu kak, cari sesuatu." Jawab Vinchen sambil tersenyum.

    "Ya udah kalau gitu tiap hari saja, Rein bareng Vinchen saja kalau sekolah, dari pada naik angkot." Tuh kan! Kak Raya tuh selalu mengambil kesempatan apapun untuk yang namanya menghemat uang.(catat!)

    "Iya kak gak masalah kok..hehe"

    "Rein gak mau turun dari motor? Apa kamu mau ikut pulang ke rumah Vinchen?" Oh iya, hampir saja aku lupa,hehe namanya juga orang lagi kasmaran kak, dunia terasa milik berdua, yang lain kredit..

    "Tadi kakak ketemu sama abang kamu.. Kamu sama Mario benaran sodara kandung?" Tanya kak Raya ke Vinchen.

    "Kenapa kak? Gantengan aku ya?hehe" Vinchen jawab ngasal dengan PD-nya, tapi sebenarnya pertanyaan kak Raya yang lebih ngasal!

    "Haha bisa saja kamu, tapi iya juga sih.Hehe Kok abang kamu bisa nyebelin banget ya jadi orang, beda sama kamu, kamu gyemessiin.." Kak Raya menarik hidung Vinchen sampai sedikit merah. Jangan menganiaya Vinvin aku kak!

    "Abang aku kan bukan orang kak.hahaha" Vinchen menghina abang nya sendiri. Jangan-jangan benar mereka bukan sodara kandung, atau jangan-jangan waktu lahir aku dan Vinchen tertukar di rumah sakit(emang sinetron-_-) Vinchen tuh cocoknya jadi adiknya kak Raya, sama-sama aneh tapi sama-sama aku sayang banget banget banget..hehe

    "Hahaha nanti kakak bilangin ke abang kamu, kalau adiknya bilang dia bukan orang.." Vinchen langsung menutup rapat mulutnya."Hahaha kamu emang gyemesiin banget deh.." Kak Raya tersenyum gemas sambil mengacak-ngacak rambut Vinchen. Hhh, senangnya melihat kak Raya dan calon adik iparnya rukun gitu.(?)

    "Eh, tadi kakak ngelihat ada balon-balon terbang dari arah taman deh, kalian lihat gak?"

    Deg, aku langsung speechless.

    "hemm mungkin balonnya tukang balon lepas kali kak.hehe" Jawab Vinchen cengengesan sedikit maksa.

    "Mungkin juga sih, tapi tadi ada yang nyangkut di pohon satu. Tapi sayangnya pas kakak baru mau mengambilnya, balon itu terbang lagi. Arrghh padahal tinggal dikit lagi tadi.. Coba ada Ibin ya.." Kak Raya terlihat sedikit kesal. Aku dan Vinchen saling pandang, speechless!

    .................................

    #Author

    Sesampainya di rumah, Vinchen sudah di sambut Mario di teras rumahnya. Melihat wajah abangnya yang horor, Vinchen sepertinya tahu apa yang sedang terjadi. 'Gak jauh-jauh dari kak Raya.' Vinchen menebak dalam hatinya.

    "Dek, abang minta no-nya Raya!" Kata Mario jutek.

    "Buat apa bang? abang mau pdkt sama kak Raya?" Ledek Vinchen.

    "Udah cepat sini mana no si cewek aneh itu..!" Mario gak ngegubris ledekan adiknya itu. Sepertinya Mario benar-benar marah.(Hati-hati Raya, parangnya di asah dulu.)

    "Gak ah, nanti kak Raya marah sama Vinchen!" Vinchen langsung berlari masuk kamarnya. 'Kalau kak Raya marah sama gw, bisa susah kan dapatin restunya.' kata Vinchen dalam hati.

    "Door..Door..Door" Mario menggedor pintu kamar Vinchen. "Vinchen buka! Abang mau bikin perhitungan sama cewek aneh itu!" Teriak Mario dari luar pintu kamar Vinchen.

    Vinchen tidak menghiraukan amukan abangnya itu. Dia lebih memilih menghempaskan tubuhnya di ranjang. Berguling-guling di ranjangnya kesana kemari, membungkus dirinya dengan selimut sambil tertawa-tawa sendiri mengingat ke jadian tadi bersama sang kekasih hatinya. Lalu Vinchen berjingkrak-jingkrak berteriak-teriak, berputar-putar, salto, kayang, loncat-loncat di atas ranjangnya dengan girang. Orang yang selama ini cuma ada dalam mimpinya, sekarang bisa di ciumnya secara nyata(?). Selimut pun di gigit-gigit kasar, di jadikan korban Vinchen karena membayangkan dia akan berciuman dengan Rein..(Aku pun ikut mengigit bantal melihat kelakuan Vinchen -.-)
  • pertamax, amankan XD
  • edited February 2015
    akhir nya jadian juga Vinchen sama reino
    masih ada typo tuh cce di bagian
    "Tadi kakak ketemu sama abang kamu.. Kamu sama Mario benaran sodara kandung?" Tanya kak Putri ke Vinchen.
    #itu harus nya raya kan cce bkan putri
  • putri msh nyempil tuh,
    eh iya tumben masuk mentionnya kmaren2 kok nggak,,
  • hedeh,, gak tahan buat senyum2 sendiri. untung dah di rumah. kalo tak, hemhh mungkin dikira gila kali aku senyum2 sendirian. wkwkwk
    thank's mention-nya kak @Raya1006 . ceritanya makin OK.
  • ada typo tuh! harusnya kan kak raya, kok malah putri siapa tuh?
    "Tadi kakak ketemu sama abang kamu.. Kamu sama Mario benaran sodara kandung?" Tanya kak Putri ke Vinchen.
  • @d_cetya @RenoF iya udah aku benerin, maksih ya :) padahal udah aku edit berkali2 sebelum di post..huh#namanya Rayasya Putri Gunawan jadi suka slah manggil putri #ngeles :D

    Tau deh padahal sama aja aku mentionnya..

    @SteveAnggara pake banget gak :>
  • selamat.
  • @kristal_air aku aja yg nulis senyum2 geje, ngbyangin vinchen salto, kayang ssbgainya.. =))

    @Widy_WNata92 iya udah aku benerin, maklum namanya akan Rayasya Putri Gunawan jadi author suka slah tulis# ngeles lagi :D
  • @Adamx selamat?(udah gitu doang :-S )
  • psti nama lengkap reino "reino putra gunawan" ya cce wkwkw
    di tungguh dah adegan so sweet jadiannya kak raya sama kak mario :D
  • eh si pacar kmana aku ubek2 kok gak ada
Sign In or Register to comment.