BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

CLBK(Cinta Lama Belum Kelar) "TAMAT"

1121315171833

Comments

  • Kak Rika.. Gue juga dimensyong dong cyiiin. Idih rempong deutse *dibacok*
  • vinvinnya kok d biarin pulang, kan lg kngen2nya....
  • @AbdulFoo haha bukan di bacok tpi di sambit, =))

    @kaka_el hoho mngkin rein takut ketawan kak raya..
  • nda masuk mbak brow.....
    my name is "different"
  • edited February 2015
    @Different ini bener gak )? :)
    @raden_sujay oke ini di lanjut :)
    Maaf aku mention ya @AbdulFoo @kaka_el @Adamx @JNong @Unprince @kristal_air @d_cetya @lulu_75 @4ndh0 @SteveAnggara
    @Adityaa_okk @Tsu_no_YanYan @arGos @RenoF @arifinselalusial @Adhika_vevo

    Karakter cerita @3ll0 @Tsunami @cute_inuyasha @MarioBros @balaka.




    Part 6
    #Author

    Hari ini hari minggu terakhir liburan sekolah. Vinchen, Reino, Rifan dan Andes berencana pergi ke pantai Ringgung untuk menikmati hari terakhir liburan. Vinchen merayu Mario untuk ikut karena bisa menyupiri mereka. Ibin yang tahu Rifan juga ikut, merayu Raya untuk ikut juga. Akhirnya tanpa Mario tahu kalau Raya dan Ibin ikut, Vinchen mengarahkan Mario sampai menghentikan mobilnya di depan rumah Raya.

    Mario kaget waktu Ibin sudah nampang di depan rumah Raya bersama Reino dengan celana pendek dan kaos oblong. Di tangan mereka penuh dengan tupperware berisikan makanan.

    "Ibin ikut?" Tanya Mario ke Vinchen dengan penuh tanya.

    "Hehehe" Vinchen hanya cengengesan dan lalu keluar membuka pintu mobil.

    Mario pun mengikuti Vinchen keluar dari mobil.

    "Lu ikut?" Tanya Mario jutek ke Ibin.

    "Bukan gw aja yang ikut, masih ada satu orang lagi.." Ibin tesenyum lalu menunjuk dengan dagunya ke arah Raya yang baru keluar dari rumah.

    Mario semakin kaget melihat Raya yang sudah siap berpenampilan untuk ke pantai.

    Raya yang sudah mendekat ke arah mereka seperti baru sadar kalau Mario juga ikut. "Kenapa dia ikut?" Tanya Raya jutek sembari membuka kaca mata hitamnya.

    "Kita pakai mobil bang Mario kak." Reino mencoba menjelaskan.

    "Kenapa harus pakai mobil dia sih?" Tanya Raya kesal.

    "Udah deh Raya, Mario udah baik-baik mau ngantar kita. Kamu jangan nyari gara-gara deh!" Ibin membela Mario. Mendengar Ibin membelanya, Mario tersenyum simpul.

    "Kok kamu belain dia? Pokoknya aku gak mau naik mobil dia!" Raya menyudutkan Ibin.

    "Yudah kalau gak mau naik kamu ngojek aja!" Kata Mario datar dan melengos masuk ke dalam Mobilnya.

    "Udah kita masuk, kalau Raya gak mau, kita tinggal aja." Ibin mengajak Rein dan Vinchen masuk ke dalam mobil.

    "Dasar penghianat!" Raya berdecak kesal. Lalu dia berfikir sebentar antara memilih malu dan ikut ke pantai, atau memilih gengsi dan masuk kembali ke dalam rumah.

    Dengan berat Raya menarik nafasnya dalam, memakai kaca matanya kembali dan masuk ke dalam mobil Mario. Raya duduk di depan di samping Mario.(Ibin duduk di belakang dekat Rifan dan Andes, Reino dan Vinchen di tengah)

    "Gak jadi ngojek?" Mario mengejek Raya yang baru masuk ke dalam mobilnya.

    "Ehem.." Raya berdehem dan memalingkan wajahnya menahan malu.

    ..................................

    Satu jam waktu yang mereka habiskan di perjalanan menuju Ringgung. Mereka memutuskan menyebrang ke pasir timbul menggunakan perahu. Pasir timbul itu benaran pasir yang timbul di tengah laut, gak begitu luas, pasir itu membentuk love.

    "Huh panasnya..!" Ucap Raya seketika mendaratkan kakinya di pantai.

    "Kalau mau adem ke gunung mba, jangan ke pantai!" Ejek Mario. Raya hanya Mendelik kesal.(sabar!sabar!)

    "Kita makan dulu sebelum main." Raya menyarankan. Dari subuh di bantu mamanya Raya sudah mempersiapkan berbagai makanan untuk di bawa.

    "Kita mau nyelam kak." Rifan memberi tahu.

    "Siapa aja?" Tanya Mario.

    "Kita berempat." Vinchen menunjuk dirinya, Reino, Rifan dan Andes.

    "Gw juga ikut!" Ibin gak mau kehilangan kesempatan sedikitpun untuk pdkt sama Rifan.

    "Abang ikut gak?" Tanya Vinchen.

    "Boleh deh!" Mario menjawab singkat.

    "Kakak ikut gak?" Tanya Reino ke Raya.

    "Gak deh, kakak mau menikmati pemandangan di pantai aja." Raya menjawab sambil menyiapkan makanan untuk mereka.

    "Nanti di culik loh kak kalau sendirian." Andes menggoda Raya.

    "Penculiknya akan sial kalau nyulik cewek aneh kayak dia." Kata Mario jutek.

    "Tok!" Raya memukul kepala Mario dengan sendok yang berada di tangannya.

    "Bisa gak kalau gak main fisik!" Mario sedikit berteriak sambil mengusap-ngusap kepalanya.

    Raya hanya menjulurkan lidahnya dan melanjutkan makannya.

    "Haha asal gak lu temanin Raya aja deh Mario." Ibin mengusulkan.(Biar yang ganggu dia pdkt sama Rifan berkurang)

    "Nanti kalau bang Mario dan kak Raya di tinggal berdua, pas kita balik, ini tempat udah terbelah-belah.Haha" Vinchen tertawa kencang. Dan yang lain pun ikut tertawa membayangkan kejadian apa yang akan terjadi kalau mereka di tinggal berdua!

    ..................................

    Selesai menyelam, Mereka semua berpencar, Ibin, Rifan dan Andes berkeliling. Vinchen dan Reino bermain pasir. Raya duduk di jembatan jalan dari dermaga menuju pasir timbul. Mario sendiri sibuk mengambil photo pemandangan pantai yang mulai senja.

    Secara tidak sengaja kamera Mario mengarah ke Raya yang sedang duduk menikmati cemilannya sambil memandang laut. Tanpa sadar Mario menyunggingkan senyumnya saat melihat Raya, dan dia lalu mengambil photo Raya secara diam-diam.

    "Itu cewek boleh juga, sendirian lagi. Samperin yuk!"

    Mario menoleh saat mendengar pembicaraan dua orang cowok di sebelahnya. Entah kenapa Mario merasa geram mendengar cowok-cowok itu ingin mendekati Raya.

    Ketika kedua orang cowok itu mulai melangkahkan kaki menuju tempat Raya duduk, dengan cepat Mario langsung menyusul mereka.

    "Itu cewek gw!" Kata mario jutek sambil melewati mereka dan menyenggolkan bahunya ke salah satu dari mereka. Mario menatap mereka dengan tatapan mengancam dan dia langsung duduk di samping Raya.

    "Bagi!" Mario merebut bungkusan cemilan dari tangan Raya dan duduk di sampingnya.

    Raya langsung menaikan kaca matanya dan menatap Mario heran. Tetapi Mario tetap cuek, sambil memakan cemilan yang di rebutnya dari Raya. Raya hanya berdecak, menurunkan kacamatanya lagi, dan kembali dia melanjutkan melihat pemandangan laut yang mulai senja dengan Mario yang sekarang duduk di sampingnya.

    ...............................


    Rein sedang fokus mengumpulkan pasir dan membentuknya menjadi seperti sebuah kastil.

    "Sayang lihat deh!" Vinchen berbisik pelan di telinga Rein dan menunjukan Hp-nya.

    Rein memperhatikan photo di layar Hp Vinchen. Di layar itu ada photo nama mereka yang di ukir di pasir bertuliskan ''Vinvin love Rain'. Rein tersenyum tersipu melihat itu.

    "Di mana nulisnya?" Reino bertanya sambil menolehkan wajahnya. Hidung Reino menyentuh pipi Vinchen saat dia menoleh. Wajah mereka memerah seketika.

    Karena hari sudah mulai senja, pantai mulai sepi, di pasir timbul sendiri hanya tinggal mereka berdua. Vinchen yang melihat kesempatan ini langsung tidak menyia-nyiakan nya.

    Vinchen menyeringai licik, seperti ingin berbisik. Vinchen mendekatkan wajahnya, nafasnya berhembus di telinga Reino, sehingga membuat Reino merinding. Dag dig dug debaran jantung Reino gak karuan.

    "Cup" Vinchen mengecup basah pipi Reino. Reino langsung speechless!

    Vinchen mengulum senyum nya, lalu langsung melihat ke depan, memandangi langit senja. Reino masih memegangi pipinya yang di cium Vinchen. Vinchen dengan malu-malu memegang tangan Reino dan memindahkannya dari pipi Reino ke atas pahanya. Reino hanya diam, badannya bergetar, jantungnya semakin cepat berpacu.

    Mereka diam menahan rona merah di wajah masing-masing, menikmati matahari tenggelam tanpa melepaskan genggaman tangan mereka.

    "Vinchen! Rain! Kita pulang!" Rifan berteriak memanggil mereka.

    Vinchen dan Reino pun langsung melepas genggaman tangan mereka dan langsung berdiri, menepuk-nepuk membersihkan pasir dari celana mereka.

    Reino di buat speechless lagi dengan Vinchen yang menepuk-nepuk bokong Reino. "Pasirnya pada nempel banyak banget di celana Rein.." Kata Vinchen tanpa dosa.

    Vinchen yang melihat wajah Reino di bawah langit yang sudah mulai gelap, tidak kuasa menahan hasratnya untuk mencium Reino. Setelah memastikan sekitar aman. Vinchen mendekatkan wajah nya ke wajah Reino. Dia berhenti sebentar saat hidung mereka bersentuhan, Vinchen menatap dalam mata Reino, kemudian dia mulai memejamkan matanya. Dan..

    "Uhug..Uhug.." Reino batuk di sengaja dan langsung pergi meninggalkan Vinchen yang masih berdiri kaku.

    "Lagi lagi gw di tolak lagi!" Vinchen menggertakan giginya sambil bergumam.

    Setelah beberapa langkah, Reino menoleh untuk melihat Vinchen. Reino merasa bersalah saat melihat Vinchen masih berdiri di sana menundukan kepalanya.

    Reino mengumpulkan seluruh keberaniannya, menahan kegugupannya, dia perlahan mendekati Vinchen dan mulai mendekati wajah Vinchen. Niat Reino hanya ingin mencium Vinchen di pipi. Tapi karena Vinchen kaget dan langsung mendongakan wajahnya, tepat sekali saat hidung Reino menyentuh pipinya. Secara tidak sengaja mereka berciuman, bibir bawah Reino membentur gigi Vinchen dan membuat bibirnya sedikit terluka.

    Reino langsung berlari malu meninggalkan Vinchen yang masih speechless.

    Di dalam mobil, Reino berpura-pura tidur sepanjang perjalanan pulang. Reino gak kuasa menahan malu, Rasanya dia mau menghilang saat itu juga! Sementara Vinchen senyum-senyum gak jelas dan terus membuang pandangannya keluar jendela untuk menutupi malu dan rona merah di wajahnya.

    "Rein duluan." Pamit Reino ke Vinchen tanpa berani menatap wajahnya.

    "Heem" Vinchen hanya bergumam sembari mengulum senyum dan masih tidak berani melihat Reino.

    Setelah berpamitan secara singkat kepada semuanya. Reino langsung berlari dengan cepat menuju kamarnya. Reino langsung mengunci pintu kamarnya, menutup jendelanya rapat seolah takut ada yang mengintip. Dia menengkurapkan tubuhnya ke ranjang dan menenggelamkan wajah nya dengan bantal. Dia berlonjak-lonjak di atas ranjang seperti cacing kepanasan.

    Tidak lama Hp-nya mendapatkan pesan. Reino dengan dag dig dug mengambil Hp dari kantong celananya. Di intipnya perlahan pesan yang masuk di bbm nya.

    "Makasih ya sayang *emotcium*" Pm dari Vinchen.

    Reino menutup kembali wajahnya dengan bantal menahan malu(padahal Vinchen nya gak ada ya). Lalu suara telpon dari Hp-nya berbunyi lagi. Panggilan dari Vinchen.

    Reino langsung segera me-nonaktif-kan Hp nya. 'Malu malu malu!' teriak Reino dalam hatinya, ia menyembunyikan Hp-nya di dalam laci lemari lalu menguncinya.(Emangnya Hp punya mata ya -.-)

    Lalu Reino kembali menyembunyikan wajahnya di dalam bantal. "MALUUUU!" Teriak Reino.

    "REIN KENAPA?" Raya berteriak dari luar pintu kamar Reino, mendengar teriakan adiknya itu.

  • Yaaah cuman kecupan.eh tapi gak kenak behel Vinchen kan bibir Rein? :))


    Nama Andes sebelumnya sapa Rika?
  • Hahaaa.. si Rein malu2 kucing yeee
  • @3ll0 di cerita ini udah gak pake behel dia =)) andes=ridwan

    @4ndh0 namanya jga firstkiss mas haha X_X
  • ciyee rein malu2 nih yee. part ini so sweet bgt. gw suka.
    tdnya gw kasian sama andes karena bakal sendirian dan dicuekin ehh gak taunya gak kejadian hehehe
  • maluk2 mauk. so sweeet.
  • Akhirnya kena juga itu bibir~
  • @balaka hehe kan Rifan nya masih denial, jd blum ad pkiran mau duaan sma ibin =))

    @Adamx hihi emang gtu kan rasanya firstkiss? #mautapimalumalu :D
Sign In or Register to comment.