BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mari Berbagi Kisah Inspiratif

1868789919298

Comments

  • Anda mungkin tak percaya bahwa seorang nenek 68 tahun berjuluk 'The Punisher' ikut berlatih
    menjadi tentara di pasukan Ukraina. Ekaterina Bilyik dari Zhidaev lebih suka dipanggil
    The Punisher saat berlatih bersama rekan-rekannya yang usianya 4 dekade lebih muda darinya. Kontras dengan penampilannya yang renta, Nenek Bilyik benar-benar tentara tulen.




    Dia baru saja menyelesaikan pelatihan militer layaknya seorang tentara. Dia berguling di salju, melompat, dan belajar menembak bersama teman-teman di 'kesatuannya'. Dan percaya atau tidak, dia akan ditugaskan ke medan perang di Ukraina Timur untuk menghalau pemberontak pro-Rusia. Nenek Bilyik mengatakan pembantaian mengerikan dalam bentrokan antara separatis yang didukung Rusia dan pejuang pro-Ukraina mendorong dirinya untuk mendaftar menjadi tentara. Ibu tiga anak dan nenek dari lima cucu ini mengatakan dia tidak menganggap usia sebagai penghalang saat berperang untuk negaranya. "Saya ingin memberi contoh kepada para pemuda
    bahwa tidak peduli berapa usia Anda, Anda dapat
    membuat perbedaan. Dan itu sebabnya saya
    memutuskan untuk mendaftar," katanya penuh
    semangat. "Saya telah tinggal di sini sepanjang hidup saya dan kita selamat dari pendudukan Nazi dan Soviet. Dan saya percaya karena membela yang benar dan memastikan kami tidak pernah melihat penjajahan lagi," sambung pensiunan dari kota Zhidaev ini.




    Menurut juru bicara militer Nataliya Ishenko, latihan
    militer yang dijalani Nenek Bilyik tidak sama seperti
    semua rekrutan lainnya. Dia bahkan melewati
    semua tes dan sekarang dapat menggunakan
    senjata dengan tingkat akurasi yang sama seperti
    yang lain. Nenek Bilyik mengatakan dia siap untuk melayani bangsanya di garis depan. Pernyataan penuh inspirasi Nenek Bilyik membuatnya mendapat julukan 'The Punisher' di media lokal. "Kita perlu memberi pesan bahwa Ukraina adalah
    negara bebas dan jika mereka tidak menyukainya,
    mereka bisa kembali ke Rusia," katanya.
  • Seorang wanita 21 tahun dengan cerebral palsy dan tidak mendapat pendidikan formal mampu
    menulis cerita fiksi hanya dengan kaki kirinya. China Youth Daily melaporkan, Jumat 23 Januari 2015, wanita bernama Hu Huiyuan itu lahir prematur di rumah sakit Anhui, Tiongkok. Saat kelahirannya, dokter telah memprediksi bahwa dia tidak akan berhasil. Ajaibnya, Hu selamat, namun didiagnosis dengan cerebral palsy hanya 10 bulan setelah kelahirannya. Saat tumbuh dewasa, Hu belajar bagaimana melakukan tugas sehari-hari menggunakan kakinya, karena dia hanya bisa menggerakkan kepala dan kakinya. Hu, yang tidak pernah menerima pendidikan formal tetapi sangat pandai bicara. "Saya mengajar diri sendiri. Saya tidak jenius tapi sangat fokus. Saat menonton TV, saya selalu memperhatikan kata-kata di bagian subtitle," kata Hu. Ibu Hu sangat telaten dalam mendidik dan mengajar puterinya untuk berbicara.
    "Ketika saya mencoba untuk mengajarinya
    bagaimana berbicara, saya harus sangat sabar
    karena setiap kata bisa diulang seribu kali. Namun
    saat dia bisa menguasai kata, saya merasa cukup
    puas," kata ibu Hu. Bukan pekerjaan mudah bagi Hu untuk mengetik setiap kata pada laptop dengan hanya kakinya. Dia harus menargetkan tombol huruf, menggerakkan kakinya menuju huruf tersebut dan kemudian menekannya dengan kuat Sementara dia mengetik, tubuhnya diikat ke kursi rodanya dengan sabuk untuk membantunya tetap stabil. Hu mengatakan kepada wartawan bahwa dia mampu mengetik sekitar 20 sampai 30 kata per menit. Novel yang ditulis Hu bercerita tentang mengejar impian dan cinta. Hu mengatakan dia berencana menulis delapan bab dan ia baru saja
    menyelesaikan bab enam.
  • Pemandangan mengharukan terjadi di jalanan Shenyang, Provinsi Liaoning, Tiongkok.
    Beberapa hari yang lalu, seorang pria memeluk
    jasad sang istri selama dua jam, tanpa melepasnya. Dikutip Dream dari laman Shanghaiist, istri pria itu tiba-tiba tersungkur di pinggir jalan. Dia wafat karena serangan jantung
    saat berjalan. Lelaki 63 tahun yang tak disebutkan namanya itu lantas memburu tubuh sang istri. Dia memeluknya erat. Sambil bercucuran air mata, pria itu mengucap selamat tinggal.




    Pria itu terus mendekap jasad sang istri. Tetap di
    pinggir jalan itu. Pria itu menolak beranjak. Dia juga
    tak memperbolehkan jasad sang istri dievakuasi.
    Selama dua jam itu, dia mendekap jasad
    pasangannya. Di bawah suhu minus 15 derajat
    Celcius.




    Tangan pria itu mulai memerah. Warga yang melihat peristiwa mengharukan itu memberikan sarung tangan dan karton untuk duduk. Sambil terus membujuknya agar mau berpindah tempat. "Tidak apa-apa. Saya akan tinggal bersamanya
    lebih lama dan mobil (dari anak saya) sedang dalam perjalanan," kata pria itu menolak bujukan warga. Anak pria itu datang dua jam kemudian dan mereka pergi dari lokasi itu bersama jasad sang istri.
  • Mahasiswi asal Preston, Lancashire, Dominique Harrison-Bentzen, rela bekerja keras
    mengumpulkan uang untuk seorang tunawisma
    bernama Robbie. Aksi itu dia lakukan setelah
    Robbie berbaik hati memberikan seluruh uangnya
    untuk membayar taksi yang ditumpangi Dominique. Kisah pertemuan Dominique dengan Robbi bermula saat finalis Miss Preston ini, kehilangan dompet pada suatu malam. Dia baru sadar saat akan pulang dengan naik taksi. "Saya tiba-tiba sadar bahwa saya tidak punya uang
    dan seorang tunawisma mendekati saya dan
    memberikan uang 3 poundsterling yang dimilikinya,” tutur Dominique sebagaimana dikutip Dream dari Metro.co.uk, "Dia bersikeras memberikan uang itu kepada saya untuk membayar taksi guna memastikan saya sampai di rumah dengan aman," tambah perempuan
    berusia 22 tahun itu.




    Hati Dominique pun tersentuh dengan kebaikan hati gelandangan itu. Dia akhirnya membuat sebuah posting melalui akun Facebook untuk menemukan Robbie dan akhirnya bertemu kembali. "Ternyata aku bukan satu-satunya orang yang telah dibantu,” tutur dia. Posting di Facebook menunjukkan Robbie telah banyak membantu orang. Mengembalikan dompet yang dia temukan dan meminjamkan syal kepada orang-orang yang tengah kedinginan di jalanan. Kini, Dominique bertekad mengumpulkan duit untuk menyewa apartemen buat Robbie. Dia sekarang melewatkan waktu 24 jam sehari bersama Robbie untuk menggalang dana tersebut. "Dia sudah tujuh bulan menjadi tunawisma bukan karena kesalahan sendiri dan dia tidak bisa mendapatkan pekerjaan karena tidak memiliki alamat." "Aku tidak bisa hanya memberinya uang, saya harus melalui saluran yang tepat. Jadi saya akan menghabiskan 24 jam, siang dan malam, sebagai seorang tunawisma untuk memahami kesulitan yang
    mereka hadapi setiap hari," tambah Dominique.




    Dia berharap orang lain mau memberikan
    sumbangan, walau hanya 3 poundsterling
    sebagaimana Robbie memberinya waktu itu.
    Sehingga bisa menyewakan apartemen untuk
    tunawisma baik hati tersebut. Tak hanya melalui jalanan, Dominique juga menggalang dukungan melalui media sosial. Dia membuat posting pada Twitter yang di-retweet oleh vokalis Stone Roses, Ian Brown. "Ini respons yang agak berlebihan bagi saya. Bahkan Ian Brown dari Stone Roses telah
    memposting kegiatan kami," kata Dominique. Dia juga menggalang dana melalui sebuah situs
    dengan target 25 ribu pounsterling atau sekitar Rp
    500 juta. Dan hingga kini sudah terkumpul 20.676
    poundsterling atau sekitar Rp 413 juta
  • Pengguna media sosial di Tiongkok tengah dibalut rasa haru biru oleh kisah Zhang Shuying,
    nenek berusia 93 tahun yang selama puluhan tahu
    merindukan suaminya yang hilang dalam
    peperangan. Kisah itu sudah ribuan kali disebar
    ulang oleh para pengguna media sosial. Zhang bertemu dengan suaminya, Zhong Chongxin,
    79 tahun silam. Kala itu usia Zhang masih 14 tahun. Keduanya lantas menikah setelah perkenalan itu. Pada 1937, dua tahun setelah pernikahan mereka, tentara Jepang menyerbu China. Zhong pun harus pergi ke Shanghai ke medan laga memenuhi kewajibannya sebagai pejabat militer maupun rakyat China. "Dia tiba-tiba memelukku dari belakang setelah mengucapkan selamat tinggal," tutur Zhang sebagaimana dikutip Dream dari Shanghaiist. "Dia menangis dan berjanji akan kembali kepada saya." Setelah perpisahan itu, Zhang pergi ke Chongqing,
    daerah asal Zhong. Di tanah kelahiran Zhong itulah
    Zhang bertahun-tahun dengan penuh cemas
    menunggu kedatangan suami tersayang.




    Namun tak ada kabar. Zhang hanya sekali saja
    menerima telepon dari Zhong. Pada tahun 1944, dia kemudian bertemu dengan kawan seperjuangan Zhong di jalanan dan bertanya soal nasib suaminya. Hati Zhang hancur lebur saat sang kawan itu mengatakan bahwa suaminya telah gugur. Lima tahun berselang, atau 1949, Zhang akhirnya memutuskan menikah dengan pria lain. Dari pernikahan ini, dia dikarunia tiga anak. Tahun demi tahun, Zhang berubah semakin tua. Namun satu hal yang tak pernah berubah, dia selalu memikirkan Zhong, suami pertamanya. Akhirnya pada 1988, Zhang menceritakan isi hatinya itu kepada anak- anaknya. Tersentuh dengan kisah sang bunda, ketiga anak Zhang yang baik hati itu mencari rimba suami pertama sang ibu. Setelah bertahun-tahun pencarian, akhirnya mereka menemukan bapak tiri mereka berada di kuil [makam] pejuang di Taipei.




    Pada 22 November silam, Zhang akhirnya
    bertandang ke Taipei. Di sana, dia menemukan
    suaminya, meskipun hanya berupa pahatan nama
    pada sebuah plakat. Dia amati lekat-lekat plakat itu. Di situlah dia menemukan nama suaminya terpahat di antara puluhan nama pahlawan lainnya. Selama kunjungan ini, Zhang tiga kali ke kuil tersebut. "Saya hanya tiga kali menangis dalam hidup ini. Saya pasti tahu mengenang dia di kehidupan sebelumnya, sebab setiap kali saya menangis, itu untuk dia," tutur Zhang. Zhang pertama menangis saat mendapat kabar kematian Zhong. Tujuh puluh tahun kemudian, dia mendapat foro dari suami ke duanya, yang juga berakhir dengan air mata. Dan terakhir, air mata Zhang tumpah saat melihat nama suaminya terpahat pada plakat para pahlawan. "Sekarang, kami tak akan terpisahkan lagi," tutur Zhang sambil berurai air mata.
  • Pengguna media sosial di Tiongkok tengah ramai membicangkan sepasang kakek-nenek yang
    romantis. Pasangan lanjut usia ini menjadi bahan
    pembicaraan setelah foto-foto mereka di toko
    perhiasan tersebar luas di dunia maya. Perihal orang pergi ke toko perhiasan, itu menjadi
    hal yang lumrah. Namun kisah kakek dan nenek ini
    sungguh menyentuh hati. Mereka bukan orang kaya. Pasangan yang berusia 70-an tahun ini hanya bekerja sebagai pemulung di wilayah Korla, Xinjiang, Tiongkok. Sebagaimana dikutip Dream dari laman Shanghaiist, sang kakek membawa istrinya ke toko perhiasan itu. Sang kakek membelikan sebuah cincin berlian untuk sang istri. Shanghaiist bahkan menulis kisah sejoli renta ini telah melelehkan hati pengguna media sosial di Negeri Tirai Bambu itu. Dalam foto-foto di media sosial itu, terlihat sang kakek membantu istrinya mencoba-coba cincin berlian yang akan mereka beli. Sejumlah cincin dicoba silih berganti. Mencari ukuran yang pas. Pelayan toko berseragam biru pun melayani mereka dengan senyuman. "Kami sudah menjalani kehidupan yang keras. Saya
    hanya berharap untuk menghiburnya," tutur sang
    kakek.




    Pengguna media sosial juga dibuat haru dengan
    cara membayar sang kakek. Bukan dengan kartu
    kredit. Sang kakek membayar cincin berlian itu
    dengan uang tunai. Sudah begitu, uang yang dipakai membayar itu sudah kumal. Menurut pemberitaan media setempat, uang itu merupakan hasil penjualan barang bekas yang telah ditabung selama bertahun-tahun. Salah satu pengguna Weibo, jejaring sosial mirip Twitter buatan asli Tiongkok, menggambarkan kekaguman pada pasangan ini. Mereka menyebut cinta pasangan ini tak pernah mati. "Ini merupakan hal yang paling romantis yang pernah terjadi di kota saya Korla. Saya berharap mereka memiliki kehidupan yang lebih baik!" tulis salah satu pengguna Weibo. "Bergandengan tangan saat mereka tumbuh tua, itu adalah hal yang paling romantis," tulis pengguna lain.
  • kasihan juga Wu Xuede mau berbuat baik malah disangka penjahat ...
  • Pengguna sosial media (netizen) tengah ramai memperbincangkan kisah kesahajaan dan
    keteladanan Sri Sultan Hamengku Buwono X yang
    rela menepi bersama warga saat rombongan
    Presiden Jokowi lewat, meski ia diminta untuk
    mengikuti iring-iringan. Cerita ini bermula saat Presiden Jokowi menghadiri acara Hari AntiKorupsi di UGM, Yogyakarta, Selasa lalu. Begitu selesai, rombongan lalu bertolak menuju Gedung Agung Malioboro. Sesampainya di Jalan Kusumanegara, petugas voorijder Presiden Jokowi meminta semua
    kendaraan menepi karena Jokowi akan lewat. Setelah beberapa waktu, petugas baru menyadari
    kalau salah satu kendaraan yang diminta minggir itu adalah Camry berplat AB 1, mobil dinas Gubernur sekaligus Raja Keraton Yogyakarta.




    Petugas kemudian meminta mobil itu berjalan
    bersama iring-iringan Jokowi, tetapi Sri Sultan
    memilih tetap berhenti bersama masyarakat
    menunggu hingga rombongan lewat. Kisah yang beredar di sosial media itu memantik simpati banyak orang, salah satunya Ketua Dewan
    Kebudayaan Kota Yogyakarta, Achmad Charris
    Zubair. Dosen filsafat UGM ini tersentuh dengan
    kesahajaan Sultan. "Ini adalah contoh nyata, di tengah kita sedang merayakan hari Anti Korupsi, ada sosok teladan di Yogyakarta, sikap sahaja dan jujur. Coba sekarang kita konfirmasi kepada Ngarso Dalem, gimana tanggapannya," kata Charris Zubair yang duduk dalam satu panggung dengan Sultan di penutupan Festival Anti Korupsi dikutip Dream.co.id dari lama Merdeka.com, hari ini. Sultan yang diminta tanggapan, hanya tersenyum dan meminta Busyro Muqodas yang malam ini sebagai moderator untuk melanjutkan acara dialog. Saat dikejar wartawan Sultan juga menolak komentar. Dia justru heran kenapa sampai ada yang tahu kejadian itu. "Kalau saya nggak ada komentar-komentar, komentar saya kok ya ada wartawan yang tahu, mungkin ada yang membuntutiku yo?" kata Sri Sultan lalu tertawa. Sebenarnya bukan wartawan yang membuntuti Sri
    Sultan. Kisah itu mencuat berkat tulisan warga
    Yogya, Hartady Nugroho, yang kebetulan berada di
    lokasi saat kejadian.
  • Hari sudah beranjak pagi. Emperan kantor pos Kota Gede, Yogyakarta mulai gaduh dengan
    pedagang yang baru saja selesai berbenah,
    menggelar lapaknya. Di antara hiruk-pikuk pedagang, terselip seorang pria paruh bayah duduk di balik meja sedang asyik mengerjakan soal. Di meja itu ditempelkan banner berwarna merah dengan tulisan "Jual Jasa Garap Soal Matematika SD-SMP-SMA". Jasa yang ditawarkan Subagyo mungkin terdengar asing. Pria 60 tahun itu mengaku baru 3 minggu merintis usaha uniknya. "Awalnya karena melihat penerjemahan saja ada jasanya. Soal matematika juga pasti bisa dibuat jasanya," kata bapak dua anak itu dikutip Dream.co.id dari laman Merdeka.com.




    Sebelumnya, Subagyo telah merintis usaha advertising yang digeluti bersama istrinya. Namun kini sepi orderan. Agar dapur tetap 'ngebul' dan bisa menyekolakan dua anaknya yang masih duduk di bangku kelas SMA dan SD, dia pun nekat
    melaksanakan ide tersebut. "Saya bisa ya matematika ini, ya itu yang saya kerjakan," ujar pria yang mengaku lulusan yang mengaku sarjana Teknik Kimia UGM angkatan 1979 ini. Kecintaannya terhadap matematika membuat
    Subagyo selalu ingat rumus-rumus. Untuk setiap
    soal yang dikerjakannya, Subagyo mendapatkan
    upah Rp 10.000. Namun, jika soal lebih sulit, maka
    akan lebih mahal biayanya. Meski belum banyak yang menggunakan jasa mengerjakan soal matematika, Ayah dua anak yang tinggal di Pleret, Bantul merasa optimistis akan banyak pelanggan. Pasalnya, selama tiga minggu membuka jasa itu sudah banyak memintanya untuk memberikan les privat. "Yang minta kerjakan soal baru satu mungkin karena masih musim liburan, tapi sudah ada yang minta les privat sama saya," tutur Subagyo yang pernah menjadi guru les privat beberapa anak SD sampai SMA. Permintaan itu disambut senang Subagyo. Tidak pikir panjang dia langsung mengambil tawaran. "Saya sanggupi, nanti hari minggu juga sudah ada yang pesan mau antar soal."




    Foto aktivitas Subagyo menawarkan jasa
    mengerjakan PR matematika yang diposting fan page Meme Comic Indonesia mengundang banyak
    perhatian netizen. Lapak sederhana Subagyo buka
    mulai pukul 08.00 - 14.00 WIB, letaknya hanya
    sekitar 50 meter dari Pasar Kotagede, setiap hari
    memang ramai dilalui warga.
  • Bocah asal Inggris, Madison Glinski, berhasil mengumpulkan dana 32.520 pounsterling atau sekitar Rp 629 juta untuk disumbangkan kepada anak-anak terlantar yang ditampung di Hospice South West. Dikutip Dream dari Daily Mail, Rabu 10 Desember 2014, uang tersebut dikumpulkan oleh gadis sepuluh tahun itu dengan cara mengamen di jalanan selama delapan bulan. Madison bermain biola di Jalan St Ives dan Turo, Cornwall, Inggris. Awalnya, Madison hanya menargetkan mendapat 500 poundsterling atau sekitar Rp 10 juta saja. Namun karena penampilannya memukau pengguna jalan, dana yang dia galang jauh melampaui target
    itu.



    Aksi sosial ini mulai mengamen di pinggir jalan awal tahun ini. Banyak orang kagum dengan permainan Madison. Mereka duduk sambil menikmati permainan biola gadis yang belajar biola sejak usia empat tahun itu. Sehingga banyak pula orang yang memberikan sumbangan. Tak hanya bermain biola. Madison juga melelang mainan miliknya, juga untuk disumbangkan kepada
    anak-anak kurang mampu di panti asuhan tersebut.
  • Seorang pria di Chengdu, Tiongkok berdandan seperti perempuan. Dia bukan sosok transgender, melainkan berdandan demi strategi penjualan. Ya! Dia berjualan pembalut di pinggir jalan untuk membiayai putrinya yang menderita leukemia. Diberitakan Huanqiu.com, Wang Hai Lin, 32 tahun, asal Sichuan itu sebelumnya menjadi koki di sebuah hotel. Penghasilannya hanya 1000 yuan atau sekitar 2 juta rupiah per bulan. Bulan Maret lalu, putrinya bernama Wang Yaqin didiagnosa menderita leukemia dan sejak itu telah menjalani enam kali kemoterapi. Pengobatan itu telah menguras tabungan Hai Lin yang sebesar 20
    ribu yuan atau sekitar 40 juta rupiah.




    Tidak lagi punya dana cukup dan dengan hanya
    beberapa ratus yuan di tangan, Hai Lin banting stir
    berjualan pembalut 20 yuan per pak. Tujuannya tak
    lain untuk mengumpulkan dana buat pengobatan
    putrinya. Setiap berjualan di pinggiran jalan Chengdu, Hai Lin selalu mengajak putrinya yang masih 2 tahun itu. Ia berdandan seperti perempuan agar tidak malu saat bertransaksi dengan pembeli. Sementara istri Hai Li sekarang bekerja di stasiun
    pengisian bahan bakar di Shandong dan menjadi
    tulang punggung keluarga.




    Hai Lin mengaku tidak punya pilihan selain harus
    menambah penghasilan keluarga dengan berjualan
    pembalut. Pada karton di tempat Hai Li berjualan tertulis "Saya menjual pembalut untuk menyelamatkan putri saya yang berusia 2 tahun. Kasihani dan tolonglah kami, terima kasih banyak."
  • Sudah menjadi pengetahuan umum jika pelabuhan adalah lokasi di mana hanya laki-laki yang bekerja. Terlebih lagi di negara-negara Timur Tengah di mana peran wanita di sektor kerja masih sangat terbatas. Namun, anggapan itu kini sirna. Adalah Nora Kashlan, seorang perempuan Saudi, bekerja sebagai perencana dan pengontrol perusahaan Gate of the Red Sea di pelabuhan Jeddah yang sibuk. Saat wisuda, Kashlan, yang memegang gelar BA dalam manajemen dari Universitas King Abdulaziz, memutuskan menjadi pendobrak dan bekerja di profesi di mana dia akan mendapatkan pengalaman yang unik. "Saya ingin bekerja di tempat yang menantang, di tempat yang berbeda, tempat di mana perempuan Saudi akan menghindarinya," kata Kashlan seperti
    dikutip dari laman Saudigazette.




    Tekad tersebut sudah sangat bulat. Kashlan mulai
    mengawali pekerjaan di pelabuhan selama tiga
    tahun lalu sebagai penginput data. Dalam waktu
    enam bulan dia dipromosikan dan menjadi
    perencana dan pengontrol pelabuhan. "Saya adalah perempuan Saudi pertama yang bekerja di sini dan dalam beberapa bulan saya dipromosikan menjadi perencana dan kontroler pelabuhan. Setelah saya melewati tahap ini, saya dipromosikan untuk memantau dan menata kontainer di departemen logistik," katanya. Menurut saudara kembar Kashlan, Sarah, keluarga
    selalu menekankan bahwa pendidikan adalah cara
    memperbaiki masa depan mereka. Kashlan selama ini sangat mempercayai kesetaraan gender dan berusaha untuk mengubah persepsi masyarakat terhadap perempuan. Akibatnya, dia menjadi pendamping bagi perempuan lain yang bekerja di pelabuhan. "Mereka sedang dilatih untuk bekerja di pelabuhan menggantikan saya. Saya adalah pelopor dalam hal ini. Ada seorang gadis yang telah mengambil posisi saya," tambahnya.




    Terlepas dari optimisme Kashlan, masih banyak
    orang tidak memahami sifat pekerjaannya Tak
    jarang banyak orang terkejut ketika melihat Kashlan memakai jaket dan topi pekerja di pelabuhan. Beberapa pria masih menganggap Kashlan melakukan pekerjaan yang aneh. "Tugasnya aneh karena perempuan umumnya tidak bekerja seperti itu. Ini merupakan sektor yang biasanya diisi dengan laki-laki," kata Ahmad Abdulsalam, seorang karyawan perusahaan swasta. "Saya pikir bekerja di sini adalah tantangan bagi perempuan. Masyarakat kita melihat enteng
    perempuan yang mampu bekerja dalam pekerjaan
    seperti ini. Namun, kami melihat bahwa perempuan
    ini sangat efisien dalam melakukan pekerjaannya,"
    tambahnya. Penolakan juga sempat dilontarkan manajemen pelabuhan. Ayman Al-Maliki, direktur perencanaan dan kontroler pelabuhan mengaku awalnya tak setuju dengan ide menempatkan perempuan bekerja di pelabuhan. “Namun, melihat keseriusan dan dedikasi mereka terhadap pekerjaan, mengubah pandangan saya. Saya telah menemukan bahwa perempuan tampil lebih baik daripada laki-laki dan memberikan hasil yang lebih baik, " katanya.
  • Seorang ayah yang tengah putus asa mengobati putrinya yang menderita Thalassemia, dengan cara mengasapnya di atas tumpukan tanaman obat. Hal itu terpaksa dilakukan Wei Shufu, seorang petani miskin dari Provinsi Yunnan di Tiongkok, untuk menyembuhkan penyakit putrinya, Wei Jinqiu. Karena Shufu sendiri tidak mampu membiayai
    transplantasi sumsum tulang belakang untuk
    putrinya yang masih berusia 6 tahun itu. Dengan membakar tanaman obat dan membaringkan Jinqiu di atasnya, Shufu berharap putrinya sembuh dari penyakitnya itu. Selama ini, Shufu telah menghabiskan banyak biaya, termasuk dari tabungan keluarga, untuk mengobati Jinqiu yang didiagnosa menderita Thalassemia pada Oktober 2013.




    Meski telah mengeluarkan banyak biaya, dokter
    tidak melihat adanya perkembangan pada Jinqiu.
    Dia kemudian dirujuk ke sebuah rumah sakit yang
    lebih modern di selatan kota Guangzhou untuk
    mendapat perawatan yang lebih baik. Saat itulah dokter menyarankan Jinqiu menjalani
    transplantasi sumsum tulang belakang. Namun
    Shufu terkejut saat menanyakan biayanya. Rumah
    sakit menyebut biaya transplantasi sekitar 300 ribu
    yuan (Rp 600 juta). Sebuah jumlah uang yang sangat besar bagi keluarga yang tinggal di pedesaan dengan penghasilan kurang dari 4000 yuan (Rp 8 juta) per tahun. Karena tak punya biaya itulah, Shufu memutuskan mengobati sendiri putrinya itu dengan cara mengasapnya di atas tumpukan tanaman obat.
  • Xiong Shuihua masih teringat masa kecilnya di Desa Xiongkeng, Xinyu. Puluhan tahun silam, hidupnya sama-sama susah, seperti kebanyakan warga di wilayah selatan China itu. Namun satu hal yang masih melekat di benaknya, hampir seluruh warga di desa itu berbuat baik terhadap keluarganya. Memori itu pula yang menggerakkan hatinya. Pria 54 tahun yang menjadi miliader setelah sukses dengan industri baja itu berniat membalas budi warga di sana. Dia ingin memberikan tempat inggal yang layak untuk warga yang dulu merawat baik keluarganya. Dikutip Dream dari laman Daily Mail, Kamis 27 November 2014, Shuihua membuldoser pondok-pondok kayu yang sudah reot. Dia mengganti rumah-rumah penduduk itu dengan sebuah apartemen mewah. Jalanan berlumpur pun diaspal halus. Semuanya gratis untuk warga. Kini, wajah desa itu benar-benar berubah. tak ada lagi gubug reot yang dihuni warga seperti lima tahun lalu. Semuanya sudah disulap mejadi apartemen mewah. Sebanyak 72 keluarga bisa menikmati apartemen itu.




    Shuihua juga membangun vila bagi 18 keluarga
    yang memiliki `kebaikan khusus` kepadanya. Vila-
    vila mewah itu dibangun dalam sebuah proyek
    bernilai 4 juta pounsterling atau sekitar Rp 76,8
    miliar. Fantastis. Setelah membangun tempat tinggal penduduk satu desa, Shuihua juga berjanji memberikan makanan tiga kali sehari untuk kaum manula dan penduduk miskin. Sehingga warga Desa Xiongkeng itu tak lagi takut kelaparan. Semua kebutuhan perut mereka telah dijamin oleh putra desa budiman ini




    “Saya selalu membayar utang saya, dan ingin
    memastikan orang-orang yang membantu saya,
    ketika saya masih muda dan keluarga saya, sudah
    dibayar kembali,” tambah dia. Seorang lansia Desa Xiongkeng, Qiong Chu, mengatakan, “Saya ingat orang tuanya. Mereka orang baik hati yang sangat peduli kepada orang lain, dan ini bagus sekali bahwa anak mereka mewarisi itu,” tutur pria berusia 75 tahun itu.
  • Iyan Suhendri (35 tahun) tak tahu lagi harus mencari uang kemana untuk membiayai berobat keponakan yang terbaring koma di Rumah
    Sakit. Buruh bengkel ini pun berniat menjual salah
    satu ginjalnya. Keponakan Iyan, Kesya Aprilia menderita diare serius yang perlu perawatan intensif di rumah sakit. Awalnya, pada Kamis pekan lalu, Kesya muntah- muntah dan buang air besar (muntaber). Ibunya Kesya, Ida Farida (39 tahun) hendak membawa ke klinik, namun urung lantaran tidak punya uang pegangan. Ida hanya mengobati Kesya dengan memberikan air daun jambu. Keesokan harinya, bayi yang belum genap empat bulan tersebut berhenti muntaber. Namun, dua hari kemudian, badan Kesya tiba-tiba kaku, nafasnya sesak, matanya melotot. Panik melihat anaknya seperti itu, Ida menghubungi Iyan. Kakak-adik itu segera membawa Kesya ke klinik terdekat dengan sepeda motor Iyan. Semenjak bayi itu lahir, suami Ida, Asim, pergi dari rumah tanpa alasan jelas. Klinik Centra Medika angkat tangan, karena kondisi
    Kesya yang sudah sangat kritis. Mereka akhirnya
    membawa Kesya ke rumah sakit Citra Medika
    Bekasi. Kesya langsung masuk Unit Gawat Darurat. Namun, Kesya tidak dapat dirawat lebih lanjut ke ruang Intensive Care Unit (ICU) sebelum ada uang muka atau DP Rp 3 juta. Mendengar nominal uang yang begitu besar, Iyan dan Ida pun terhenyak. Untuk menghindari biaya yang semakin
    membengkak, Iyan meminta pihak rumah sakit
    memindahkan Kesya ke ruang perawatan biasa. "Silahkan saja Pak, namun jika terjadi sesuatu kami tidak bertanggung jawab," jawab pihak rumah sakit. Benar saja, baru sehari di ruang perawatan, Kesya koma lagi lalu dokter mengambil tindakan cepat dengan kembali memasukan Kesya ke Ruang ICU. Iyan lalu pulang meminta tolong tetangganya tempat ia dan kakaknya tinggal di Kampung Pelaukan, Desa Karang Rahayu, Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. "Pak tolong bantu ponakan saya. Tolong carikan bantuan, saya mau jual ginjal saya untuk biayai ponakan saya Pak. Tolong tawarkan ke yang lain," kata Iyan sambil berderai air mata kepada Herwin, salah satu tetangganya, Mendengar permohonan tetangganya, Herwin juga
    mengajak Iyan menghubungi Badan Wakaf Al-
    Qur’an (BWA). Melalui program Zakat Peer to Peer
    (ZPP), Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) berencana
    memberikan bantuan Rp 25,7 juta yang dikumpulkan dari zakat mal (dan donasi).
Sign In or Register to comment.