BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mari Berbagi Kisah Inspiratif

1707173757698

Comments

  • Jika selama ini Anda masih mencari dan merasa
    belum menemukan apa arti kehidupan, apa yang
    harus Anda lakukan dalam hidup, simak kisah
    seorang gadis berasal dari India, Neha Awasthy
    berikut ini. Lihat wajahnya yang cantik, Anda pasti
    akan berdecak kagum jika tahu bahwa Neha telah
    menderita polio sejak usianya baru satu tahun,
    berjalan dengan menggunakan alat bantu ternyata
    tetap membuatnya yakin suatu saat dia akan
    berjalan seperti layaknya orang normal. Menurut
    teman-temannya, Neha adalah seorang gadis yang
    sangat mencintai kehidupan, bahkan melebihi orang
    yang memiliki kesempurnaan secara ragawi, seperti
    dilansir dari quora.com.
    Kekurangan yang ada pada dirinya serta
    pandangan negatif kebanyakan orang terhadap
    penyandang cacat tidak membuat Neha putus asa,
    bahkan dia lulus tes AIEEE (teknik ujian masuk)
    pada tahun 2010 dan kuliah di jurusan Produksi
    dan Teknik Industri di Institut Teknologi Nasional,
    Jamshedpur. Ini adalah tes paling bergengsi di
    India dan Neha mampu melaluinya. Banyak yang
    mencibir kesuksesan Neha, karena memandangnya
    sebagai penyandang cacat yang seharusnya berada
    di sekolah konvensional untuk penyandang cacat.
    Namun Neha bertekad untuk tetap melanjutkan
    perjuangannya, meskipun ini berarti akan
    membuatnya jauh dari keluarga dan harus mandiri
    selama 4 tahun ke depan.




    Orang tua Neha yakin anaknya bisa dan Neha
    membuktikan dia mampu melakukannya. Meskipun
    memiliki kekurangan, Neha adalah wanita yang
    begitu penuh kehidupan, salah satunya dia juga
    menjadi penari. Neha memiliki impian untuk
    membuka sekolah tari untuk anak-anak cacat suatu
    hari nanti. Bersama timnya, Neha pernah mewakili
    India untuk lomba pesawat kontrol SAE Aero Design
    East yang diprakarsai oleh NASA pada tahun 2013
    lalu. Meskipun tidak memenangkan penghargaan,
    namun karya Neha dan timnya memukau semua
    penonton dengan menyelesaikan seluruh putaran
    dalam lomba yang diadakan di Fortwort, Texas,
    USA.





    Neha masih akan menghadapi tantangan yang tak
    terbatas untuk membuktikan kekurangan fisiknya
    tidak akan menghalanginya mencapai prestasi. Dan
    Neha sadar akan hal itu, bahkan selalu siap dengan
    cobaan yang datang padanya. Seperti menghadapi
    orang-orang yang bertindak jahat padanya, Neha
    akan berteriak untuk mengundang perhatian orang
    lain, sehingga pelaku kejahatan akan merasakan
    akibat dari perbuatannya.
    Hidup itu apa sih? Tidak berhenti berjuang dan
    selalu bersyukur pada tiap anugerah Tuhan, tanpa
    menyesali apapun hal buruk yang terjadi. Karena
    semuanya akan menjadi pelajaran untuk memulai
    hidup yang lebih baik setiap hari.
  • Di dunia ini, tak semua orang dilahirkan dengan
    nasib dan keberuntungan yang baik. Beberapa
    diantaranya justru harus berjibaku dengan
    kemiskinan dan keterbatasan mental serta fisik
    agar bisa bertahan hidup. Seperti yang terjadi di
    Mumbai berikut ini.





    Seorang bocah laki-laki berusia 9 tahun tampak
    tertidur di tanah halte bis setiap hari. Ia adalah
    Lakhan Kale. Bocah ini terduduk di sebuah pagar
    besi dengan kaki terikat. Ia tak sedang disiksa oleh
    penjahat, justru yang mengikat kakinya adalah
    neneknya sendiri, Sakhubai. Sekilas tak ada yang berbeda dengan Lakhan Kale. Tetapi sesungguhnya bocah ini tak mampu berbicara. Ia mengidap cerebral palsy dan epilepsi. Ia pun tak mampu berkomunikasi secara baik dengan orang lain. Sepanjang hari ia duduk diam sembari menunggu sang nenek pulang bekerja.
    Dilansir oleh metro.co.uk, sang nenek mengutarakan alasan mengapa ia melakukan hal ini pada cucunya. "Apalagi yang bisa kulakukan? Ia tidak dapat berbicara, lalu bagaimana ia bisa bilang pada orang lain jika ia tersesat?" Sang nenek sehari-hari berjualan mainan dan buket bunga yang dijualnya dengan berkeliling sepanjang kota. Karena khawatir sang cucu hilang, ia memutuskan mengikat kaki Lakhlan di pagar sementara yang bisa dilakukan oleh bocah itu hanyalah tidur di
    jalanan.






    Ayah Lakhan meninggal beberapa tahun silam dan
    sang ibu kabur dari rumah semenjak kejadian
    tersebut. Lakhlan pun diasuh sang nenek seorang
    diri. Tentunya tak mudah bagi sang nenek
    menghadapi situasi seperti ini. Foto-foto Lakhan dan Sakhubai muncul di surat kabar lokal India. Berbagai aktivis sosial sedang memperjuangkan hak dan fasilitas bagi kaum difabel seperti Lakhan agar memiliki kehidupan yang lebih layak. Tak semua orang dapat hidup dengan baik. Jika sehari-hari kita masih mengeluh betapa berat pekerjaan yang kita lakukan, betapa kecilnya rumah yang kita tinggali dan lain-lain, kisah tentang Lakhan dapat membuka mata hati kita.
  • Saat banyak penduduk dunia yang berusaha
    memerangi kemiskinan, seorang pria berusia 50
    tahunan bernama Dan Price malah memilih untuk
    hidup sebagai orang miskin. Ya, ia memutuskan
    untuk hidup dalam kemiskinan. Ia hidup miskin
    bukan karena ia kehilangan pekerjaan, tetapi ya
    karena itu keputusan yang sudah diambilnya dan
    sepertinya ia akan menjalani sisa hidupnya sebagai
    orang miskin.





    Price membaca sebuah buku karya Harlan Hubbard
    yang berjudul "Payne Hollow". Buku itu berisi
    tentang penolakan modernitas dan juga rumah
    primitif sang penulis di pinggir Ohio River. Seperti
    yang dilansir oleh sliptalk.com , ketika
    pernikahannya kandas dan semua keluarganya
    pindah ke Oregon, Price memutuskan untuk hidup
    dan tinggal sendiri di sebuah kabin kecil di tengah
    hutan. Ia pun berpindah-pindah, hingga akhirnya
    "menetap" di sebuah rumah bawah tanah yang
    lebih tepat disebut sebagai "lubang Hobbit".





    Tak ada barang-barang mewah yang ia miliki. Ia
    hidup seadanya. Untuk menyiapkan sarapan, ia
    hanya perlu menggunakan sepasang sendok garpu
    dan sebuah pisau. Karena tak punya kulkas untuk
    menyimpan susu, ia hanya bisa mencampurkan air
    putih biasa ke dalam sereal sarapan paginya.





    Ia juga memperlihatkan bahwa manusia juga masih
    bisa bertahan hidup tanpa mesin cuci. Pakaian
    kotornya ia cuci di sungai yang ada di dekat
    tempat tinggalnya dan menjemurnya dengan tali
    jemuran. Ia pun berkata, "Semua yang kumiliki
    sekarang adalah semua yang dimiliki orang-orang
    kaya." Di galeri foto di bawah ini, Anda bisa
    melihat aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh
    Price. Untuk bertahan hidup, ia akan melakukan semua
    pekerjaan yang bisa ia lakukan. Ia juga selalu
    memperhitungkan setiap pengeluaran yang ia buat.
    Salah satu pekerjaan yang sangat disukainya
    adalah sebagai "tukang kebun" pemakaman.
    "Rasanya seperti dapat pencerahan. Penjaga makam, ada sesuatu yang luar biasa dari kata tersebut. Rasanya seperti menjadi seorang biksu. Aku suka menyiangi rumput dan merawat tempat. Karena aku benar-benar menginginkan pekerjaan ini, aku sudah mulai membersihkan (pemakaman) sebelum akhirnya aku mendapat pekerjaan ini."
    Tampaknya arti kebahagiaan untuk Price ini sangat
    sederhana. Ia tidak muluk-muluk untuk hidup
    dengan ini dan itu. Semua dijalani apa adanya dan
    ia melakukan segala sesuatunya dengan hati yang
    senang.
  • Di dunia tak ada yang lebih indah dari kasih dan pertolongan yang tulus dari orang yang mencintai kita, bahkan orang asing yang belum kita kenal. Tak semua orang menjalani hari yang baik dalam hidupnya dan perhatian kecil dari orang lain akan diingat oleh mereka yang membutuhkan seumur hidupnya. Seperti yang dilakukan oleh seorang supir bis bernama Andre Grandin ini. Dilansir oleh metro.co.uk, Andre Grandin mendadak terkenal di kotanya, Swedia, karena kebaikan
    hatinya. Sebuah foto yang menangkap momen
    menyentuh antara sopir bis ini dengan seorang
    gadis kecil, menyebar luas di media jejaring sosial.
    Dalam foto tersebut, terlihat Andre sengaja menghentikan bis yang dikendarainya untuk membantu seorang gadis kecil yang sedang menangis di tengah jalan.






    Gadis itu adalah Emilia Behrendtz, 10 tahun. Emilia
    diganggu oleh sekelompok anak sehingga ia
    menangis tersedu-sedu di tengah jalan dengan
    sepeda kecilnya. Tertegun melihat seorang gadis
    kecil menangis, mendadak Andre menghentikan
    bisnya dan turun untuk menghampiri Emilia. Kontan
    tindakan Andre ini membuat seluruh penumpang bis
    terkejut dan mengabadikan momen menyentuh
    tersebut. "Kami tak tahu apa yang sedang terjadi.
    Tapi kemudian kami melihat ia berjalan ke arah
    seorang gadis yang menangis di jalan. Ini benar-
    benar menyentuh," ujar seorang penumpang. Tak lama kemudian, Andre kembali ke bis tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Apa yang dilakukan oleh Andre ini memang sederhana, tapi kebaikan hatinya patut diacungi jempol. Ia bahkan belum mengenal Emilia saat itu. Memang, hanya perlu hal-hal kecil untuk menjadi seorang yang besar bukan? Andre Grandin telah membuktikannya
  • Pengabdian Vinny dan Dewi, dua orang bidan desa
    yang masih belia patut diacungi jempol. Tak
    tanggung-tanggung, keduanya mau ditempatkan di
    daerah tertinggal di Garabak Data, Kecamatan Tigo
    Lurah, Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat
    yang lokasinya hanya bisa ditempuh dengan jalan
    kaki sehari semalam.





    Seperti dilangsir dari situs indopos.co.id, lokasi
    yang terisolasi ini membuat daerah tempat tugas
    Vinny dan Dewi ini belum mengenal listrik maupun
    sinyal ponsel. Bisa dibayangkan bagaimana terpencilnya desa tempat tugas Vinny dan Dewi yang masing-masing masih berusia 21 dan 23 ini. Keduanya bisa menjadi bidan desa di daerah tersebut karena mereka adalah bidan yang mengikuti program Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dalam rangka mengirimkan tenaga medis ke daerah tertinggal.
    Dalam laman kemenegpdt.go.id, Vinny dan Dewi
    menuturkan bahwa sebenarnya desa tempat mereka
    bertugas hanya berjarak 22 kilometer saja dari
    Ibukota kecamatan. Namun karena medan yang
    harus mereka lewati berupa jalan yang naik turun,
    batu-batuan, dan lumpur, maka perjalanan dengan
    jalan kaki bisa memakan waktu hingga semalam.
    Alternatif lain yang mereka miliki adalah dengan naik ojek selama 3 jam dengan biaya 150 ribu. Vinny dan Dewi adalah dua bidan desa yang menetap di desa Garabak Data. Sebagai satu- satunya tenaga medis yang tinggal di desa tersebut, Vinny dan Dewi tak hanya menolong persalinan, namun juga menjadi petugas medis yang mengobati berbagai macam penyakit.
  • Sesungguhnya, bagaimanapun hubungan Anda dengan saudara Anda, tak ada saudara yang tidak saling menyayangi, bukan? Seperti yang terjadi pada Gandee bersaudara ini. Dilansir oleh elitedaily.com, Hunter Gandee yang berusia 14 tahun, menempuh jarak 40 mil jauhnya sambil berjalan kaki dan menggendong adiknya, Branden Gandee yang berusia 7 tahun. Wow, jarak yang cukup jauh ditempuh dengan jalan kaki ya.
    Mengapa sang kakak mau repot-repot menjalani
    ini?





    Branden mengidap cerebral palsy sejak lahir karena
    adanya kelainan pada bagian syaraf. Karena kelainan ini, Braden membutuhkan bantuan untuk berjalan. Hal ini membuat Hunter menjadi peduli erhadap penyakit yang diderita sang adik. Ia pun berinisiatif untuk meningkatkan kepedulian masyarakat lainnya terhadap cerebral palsy, salah satunya adalah dengan membagikan pengalamannya dan adiknya di University of Michigan's Bahna Wrestling Center di Ann Arbor
    yang letaknya 40 mil jauhnya dari sekolahnya.





    Dengan berani, Hunter berjalan kaki menuju Ann Arbor dengan sang adik yang digendongnya. Misi yang dibawanya adalah untuk meningkatkan kepedulian dokter, insinyur, para pengusaha dan masyarakat luas terhadap mobilitas penderita Cerebral Palsy yang terbatas. Para penderita perlu dibantu untuk dapat menjalani aktivitasnya sehari-hari, misalnya ke sekolah dengan cara menyediakan sarana yang mudah diakses.
    Dalam menjalani perjalanan yang menantang ini,
    dua bersaudara ini telah berlatih selama bertahun-
    tahun. Orang tua mereka pun turut mengiringi
    perjalanan mereka menggunakan mobil. Ternyata,
    ini bukan kali pertama Hunter menggalang dukungan terhadap kepedulian bagi cerebral palsy. Sebelumnya, ia sukses menjual gelang dan T-shirt hingga $350 atau sekitar Rp. 4 juta untuk penelitian tentang penyakit ini. Apa yang dilakukan oleh Hunter ini memberikan kita inspirasi tentang semangat berbuat baik untuk orang lain tanpa pamrih
  • semuanya menginspirasi kita ...
  • Di masa kini, banyak orang tua yang mengeluhkan
    anak mereka makin tidak suka bersosialisasi dan
    lebih suka bermain tablet atau handphone. Hal
    berbeda terjadi dalam hidup Ken, usianya baru 9
    tahun, tetapi dia punya impian mulia untuk
    membangun sebuah tempat penampungan hewan terlantar. Siapa sangka, impiannya dengan cepat
    terkabul. Anak laki-laki yang baik hati ini tinggal di Filipina. Ken punya kepedulian besar pada hewan terlantar, yang tidak memiliki majikan dan memiliki kehidupan yang memprihatinkan. Ken sering membeli makanan hewan dari uang sakunya, lalu makanan itu diberikan pada anjing-anjing liar yang ada di sekitar rumahnya.
    "Banyak hewan yang mengalami luka-luka terbuka,
    aku merawat mereka dan luka mereka sembuh,
    bulu-bulu mereka juga tumbuh lagi," tulis Ken di website-nya. Ken merawat mereka dengan penuh
    kasih sayang, memandikannya, memberi makan,
    sehingga hewan-hewan itu tidak takut lagi dengan
    manusia.




    Banyak orang merasa simpati dengan aksi
    dermawan dari Ken, walau masih kecil, dia sudah
    memahami makna menyayangi sesama makhluk
    hidup. Foto-foto Ken pada akhirnya tersebar cepat di dunia maya. Banyak orang memberi bantuan dana agar Ken bisa mewujudkan impiannya, membangun sebuah tempat penampungan hewan, dilansir oleh Huffingtonpost.com. Berkat bantuan itu, Ken dan ayahnya membangun tempat penampungan sederhana di garasi rumah mereka. Tampak Ken dengan gembira ikut membantu pembangunan tempat penampungan itu dan menuliskan HAPPY ANIMAL CLUB warna-warni
    sebagai namanya.




    Sekarang, Ken bisa merawat hewan-hewan yang
    terlantar dan punya tempat untuk menampung
    mereka. Aksi ini sama sekali tidak mengambil
    untung, karena semua bantuan yang diberikan pada Ken pada akhirnya digunakan untuk membiayai hewan-hewan yang dia rawat. Suatu saat nanti, Ken berharap punya tempat penampungan yang lebih besar, sehingga bisa menolong lebih banyak hewan terlantar. Semoga kebaikan hati Ken menular pada banyak anak hingga orang dewasa.
  • Ayah memang selalu melindungi putrinya,
    bagaimana pun caranya, bagaimanapun
    keadaannya. Seperti yang dilakukan Chen Zhen
    Xing untuk anaknya. Sejak ia divonis kanker pada bulan Januari 2013, ia merasa tak punya banyak waktu untuk bisa menyiapkan segala hal bagi keluarganya setelah ia meninggal nanti. Ia tahu bahwa dirinya tak akan hidup lebih lama, dan ia memiliki seorang putri yang masih berusia 8 tahun




    Chen Zhen Xing mengungkapkan kekhawatiran ini
    pada istrinya, Liu Jin Hua. Chen berkata bahwa ia
    ingin putrinya itu bisa merasakan kasih sayang
    seorang ayah meski ia sudah meninggal nanti.
    Maka diam-diam, ia menyiapkan sesuatu untuk
    putrinya itu. Sampai usia 21 tahun, putrinya itu akan menerima kado istimewa dari sang ayah. Tentu saja bukan dijatuhkan dari surga. Melainkan sudah dipersiapkan oleh Chen dalam kondisinya yang makin memburuk dari hari ke hari




    Berat badan Chen menyusut 30 kg dan
    kesehatannya makin memburuk. Namun ia tak mau
    menyerah untuk menemukan benda-benda yang
    kiranya akan membuat putrinya senang. Di antaranya adalah gelang untuk usia 18 tahun. Ia
    juga menyiapkan pena bertatahkan nama putrinya saat putrinya itu lulus universitas nanti. Di antara kemoterapi yang menyakitkan akibat kanker pankreas yang ia alami, Chen berusaha menguatkan dirinya di depan anak perempuan
    kesayangannya itu. Dan sang istri, menjadi saksi
    betapa suaminya itu merasa setiap hari waktunya
    berkurang untuk keluarganya. Chen akhirnya meninggal pada bulan November tahun lalu. Sementara anaknya yang masih kecil itu tak tahu bahwa ayahnya sudah menyiapkan berbagai kejutan yang akan membuatnya terharu biru. Sungguh mulia hati ayah yang satu ini. Semoga ia diterima di sisi Tuhan dan keinginannya untuk terus membuat putrinya bahagia bisa tercapai
  • Apa yang Anda pikirkan saat seorang pria--tukang
    pipa yang biasa saja melamar seorang gadis cantik
    dari keluarga kaya? Mungkin kisahnya mirip seperti
    drama-drama Korea, tapi kisah ini benar-benar
    terjadi di dunia nyata. My romance doesn't need a thing, but you.. Begitu menurut sebuah lagu yang judulnya My Romance. Mungkin benar, karena cinta yang tulus tidak akan menghitung seberapa banyak uang Anda atau seberapa tampan pasangan Anda, cinta yang tulus adalah cinta yang tidak memandang status sosial Anda. Kisah cinta seorang tukang pipa dari kota Dongguan, China mendapat sorotan hangat. Sebuah berita di Guangzhou Daily, seperti dilansir oleh stomp.com.sg menceritakan tentang Lian, seorang pria biasa yang melamar seorang gadis keluarga
    kaya bernama Liao. Penghasilan Lian sebagai tukang pipa tidaklah besar, dia hidup biasa saja. Di sisi lain, Liao adalah putri seorang keluarga yang sangat kaya. Bahkan Liao menempuh pendidikan di Inggris selama 10 tahun. Sebuah kisah cinta beda status sosial atau sering disebut cinta beda kelas. Namun apalah arti materi jika cinta sudah jatuh di hati mereka.




    Ingin serius dengan hubungannya, Lian memutuskan untuk melamar Liao. Pria itu berjalan
    sejauh 2 kilometer hanya memakai bikini menuju
    rumah Liao. Cara melamar yang tidak biasa dan
    aneh, namun Anda akan terharu dengan
    kesungguhan hati pria ini. "Aku tidak kaya dan tidak tampan, tapi aku akan memberikan yang terbaik yang aku bisa," ujarnya. Walau tampak kaget, Liao menerima lamaran tersebut. Jika semua hal lancar, mereka akan menikah. Hingga berita ini ditulis, belum diketahui apakah orang tua Liao setuju dengan lamaran ini atau tidak. Namun dalam berbagai forum internet, banyak yang mendukung pasangan ini, agar tidak ada lagi kisah cinta yang berakhir karena beda 'kelas'.
  • Membeli barang bekas tak selamanya berakhir
    kecewa. Siapa sangka, membeli sebuah sofa tua
    bekas dan bau membuat mahasiswa dan mahasiswi ini mendapat banyak uang. Uang tersebut diselipkan dalam amplop di dalam sofa dan angkanya tidak kira-kira.. sekitar Rp 470 juta. Fantastis bukan? Tiga mahasiswa Reese Werkhoven, Cally Guasti dan Lara Russo membeli sebuah sofa tua dalam acara amal. Sofa itu sudah jelek dan bau, namun mereka memutuskan untuk membelinya, karena sangat murah, sekitar $ 20 (Rp 220.000) saja. Namun saat sudah dibawa ke rumah, mereka menemukan hal yang luar biasa, karena ada amplop terselip dalam sofa itu, dilansir oleh Dailymail.co.uk.




    Saat amplop dibuka, betapa terkejut mereka, karena isinya adalah uang tunai yang sangat banyak. Mereka langsung berteriak histeris dan menghitung uang-uang itu. Total, sekitar $ 41.000 atau Rp 470 juta. "Kami terus menghitung uang itu dan makin banyak jumlahnya, kami makin senang. Reese bahkan berencana akan membeli mobil untuk ibunya, bahkan membeli perahu," ujar Lara. Mereka bahkan sempat berfoto dengan uang kertas yang sangat banyak itu. Namun kegembiraan itu langsung berubah menjadi dilema batin, saat mereka menemukan amplop berisi nama pemilik sofa tersebut.




    Tiga mahasiswa tersebut akhirnya membatalkan
    niat memiliki uang itu. Mereka sepakat mencari
    siapa pemilik sofa dan mengembalikannya. Mereka
    memberi tahu keluarga dan sepakat juga tidak
    memberitahu orang lain mengenai uang-uang itu,
    takut akan menimbulkan kejahatan. Setelah mencari dan terus mencari, akhirnya sang
    pemilik ditemukan. Seorang wanita tua yang tidak
    mau namanya disebutkan. Wanita itu bercerita
    bahwa suaminya bekerja sangat keras dan
    mengumpulkan banyak uang sebelum meninggal.
    Sang suami ingin agar istrinya hidup bahagia dengan uang tersebut. Bingung mau disimpan di
    mana, akhirnya wanita itu menyelipkan uang dalam
    beberapa amplop dan dimasukkan dalam sofa
    hingga 30 tahun. Tidak ada penghuni rumah yang tahu tentang uang itu. Hingga beberapa waktu yang lalu, sang wanita menjalankan operasi punggung dan dokter menyarankan agar anak-anak sang wanita mengganti perabotan lama (termasuk sofa) dengan perabotan baru yang lebih sehat. Akhirnya sofa itu dibuang dan diberikan pada badan amal untuk dijual




    Akhirnya uang itu kembali pada pemiliknya.
    Bagaimana dengan ketiga mahasiswa itu? Mereka
    mengatakan tidak menyesal karena telah
    melakukan hal yang benar. Walaupun sebenarnya
    mereka bisa saja sepakat tidak mengatakan apapun tentang uang-uang itu. "Saya pikir adalah benar jika kita jujur dan berbuat baik, karena pada akhirnya akan berguna bagi diri kita sendiri," ujar Reese. Berkat kebaikan mereka, sang pemilik sofa
    memberikan sekitar $ 3.000 (Rp 35 juta) kepada
    mereka bertiga. Sebuah kisah yang luar biasa.
    Semoga saja kejujuran mahasiswa-mahasiswi ini
    berbalas kebaikan juga.
  • Berjuang melawan kanker selama empat tahun,
    Darlene Sugg memiliki keinginan yang bisa segera
    terwujud. Ia ingin melihat anaknya Megan Sugg
    lulus dari SMA. Namun, kondisinya yang semakin
    memburuk tampak membuat keinginan itu tidak bisa terwujud. Hingga akhirnya Megan mengambil inisiatif sendiri.




    Seperti yang dilansir oleh nbcnews.com, Megan dengan bantuan pihak sekolah membuat sebuah
    upacara kelulusan sebulan lebih awal dari upacara
    kelulusan resmi di sekolah. Upacara kelulusan itu
    dilakukan tepat di samping tempat tidur sang ibu di
    rumah sakit. Selama acara berlangsung, semuanya
    menitikkan air mata. Bahkan sang kepala sekolah Glen Burnie High School Vickie Plitt membacakan
    sebuah pidato khusus yang ditulisnya untuk Megan.
    "Dia berusaha untuk bertahan agar bisa melihat
    momen yang paling berharga buatku ini," ungkap
    Megan kepada NBC News. "Ibu tahu momen itu
    sangat penting." Dua hari kemudian, setelah upacara kelulusan tersebut, sang ibu meninggal.
    Steve Sugg, ayah Megan mengatakan bahwa
    upacara kelulusan itu telah memberikan kedamaian untuk istrinya. "Istriku tampak berseri-seri melihat Megan lulus," kata Steve.




    Meskipun sang ibu tak bisa bertahan dan hidup lebih lama, Megan masih merasa bersyukur karena bisa memenuhi sebuah harapan lain, yaitu memakai gaun prom dan berfoto bersama sang ibu sebelum berangkat ke pesta prom. Di malam itu juga saat Megan pergi ke pesta prom, ibu Megan berkata kepada suaminya bahwa ia ingin agar tangannya digenggam. Semalam penuh sang suami menggenggam tangan istrinya itu dengan penuh kasih sayang. Hingga pada hari Sabtu keesokan harinya pada pukul 15.25, ibu Megan meninggal dunia. "Aku masih menggenggam tangannya," kata suaminya. Megan mengungkapkan bahwa ia masih bersyukur
    diberi kesempatan untuk melewati momen
    terpenting dalam hidupnya dengan ibunya. "Aku
    senang ibu masih bisa melihatku lulus, tapi aku
    sedih saat tahu bahwa itu adalah momen terakhir
    yang bisa kumiliki bersamanya." Setiap ibu pasti ingin memberikan sesuatu yang terbaik untuk anaknya. Termasuk ibu Megan. Bahkan di detik-detik terakhir hidupnya, ia berjuang untuk tetap bertahan hanya agar bisa melihat upacara kelulusan anaknya. Selama kita hidup dan
    juga selama ibu kita masih hidup, jangan sampai kita melewatkan momen-momen yang ada dengan
    sia-sia.
  • Cinta seorang ibu pada anaknya merupakan salah
    satu cinta sejati dan tulus dari manusia. Segala
    perjuangan dan pengorbanan akan dilakukan
    seorang ibu untuk kebaikan dan keselamatan anak- anaknya. Seperti yang dilakukan ibu dari daerah Massachusetts ini. Dia nekat terjun dari lantai tiga demi menyelamatkan bayi tercintanya. Saat itu, apartemen yang dia tinggali tengah mengalami kebakaran yang cukup serius. Tidak ada sebersit pun penyesalan yang dirasakan
    oleh Christina Simoes, meskipun dirinya harus
    terbaring di rumah sakit dan terancam lumpuh. "Tidak ada cara lain yang membuat hidup saya lebih berharga daripada ini," ujar Christina, seperti dilansir nydailynews, " Semua rasa sakit, semua yang harus saya lalui terbayar karena melihatnya dapat berlari-lari dan bermain." Menurut dokter yang merawatnya, wanita yang berusia 23 tahun ini kemungkinan tidak akan dapat berjalan lagi karena kerusakan serius pada tulang belakangnya setelah nekat lompat dari sebuah jendela di lantai tiga apartemennya.




    Ketika itu, Christina dan putranya, Camron yang
    baru berusia 18 bulan terjebak dalam kamar tidur
    saat asap dan api mulai menyebar di apartemennya. Christina meraih anaknya dan menanti kedatangan pemadam kebakaran untuk menyelamatkan mereka. Namun, situasinya cepat berubah menjadi buruk dan membuatnya putus asa. "Saya menciumnya, saya berkata padanya saya mencintainya, lalu kami melompat." kisahnya. Akibat dari tindakannya itu, tulang belakangnya
    patah. Namun, dia hanya memikirkan keselamatan
    anaknya. Christina menjalani operasi selama 6 jam
    untuk memasang benda metal di tulangnya.
    Meskipun demikian, dokter tidak yakin dia dapat
    berjalan kembali setelah ini. Christina tampak besar hati dalam menghadapi semua ini karena dia merasa pengorbanan ini sangat pantas dia lakukan untuk anaknya yang sangat dia cintai.
  • aku terharu dengan kisah Liao dan Lian ...
  • Saya ingin menceritakan kisah tentang ibu yang sangat saya sayangi. Ibu selalu ada untuk saya dan saudara saya yang lain. Nama saya A. Haresh Gerard, usia 8 tahun. Saya menuntut ilmu di Sekolah Dasar St Gabriel. Saya didiagnosis menderita kista milti-kistik pada ginjal kanan dan organ tersebut hanya berfungsi 14 persen. Selain itu, saya juga menderita tekanan darah tinggi. Ibu saya, Rina Aras berusia 36 tahun, bekerja sebagai Guru Playgroup. Saya memiliki 3 saudara perempuan, usia mereka 15, 13 dan 3 tahun. Saya dan saudara-saudara saya setuju bahwa ibu adalah wanita yang luar biasa, walaupun dia mengalami banyak hal pahit dalam pernikahan pertamanya, dan ini adalah pernikahan keduanya. Ibu saya adalah wanita yang tidak pernah menyerah untuk dirinya dan untuk kami. Ibu adalah seorang wanita yang gigih. Ibu bekerja untuk keluarga, dan dia sedang kuliah untuk gelar diploma di jurusan psikoterapi. Impian ibu adalah lulus di usia 38 tahun. Saya ingat ketika harus dirawat di Amerika Serikat, ibu mengajukan banyak surat sebagai jaminan agar saya mendapat perawatan yang layak. Setiap malam, ibu mengontrol tekanan darah saya, setiap dua jam sekali.




    Ibu sering tidak tidur. Saya tahu terkadang ibu
    berdoa dan menangis untuk saya, agar saya segera sembuh. Namun ibu tidak memperlihatkannya, dia selalu tersenyum dan mengatakan bahwa saya adalah seorang pejuang yang pantang menyerah. Ibu bilang, saya harus berjuang untuk memberi contoh anak-anak lain yang juga sakit, agar mereka tetap punya semangat untuk sembuh. Setiap hari, ibu mengantar saya ke sekolah, kemudian dia akan bekerja. Lalu setelah bekerja, ibu menjemput saya. Sampai hari ini, ibu merawat saya seperti permata. Tidak ada air mata yang mengalir dari pipi kami, karena ibu merawat kami dengan sangat baik. Ibu saya bekerja, kuliah, memasak, merawat kami,
    membantu tugas sekolah kami, membersihkan
    rumah dan yang terbaik adalah.. ketika kami sakit,
    ibu selalu ada di sisi kami, 24 jam selama 7 hari. Saudara-saudara saya, dan saya, ingin memberi
    tahu ibu.. Ibu, kami beruntung memiliki Anda sebagai ibu kami. Jika kehidupan selanjutnya itu ada, kami berharap agar kami menjadi anak-anak ibu lagi. Kami sangat mencintai ibu.




    Itulah sepenggal surat cinta dari Gerard untuk
    ibunya. Sungguh beruntung anak laki-laki ini
    memiliki ibu yang luar biasa. Semoga semangat dan cinta dari ibu Gerard menjadi motivasi kepada kita semua untuk selalu mencintai dan merawat anak- anak dengan baik.
Sign In or Register to comment.