BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mari Berbagi Kisah Inspiratif

1666769717298

Comments

  • Saat Anda terjatuh dalam masa paling terpuruk
    dalam hidup Anda, apakah Anda ingat siapa yang
    menolong Anda? Yang membuat Anda mengalami
    titik balik sehingga bisa menjadi sehebat sekarang. Ini adalah sebuah kisah yang patut dicontoh oleh
    generasi muda masa kini. Saat bermandikan uang
    adalah kondisi kita hari ini, jangan lupa pada mereka yang pernah membantu Anda atau mereka yang ada di balik kesuksesan dan kenyamanan Anda. 21 tahun lalu di tahun 1993, seorang pemuda 17 tahun bernama He Rongfeng adalah gelandangan yang tak punya rumah dan uang. Ia bersama dua orang temannya ditampung oleh seorang wanita penjual mie bernama Dai Xingfen. Setelah diberi makan selama beberapa waktu,
    wanita itu memberi mereka uang untuk naik kereta
    api dan mengejar mimpi mereka menjadi orang
    sukses. Setelah itu bertahun-tahun berlalu dan
    mereka tak pernah bertemu lagi. Kini He Rongfeng sudah menjadi jutawan sukses, setelah dahulu ia menjadi gelandangan. Ia mencari tahu di mana ibu penjual mie yang dulu menolongnya. Setelah sekian lama pencarian, He menemukan Dai Xingfen yang saat ini sudah berusia 66 tahun. He Rongfeng memberinya uang sekitar Rp 2 milliar
    karena tanpa Dai, ia tak tahu bagaimana nasibnya
    saat itu. "Kami dalam kondisi terhimpit dan tak
    punya jalan keluar, entah apa jadinya kalau tak
    bertemu beliau," ujar He Rongfeng. He mengatakan bahwa ia ingat akan satu hal yang
    dikatakan Dai Xingfen, "Tidak apa-apa kalau tidak
    punya banyak uang, yang penting jadi orang yang
    baik, aku selalu ingat itu. Rasa terima kasihku pada
    Ibu Dai XIngfen setinggi gunung," ujarnya penuh
    respek. Namun memang pada dasarnya Dai Xingfen hidup dengan sederhana, ia mengatakan bahwa dirinya tak bisa menerima uang itu. "Aku tak bisa menerimanya karena aku menolongnya bukan untuk itu. Tapi, rasa terima kasih itu sudah menyentuh hatiku," kata Xingfen seperti disampaikan Dailystar. Tolong menolong dan tahu balas budi adalah kebaikan yang diajarkan nenek moyang kita. Semoga kisah di atas menginspirasi kita untuk menolong dengan tulus dan tetap menjadi orang yang sederhana meski sudah di atas angin.
  • Obat terbaik dari penyakit apapun adalah cinta.
    Sesakit apapun tubuh seseorang, selama ada orang yang menggandeng tangannya dengan cinta dan harapan, dia akan lebih mudah menghadapi masa- masa sulitnya. Kisah ini datang dari seorang ibu di Dublin, dia tak memiliki impian muluk pada sisa hidupnya. Satu hal yang membuatnya kuat
    menghadapi kanker payudara, yaitu datang ke
    pernikahan anak laki-lakinya. Mary Ann (61 tahun) adalah seorang wanita yang sedang berjuang melawan kanker payudara dalam tubuhnya. Tiga tahun sudah Mary berjuang, dia tidak pernah menyerah. Walaupun tahu penyakit ini bisa
    mengambil nyawanya kapan saja, Mary punya
    keinginan kuat untuk sembuh, karena dia sangat ingin hadir di pesta pernikahan anak laki-lakinya,
    Ryan Manning.




    "Dia tidak peduli bagaimana caranya, apapun
    dilakukan agar bisa datang ke pesta pernikahan itu, walaupun dia harus melakukan kemoterapi lebih banyak," ujar Kristie, putri Mary. Keinginan Mary terkabul, Ryan menikah pada tanggal 5 September lalu. Dalam acara pernikahan tersebut, Mary berdansa dengan anak laki-lakinya. Diiringi lagu Somewhere Over The Rainbow, Mary seolah melupakan rasa sakit di tubuhnya.




    Dansa dalam pesta pernikahan tersebut menjadi
    dansa yang tidak biasa, ada perjuangan besar bagi
    Mary untuk berdiri di sana. Dansa ini menjadi tanda
    bahwa Mary sudah melepaskan putranya untuk
    memulai kehidupan baru bersama wanita yang dia
    cintai. Tidak hanya Ryan dan Mary yang berdansa dalam haru, beberapa tamu undangan tampak
    menyeka air mata mereka. Padahal beberapa bulan sebelum pernikahan itu dilangsungkan, kondisi Mary memburuk, dia bahkan harus menggunakan kursi roda. Banyak orang menduga Mary tak akan bertahan lama dan tidak akan bisa datang ke pesta pernikahan putranya. Namun lihatlah kegigihan ibu yang hebat ini. Dia bisa berdiri dari kursi roda dan berjalan saat tanggal
    pernikahan putranya semakin dekat. Tak sedikit
    yang heran bagaimana Mary bisa berdansa di acara pernikahan anaknya. "Hal tersebut sangat emosional, terutama ketika dia bisa berdiri dari kursi roda," lanjut Kristie. "Menjelang pernikahan, kamu membantunya melakukan segala sesuatu," ujarnya. Meninggal 3 Hari Setelah Pesta Pernikahan Setelah impiannya terkabul, Mary berpulang dalam damai hanya dalam hitungan hari setelah pesta pernikahan anaknya. Pada tanggal 8 September, keluarga ini berduka karena ditinggal oleh seorang yang sangat hebat. Kematian Mary membawa duka yang mendalam bagi anak anaknya, namun dia sudah memberikan kenangan yang sangat hebat. "Saya tidak ragu sama sekali bahwa wanita ini sangat kuat. Dia berjuang sangat keras untuk sampai ke titik tersebut," ujar Ryan. "Kami memiliki banyak kenangan berharga
    bersamanya, dan kami sangat senang," ujar Kristie. "Kami sangat beruntung bisa memanggilnya dengan sebutan ibu,"
  • "Cinta tidak mengenal apa warna kulitmu," begitu
    kata orang bijak. Ada yang menganggap pernikahan warga negara asing dan warga Indonesia sebagai hal menakjubkan, ada juga yang memandang sebelah mata. Banyak yang menganggap pria-pria bule hanya memanfaatkan wanita Indonesia untuk kesenangan sesaat. Namun, tidak demikian dengan bule yang satu ini. Kisah cinta luar biasa datang dari Glenn, seorang
    bule yang berasal dari Amerika Serikat. Jika Anda
    datang ke Pasar Kober Purwokerto, Jawa Tengah
    antara pukul 4 sore hingga 9 malam, Anda akan
    menjumpai sebuah kedai burger kecil milik Glenn.
    Yang membuat kedai ini tak biasa, selain kehadiran Glenn yang belum fasih berbahasa Indonesia, ada sebuah papan bertuliskan "Mohon doakan istriku yang sakit. Terima kasih,"




    Bukan tanpa alasan Glenn menulis kalimat itu di
    papan kedainya. Istri Glenn memang sedang sakit,
    dia didiagnosis memiliki kanker mulut rahim stadium IIB. Dengan alasan itulah, Glenn berjualan burger, demi mengumpulkan uang untuk biaya pengobatan istrinya. Daging burger dan donat yang dijual adalah racikan Glenn sendiri, kadang ibu mertuanya membantu. Jadi tak perlu takut, burger yang dijual Glenn halal, seperti yang tertulis di papan kedainya "Awalnya saya dan istri jualan di sekitar Baturaden, itu sejak Ramadan 2012," ujar Glenn, seperti dilansir oleh Merdeka.com. Glenn dan istrinya berjualan burger untuk mendapat
    uang tambahan. Namun setelah Ramadan 2014
    kemarin, baru diketahui bahwa istri Glenn memiliki
    kanker serviks stadium IIB. Akhirnya, Glenn
    meneruskan usaha jualan burger dan donat untuk
    biaya pengobatan istrinya. Sebagai warga negara asing, cukup sulit bagi Glenn untuk bekerja karena
    terbentur undang-undang. Namun tanggung jawab
    sebagai suami dan rasa cinta pada istrinya tidak
    membuat kegigihan Glenn surut. "Akhir Ramadan kemarin ternyata istri saya mulai sakit, kondisinya tidak membaik. Lalu saya memutuskan jualan sendirian, kadang dibantu ibu mertua juga," lanjut bule yang belum lancar berbahasa Indonesia ini.




    Pundi-pundi uang dikumpulkan Glenn dari hasil
    penjualannya. Harga burger yang ditawarkan tidak
    mahal, untuk ukuran sedang hanya Rp 7.500 dan
    ukuran besar Rp 10.000 saja. Sedangkan harga
    donat antara Rp 2.500 hingga Rp 3.000. Glenn
    bersyukur dagangannya cukup laris, bahkan sering habis sebelum waktu tutup. Pelanggan baru selalu
    berdatangan untuk membeli burger, donat dan es
    jelly. Banyak orang memuji kerja keras Glenn, namun tak sedikit yang menghinanya. "Makanya kalau cari suami bule yang kaya sekalian, biar ga susah," atau komentar pedas lainnya. Well, pernikahan yang didasari cinta selalu lebih baik dibanding harta. Walaupun Glenn saat ini harus banting tulang, itulah bukti cinta dan tanggung
    jawabnya.




    Kedai milik Glenn sering riuh apabila ada pelanggan yang datang dan tidak bisa berbahasa Inggris, sedangkan Glenn belum lancar berbahasa
    Indonesia. Namun hal itu tak jadi halangan, karena
    Glenn selalu melayani pelanggannya dengan baik.
    Bule ini juga dikenal ramah dan suka bercanda dengan pelanggannya. Jika Anda tinggal di sekitar Purwokerto, tak ada salahnya mampir untuk menikmati burger racikan Glenn. Kata beberapa pelanggan, burger racikan Glenn enak. Inilah bukti bahwa Glenn tak sekedar berjualan, tetapi juga mengutamakan kualitas burgernya. "Selalu buka tiap hari jam 4 sore sampai 9 malam. Tapi kalau saya harus mengantar istri berobat, ya saya tidak jualan dulu sehari," ujar Glenn. Semoga kisah ini bisa menghangatkan hati Anda. Dan semoga semakin banyak pria-pria seperti Glenn, yang tulus mencintai istrinya dan setia dalam kondisi sehat ataupun sakit
  • Semakin dewasa, semakin kita mengerti akan
    tanggung jawab dan kebenaran, tapi malah lebih
    pintar pula untuk berkilah dan melanggarnya. Coba
    ingat saat kecil dulu, saat kita masih mengerti akan
    kepatuhan, ketaatan dan kebaikan. Saat itu mungkin kita masih seperti seorang gadis
    kecil berusia 6 tahun. Ia membersihkan piring-piring di meja kafetaria agar mahasiswa yang tak dapat tempat duduk bisa duduk di sana. Sekaligus, ia mencuci piring itu.




    Tidak, saat kecil kita tidak menjadi pembantu. Tapi
    niat kita adalah membantu orang tua. Dan itulah
    yang sedang dilakukan oleh gadis kecil ini. Ia
    sedang membantu ayahnya yang juga menjadi juru
    masak di situ. Bantuannya mungkin sederhana, namun sangat berharga. Kampus tersebut sudah merekrut petugas kebersihan yang bahkan kuwalahan saat jam efektif kantin. Gadis kecil yang tak disebutkan namanya ini, malah berinisiatif agar bisa meringankan beban ayahnya. Apa yang dilakukannya membuat beberapa mahasiswa dan pekerja di kantin itu malah kadang merasa sungkan.




    Dilansir dari Shanghaiist, pihak kampus sendiri
    sudah menganjurkan pada mahasiswanya untuk
    membersihkan piring sendiri untuk menanamkan
    budaya yang baik. Namun peraturan seperti ini ada
    yang mendukung dan ada juga yang menolak.
    Mereka yang mendukung menyatakan setuju bahwa hal tersebut memang bisa melatih kepekaan dan kepedulian mereka. Sedangkan mereka yang merasa peraturan itu kurang tepat, punya alasan bahwa mereka tak pernah melihat pengunjung restoran yang mencuci piringnya sendiri. Sehingga menurut mereka, kondisi kantin atau kafetaria yang mereka miliki di kampus
    sudah cukup ideal.




    Lepas dari pro dan kontra, kita perlu acungkan
    jempol untuk gadis kecil pembersih piring ini. Ia
    menganut prinsip talk less, do more. Selalu bisa kita temukan alasan untuk tidak melakukannya.
    Sedangkan saat kita memutuskan untuk melakukan sesuatu, kita sadar bahwa tak perlu alasan untuk melakukan kebaikan. Sebuah inisiatif, bukan hanya menolong ayah gadis ini, tapi juga dirinya dan mahasiswa-mahasiswa yang ingin makan dengan nyaman dan kenyang di sana. Jangan tutup mata dan telinga kita untuk lebih
    peduli dan mengambil inisiatif. Lebih baik menjadi
    bagian dari solusi daripada berdebat dan menyulut emosi.
  • Pak Anwar di masa muda merupakan tentara
    Sumatera Selatan yang menjabat sebagai
    komandan kompi. Derita tak terkira dia jalani selama menjadi pejuang melawan penjajahan Belanda, namun setelah Indonesia merdeka, deritanya tak kunjung usai. Seperti yang dikisahkan pada maharadjo.wordpress.com, sang pejuang harus menyambung hidup dengan jalan mengemis di seputaran Kota Padang. Kisah Pak anwar sebenarnya telah dimuat dalam media POSMETRO tahun 2008. Pak Anwar yang
    pernah merasakan kekejaman dalam penjara
    Belanda selama 4 tahun, bahkan harus meminum
    air yang dicampuri air kencing. Namun di usia
    senjanya Pak Anwar yang berpakaian lusuh seadanya harus berkeliling menadahkan tangan
    untuk berharap belas kasihan siapa saja. Padahal tak kurang pengorbanannya untuk negeri ini, kakinya bahkan pernah ditembus peluru hingga
    harus terpincang-pincang berjalan. Nasionalisme
    dan kecintaannya pada negara pun tak dipertanyakan lagi. “Saya pernah ditanya tentara Belanda. Apakah saya berjuang dan jadi tentara karena hanya kedudukan dan jabatan semata? Saya jawab apa adanya? Berjuang untuk negara, bukan kedudukan. Bila kelak mati di sini. Saya bangga, karena itu demi negara,” ungkap sang bapak kala itu. Kisah sang pejuang begitu menyayat hati. Bapak yang hidup sebatang kara karena istri dan anaknya yang masih dalam kandungan meninggal kekurangan gizi ini tak hanya memiliki masa tua yang miris, beberapa waktu lalu sempat ada ulah iseng seorang pengguna internet mengunggah fotonya dalam bentuk 'meme' yang membuat sang pejuang menjadi lelucon. Sungguh perbuatan yang
    sangat tidak pantas dilakukan. Padahal Sang
    Pejuang telah menghembuskan nafasnya tahun
    2011 lalu, tanpa banyak yang peduli.




    Setelah menjadi lelucon dalam meme tersebut,
    mata publik seakan baru terbuka. Semua orang
    menghujat si pembuat 'meme' tersebut, Pak Anwar
    yang telah tiada pun banyak mendapatkan simpati.
    Banyak yang datang mencarinya dan menelusuri
    jejaknya. Sang Pejuang pun akhirnya dianggap pahlawan. Padahal di masa hidupnya dulu ia lalui
    nyaris tanpa penghormatan. Menurut blog yang
    sama, beliau memang pernah menerima sertifikat
    veteran, namun kehidupannya yang tak menentu
    membuat benda itu hilang bersama fasilitas yang
    menyertainya. Pak Anwar yang terlupakan mungkin hanya salah satu dari banyak pejuang berjasa lainnya yang tak mendapatkan penghargaan yang pantas. Semoga kisah pejuang yang berakhir menjadi pengemis ini membuka mata semua pihak untuk lebih menghormati jasa pahlawannya, bukan hanya di atas kertas dan kata-kata saja. Dan untuk almarhum Pak Anwar, semoga diberi tempat yang layak di sisiNya.
  • mereka orang-orang yang penuh semangat dan pantang menyerah ...
  • Sebuah kisah lima tahun lalu ini kini kembali
    menarik perhatian di dunia maya. Kisah tentang
    sepasang sahabat, tentang pemenuhan janji dari
    seorang sahabat. Seperti yang dilansir oleh huffingtonpost.com, Kevin Elliot pernah meminta sahabatnya Barry Delaney untuk melakukan
    sesuatu jika dirinya meninggal. Jadi Elliot
    memberikan semacam instruksi khusus kepada
    Delaney jika Elliot meninggal nanti. Elliot meminta Delaney untuk berjanji agar memakai gaun berwarna terang dan kaos kaki ke pemakamannya jika dirinya meninggal nanti. Dan permintaan yang disampaikan oleh Elliot ketika sedang berlibur dari tugas di Afghanistan itu pun disanggupi oleh Delaney.




    Ketika hari itu tiba pada bulan Setepmber 2009,
    Delaney memenuhi permintaan terakhir sahabatnya itu. Ia mengenakan gaun ketat berwarna terang menyala dan kaos kaki ke pemakaman Elliot. Ya, Elliot pada akhirnya tewas pada tanggal 31 Agustus 2009 dalam sebuah ledakan yang diakibatkan oleh granat yang diluncurkan roket di wilayah Babaji, provinsi Helmand. Elliot, pria yang saat itu berusia 24 tahun, sudah menuntaskan tugasnya di Irak dan Irlandia Utara. Tadinya ia sudah akan berhenti dari Angkatan Darat, tapi Elliot adalah sosok pria sejati. Ia selalu menjadi relawan pertama yang melindungi rekan-rekannya-- selalu mendahulukan teman-temannya. Jadi ia berada dalam urutan terakhir yang mendapatkan transportasi untuk kembali dari Afghanistan. Elliot memang sebelumnya sudah memiliki firasat. Ketika ia diberi waktu berlibur selama dua minggu, ia mengatakan kepada Delaney bahwa dirinya cemas dengan banyaknya ranjau. Ia juga menyebutkan bahwa mungkin saja ia tak bisa kembali pulang ke rumah selamat dari tugasnya di Afghanistan nanti.




    Sebagai seorang sahabat, bukanlah hal yang mudah menerima kenyataan bahwa orang terdekatnya meninggal di medan perang. Tapi tak ada lagi yang bisa ia lakukan selain melaksanakan 'wasiat terakhir' Elliot. Delaney pun langsung memenuhi permintaan terakhir Elliot. Tanpa ragu, ia rela memakai gaun ketat berwarna terang menyala dan sepasang kaos kaki saat menghadiri pemakaman Elliot. "Saya berlutut untuk bertanya apakah Elliot menyukai warna gaun ini," kata Delaney saat ia tertangkap kamera sedang berlutut di depan undukan makam sahabatnya.
  • Perang masih ada di muka bumi ini dan membuat
    kita resah. Namun tak semua jiwa yang resah
    seberani Khaled Farah untuk menceburkan diri
    langsung ke lokasi dan menjadi relawan. Pria ini bersama ratusan relawan lainnya setiap hari
    membantu melindungi dan menyelamatkan para
    korban perang seperti wanita, orang tua dan anak-
    anak. Salah satu kisah paling fenomenal adalah
    bagaimana ia menyelamatkan seorang bayi berusia 2 minggu yang tertimpa reruntuhan akibat bangunan yang dibom.




    Dalam lindungan Tuhan, bayi mungil itu masih hidup dan menangis di balik puing-puing. Khaled dan relawan lainnya mendengarkan suara itu. Ia pun bersama para relawan dengan sangat hati-hati
    mencoba menyelamatkan bayi laki-laki tersebut. Khaled Farah dan beberapa relawan seringkali
    mengalami momen seperti ini. Mereka tidak
    bersenjata apa-apa selain keberanian dan kebaikan hati yang mulia. Sampai sekarang mereka telah menyelamatkan lebih dari 2000 orang dalam masa-masa genting dan traumatis sebuah peperangan. Setelah berhasil menyelamatkan bayi tersebut dan menyerukan 'Allahu akbar' berkali-kali, Khaled dan relawan lainnya melanjutkan misi berikutnya. Mereka tak sempat mengunjungi orang-orang yang sangat berterima kasih atas apa yang mereka lakukan. Pun, mereka tak menginginkan balas jasa. Hanya doa dan dukungan yang bisa kita sampaikan pada orang-orang berjiwa besar dan berhati mulia seperti Khaled. Semoga kisah ini Khaled bisa menginspirasi kita untuk tidak ragu dan tulus dalam melakukan kebaikan dan lebih peduli pada keadaan di sekitar kita.
  • Bapak Emin Dudung, atau Pak Udung, demikian beliau biasa disebut. Pria yang telah berusia lanjut ini biasa bekerja dengan menawarkan jasa timbang badan di beberapa lokasi di Kota Bandung. Siapa sangka, ternyata bapak berkepala plontos ini ternyata adalah seorang pejuang. Kisah Pak Udung mulai terangkat saat seorang pelajar SMA di Bandung, Nadiah Nurul Fauziah menceritakan pengalamannya bertemu sang bapak yang tengah menawarkan jasa timbang badan dengan timbangan miliknya. Nadiah sebenarnya merasa iba dengan bapak yang sudah renta itu, tetapi apa daya, dirinya sedang tak membawa uang sepeser pun untuk sekedar untuk menghargai usaha sang bapak, meskipun di rumahnya sudah ada timbangan. "Saya sebenernya kasihan banget, sumpah soalnya udah tua renta gitu kalau kerja juga kerja apa. Tapi pas waktu itu saya enggak bawa uang sama sekali di saku," ungkap Nadiah, seperti dilansir Merdeka.com. Namun, pikiran tentang sang bapak dan usahanya dalam mencari nafkah terus berkelibat dalam benaknya. Dia pun sempat bercerita pada ibunya terkait usaha sang bapak tua dalam mencari nafkah.Akhrinya Nadiah menemukan sedikit informasi tentang sang bapak yang ternyata sudah lama bekerja sebagai tukang timbang badan keliling itu dari situs ask.fm.




    Menurut pemilik akun @vanessagaspersz, Bapak Emin Dudung merupakan mantan pejuang angkatan 45, informasi ini tertulis dalam kartu anggota veteran miliknya. Tidak ingin hidup sebagai peminta-minta, Pak Udung mencari sesuap nasi dengan menawarkan jasa timbang badan dengan tarif seikhlasnya. "Ia hanya mencari uang di sebuah kawasan ramai pengunjung di Bandung. Pak Emin duduk sambil menawarkan jasa timbang badan dengan tarif seikhlasnya untuk sesuap nasi," ungkap Vanessa Darvin Gaspersz, dalam akun ask.fm miliknya @ vanessagaspersz. Sungguh miris melihat mantan pejuang yang berjasa bagi negara akhirnya harus bernasib seperti Pak Udung yang berkeliling di tempat ramai untuk menawarkan jasa timbang badan yang tak banyak diminati orang. Nadiah dan banyak orang lain yang menaruh simpati pada kisah Pak Udung di Facebook berharap mantan pejuang yang berjasa bagi bangsa ini tak hanya dihormati pada saat upacara bendera saja, tetapi juga memberikan penghidupan layak bagi mereka. Pak Udung mungkin hanya salah satu dari mantan pejuang lainnya yang harus berjuang keras hanya untuk dapat menyambung hidup mereka dan keluarganya.
  • Kata orang bijak, Tuhan tak pernah menciptakan
    kesia-siaan. Semua akibat ada sebabnya, semua
    keberadaan, ada gunanya. Dan karena itulah,
    Christopher Duffley ada di dunia. Christopher Duffley adalah anak angkat dari Christine dan Steven Duffley. Ia lahir prematur dari calon adik ipar Christine. Namun Christine kehilangan kontak selama beberapa bulan dengan adik dan calon adik iparnya itu. Sampai akhirnya, pada bulan ke 14 pasca kelahiran Christopher, Christine mengetahui dari pihak petugas sosial, bahwa keponakannya itu ada di panti asuhan. Ia buta dan lahir dengan banyak sekali masalah kesehatan, termasuk autis.




    Mengetahui kenyataan itu. entah mengapa, hati Christine tergerak untuk berdoa pada Tuhan. Ia bertanya lewat doanya, "Tuhan, apa yang Kau
    ingin aku lakukan?" dan suara Tuhan datang dalam
    hati kecil Christine. Balasan atas doa dan
    pertanyaan Christine berbunyi, "Jangan takut, Aku
    akan mengatur semuanya." Christine pun menjadikan rumah dan keluarganya adalah milik keponakannya juga. Ia menganggap keponakannya itu sebagai anak sendiri. Sampai
    suatu ketika saat Christopher bernyanyi, Christine
    menyadari bahwa anak tersebut lahir dengan sebuah kelebihan.




    Mungkin Christopher punya kekurangan, tetapi
    suaranya yang selembut malaikat itu membuat
    banyak orang tergerak hatinya. Christopher Duffley
    kini di usianya yang sekitar 14 tahun, menjadi salah satu sosok inspiratif yang membuat mata
    masyarakat terbuka. Kita sering melihat anak-anak seperti Christopher secara umum sebagai anak yang berkekurangan. Tapi kisah tentang Christopher Duffley menunjukkan pada kita bahwa ia juga diciptakan sama seperti kita. Semua orang dilahirkan dengan kekurangan dan kelebihan, kita hanya perlu menemukan 'berlian' yang disisipkan Tuhan dalam diri kita
  • Pernikahan semestinya menjadi sebuah momen
    sakral yang dihadiri oleh kedua orang tua. Di mana
    ayah dan ibu melepaskan anak-anak mereka ke
    jenjang selanjutnya dengan restu dan doa. Lisa Wilson tentu memiliki pernikahan impiannya
    sendiri. Namun sayang, ia tak bisa merayakan
    pernikahan yang indah sesuai dengan impiannya.
    Walaupun begitu ia tak menyesal karena telah
    menikah di depan ayahnya dan berdansa
    dengannya. Meski ia harus menikah di ruang opname sang ayah, David Wilson.




    Ya, ayah Lisa mengidap kanker langka yang
    membuatnya terbaring tak berdaya di atas ranjang
    rumah sakit. Pernikahan yang seharusnya ada di
    gereja atau sebuah pesta kebun, pindah ke ruang
    opname yang sangat penuh haru biru. "Ini memang bukan pernikahan impianku," kata Lisa. Tapi ia menyadari bahwa ini akan membahagiakan ayahnya dan bisa menjadi kado terakhir yang bisa Lisa berikan sebelum akhir hayat ayahnya. David Wilson mengatakan pada menantunya, "Kau beruntung. Kau mendapatkan lotrenya dan memenangkan gadis kesayanganku," ujarnya. Lisa berdansa dengan ayahnya meski hanya dengan
    kedua tangan David di sisi ranjang. Suasana
    pernikahan itu menjadi momen mengharukan yang
    tak akan terlupakan, bahkan diliput oleh media
    setempat. Bulan lalu, David Wilson akhirnya menghembuskan nafas terakhir dan meninggalkan keluarganya. Semoga sang ayah tenang, karena kini sudah ada yang menjaga putri kesayangannya.
  • Sonia dan Anita tidak menyangka mereka akan dapat melihat dunia dengan kedua buah matanya. Kedua kakak-beradik asal pedalaman India ini terlahir dalam keadaan buta. Seperti dilansir Huffingtonpost.com, orangtuanya yang hanya bekerja sebagai buruh tani tidak dapat menjangkau biaya untuk operasi mata kedua anaknya itu. Keduanya mungkin saja menjalani kehidupan yang tanpa cahaya seumur hidupnya, namun, 20/20/20, salah satu organisasi yang bergerak untuk membuat orang buta dapat melihat kembali, mendengar penderitaan mereka dan memberikan fasilitas operasi gratis bagi mereka berdua, hingga akhirnya dapat melihat dunia. "Tuhan, kau beri aku dua mata, tetapi mengapa aku tak bisa melihat," syair itulah yang biasa dinyanyikan Anita karena keadaannya. Tentu saja, kesempatan untuk dapat melihat dunia membuatnya bahagia. Keduanya pun akhirnya menjalani operasi singkat selama 15 menit yang dapat membuat mereka dapat melihat. Operasi ini mengangkat lensa mata mereka yang membuat mereka tidak bisa melihat dan menggantinya dengan lensa mata buatan.




    Kebahagiaan mereka saat dapat melihat pertama kali terlihat sangat jelas dalam video singkat di atas. Gadis itu terus berucap, "Aku dapat melihat, ibu, aku dapat melihat.." setelah perban yang menutupi matanya dibuka. Sonia dan Anita hanyalah sepenggal kisah dari banyak anak lain yang mengalami nasib yang sama, yaitu kebutaan sejak lahir. Dan banyak di antara mereka lahir di keluarga miskin sehingga sangat besar kemungkinan mereka tidak dapat melihat dunia hingga akhir hidupnya. Yang dapat kita lakukan adalah membantu mereka sebanyak-banyaknya, dan tak lupa bersyukur karena memiliki dua mata yang bisa melihat.
  • aku suka cerita diatas , mengharukan ...
  • Beruntunglah bila kita dulu masih bisa merasakan
    duduk di bangku sekolah. Literally, duduk di atas bangku kelas untuk sekolah. Karena di jaman
    sekarang ini, masih ada anak-anak yang bahkan
    tidak bisa duduk namun tetap ingin belajar dan
    bertemu teman-teman seangkatan mereka. Fakta ini masih ada banyak di dunia, termasuk
    negara kita sendiri. Dilansir dari Shanghaiist, sebuah sekolah di Shandong, China, terpaksa membuat 35 muridnya yang masih kelas 4 SD, untuk belajar di kelas sambil berdiri sepanjang hari. Hal ini karena sekolah tersebut tak punya biaya untuk bisa memberikan kursi-kursi pada anak-anak didik mereka.




    Saat mendengarkan gurunya, mereka berdiri. Saat
    mencatat pun mereka membungkuk sambil tetap
    berdiri dan menulis. Saat beberapa di antaranya
    kelelahan, mereka akan berjongkok atau berlutut
    sejenak meski sambil tetap mencatat pelajaran dari
    gurunya. Semangat belajar anak-anak di tengah keterbatasan ini memang membuat salut. Namun, sang guru yang miris dengan keadaan anak-anak ini akhirnya merekam suasana belajar di sekolah dan mengunggahnya di internet. Mereka ingin mengetuk hati relawan yang bersedia memberikan bantuan pada yayasan pendidikan ini. Kepala sekolah di sana mengatakan bahwa mereka sudah berusaha sebisa mungkin memfasilitasi anak-
    anak didik mereka. beberapa kelas sudah bisa
    mendapatkan fasilitas yang memadai. Namun
    beberapa lagi masih harus bersabar dan sementara berdiri selama pengajaran berlangsung. Hal ini cukup ironis, karena jaman sekarang sudah
    banyak orang yang menikmati kemajuan. Ternyata, masih ada banyak orang yang merasakan
    keterbatasan terutama dalam pendidikan. Saat ini
    sekolah tersebut masih berusaha mengumpulkan
    biaya sambil menerima apabila ada uluran tangan yang mau membantu pemenuhan kebutuhan kursi
    bagi anak-anak didiknya.
  • Selama ini kita mungkin lebih sering mendengar
    hanya pria yang bisa mengelilingi dunia dengan
    mengendarai sepeda motor. Mengingat butuh fisik
    yang kuat, nyali besar, dan medan yang sulit,
    berkeliling dunia dengan mengendarai sepeda motor seringnya hanya menjadi alternatif yang dipilih oleh pria. Tapi tidak dengan seorang wanita yang sudah menjadi nenek ini. Namanya Steph Jeavons, di usianya yang ke-38 tahun ia sudah menjadi nenek. Di usia yang sama itu pula, ia pun mulai melakukan petualangannya mengelilingi dunia dengan mengendarai sepeda motornya. Dilansir dari dailymail.co.uk, Steph sudah separuh jalan untuk memecahkan rekor sebagai wanita
    pertama yang mengunjungi semua benua di dunia
    dengan mengendarai sepeda motor. Ia mulai
    melakukan perjalanan keliling dunianya ketika
    putranya Nathan (20 tahun) sedang menanti kelahiran buah hati pertamanya. Perjalanan dimulai dari rumahnya di Old Conwy, North Wales.




    Ketika Steph dengan sepeda motornya
    "Rhonda the Honda" sampai di India, ia akhirnya
    mendapat kabar bahwa cucu perempuannya Alexis
    baru saja lahir. Dia mengungkapkan bahwa Jaipur
    akan selalu diingat sebagai tempat yang istimewa
    karena di sanalah ia akhirnya menerima kabar bahwa dirinya telah resmi menjadi seorang nenek.
    "Saat itu emosi saya sangat membuncah," katanya.
    Meskipun saat itu, Steph tidak bisa langsung
    memeluk sang cucu, ia tetap bisa melihat betapa
    cantiknya cucunya tersebut melalui Skype




    Dengan perjalanan yang ditempuh sejauh 56.000 mil melewati 42 negara, Steph mengungkapkan bahwa ia menetapkan budget makanan sebesar 5 dolar untuk satu hari. Dalam perjalanan yang dimulai pada bulan Maret lalu ini, Steph selalu membawa barang- barang dengan beban sedikitnya 35 kilogram di sepeda motornya.
    Baru-baru ini Step baru saja menjelajah Laos
    setelah menjelajahi Perancis, Belgium, Jerman,
    Republik Ceko, Polandia, Hungaria, Slovakia,
    Serbia, Romania, Bulgaria, dan Turki. Ia mengaku bahwa di setiap negara yang ia kunjungi, ia selalu bergantung pada kebaikan hati para penduduk lokal. Jika ia tak bisa mendapatkan ranjang untuk tidur atau makanan dari penduduk setempat, ia akan menginap di tenda mungilnya.




    Steph sudah melewati Iran--di mana para wanita
    tidak diijinkan untuk berkendara--dengan
    menggunakan kerudung sebelum menyeberang ke
    Dubai lalu terbang ke India. Perjalanan yang
    dilakukannya sangat berbahaya dan juga melewati
    daerah-daerah rawan, seperti melewati daerah konflik perang saudara di Turki Utara dan berhasil
    melewati jalan India yang sangat berbahaya di mana sudah ada sekitar 650 orang meninggal sehari dalam kecelakaan. Steph juga bisa mengendarai motornya hingga ketinggian 18.380 kaki di Khardung La di Himalaya, sebelum masuk ke Nepal dan terbang ke Thailand. Rencananya ia akan melanjutkan perjalanannya ke Vietnam, Kamboja, Malaysia, Singapura, Indonesia, Timor Utara lalu menyeberang ke Australia dan menjelajahi benua tersebut. "Saya sudah berkendara melewati 17 negara berbeda yang mencakup 15.000 mil perjalanan selama 5 bulan," ungkap Steph. Perjalanan yang dilakukannya selalu memberikan hari baru yang penuh dengan pengalaman baru dan bisa bertemu orang-orang yang berbeda. Bukan hal yang mudah untuk melakukan perjalanan seorang diri. Bagi Steph, perjalanan yang ia lakukan ini seperti sedang menaiki roller coaster. Ada saat- saatnya ia merasakan ramai karena dikelilingi banyak orang. Tapi ada juga masa-masa ketika ia merasa sangat kesepian, khususnya ketika tak ada satu pun orang yang bisa berbahasa Inggris. Meskipun berat, Steph selalu berusaha untuk menerima dan menikmati setiap tantangan yang Anda. Bisa melewati setiap tantangan selalu menyuntikkan semangat baru pada dirinya dan itulah yang membuatnya bisa lebih kuat.
Sign In or Register to comment.