It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan, karena itu artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain
2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu artinya ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.
3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan.
4. Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu artinya saya bekerja dan digaji tinggi.
5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami dikelilingi banyak teman.
6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup makan.
7. Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu artinya saya masih mampu bekerja keras.
8. Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu artinya masih ada kebebasan berpendapat.
9. Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya, karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup.
dan ingin meninggalkan segalanya. Meninggalkan
pekerjaan, hubungan, dan berhenti hidup. Ia lalu
pergi ke hutan untuk bicara yang terakhir kalinya
dengan Tuhan Sang Maha Pencipta. “Tuhan,” katanya. “Apakah Tuhan bisa memberi saya satu alasan yang baik untuk jangan berhenti hidup dan menyerah?” Jawaban Tuhan sangat mengejutkan. “Coba lihat ke sekitarmu. Apakah kamu melihat pakis dan bambu?” Ya,” jawab pria itu. “Ketika menanam benih pakis dan benih bambu, Aku merawat keduanya secara sangat baik. Aku memberi keduanya cahaya. Memberikan air. Pakis tumbuh cepat di bumi. Daunnya yang hijau segar menutupi permukaan tanah hutan. Sementara itu, benih bambu tidak menghasilkan apapun. Tapi Aku tidak menyerah. Pada tahun kedua, pakis tumbuh makin subur dan banyak, tapi belum ada juga yang muncul dari benih bambu. Tapi Aku tidak menyerah. Di tahun ketiga, benih bambu belum juga memunculkan sesuatu. Tapi Aku tidak menyerah. Di tahun ke-4, masih juga belum ada apapun dari benih bambu. Aku tidak menyerah,” kata-Nya.
“Di tahun kelima, muncul sebuah tunas kecil. Dibanding dengan pohon pakis, tunas itu tampak kecil dan tidak bermakna. Tapi 6 bulan kemudian, bambu itu menjulang sampai 100 kaki. Untuk menumbuhkan akar itu perlu waktu 5 tahun. Akar ini membuat bambu kuat dan memberi apa yang diperlukan bambu untuk bertahan hidup. Aku tak akan memberi cobaan yang tak sangup diatasi ciptaan-Ku,” kata Tuhan kepada pria itu. “Tahukah kamu, anak-Ku, di saat menghadapi semua kesulitan dan perjuangan berat ini, kamu sebenarnya menumbuhkan akar-akar?”
“Aku tidak meninggalkan bambu itu. Aku juga tak akan meninggalkanmu. ” “Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain,” kata Tuhan. “Bambu mempunyai tujuan yang beda dengan pakis. Tapi keduanya membuat hutan menjadi indah.” “Waktumu akan datang. Kamu akan menanjak dan menjulang tinggi.” “Saya akan menjulang setinggi apa?” tanya pria itu. “Setinggi apa pohon bambu bisa menjulang?” tanya Tuhan “Setinggi yang bisa dicapainya,” jawab pria itu. “Ya, benar!” kata Tuhan.
keselamatannya dan tidak menghiraukan
temannya, memanjat ke sebuah pohon yang
berada dekat dengannya. Pengembara yang lain, merasa tidak dapat melawan beruang yang sangat besar itu sendirian, melemparkan dirinya ke tanah dan berbaring diam-diam, seolah-olah dia telah meninggal. Dia sering mendengar bahwa beruang tidak akan menyentuh hewan atau orang yang telah meninggal. Temannya yang berada di pohon tidak berbuat apa-apa untuk menolong temannya yang berbaring. Entah hal ini benar atau tidak, beruang itu sejenak mengendus-endus di dekat kepalanya, dan kelihatannya puas bahwa korbannya telah meninggal, beruang tersebutpun berjalan pergi. Pengembara yang berada di atas pohon kemudian turun dari persembunyiannya. "Kelihatannya seolah-olah beruang itu membisikkan sesuatu di telingamu," katanya. "Apa yang di katakan oleh beruang itu" "Beruang itu berkata," kata pengembara yang berbaring tadi, "Tidak bijaksana berjalan bersama-sama dan berteman dengan seseorang yang membiarkan dan tidak menghiraukan temannya yang berada dalam bahaya." Kemalangan dapat menguji sebuah persahabatan.
Ketika Maxwell sedang menjadi pembicara, istrinya selalu duduk di barisan terdepan dan mendengarkan seminar suaminya. Sebaliknya, ketika Margaret sedang menjadi pembicara di salah satu sesi, suaminya selalu menemaninya dari bangku paling depan. Ceritanya, suatu ketika sang istri, Margaret, sedang menjadi pembicara di salah satu sesi seminar tentang kebahagiaan. Seperti biasa, Maxwell duduk di bangku paling depan dan mendengarkan. Dan di akhir sesi, semua pengunjung bertepuk tangan. Yang namanya seminar selalu ada interaksi dua arah dari peserta seminar juga kan? (Kalau satu arah mah namanya khotbah Di sesi tanya jawab itu, setelah beberapa pertanyaan, seorang ibu mengacungkan tangannya untuk bertanya. Ketika diberikan kesempatan, pertanyaan ibu itu seperti ini, "Miss Margaret, apakah suami Anda membuat Anda bahagia?" Seluruh ruangan langsung terdiam. Satu pertanyaan yang bagus. Dan semua peserta penasaran menunggu jawaban Margaret. Margaret tampak berpikir beberapa saat dan kemudian menjawab, "Tidak." Seluruh ruangan langsung terkejut. "Tidak," katanya
sekali lagi, "John Maxwell tidak bisa membuatku bahagia." Seisi ruangan langsung menoleh ke arah Maxwell. (Kebayang ga malunya Maxwell saat itu.) Dan Maxwell juga menoleh-noleh mencari pintu keluar. Rasanya ingin cepat-cepat keluar. Malu ui! Kemudian, lanjut Margaret, "John Maxwell adalah seorang suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan, main serong. Ia setia, selalu memenuhi kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tidak bisa membuatku bahagia." Tiba-tiba ada suara bertanya, "Mengapa?" "Karena," jawabnya, "tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri." Dengan kata lain, maksud dari Margaret adalah, tidak ada orang lain yang bisa membuatmu bahagia. Baik itu pasangan hidupmu, sahabatmu, uangmu, hobimu. Semua itu tidak bisa membuatmu bahagia. Karena yang bisa membuat dirimu bahagia adalah dirimu sendiri. Kamu bertanggung jawab atas dirimu sendiri. Kalau kamu sering merasa berkecukupan, tidak pernah punya perasaan minder, selalu percaya diri, kamu tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar. Bahagia atau tidaknya hidupmu bukan ditentukan oleh seberapa kaya dirimu, seberapa cantik istrimu, atau sesukses apa hidupmu. Ini masalah pilihan: apakah kamu memilih untuk bahagia atau tidak.
kado itu sebagai hadiah ulang tahun pada sang ayah. “Ini untuk ayah,” kata anak gadis itu. Sang ayah tak jadi marah. Namun ketika ia membuka kotak dan mendapatkan isinya kosong, meledaklah kemarahannya. “Tak tahukah kau, kalau kau menghadiahi kado pada seseorang, kau harus memberi sebuah barang dalam kotak ini!” Anak perempuan kecil itu menatap ayahnya dengan mata berkaca-kaca. Ia berkata terisak-isak, “Oh ayah, sesungguhnya aku telah meletakkan sesuatu ke dalam kotak itu.” “Apa yang kau letakkan ke dalam kotak ini? Bukankah kau lihat kotak ini kosong?” bentak ayahnya. “Oh ayah, sungguh aku telah meletakkan hampir ribuan ciuman untuk ayah ke dalam kotak itu,” bisik anak perempuan itu. Sang ayah terperangah mendengar jawaban anak perempuan kecilnya. Ia lalu memeluk erat-erat anak perempuannya dan meminta maaf. Konon, orang-orang menceritakan bahwa, pria itu selalu meletakkan kotak kado itu di pinggir tempat tidurnya sampai akhir hayat. Kapan pun ia mengalami kekecewaan, marah atau beban yang berat, ia membayangkan ada ribuan ciuman dalam kotak itu yang mengingatkan cinta anak perempuannya. Dan sesungguhnya kita telah menerima sebuah kotak emas penuh berisi cinta tanpa pamrih dari orang tua, istri/suami, anak, pasangan, teman dan sahabat kita. Tak ada yang lebih indah dan berharga dalam hidup ini selain cinta.
Paripurna Setan", kaya Sidang DPR aja nih, . Temanya adalah "Bagaimana menghancurkan Iman Manusia." Iblis meratapi kenyataan bahwa Iman menyebar
seperti air yang mengalir ke segala arah. Kecuali
ada strategi jitu untuk menghancurkannya. Ia
mendesak setan untuk memikirkan ide-ide
kreatif. Suasana sidang sangat serius, iblis menunggu
saran dari anggota Sidang. Setelah beberapa
lama diam, satu setan memecahkan keheningan
dan berkata, "Mari kita menghancurkan kitab
suci sehingga kabar baik yang terkandung di
dalamnya tidak bisa menyebar." Tanpa ragu, iblis berkata, "Apakah kamu lupa bahwa kita
mencobanya selama berabad-abad? Semakin kita
menghancurkan kitab suci, semakin menjadi
berharga untuk orang-orang Beriman. Keheningan terasa saat iblis menunggu saran
berikutnya. Semua setan diam. Setan yang lain
berdiri dan berkata, "Mari kita menghancurkan
doa sehingga orang beragama tidak akan
memiliki kekuatan untuk menyebarkan Iman."
Iblis menjawab dengan nada tinggi, "Bukankah kita mencoba di banyak negara? Kita menghasut
pihak berwenang untuk melarang doa-doa
umum, tetapi orang-orang beriman tetap berdoa
secara pribadi. Akibatnya, Iman sedang
menyebar lebih jauh." Ada keheningan panjang sebelum setan ketiga
berdiri. Dia tampak gemetar, takut dengan
kemarahan iblis. Ia menyarankan, "Bagaimana
jika kita menghancurkan tempat Ibadah di
seluruh dunia? Yang akan menghentikan para
Pemuka Agama menyebarkan Iman, karena tempat ibadah adalah tempat memperkuat Iman
orang-orang." Iblis menjawab dengan marah, "Bukankah kita
mencobanya berkali-kali sebelumnya? banyak
tempat Ibadah yang sudah di hancurkan. Lihat
apa yang terjadi sampai hari ini? Tempat Ibadah
semakin berkembang lebih banyak dari
sebelumnya! Dan kita tidak bisa berbuat apa- apa." Setan yang lain menyampaikan idenya, "Mari kita
menganiaya orang-orang. Bunuh pemuka-
pemuka Agama, masukan intimidasi dan
ketakutan ke dalam hati sehingga mereka tidak
akan berani berbagi Iman dan kebaikan dengan
orang lain." Iblis geram, dengan suaranya keras berkata "Kau
tolol, setiap kali pemuka Agama dibunuh,
darahnya adalah benih untuk yang lain lebih
bersemangat. Sejak tempat Ibadah pertama lahir,
kita telah menganiaya setiap orang tanpa henti.
Namun Pemuka Agama banyak bermunculan setiap hari. Lebih banyak orang lepas dari kita
karena mereka berpaling kepada Tuhan. "Tidak bisakah salah satu dari kalian mempunyai
ide yang cemerlang?" Iblis sepertinya sudah
kehilangan kesabarannya dalam sidang itu, Iblis
merasa kehabisan akal. Suasana semakin hening. Tiba-tiba, salah satu
setan yang paling kecil dan imut berdiri dan
berkata, "Ada strategi, saya percaya akan bekerja.
Tetapi kita harus melaksanakannya secara
konsisten. Mari kita memberitahu orang-orang
Beriman bahwa mereka tidak boleh mengabaikan membaca Kitab Suci. Mendorong mereka untuk
berdoa sungguh-sungguh, baik di tempat umum
atau secara pribadi. Mendesak mereka untuk
membuat tempat Ibadah di seluruh dunia.
Memohon mereka untuk beribadah,
memperkuan Iman dan menyebarkan kebaikan" Mendengar itu ada sedikit kegaduhan di ruang
sidang, tanda bingung terhadap maksud setan
kecil itu. Setan kecil itu melanjutkan "Setelah kita
memberitahu mereka apa yang harus mereka
lakukan, dan mereka mendengarkan kita, jangan
lupa untuk menambahkan peringatan ini: "Tapi jangan lakukan hari ini. Hari ini terlalu banyak
kejadian yang menimpa Anda. Anda terlalu sibuk.
Sebaiknya lakukan besok. Besok adalah hari yang
lebih baik." Setan kecil itu menambahkan, "Ketika hari berikutnya datang, kita akan membisikkan hal
yang sama ke telinga mereka. Memang baik untuk
menjadi lebih berkomitmen kepada Allah. Baik
untuk menyebarkan Iman dan kepercayaan.
Adalah baik untuk menyelamatkan manusia,
menyembuhkan yang sakit dan mengatur kehidupan. Tetapi Anda tidak mampu untuk
melakukannya hari ini. Mengapa tidak biarkan
sampai besok?" "Ketika hari baru tiba, kita ulangi hal yang sama
lagi. Bagi mereka, hari esok tak pernah datang."
Ada tepuk tangan, gemuruh spontan. Seluruh
ruang Sidang di neraka bergetar dengan sorak-
sorai dan perayaan. Setiap setan tahu bahwa
mereka telah menemukan strategi yang kuat terhadap umat manusia.
Terkadang kita sudah terbiasa untuk menunda-
nunda hal-hal yang kita anggap sesuatu yang
biasa, misalnya, beribadah dan berdoa, kita
menganggap itu hal yang sepele, tetapi jika kita membiasakan diri untuk selalu berdoa setiap kita
akan melakukan suatu kegiatan / pekerjaan,
berat atau ringan, sebentar atau lama, kita akan
memperoleh kekuatan dari doa-doa kita.
domba. Dari kejauhan, domba-domba itu tampak
seperti domba lain. Tetapi jika kita berhenti
sejenak, kita akan melihat sesuatu yang sangat
menakjubkan.... Ketika melihat ke salah satu domba, melihat
matanya maka akan mengungkapkan bahwa
domba itu buta. Pemiliknya memilih untuk
merawatnya, dan membuat rumah yang baik
untuknya. Ini saja sudah menakjubkan. Jika kita berdiri di dekat mereka dan
mendengarkan, kita akan mendengar suara bel.
Ketika mencari sumber suara, kita akan melihat
bahwa itu berasal dari domba kecil di lapangan.
Terjerat di leher domba itu adalah sebuah bel
kecil. Ini memungkinkan temannya yang buta tahu di mana domba lain, sehingga ia bisa
mengikuti. Ketika kita berdiri dan memperhatikan dua doa
domba itu, kita akan melihat bahwa domba
dengan bel selalu memeriksa domba yang buta,
dan domba buta akan mendengarkan bel,
kemudian perlahan-lahan berjalan ke mana
domba lainnya, ia percaya bahwa dia tidak akan disesatkan. Ketika semua domba kembali ke kandang setiap
malam, domba dengan bel sesekali berhenti dan
melihat kembali, memastikan bahwa temannya
yang buta tidak terlalu jauh di belakang untuk
mendengar bel. Seperti pemilik domba itu, Tuhan tidak
membuang kita hanya karena kita tidak
sempurna atau karena kita memiliki masalah atau
tantangan. Dia mengawasi kita dan bahkan
membawa orang lain ke dalam hidup kita, untuk
membantu kita ketika kita membutuhkan.
sebagian untuk di jual, sebagian untuk
keluarganya dan sebagian lagi untuk orang-orang
yang melewati rumahnya. Dia akan selalu
menempatkan roti di depan rumahnya, bagi
siapapun yang merasa lapar. Dia melihat lelaki tua berusia sekitar 50 tahun,
lelaki itu bungkuk, lelaki itu lewat setiap hari dan
mengambil roti itu untuk makanannya. Setelah mengambil roti itu, lelaki itu berkata
"Kejahatan yang Anda lakukan akan tetap
bersama Anda, kebaikan yang Anda lakukan,
datang kembali kepada Anda!." dan lelaki tua
bungkuk itu pergi tanpa mengucapkan terima
kasih. Hal ini berlangsung hari demi hari. Wanita itu
merasa sangat jengkel. "Tidak ada kata terima
kasih," katanya dalam hati. "Setiap hari si
bungkuk ini mengucapkan kata-kata yang aneh,
Apa maksudnya?!" Suatu hari, karena merasa jengkel, kecewa dan
marah atas perlakukan lelaki tua itu, wanita itu
merencanakan sesuatu, "Aku akan menyingkirkan
si bungkuk itu," katanya dalam hati. Dan apa yang
dia lakukan? Dia menambahkan "racun" ke dalam
roti yang selalu ia siapkan untuk diletakan di depan rumahnya! Saat ia hendak meletakkannya di tempat biasa,
tangannya gemetar. "Apa yang sudah aku
lakukan?" katanya tersadar. Segera ia
melemparkan roti itu ke dalam api, disiapkan roti
yang lain dan meletakkannya di depan rumahnya. Seperti biasa, lelaki bungkuk itu datang,
mengambil roti dan mengucapkan kata- kata:
"Kejahatan yang Anda lakukan, tetap bersama
Anda, kebaikan yang Anda lakukan, datang
kembali kepada Anda!." Si bungkuk pergi dan
melanjutkan perjalanannya, tak sadar bermacam pikiran berkecamuk di benak wanita itu. Setiap hari, sebagai seorang ibu, sambil
meletakan roti di depan rumahnya, ia
mengucapkan doa untuk anaknya yang telah
pergi ke suatu tempat yang jauh untuk mencari
peruntungan. Selama berbulan-bulan tidak ada
kabar dari anaknya, dan dia selalu berdoa agar anaknya kembali dengan selamat. Malam itu, ada suara ketukan di pintu. Ketika dia
membukanya, dia terkejut menemukan anaknya
berdiri di ambang pintu. Dia kurus kering.
Pakaian-nya compang-camping dan robek. Dia
kelaparan dan lemah. Melihat ibunya ia berkata, "Bu, ini keajaiban aku
sampai di sini, ber mil mil jauhnya aku dari
rumah, aku sangat lapar, lemah, dan akan mati,
tapi kemudian seorang lelaki bungkuk tua lewat.
Aku memohon dia untuk memberikan sepotong
makanan dan dia baik untuk memberi aku roti. " "Ketika ia memberikannya padaku, dia berkata,
'Ini adalah apa yang aku makan setiap hari, aku
akan memberikannya kepada anda, karena
kebutuhan Anda lebih besar dariku!." Sesaat setalah wanita mendengar cerita anaknya,
wajahnya berubah pucat. Dia bersandar di pintu.
Dia ingat bahwa dia telah membuat roti beracun
pagi tadi. Jika dia tidak membuangnya ke dalam
api, roti itu akan dimakan oleh anaknya sendiri
dan ia akan kehilangan hidupnya! Saat itulah ia menyadari pentingnya kata-kata:
"Kejahatan yang Anda lakukan tetap bersama
Anda. Kebaikan yang Anda lakukan, datang
kembali kepada Anda!."
Ada yang menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada pula yang menjawab: “Cari
di rerumputan yang cekung ke dalam.” Dan ada
yang menjawab: “Cari di rumput yang paling tinggi. Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat:
“Setapak demi setapak cari dari ujung rumput
sebelah sini hingga ke rumput sebelah
sana .Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat
gampang, cukup melakukan segala sesuatunya
setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.
pasir, semua berjalan dengan berat, sangat
menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan
gembira. Ada yang bertanya: “Mengapa engkau
begitu santai?”
Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit.”
Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja
Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan
sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tersebut.
Selain memperbaiki sepeda tersebut, si anak ini
juga membersihkan sepeda hingga bersih
mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/ diambil kerja di tempatnya.
Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja
Ia menemukan sebuah gagasan: "Mengapa aku
tidak menanam benih pohon mangga dan
menikmati hasilnya ketika tumbuh menjadi
sebuah pohon besar dan berbuah lebat?" Jadi dia pergi ke pasar, membeli benih pohon
kecil dan membawanya pulang. Dia menanamnya
di tanah yang luas dan subur. Dia membaca
segala sesuatu tentang cara membesarkan pohon
mangga. Dia bangun setiap pagi, karena ia
bertekad untuk memasok pohon muda dengan semua nutrisi yang diperlukan. Dia menyirami pohon itu, ia memberikan pupuk
kandang, dan ia merawat pohon itu dengan baik,
memangkas daun dan dahan yang sudah layu. Dia
harus memastikan bahwa pohon muda itu
menerima perawatan yang baik. Sering kali ia duduk dan mengagumi keindahan
pohon yang tumbuh, dan bermimpi tentang
pohon mangga lezat. Pikirannya selalu dipenuhi
dengan keinginan untuk mencicipi buah pertama
dari pohon itu. Bertahun-tahun berlalu ... sekarang, dia punya
pohon besar ... dengan daun yang lebat, kulit dan
batang yang sehat, keras dan kokoh. Kemudian suatu hari ia melihat tunas kecil, yang
dalam beberapa hari mekar menjadi bunga yang
indah. Sekarang ia tak sabar menunggu buahnya
muncul, sehingga ia mulai meningkatkan pasokan
nutrisi nya dan perawatan. Lalu suatu hari pohon itu mengeluarkan produk
pertama - buah hijau kecil. Pria itu begitu
bahagia. Dia menunggu beberapa minggu lagi
sampai buah itu benar-benar menjadi buah yang
besar. Ketika buah itu sudah besar dan tampak
segar, ia memutuskan untuk mencicipi buah pertama dari pohon itu. Dia memanjat pohon tersebut, memetik buahnya
tetapi kemudian dia tampak kecewa. Buah yang ia
dipetik dari pohon itu tidak seperti apa yang
diharapkan. Keras, besar dan bulat. Dia bingung.
Dia sedih. Melihat hal ini, tetangganya datang dan bertanya
apa yang terjadi. Dia mengatakan kepada mereka
bahwa buah dari pohon-nya tidak seperti apa
yang dia inginkan. Ketika para tetangga mendengar, mereka tidak
tahu apakah harus tertawa atau menghiburnya,
karena apa yang ia tanam beberapa tahun yang
lalu adalah benih pohon jambu biji. Cerita ini mengajarkan kita satu hal yang
sederhana. Kita semua sudah tahu. "Jika kita
ingin memiliki pohon mangga maka kita harus
menanam bibit mangga Tidak ada alternatif
lain.."