BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

OneShoot Story ( Boys Love )

1192022242528

Comments

  • wiidiih, Usupx keGRan...
  • Lanjutt



    ***
    Adzan subuh berkumandang. Usup segera terjaga dari lelapnya, sudah menjadi kebiasaannya bangun saat subuh menjelang, dia tak pernah terlewati melaksanakan shalat subuh yang sudah menjadi kewajibannya sebagai umat muslim.


    Ketika Usup beranjak ke pintu gendang telinganya segera menangkap lirih suara erangan dari kasur Gio. Begitu jelas di heningnya subuh.

    Usup menyalakan lampu dan menengok kearah Gio yang rapat terbungkus selimut tebal, tubuh Gio terlihat bergerak-gerak seperti orang yang menggigil kedinginan.
    Usup jadi penasaran dan mendekati Gio perlahan, suara erangan dan getaran tubuh Gio semakin kentara, kenapa si jutek itu ya jangan-jangan dia demam, batin Usup.
    Sangat hati-hati Usup lebih mendekati tubuh Gio, dia lalu mendekatkan telapak tangannya kearah wajah Gio, belum menyentuh kulit Gio hawa panas terasa di kulit tangan Usup, sepertinya memang si Gio sedang demam tinggi.
    Bahkan dia hingga meracau begitu, Usup jadi bingung, apa yang harus dilakukannya.


    Di dorong rasa iba, Usup memutuskan untuk merawat Gio, walau Gio tak pernah bersikap baik padanya tapi masa sih dia harus membalas sikapnya itu, lagipula hanya dia teman kamar Gio jadi sudah sepantasnya dia peduli pada temannya walau sang teman gak pernah mau berbaik-baik.

    Gio kini demam parah juga kan karena dirinya, semalam Gio kehujanan saat pulang karena payungnya dia pinjamkan pada Usup, agak tersanjung sekaligus terheran-heran Usup menanggapi sikap Gio itu, dia rela kehujanan demi temannya yang takut air, rasa penasaran Usup semakin menjadi-jadi pada sosok Gio.

    Dibalik sikap jutek dan tak berkawannya itu ternyata Gio seorang yang peduli pada orang lain. Terbersit kekaguman di hati Usup. Ah Gio, siapa sebenarnya kamu.

    Usup lalu mengambil termos kecil tempat penyimpanan air panas miliknya, biasanya dia sengaja menyimpan air panas untuk persediaan saat dia ingin ngopi aja.
    Usup menuangkan air panas ke mangkok kecil lalu di campur air dingin sehingga menjadi suam kuku, setelah itu dia mengambil handuk kecil bersih, setelah di celupkan ke air hangat dan di peras handuk itu ia jadikan untuk mengompres kening Gio.
    Semoga saja demam Gio cepat turun tensinya dan tidak berkelanjutan sakit.

    Selesai mengompres Gio Usup pun segera ke toilet untuk berwudhu dan melaksanakan ibadah shalat subuh.
    Paginya sebelum berangkat bekerja Usup membelikan bubur ayam buat sarapan Gio, dia juga membelikan obat demam dan penurun panas.
    Di secarik kertas Usup menuliskan catatan yang dia taruh dekat obat dan bubur.

    *Makan buburnya dulu baru makan obat, kamu gak usah kerja dulu, biar aku minta ijin sakit pada bos Robbie untukmu.
    Semoga cepat sembuh. By.Usup*

    Dia pun segera meninggalkan mess.


    ____
    TBC again..
  • eh masih bersambung?
  • eh masih bersambung?

    Agak panjang kali ini, cerbung kayaknya walau gak panjang kalo ukuran buat cerbung.. Salah post nih malah d thread One Shoot
  • Usup.. Siburuk rupa yang menyamarkah?

  • Usup.. Siburuk rupa yang menyamarkah?

    iya
  • Usup oh usup kamu salah rumah sup.. Harusnya rumahmu besar dan panjang bukan disini, ini kan rumah para cerita pendek dan singkat xixixi
    Tp lanjutkaaaann penyamaranmu suuuuppp


    @farizpratama7 apa kbr si Gio jgn bilang dia gantung diri dipohon toge :))
  • @diyuna Gio? Gio siapa mas?
  • edited February 2014
    eeeeeehhhhh salaaaahhhhh.... Aji maksudnyaaaaa hahaha @farizpratama7
  • Lanjut


    ***
    Terdampar di pulau antah berantah, pulau yang asing bagi Gio namun ini sangat indah. Surga kah ini?
    Banyak pohon-pohon tinggi dan rindang dengan ranum buah-buah yang matang di pohon.
    Dibawahnya rumput hijau menghampar bak permadani.

    Tepat ditengah pulau sebuah istana kaca mini, berkibaran tirai-tirai yang membingkai istana itu.
    Didepan istana itu terdapat kolam berair mancur, kolam itu di penuhi macam-macam ikan hias yang tampak hilir mudik dibawah naungan daun-daun dan bunga lotus yang indah.

    Ada jembatan terbuat dari kaca pula yang melintasi kolam dari daratan menuju istana mini itu. Sungguh istana yang cantik. Gio tampak berjalan di jembatan itu menuju istana kaca.

    Layaknya seorang pangeran Gio tampak gagah rupawan, namun telihat wajahnya disaput mendung. Gelisah mendera hati Gio yang sudah lama menanti seseorang.

    Seseorang muncul dari balik pohon, lalu berdiri tepat di depan jembatan kaca bersebrangan dengan berdirinya Gio. Wajah itu tampak dingin, Gio yang melihat kedatangan orang itu menjadi sumringah wajahnya. Tampak kebahagiaan tergambar di seulas senyumnya yang manis.

    "Kemarilah sayang, aku sudah lama menantimu.." Gio merentang tangan menyambut sang pujaan, namun orang itu masih tak bergeming.

    "Maafkan aku.. Aku harus pergi darimu selamanya.." Orang itu bergumam, wajah ceria Gio seketika meredup, dia menggeleng berkali-kali tidak percaya akan mendengar kalimat menyakitkan itu.

    "Tidak, jangan lakukan itu.." Gio menjerit, berlari dia menyongsong sang kekasih namun tiba-tiba tubuh orang itu tersaput awan putih dan melesat keatas langit. Gio hanya memeluk hampa. Menangis Gio terpuruk berlutut direrumputan, berteriak histeris memanggil sang kekasih yang tiba-tiba meninggalkannya.

    "DIMAAASS..." Gio berteriak dan dia terjaga dari tidurnya, nafas Gio terengah-engah dan keringat membasahi seluruh tubuhnya.
    Gio merasakan kepalanya sangat pusing, badannya pun terasa tak nyaman, ah sepertinya dia sedang meriang, mungkin karena kehujanan tadi malam.

    Saat dia bangkit sesuatu dari kepalanya terjatuh ke atas pangkuannya, rupanya sebuah handuk kecil yang masih basah.
    Siapa yang memasang handuk ini sebagai kompres dikepalanya pikir Gio, mungkinkah si Tompel jelek itu.
    Gio menoleh kearah kasur Usup tapi si jelek itu sudah tak ada di tempatnya, apa dia sudah berangkat ke kedai, Gio melirik jam dinding betapa kagetnya dia karena saat ini sudah pukul 09 siang, oh Tuhan dia sudah kesiangan untuk kerja.
    Terburu dia bangkit tapi rasanya tubuhnya lemas tak bertenaga, kepalanya pun semakin sakit, sepertinya Gio tak sanggup bekerja hari ini, lebih baik dia ijin sakit pada Mas Robbie.

    Gio segera mencari ponselnya yang ia semalam taruh di meja kecil di pojokan namun ia kaget saat di meja matanya melihat semangkuk bubur dan obat, ada pula secarik kertas dengan sedikit catatan disana. Gio mengambil catatan itu dan membacanya, dan rupanya benar dugaan Gio, si Usup yang telah merawatnya.

    Gio melempar kertas itu tanpa peduli, dia lalu termenung di kasur memeluk lutut, kembali ia ingat mimpinya. Matanya tampak dingin dan berkilat seakan sedang dilanda kemarahan.

    "Di-mas.." Dia mendesah, dihantamnya kasur dengan kedua tangannya, jari jemarinya meremas kuat selimut, nafas Gio tersengal.

    "Bajingan kamu.." Dia kembali mendengus, tampak setitik air membasahi ujung matanya.
    Gio menangis diatas kemarahannya yang tiba-tiba menguasai jiwanya.
    Mimpi itu kembali mempengaruhi dirinya.



    ______

    TBC
  • @diyuna Gio? Gio siapa mas?

    GIO.. GIgi Ompong.. Ha ha
  • @blujaws hahaha gigimu ya yg ompong
    Panteeeeeeessssss :P
  • diyuna wrote: »
    @blujaws hahaha gigimu ya yg ompong
    Panteeeeeeessssss :P

    @diyuna cuma satu doang koq..

    (Yang nyisa giginya maksudnya..) Cepot keles ah..
Sign In or Register to comment.