It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Malam sudah sangat sepi saat Gio dan Usup tiba di mess mereka, Kedai tutup sekitar pukul sepuluh malam, dan dari kedai ke mess menghabiskan waktu 10 menit dengan berjalan kaki.
Usup tampak masih canggung dengan tas besarnya berdiri di luar pintu, ia tak berani masuk karena belum di persilahkan oleh Gio sang tuan rumah.
"Lo mau terus di luar?" Dengus Gio menatap Usup angkuh, dengan ragu-ragu Usup pun masuk, di taruhnya tas besar miliknya di sudut kamar.
"Lo bisa tidur di pojok kanan sana, pake saja kasur lipat yang di atas bupet sana.." Kata Gio tanpa menoleh, Usup melirik kasur lantai tipis yang teronggok di atas bupet, ia terlihat agak meringis melihatnya pasti tidak akan menyenangkan tidur di atas kasur itu pikirnya, itu sih sama saja gak pake kasur saking tipisnya.
Tapi mau atau gak mau sepertinya Usup tidak bisa membantah apalagi protes.
Usup kembali menoleh kearah Gio, namun saat itu kebetulan Gio dengan cueknya sedang mempreteli pakaian yang menempel di tubuhnya hanya menyisakan boxer pendeknya saja, tubuh Gio ternyata cukup kekar juga, memiliki punggung yang lebar dan kokoh, dia juga memiliki bokong yang padat pasti nih orang rajin berolah raga.
Lumayan juga nih anak, batin Usup.
Usai menggantungkan pakaiannya di kapstock Gio segera membuka kasur lipatnya lalu begitu saja ia membaringkan tubuhnya di kasur dan bergelung di dalam selimut hangatnya, ia bersikap seakan tak ada orang di kamar itu.
Melihat itu Usup sedikit heran, koq ada sih orang yang nyaman tidur tanpa cuci muka dan gosok gigi dulu begitu. Ia bergidik ngeri, orang ini jorok sekali pikirnya, ia benar-benar mendapat teman kamar yang sangat buruk.
Namun tentu saja Usup tak berani mengusik Gio, ia masih segan pada pemuda itu, lebih baik ia biarkan Gio semau dirinya sendiri.
Diapun lebih memilih mengambil peralatan mandinya dan lalu pergi ketoilet.
***
Dugaan Usup pun menjadi kenyataan, Gio memang bukan sosok kawan yang menyenangkan.
Info dari teman-teman karyawan lain yang memberitahukan jika sikap Gio itu nyebelin dan kasar memang benar, kadang kata-kata Gio sangat pedas, cukup membuat Usup harus mengelus dada.
Hampir selama tinggal sekamar mereka tak pernah terlibat obrolan, apalagi bercanda tawa sepertinya itu hanya akan ada di mimpi Usup saja.
Gio hanya bicara pada Usup ketika ada hal yang menurutnya penting saja, dan tak jauh dengan urusan pekerjaan mereka.
Karakter Gio sepertinya orang yang sangat pendiam dan dia hobi menyendiri, ia tak banyak bertingkah. Gio menjalani hidup sehari-hari dengan datar-datar saja, bangun tidur lalu mandi dan berangkat kerja. Pulang bekerja dia langsung pulang ke mess dan istirahat, atau dia akan menghabiskan waktu luang dengan membaca atau mendengarkan musik.
Kadang terlihat dia sedikit berolahraga di halaman belakang.
Kehidupan yang tidak begitu menarik, standar kebanyakan orang-orang, namun entah kenapa telah tumbuh rasa penasaran di hati Usup pada pemuda ini.
Ada sesuatu yang mengusik hati Usup untuk mengetahui lebih dalam siapa Gio.
Saat di lingkungan pekerjaan Gio juga tidak terlalu banyak bicara, dia tak terlalu senang bersosialisasi dengan karyawan lain, jika istirahat makan siang Gio lebih memilih makan dengan tenang menyendiri di Pantry, namun walau begitu Gio seorang pekerja yang bertanggung jawab, dia menunaikan tugasnya dengan sangat baik.
Kekurangan dari Gio hanya saja dia tak cukup bisa ramah kepada siapapun, terutama kepada para pelanggan, sebenarnya itu cukup di sesalkan karyawan lain dan juga Robbie sebagai bos mereka.
Namun walau begitu entah kenapa banyak yang suka pada Gio, bahkan kebanyakan pelanggan senang di layani Gio walau pemuda itu sama sekali bersikap acuh tak acuh, tidak over ackting seperti karyawan lain untuk menarik simpati pelanggan.
Pesona Gio seakan magnet yang menarik siapapun untuk menyukainya, sepertinya aura Gio cukup membawa keberuntungan, untuk itulah dia masih di pertahankan di kedai ini.
Selama Usup tinggal bersama Gio tak sekalipun Usup melihat lelaki itu tertawa, jangankan tertawa lebar bahkan tersenyum saja sepertinya Gio malas sekali.
Padahal senyum itu kan ibadah tapi si Gio ini pelit sekali, hidup laki-laki bertubuh tinggi itu terlalu serius dalam hal apapun, seakan tak memiliki warna lain dalam hidupnya selain hitam dan putih, mungkin lebih banyak hitam nya tuh, gelap, segelap kulit Usup yang gosong.
Namun ada keunikan lain yang Usup temukan dari si sombong ini, suatu ketika Usup memergoki Gio sedang memberikan sebungkus nasi kepada tunawisma di jalanan, Usup pikir mungkin otak Gio sedang waras makanya dia mau baik-baik kepada orang lain, tapi kenyataannya esok malamnya hal sama ia lihat, bahkan setiap malamnya tunawisma itu seakan sudah menjadi hal wajib untuk Gio beri makan.
Ucup benar-benar tidak menyangka pemuda menyebalkan ini ternyata seorang yang sangat baik hati, bahkan dia sendiri saja tidak pernah berbuat sebaik itu kepada orang lain.
Usup semakin penasaran kepada sosok seorang Gio.
TBC..
@diyuna @sasadara @erickhidayat @putra8081 @iansunda @danu_dwi @yeniariani93 @firkhafie @eizanki @Ray_Ryo @Flowerboy @adhie_Prhasetya @dheeotherside @drajat @faisalits @cool_boys @solous @callme_DIAZ @permana21 @rhamadani_rizky @jony94 @hananta @trisastra @haha5 @masbaddud @angelsndemonds @nakashima @aries18 @san1204 @waisamru @enykim @caetsith @angga_rafael2 @abracadabra @farrosmuh @maret elan @adam25 @bayumukti @farizpratama7 @Rimasta @rizky_27 @eldurion @mustaja84465148 @Tsu_no_YanYan @arieat @rez_1 @YANS FILAN @adinu @ularuskasurius @Donxxx69 @fad31 @MikeAurellio @PohanRizky @3ll0 @agova @ruki @jamesfernand084 @venussalacca @Gabriel_Valiant @putra_prima @Qwertyy @fansnya_dionwoyoko @rendifebrian @Beepe @dota @danielsastrawijaya @leviostorm @komo_chie @bonanza @dimz @StoYadi @inlove @hehe_adadeh
Iya @adam25 nah kalo saya berbagi cinta sama kamu, boleh??
Malam saat mau pulang hujan cukup deras, sudah lima belas menit Usup menunggu hujan mereda namun sepertinya hujan akan turun cukup lama.
Usup menunggu sedikit cemas, sudah tidak ada orang disana, kedai sudah tutup dan karyawan lain sudah pulang semua, termasuk Gio sepertinya karena Usup tak melihat batang hidungnya sejak Kedai ini di tutup.
Teman-teman yang lain pada membawa payung jadi bisa segera pulang, sedang Usup tidak. Tak ada yang mau berbagi dengan Usup, dan Usup pun segan meminta barengan sama mereka. Jadinya Usup lebih menunggu hujan reda saja.
Usup masih termenung sendirian dan kedinginan ketika tiba-tiba ia di kagetkan dengan sodoran payung di hadapannya, payung yang masih tertutup itu dipegang sebuah tangan yang datang dari arah kirinya.
Sejenak dia memandangi payung itu lalu menoleh kearah kiri tempatnya berdiri, rupanya Gio yang menyodorkan payung itu padanya.
Tak menyangka Usup mendapatkan kejadian ini, apa maksud si Gio menyodorkan payung padanya.
"Apa ini?" Tanya Usup masih belum mencerna maksud Gio
"Sudah jelas ini payung.." Jawab Gio datar
"Ya aku tau itu payung, maksud aku kenapa kamu sorongkan padaku.."
"Lo emang lemot yah, tentu saja buat lo pake, lo gak mau sampai pagi nunggu disini kan?" Gak salah dengar nih, jadi Gio menawarkan bantuan padanya ceritanya. Usup benar-benar takjub, ini adalah keajaiban.
"Tapi lo nanti pake apa?" Tanya Usup ragu
"Udah pake aja gue gampang.." Balas Gio, dia lalu menyerahkan payung itu ke tangan Usup lalu tanpa bicara lagi segera berlalu meninggalkan Usup yang bengong menatap kepergiannya.
Orang yang benar-benar aneh dan semakin membuat penasaran, Usup hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Akan lebih baik kalo kamu mau pulang bareng sepayung denganku.." Celoteh lirih Usup sambil membuka payung pemberian Gio, dia pun lalu melangkah meninggalkan kedai menuju pulang ke mess. Sepanjang perjalanan Usup bagai orang stres tiba-tiba senyum-senyum sendiri.
TBC
@blujaws martabak kali dibagi2 :P
Hati!
#aseeeeekkkk
#Dibakar massa