It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@AgeIrshadie ada di aktifitasku kak ^^
@diditwahyudicom1 oh udah yah? kirain baru 14. wkwk
@inlove siap kak. ^
@mustaja84465148 siap kak. semoga gak bosen mantengin cerita ini ya.
@Biag_Dhegel speechlesss.. itu apa kak? fufufu
MUNGKIN NANTI SORE AKAN UPDATE. Lagi ada somting nih. Wkwk
keren,
Sekarang adalah waktunya untukku pergi ke kerajaan Vampir. Fajar menatapku kosong seolah ini adalah perpisahan terakhir baginya. Aku tau--sesuai perkataan Stein--aku akan sangat diperlukan dalam peperangan ini. Bukan maksud sombong, namun itulah fakta yang terjadi. Stein dan aku akan lebih mudah untuk menjadi mata-mata, mencari informasi, atau menyusun strategi. Sialnya, aku bingung dalam pihak mana keberadaanku. Well, untuk saat ini aku berada dipihak Fajar. Entahlah nanti...
"Dalam dunia ini, terdapat manusia yang disebut grancefer. Dia adalah orang yang mempunyai ke 5 grance. Aku tidak tau itu siapa, namun aku berharap orang itu adalah kamu," ujar Stein ramah. Caka dan Fajar mengangguk sambil memandang dengan tatapan semangat. Well, hanya Caka sih karena Fajar tidak menunjukan ekpresi apapun.
"Tapi, bukannya grancefer itu harus mempunyai 5 gen?" tanyaku sambil menaiki kuda. Kemarin setelah pembicaraan mengenai perpindahanku, Fajar mengajari bagaimana cara menaiki kuda.
"Aku tau, tapi kita hanya bisa berharap semoga kamu..." Aku mengangguk paham. "Mungkin sekarang saatnya. Kudamu sepertinya sudah tau tujuanmu saat ini. Dan... 1 hal. Hati-hatilah, gunakan pikiranmu, jangan ceroboh!"
***
Kuda berjalan dengan perlahan. Pintu aku ambil dari jalan belakang karena itu akan mempercepat dan menghemat waktu, meski tidak akan berpengaruh terlalu banyak.
Setelah melewati hutan, hal pertama yang kulihat adalah bebatuan tak bertuah. Hawa dan suasana juga begitu panas dengan suara derak yang entah darimana asalnya. Tapi yang jelas, ketika aku memandang 1 benda jauh, seakan-akan benda itu bergerak. Seperti asap namun tranparan.
Akhirnya aku istirahat di gua yang ada di dekatku. Gua ini terbentuk dari batu hitam legam dengan pori-pori disana-sini. Sepertinya pembentukan oleh alam dari jutaan tahun yang lampau. Setelah memasukan Zack--aku menamakan kudaku dengan Zack--aku menyandarkan punggungku ke belakang. Rasa lelah dan kantuk tiba-tiba datang. Hingga aku pun... akhirnya terlelap.
Jam 5 petang aku terbangun. Mungkin karena perutku sudah tidak bisa di ajak negosiasi. "Tolong!!" tiba-tiba aku mendengar suara pria berteriak. Aku berjalan keluar dengan hati-hati, mengendap-endap ingin mencari tau, hingga akhirnya aku menemukan seorang pria sedang diterkam oleh srigala.
"Tolong!" rintihnya penuh kesakitan. Aku berlari dan membanting srigala itu hingga berdarah. Sekarang aku kagum terhadap kekuatanku sendiri. Kukira hanya kekuatan saja yang meningkat, tapi ternyata kecepatanku juga meningkat. Lalu kupalingkan mukaku ke pria yang sedang terkapar. Sepertinya dia masih hidup karena nafasnya masih tersenggal. Pria ini tampan dan di lehernya banyak sekali darah. Hal pertama yang kulakukan adalah menyentuh darah lelaki ini. Warnanya begitu merah seperti manisan permen.
"Apakah pria ini membawa makanan ya?" ucapku dalam hati. Jujur, saat ini aku lapar sekali. Apalagi aroma segar yang kuhirup. Begitu menggoda dan menggugah selera.
"Apakah kamu membawa makanan?" tanyaku sambil mendekat. Tanpa sadar, aku menjilat darah yang dikeluarkan oleh pria ini.
"Apa yang kamu lakukan?" dia terlihat panik dan berusaha berdiri. Aku menahan tubuhnya dan terus menjilat darah yang dia keluarkan. Rasanya sangat enak sekali. Aku tidak tau apa yang sedang terjadi. Tapi yang jelas, gigiku telah tertancap di lehernya. Menghisap dalam-dalam cairan merah yang bisa membuatku nyaman.
Ketika aku membuka mata, aku langsung meloncat ke belakang. Aku tidak menyangka bahwa aku telah membunuh pria ini. Terlebih, aku telah menghisap darahnya. Oh Tuhan! Kenapa aku bisa menjadi monster seperti ini? "Tenanglah! Darah adalah makanan bagimu. Ingat! Kamu adalah Vampir! Tapi jangan khawatir karena kamu masih bisa memakan makanan normal lainnya." Stein berbisik. Aku menghela nafas panjang. Semakin rasional rasanya.
"Hii yaa..." Zack berjalan menghampiriku. Dia menengadahkan kepalanya ke belakang berulang kali. Itu berarti, dia ingin aku menungganginya.
"Baiklah, Zack. Bawa aku sesukamu..." Tanpa diduga, Zack berlari dengan sangat cepat. Dia meloncati berbagai jurang, batu, dan terakhir adalah sungai. Aku hanya bisa melihat perubahan hari yang semakin malam. Atau mungkin sudah malam? Yang jelas, semua yang kulihat adalah gelap.
Zack berhenti di salah satu perumahan. Apakah ini kerajaan vampir? Memang disini hanya ada perumahan saja, tidak ada 1 orang pun manusia disini. Tapi aku merasakan manusia-manusia itu sedang diam tak bergerak di setiap perumahan. Akhirnya aku turun dan mengetuk salah satu pintu. "Apakah ada orang di dalam?"
Tak lama kemudian, pintu mulai terbuka. Dia adalah wanita tua berambut pirang yang sepertinya sedang ketakutan. Aku tidak tau pasti, tapi yang jelas tubuh wanita ini sangat gemetar. "Bung?" kataku sambil mengernyit karena wanita ini hanya menatap lurus ke bawah.
"A-ada keperluan apa kamu kesini?" tanya wanita ini langsam. Aku diam sejenak. Bingung rasanya melihat dia yang sedang ketakutan.
"Aku hanya ingin tanya apakah ini kerajaan Vampir?"
"Vampir?" matanya membulat lebar. "Ja-jadi ka-kamu grance Vampir?" imbuhnya sambil berjalan mundur dan berusaha menutup pintu. Dengan cekatan aku menahan agar pintu tetap terbuka, tapi yang ada malah pintu yang ku pegang rusak.
"Berhenti bersikap seperti itu! Atau akan kusakiti kamu!" teriakku kencang. Sejujurnya aku gak mau marah seperti ini, tapi lama-lama kesal juga. Yah walaupun suatu hal yang wajar. "Sekarang aku boleh masuk?" lanjutku setelah ketenangan telah ia dapatkan.
Dia mengangguk lemah dan duduk di kursi kayu berukuran besar. "Baiklah... apa tujuanmu?"
"Tidak ada... hanya saja, apakah ini kerajaan Vampir?" dia menggeleng cepat. "Kalau gitu, tempat apa ini?"
"Kamu tidak tau?" jawabnya tidak percaya. "Dalam dunia ini ada 6 kalangan. Yakni Vampir, Kecepatan, Sihir, tumbuhan, A3T dan manusia biasa. Sedangkan kami termasuk ke dalam manusia biasa karena tidak mempunyai gen apapun." Sekarang aku mengerti. Pantesan saja ketika aku datang kesini, aku tidak merasakan aura apapun.
"Baiklah... A3T itu apa?"
"Air, Angin, Api dan Tanah."
"Baiklah... Terimakasih atas infonya." Aku bangkit dan berjalan ke arah Zack. Entah kenapa sekarang aku menjadi semangat daripada tadi siang. Mungkin karena di darahku ada gen Vampir kali ya? Jadi aku lebih segar di malam hari dari pada siang.
Penglihatanku juga sepertinya menjadi tajam. Well, itu yang kurasakan. Semua benda yang kulihat akan nampak jelas di pupilku. Yang bikin aku takjub adalah Zack. Kecepatan dia bisa dibilang sangat cepat karena angin yang menerpa kulitku sangat kentara. Kulihat juga Zack tidak merasakan capek. Dari tadi dia berlari dan meloncat tanpa menurunkan kecepatan. "Aku senang mempunyai mu, Zack," ucapku di telinganya. Tanpa sadar, akhirnya sampai juga di kerajaan Vampir. Bentuknya sangat aneh dan terkesan astral.
Ketika aku sampai di jembatan besar menuju kerajaan, suatu gerakan yang cepat tiba-tiba berterbangan ke atas dan semua sisi. Aku tau, hal pertama yang terjadi adalah aku akan ditangkap. Dan ternyata benar. Pandanganku kabur dalam hitungan detik. Punggungku sakit dan pandanganku menjadi gelap.
Ups, bersambung ke chapter Vampir (a)
@joenior68
@agungrahmat @matrix_boy @arieat @RichardLee
@aa_akew @AgeIrshadie @agung_dlover
@Biag_Dhegel @Ozy_Permana @sasadara @WYATB
@MikeAurellio @YongJin1106 @nakashima @Ariel_Akilina @RichardLee @vasto_cielo @abiDoANk
@GeryYaoibot95 @MErlankga @mustaja84465148 @caetsith @Handikasendave @diditwahyudicom1
Huaa
Maaf updatenya lama and... SEDIKIT! Aku banyak kegiatan banget. Malah sampai nginep di sekolah. Aku juga minta maaf tidak bisa nentuin kapan update. Soalnya, yang kemarin aja meleset.
#MAAF, HAPUNTEN, SORY