It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
GIMANA YAHH KELANJUTANNYA
@erickhidayat
@LordNike
@aii
Selamat Pagi Semua,, mari kita lanjutkan cerita ini,, hehehe,, sukses dan sehat selalu
Aku sudah merencanakannya selama berhari – hari, aku sudah menyiapkan segalanya sampai ke detail terkecil. Karen akan menginap di rumah Mamah untuk menghabiskan akhir pekan, aku sudah membeli beberapa vitamin E (ekstasi) dati Anggoro, dan mencari tahu ke mana Chandra, Anggoro dan Dony akan berhura – hura pada sabtu ini, dengan begitu aku tahu tempat – tempat mana saja yang harus dijauhi oleh aku dan Ridhy.
Yupz,, Arya terpilih untuk mempresentasikan penelitiannya pada acara The Global Sports Impact yang akan diselenggarakan di Osaka Jepang. Teman – teman kantornya begitu senang ketika mengetahui bahwa Arya bersedia berangkat ke Jepang. Di mana pun ada Arya, pasti ada kesenangan, semua orang tahu itu. Setelah mengantar Arya ke Soekarno Hatta, aku langsung pergi ke tempat Ridhy.
Aku menjemput Ridhy untuk bersenang – senang ke Puncak, Sabtu siang hingga Minggu Ridhy tidak ada latihan, kami memesan salah satu villa yang cukup indah pemandangannya. Saat aku melangkah masuk, Ridhy berteriak dari dapur untuk menyuruhku pergi ke kamar tidur dan berbaring di ranjang. Kedengarannya tidak seperti hukuman, dan aku tidak keberatan diperintah sekali – sekali hanya sebagai selingan. Beberapa menit kemudian Ridhy masuk dan membawa baki yang nyaris terlalu besar. Aku melihat bagel, ikan tuna, alpukat, keju, krim dan jus yang baru diperas dan sebotol sampanye yang diikat dengan pita..
“ Karena ulang tahun mas minggu depan, “ Ridhy berkata. “ Aku tidak dapat memberimu hadiah yang dapat mas bawa pulang, jadi aku akan melakukannya seperti ini,,,,,,,, “ Ridhy mentapku nakal dan perlahan – lahan membuka kancing kemejanya. “ Apa yang pertama – tama ingin kau lakukan ?? “
Aku merasa tersentuh sekaligus bergairah.
“ Makan “ aku berkata, menurunkan kepalaku di atara kakinya dan tetap berada di sana selama beberapa menit. Setelah sepanjang pagi dan siang bersenang – senang, berhubungan seks, makan, tidur, mengobrol, tertawa, bergumul, tidur dan bercinta lagi, aku merasa menjadi laki – laki paling bahagia di dunia. Tepat sebelum aku dan Ridhy kembali ke Jakarta untuk berhura – hura aku mendapat sms dari Arya. Arya menulis bahwa presentasinya lancar dan dirinya sedang bersenang – senang, Arya membeli rok mungil untuk Karen, membeli sepatu untukku serta jaket untuk dirinya. Aku menyeringai, memberitahu Ridhy alasannya, Ridhy tertawa, merasa tersentuh dan aku mengirim sms balasan ke Arya.
“ Aku bangga padamu dan bahagia kau bisa bersenang – senang, Cinta dalam Hidupku. “
Dengan antusias aku membiarkan Ridhy melihat sms balasanku untuk Arya. Kesalahan.
“ Hmmm,, nama panggilan mu untuk Arya bagus juga ?? “ Ridhy berkata dengan getir. “ Setidaknya aku tahu tempatku sekarang. “
Aku hendak menyampaikan ceremah panjang mengenai konsep waktu, bahwa Arya adalah cinta dalam hidupku sejauh ini, dan kau tidak pernah mengetahui bagaimana sisa hidup akan dimainkan, tapi pemaparan seperti ini bagiku bukanlah gagasan yang tepat saat ini. Dalam satu akhir pekan, Ridhy memilik diriku seutuhnya, bagaimana mungkin aku menghancurkan kebahagiannya.
“ Ah,,, “ Ridhy berkata dengan sikap acuh tak acuh yang palsu, saat kami duduk di Grand Kemang. “ Sebuah sms seperti itu tidak benar – benar mengubah apa pun, Aku tahu dengan pasti aku tidak akan pernah memiliki apa yang dimiliki Arya bersamamu. “
“ Tapi kau kan tahu kau sangat berarti penting bagiku..... “
“ Aku tahu mas, tapi tidak ada lagi yang tahu. Teman – teman mu bahkan tidak mengetahui bahwa aku ada. Tidak sebagai seorang laki – laki, tidak sebagai seorang manusia. Menurut mu bagaimana rasanya ?? “ Ridhy memberiku tatapan mnyelidik. “ Dan aku bahkan tidak dapat memberitahu sahabt – sahabat ku sendiri, sebuah hubungan gelap dengan lelaki yang sudah memiliki pasangan hidup yang terkena kanker. Saudara ku yang paling aku percaya saja tidak mau mendengar saat aku dengan hati – hati mulai menyebut – nyebut hal itu, ia langsung mengakhiri pembicaraan. Dan seorang sahabatku berpikir bahwa hal itu melanggar kesopanan, ia tidak bisa mengerti bagaimana aku tega melakukannya, atau mengapa seseorang melakukan ha !! Sementara itu pasangan hidupnya sedang sakit. “
“ pfff,,,,’ aku berkata, menenggak habis bir ku.
“ Yeah,, Pfff. Mudah dikatakan, dan kemudian mas akan membuatku membaca sms mesra yang mas kirimkan kepada Arya, dan hal itu benar – benar membuatku marah, “ kata Ridhy sambil mengedipkan mata. “ Jadi jangan coba – coba pulang lebih awal malam ini, Pada akhirnya mas miliku untuk satu kali. “
Karena aku tidak harus pulang pukul empat shubuh, jadi kami mempunyai seluruh waktu yang ada di dunia. Kami beralih dari kemang menuju tempat yang biasanya kudatangi bersama Arya sekali – sekali. Untungnya, seperti yang telah kuduga, kami tidak bertemu dengan orang – orang yang kami kenal. Itulah alasan mengapa aku menghindari X2 atau tempat – tempat disekitar senayan malam ini. Aku tidak ingin mendapti diriku berpapasan dengan Anggoro. Sebagai alibiku yang biasa, ia mengetahui seberapa sering aku berselingkuh, tapi tidak mengetahui bahwa aku melakukannya dengan satu pria yang sama selama beberapa bulan belakangan. Dan aku tetap ingin menjaganya seperti itu. Untungnya Ridhy lebih suka berdansa. Kami pindah dari Grand Kemang, karena Rama akan pergi kesana malam ini dan Chandra juga akan pergi kesana.
Ya aku dan Ridhy sudah ada di Heaven Club Dharmawangsa.
“ Apa kau mau sebutir ?? sekarang saat kita dapat menghabiskan waktu sepanjang malam bersama – sama ?? “ aku bertanya kepada Ridhy, dan menawarkan pil yang kudapat dari Anggoro.
“ Oh !! Mmmmmmmmmmm, Ide Bagus.... “ Ridhy berucap
Satu jam kemudian, aku melihat bahwa Ridhy sendiri lebih terlihat ganteng, aku menegaskan hal itu kepadanya dengan menunjukan ereksi permanen dan dalam beberapa menit saat lidahku tidak berada di dalam mulutnya membisikkan betapa tampannya Ridhy, betapa lembut dan jantannya ia, betapa cerdas dan betapa sering aku akan membawanya nanti. Ketika aku melihat arlojiku, senyumnya penuh kebahagianku bahkan semakin lebar. Pada saat ini, wajahku bisa – bisa terbelah dua. Baru jam tiga !! saat kau terlibat dalam hubungan gelap, kau belajar untuk menghargai waktu, terutama pada malam hari. Biasanya pada waktu seperti ini kau harus memutuskan untuk terus minum/berdansa/mengobrol atau bergumul, karena kau harus pulang pada pukul empat lima belas paling lambat, tapi malam ini waktu memihak kepada kami berdua. Saat tempat itu mulai tutup kami pergi dengan langkah bergegas, walau kami masih memiliki banyak waktu, kami tidak ingin menyia – nyiakannya sedikit pun.
Sejenak kemudian kami berada di salah satu hotel di daerah Blok M, memanfaatkan ereksiku untuk segala imajinasi, dan kami tetap seperti itu sampai menjelang fajar. Saat hari mulai terang, barulah aku pulang, aku mengantar Ridhy ke Mess dan aku mengkhawatirkan Ia tidak bisa latihan hari ini. Aku pulang kerumah dengan lelah, namun terpuaskan pastinya. Mamah akan datang bersama Karen dalam waktu satu jam. Yah, setelah 48 jam menikmati Ridhy aku akan menjadi Papah buat Karen lagi. Saat aku tiba dirumah, aku menelepon Arya, Ia terlihat bahagia saat aku telepon. “ disini benar – benar fantastis, “ serunya di telepon. Ia menceritakan bahwa mereka makan siang di tempat yang sungguh indah, dan mereka akan pulang ke Jakarta hari ini. Aku memberitahu Arya kalau aku bersenang – senang dengan teman – temanku hingga pukul empat shubuh. Aku tidak menyebut pil ekstasi dan Ridhy. Arya sangat membeci narkoba dan Arya benci ketidaksetian.
Malamnya, aku menjemputnya dari Soekarno Hatta bersama Karen, hal itu langsung menghantamku. Arya kelelahan, saat ia mengucapkan selamat tinggal kepada rekan – rekan peneliti, ia memasang tampang kalau Ia baik – baik saja. Arya berpamitan kepada mereka dengan sedikit lelucon. Senyum lebar Arya tidak memudar sama sekali. Sampai kami berada diluar pandangan rekan – rekannya. “ Oh sayang tubuhku rasanya remuk... apa mobilnya masih jauh ?? “
Aku berkata bahwa aku memarkirnya dekat dengan tempat kita keluar. Arya menciumku di kening dan Bibirku. Malam harinya Arya pergi tidur pada pukul setengah sepuluh. Tidak masalah buat ku dan aku juga pergi tidur dengan memeluk Arya. Setelah sholat dengan Arya ia tertidur lagi, Hari senin aku meminta ijin kepada Rama tidak masuk untuk kerja, Arya terlihat sekali capaknya. Sampai pukul sembila ia belum bangun, Arya tertidur hingga sore. Teman – teman telah menikmati akhir pekan dengan Arya dalam kondisi Prima. Ridhy menikmati diriku, dan aku menikmati Ridhy. Ya. Arya dan aku masih menikmati hidup. Tapi, sayangnya Aku dan Arya tidak menikmatinya bersama.
Hari ini Mas Dika datang ke jakarta bersama istrinya dan anak – anak nya. Pradika Bisma Putra Sasongko adalah kakak tertua Arya, umurnya tiga puluh delapan tahun, namun wajahnya masih terlihat sangat tampan dengan badan yang prefeksionis. Sementara kakaknya Arya yang kedua adalah Andri Prabadaru Putra Sasongko, seorang Kepala Batlyon TNI di perbatasan Papua dan Papua Nugini. Andri telah memiliki istri dan dua orang anak, sebenarnya dia adalah sahabat karibku di basket, dari sana lah aku bener – benar berubah haluan dan menyukai adiknya yang sekarang menjadi pendamping hidupku Arya Wirasena Putra Sasongko. Aku dan Arya tentu saja karen pergi ke Rumah mamah hari ini, aku meninggalkan Arya dan Karen dirumah mamah, karena hari ini aku harus kembali bekerja. Malam nanti kami berjanji untuk makan bersama dengan Mas Dika dan Keluarga di rumah.
Pekerjaan dikantor begitu melelahkan, mungkin karena aku yang masih merasa capek akibat akhir pekan ini. Ridhy mengabariku lewat pesan kalau hari ini ingin mengajakku refleksi tubuh nanto sore setelah ia selesai berlatih. Aku memang mengatakan aku lelah sekali kepadanya, oleh karenanya ia mengajakku untuk refleksi. Kami memutuskan untuk refleksi di Hotel Atlet Century. Aku memberitahu bahwa aku tidak bisa sampai malam menemaninya, karena ada acara dengan keluarga Arya. Aku mengatar Ridhy ke Mess Pukul tujuh malam, tidak lupa kami berciuman hot sebelum berpisah.
Sesampai di rumah mamah, aku telat rupanya. Karena keluarga Arya sudah memulai makan malamnya, dan bodohnya, aku lupa mengganti profil hp ku yang masih rapat. Banyak sekali pesan dari Arya dan telepon menanyakan aku pulang jam berapa. Di atas meja makan, Arya terlihat seperti melindungiku, ia berkata hari ini aku ada rapat dengan klien dari negeri tetangga. Arya mencoba biar bertindak agar makan malam ini benar – benar hangat.
“ Bukankah momen apa pun selalu indah de ?? “ Tanya mas Dika ke Arya ketika aku baru saja duduk dimeja makan.
“ Ya memang aku memiliki banyak pengalaman positif dalam kehidupan mas, “ kata Arya mengakui. “ Tetapi pada akhirnya aku tidak bisa menghindari bahwa saya akan mengalami saat – saat ketika aku harus mengatakan INI MEMANG BRENGSEK. Kesengsaraan memang sudah nasib aku mas. “ jawab Arya.
Ya malam itu Aku menginap di rumah mamah, aku mengobrol banyak dengan Mas Dika, masalah pekerjaan, berbicara tentang Arya dan banyak lagi.
Arya sepertinya telah mencurigaiku tentang semua alibiku yang berhubungan dengan pekerjaan dan hura – huraku dengan teman – teman. Aku tahu Arya tidak terlalu senang dengan itu, tapi aku lihat ia berusaha menerimanya. Setelah pulang dari Jepang, banyak pihak Universitas Fakultas Pendidikan Olahraga yang meminta tolong kepada Arya untuk memberikan materi Pemasaran dan Manejeman Olahraga. Beberapa minggu sebelum ke Malang, Arya dan Kara berlibur akhir pekan bersama di pulau Kotok Kepulauan Seribu, Arya hanya bilang ingin menenangkan pikiran. Seminggu sebelumnya Arya juga pergi dengan mamah serta Karen ke Solo untuk acara keluarga, dan anehnya saat itu Arya tidak mau aku temani, Dan Arya pernah berlibur dengan Rama saat liburan imlek. Arya tidak pernah merasa bosan. Saat Karen ada di rumah, mereka bersenang – senang. Arya memang sudah keluar dari kantor, tapi justru ia sekarang menjadi pembicara tentang keahliannya, ia sering menghabiskan waktu dengan Rama atau kara disaat keluar, makan bersama, meminum kopi. Arya juga lebih sering menghabiskan siang hari dengan mamah dan Karen. “ Mengajar itu menyehatkan “ itu motto baru Arya.
Saat aku ulang tahun yang ke-dua setelah kanker, Arya hanya menberikanku ku hadiah sepeda, tapi tidak ada seks. Kami tidak pernah melakukannya sejak kado ulang tahun hari kami menyatakan hidup bersama. Aku telah lupa bagaimana rasanya berada ditangan Arya, di mulut Arya atau di dalam diri Arya sendiri. Dan oh,, jujur saja aku tidak membuat banyak upaya ke arah itu. Tak seorang pun dari kami merasakan kebutuhan yang besar untuk melakukannya lagi. Arya mempunyai kanker, sementara aku mempunyai Ridhy. Kami masih tetap hidup bersama, tapi lebih mirip sebagai Kakak dan Adik. Kami tahu kami tidak bisa hiudp satu sama lain, mengingat situasinya dan mencoba untuk bertengkar sesedikit mungkin. Arya melakukan apa pun yang dapat dilakukannya untuk mencegah kanker mengambil alih kehidupan kami, dan bersikap ceria dirumah. Arya seolah – olah baik – baik saja, ketika ia merasa tidak enak dengan badannya atau karena kankernya protes atau karena kepergianku terasa terlalu berat baginya, aku pun menjadi si brengsek. Aku sebenarnya sangat mengerti hal itu, tapi Arya selalu mengijinkanku, betapapun seringnya ia mengeluhkannya hal itu. Aku tahu ia berupaya dengan keras untuk melakukannya.
Aku mencoba sebisa mungkin memastikan Arya tidak menyadari satu hal pun yang kukerjakan saat aku tidak ada dirumah. Aku tidak tahu apakah Arya mempercayaiku saat aku berkata bersenang – senang bersama Anggoro hingga pukul empat pagi, terpaksa karena bos besar memintaku menemani klien makan malam lagi, atau aku pergi lebih sering berangkat kerja pada pukul delapan pagi dan pergi ke toko larut malam, tapi Arya jarang bertanya.
Apa yang kuketahui sekarang adalah aku tidak dapat meneruskan kehidupanku seperti ini. Terasa terlalu berat. Kantor, Arya, Karen, rasa bersalahku,, setiap hal dan setiap orang menuntut perhatian dariku. Arya dan aku harus berbicara, meskipun aku tidak dapat melihat apa yang dapat berubah dalam situasi kami. Aku tidak meninggalkannya dalam kesusahan, tapi aku juga tidak dapat memberitahunya soal hubungan gelapku, karena hal itu bisa jadi merupakan akhir dari segalannya. Dan setelah itu aku akan hancur berantakan.
Namun kami memang harus berbicara. Mungkin minggu depan, saat kami membawa Karen selama seminggu pulang ke rumah ibu di Yogyakarta. Sejenak menjauh dari Ridhy, sejenak menjauh dari Jakarta dan tidak ada pertemuan tiga arah lagi. Hanya aku, Arya dan Karen. Ya, Minggu depan, kami akan berbicara. Aku takut menjalankan satu minggu tanpa Ridhy, tapi itulah yang kuinginkan. Aku takut mengobrol dengan bersama Arya, tapi aku tahu harus melakukannya. Sesuatu harus berubah, dengan adanya kanker atau tanpa kanker. KANKER SIALAN !!!
“ Ya Tuhan, aku masih harus banyak menderita dan menghadapi perjuangan ini, berikanlah hambamu kekuatan untuk melakukan apa yang harus kulakukan sampai Kau izinkankan hidup untuk melanjutkan karyaMu. “ aku mendengar Arya berdoa ketika sedang sholat malam, aku pura pura tertidur. Rasa bersalah ku membuatku ingin menangis, tapi bukan waktunya. Arya melipat sajadah dan sarungnya, ia kembali ke tempat tidur, ia mencium keningku. Lalu memelukku untuk melanjutkan tidurnya kembali.
Pagi – pagi aku sudah dikagetkan pesan dari Kara, ia berkata Apakah aku sudah mengecek persedian obat Glivec Arya.Aku benar – benar kaget, karena aku sudah sebulan tidak mengecek persediaan glivec Arya. Kara memberitahu bahwa kemarin Arya berkata sedang mencari glivec, karena obatnya hanya tinggal 4 butir, dan berarti obat itu hanya untuk persediaan hari ini saja. Aku benar – benar lupa, pulang shubuh, berangkat pagi dan jarang mengecek persedian obat Arya. Selama satu tahun lebih aku selalu mengecek obat Arya setiap hari, menghitungnya dan selalu memesan ketika glivec hanya tersisa untuk seminggu.
Aku langsung membuka laci, tempat dimana Arya menaruh Glivec, dan benar obatnya hanya tersisa dua butir saja, hanya untuk pagi dan siang nanti. Aku mencari Arya dan ternyata dia lagi di memandikan Karen. Lagi – lagi aku melihat Arya tetap tersenyum seperti tidak ada beban, Arya seolah – olah dalam keadaan baik tapi aku tahu ada sesuatu yang dipikirkan. Aku menghampirinya, ikut memandikan Karen, mengeringkannya dan berbicara kepada Arya.
“ Kau baik – baik saja sayang ?? “ tanya ku dengan khawatir.
“ Aku baik – baik saja sayang, kau bisa lihat sendiri kan “,,
“ Maafkan aku kalau akhir – akhir ini aku jarang disampingmu,, aku benar – benar lupa mengecek obat mu sayang. “
“ Mengapa harus meminta maaf sayang, kamu gak salah ko,, aku juga sudah memesan kepada dr. Frans,, dan pagi ini dr Frans sedang menuju kemari, aku sudah buat sarapan pagi buat kita dan dr Frans. “ ucap Arya yang membuatku merasa bersalah. “ Banyak orang lain menciptakan dunia yang lebih indah dan menjadi sedemikian sibuk sehingga mereka lupa akan kematian. “ Arya berkata dengan senyum getir.
Arya meminta tolong memakaikan baju Karen selagi Ia mandi. Pagi ini aku benar – benar bingung, sungguh bingung mau berbuat apa. Selesai Arya mandi, aku bergegas mandi. Saat aku turun ke bawah dr Frans sudah ada disana, Arya terlihat berbicara dengan senyum yang menunjukan bahwa ia baik – baik saja. Di meja makan kami hanya membicarkan pekerjaan kami, Arya yang senang mengajar akhir – akhir ini. Arya juga mengatakan kepada dr Frans bahwa akhir – akhir ini aku sibuk mencari uang untuk membeli obat Arya. Aku hanya bisa tersenym lesu ketika itu. Sebelum pamit dr Frans berkata di depan rumah
“ Mas Verza ada masalah ya dengan Arya ?? “ tanyanya dengan suara sangat pelan.
“ Ya seperti yang kau lihat frans,, “ aku berkata lesu
“ Menyayangi orang lain dengan setulus hati merupakan karunia terbaik yang dapat kita berikan kepada orang lain, Jangan mengandaikan orang – orang yang mas Verza sayangi begitu saja dan jangan memandangnya secara dangkal,, yang sabar mas,, jenuh boleh – boleh saja,, bekerja boleh hingga larut malam tapi jangan sampai lupa dirumah ini ada seseorang yang lagi butuh untuk kau perhatikan,,” ucap dr Frans
“ Jangan sampai aku yang memperhatikan Arya,, hehehehe “ bisik dr Frans dengan tawa,,
Aku hanya tersenyum dan berkata “ Hati – hati Frans “.
Sesampai dikantor, ketika aku baru saja duduk ada pesan masuk dari Arya,,
I love Verza
I am thinking of togetherness
Remembering the beautiful moments of the past
Enjoying the present dreaming of the future
May we continue to see each other
Through the eyes of love
Every day of the year
Aku tersenyum membaca sms Arya, ia rupanya tahu kebingungan aku tadi pagi. Namun saat aku memikirkan hubunganku dengan Ridhy dan sikap Arya akhir – akhir ini membuat diriku merasa bersalah kepadanya.
Sebelum aku pergi ke Yogyakarta untuk berlibur dengan Arya dan karen, kantorku akan mengadakan acara bersenang – senang setelah Perusahaan kami terpilih sebagai yang terbaik di Asia. Kami akan pergi bersenang – senang Bogor dan semoa pegawai akan menginap di hotel. Tapi ada satu masalah, dengan adanya acara kantor artinya aku tidak akan bertemu dengan Ridhy selama hampir sepuluh hari. Aku harus memikirkan suatu cara. Malam sebelumnya, tak mungkin aku aku bisa keluar rumah. Kalau nekat, aku pasti akan ketahuan oleh Arya. Aku memeras otakku, dan tiba – tiba saja aku mendapatkannya. Aku akan membatalkan acara menginap pada Jumat malam.
Aku mengirim pesan kepada Ridhy bahwa sepanjang malam selama seminggu ini kami tidak bisa bertemu, tapi pada jumat malam aku akan berkendara kembali ke Jakarta dan kemudian aku akan datang ketempat Ridhy jam tiga dini hari, dengan bersemangat ia menyetujuinya. Aku berjanji kepada Arya bahwa aku akan tiba di rumah setengah jam sebelum kami pergi ke Soekarno Hatta. Arya terlihat tidak senang dengan pengaturan jadwalku yang sempit. Aku mencatat di dalam kepala ku.
Kamis
19.00 – 22.00 – menjadi papah (bermain dengan Karen)
22.00 – 04.30 – Tidur
Jumat
08.30 s.d 17.00 – Bekerja
17.00 s.d 01.00 – makan / acara kantor Bogor
Sabtu
01.00 s.d 03.00 – Bogor ke Mess Ridhy
03.00 s.d 06.00 – Seks dengan Ridhy
06.00 s.d 07.00 – Menuju rumah
07.00 s.d 08.00 – Mengepak barang
10.30 s.d 11.00 – Chek in Soekarno Hatta
11.15 - Terbang
Aku pulang kerja bersama Chandra, ia membantuku mempersiapkan barang yang akan dibawa. Chandra berbicara dengan Arya ketika aku sedang mengepak koperku di lantai atas. Aku mendengar beberapa pembicaran Arya dan Chandra, Aku mendengar Arya berkata bahwa dirinya tidak senang karena aku menginap dihotel di Bogor malam ini. Chandra menenangkannya dan memberitahunya bahwa ia akan tidur sekamar denganku. Aku mencium Karen dan berkata Papa akan kembali besok, dan kami bertiga akan pergi liburan setelahnya. Saat aku mencium Arya, ia tak memandangku.
“ Kau akan pulang tepat waktu kan besok ?? Akan lebih baik kalau kita bisa mengejar pesawat besok, “ bentak Arya padaku.
Setelah berada didalam mobil aku menghela nafas, Chandra mencengkeram tanganku selama beberapa saat. Acara ini berakhir dengan kacau. Aku menelan ekstasi dan nafsu seks ku timbul. Semua rekan kerjaku mengamati dengan senang saat aku bercumbu dengan Natasha (Natasha pegawai baru dikantor kami)
Rama berbisik ditelingaku bahwa citraku akan terselamatkan jika aku menghentikannya sekarang juga. Aku setuju. Saat itu sudah pukul setengah satu dini hari, dan Ridhy menungguku. Sebelum Rama mengetahui apa yang sedang kulakukan, aku dengan cepat menyelipkan lidahku di mulut Rama. Rama menabok pantat ku, aku tertawa puas, lalu Chandra menarikku menjauh, aku tertawa kepadanya.
“ Ayo kita kembali ke hotel, “ Chandra berkata
“ Aku tidak akan pergi ke hotel, aku akan kembali ke Jakarta. “
“ Kau baru saja minum dan kau baru saja menelan pil, demi Tuhan !! “
“ Aku punya kencan lain, “ aku memberi Chandra pandangan menantang, “ dengan seorang pria muda. “
“ Biar kutebak, kau menjalani hubungan gelap. “
“ Ya sekarang sudah dua bulan, dan namanya adalah Ridhy, ada hal lain yang ingin kau ketahui ?? “
“ Tidak aku sudah mengetahuinya, Pria yang berbicara denganku ditelepon saat kau ke toilet kantor, orang yang kau kirimin pesan sejak saat itu “
“ Yeah lalu kenapa ?? “ pukul aku dengan keras dasar bajingan (aku berucap dalam hati)
Chandra tidak memukulku
“ Aku berharap Ridhy memberimu apa yang kau butuhkan untuk bertahan hidup Verza,,”
Tak lama kemudian aku melarikan diri menuju mess Ridhy dengan kecepatan tinggi. Setengah perjalanan aku mendapat sms dari Rama
“ Verza, kawan lama, aku sudah mengetahuinya,, pria yang di Bandung itu,, berhati – hatilah supaya Arya tidak mengetahuinya atau Graha dan Kara. Semoga beruntung liburanmu bersama Arya. “
Aku menelepon Ridhy, dan ia berjalan membukakan pintunya. Ridhy hanya menggunakan boxer malam ini. Aku berciuman dengannya, memainkan lidah dan meraba semua tubuhnya dari dagu, leher, pentil, dada, perut hingga kemaluannya. Dengan cepat aku menanggalkan pakaian dan tidak melepaskan tatapanku darinya selama sedetik pun. Ketika aku naik ke atas tubuhnya, aku merasakan betapa lembut dan hangatnya dirinya. Kami langsung melakukannya tanpa membuang – buang waktu. Setelah selesai Ridhy merebahkan kepala di dadaku, dan sesat kemudian kami berdua jatuh tertidur.
Begitu aku terbangun, aku merasakan ada sesuatu yang diletakkan di tempat tidur, aku membuka mata, masih setengah tertidur dan melihat bahwa ia baru saja selesai mandi. Ridhy kembali beringsut kembali kesampingku lalu mengecup keningku. Diatas ranjang sudah ada baki berisi roti bakar dan teh anget. Aku mulai merasa emosional.
“ Ada apa mas ?? “ tanya Ridhy
“ Saat aku melihat segala hal yang kau lakukan untukku ,,, Aku senang bersamamu, sangat hangat, “
“ Mas Verza pantas mendapatkannya, “ ia berkata dengan lembut.
Bum,, Pintu airnya terbuka, aku menangis,, rasa mengasihani diri yang kurasakan membuncah. Ia adalah tangis pertamaku dihadapan Ridhy. Ia menghampiri dan duduk disampingku, memelukku lalu menyerahkan teh hangat. Aku tidak berani memberitahunya mengapa aku tiba – tiba menangis merasa terpuruk seperti ini. Bahwa aku tidak bisa membawa diriku untuk setia kepada Arya. Atau setidaknya berkata jujur. Aku tidak mengucapkan sepatah kata pun mengenai adegan mesra ku dengan Natasha maupun rama kepada Ridhy. Alih – alih aku mulai membicarakan Arya.
“ Kurasa minggu ini aku akan memberitahu Arya betapa tidak bahagianya diriku, dan mungkin bahwa aku akan berbuat serong sepanjang hubungan kami. Aku tidak dapat menyimpan lebih lama lagi, aku tidak bisa terus – terusan seperti ini. Aku mulai membenci diriku sendiri. “
Ridhy menatap cangkir tehnya dengan pandangan merenung.
“ Kurasa mas harus memikirkan matang – matang tentang apakah kini mas benar – benar ingin berkata jujur kepadanya, “ Ridhy berkata setelah beberapa saat. “ Apakah Arya akan merasa bahagia setelah mas memutuskan untuk jujur hanya karena mas tiba – tiba merasa bersalah setelah bertahun – tahun ini ?? Apa yang akan Arya lakukan dengan hal itu ?? Mas tidak boleh menyakitinya seperti itu. Jangan sekarang mas. “
Aku mengangkat bahu. “ Mungkin aku akan memberitahunya tentang hubungan gelap ini, setidaknya ia mempunyai alasan untuk membenciku. “
Ridhy terkesima. “ Tapi ,,, Mas tidak boleh melakukannya !! itu akan ............. “
“ Ya, itu bisa berarti akhir dari kisahku dengan Arya, lalu ?? Mungkin itulah yang kuinginkan, kurasa aku tidak mencintai Arya lagi. “
Akhirnya aku mengucapkan itu, ini pertama kalinya aku mengungkapkannya keras – keras.
Ridhy menatap mataku lurus., “
“ mas memang mencintai Arya .“ katanya dengan tenang “ aku bisa melihatnya, dari cara mas membicarakanya, dari cara mu memperlihatkan pesan sms Arya kepadaku, kalian memberikan cinta dan kebahagian kepada satu sama lain. Mas sekarang merasa tidak bahagia, tapi kan tetap mencintainya. Kalau tidak, mas tak akan pernah melakukan apa pun yang mas lakukan untunya. “
“ Seperti menjalin hubungan denganmu ?? “ aku bertanya sinis.
“ OMONG KOSONG, “ Ridhy menjawab dengan ketus, “ hal itu tidak ada hubungannya dengan apa yang mas rasakan terhadap Arya. Bersamaku mas mendapat kehangatan yang tidak lagi diberikan Arya kepada mas, itulah sebabnya mas melarikan diriku kepadaku. Mas tidak akan bisa berbuat apapun tanpa kehangatan itu. “ Aku bisa melihat bibir bawah Ridhy bergetar.
“ Begitu pula aku, awalnya aku bisa mengatasi hal itu, gemuruh membosankan dibelakang itu, namun aku mulai merasakan hal yang lebih dan lebih besar lagi kepada mas verza.....” Ridhy terisak. ,,,,,,,, “ Aku berpikir kita harus berpikir matang – matang tentang apakah sebaiknya kita berhenti saat kita masih bisa melakukannya,,,,, “ Ridhy mencondongkan kepalanya ke kepala ku, Aku merasakan sebutir air mata menitik di pipiku.
“ Aku tidak ingin berhenti menemuimu, Ridhy, “ aku berkata dengan lembut. “ Aku tidak dapat hidup dengan............ “
Tiba – tiba saja ponselku berbunyi, aku melirik layar dan jantungku mau copot.
ARYA,, “ Oh sial !! Ini Arya !! “ dengan kasar aku mendorong Ridhy menjauh.
“ Sial. Sial, sial !! “ aku berteriak, teleponku berbunyi lagi.
“ Angkat saja !! “
“ Tidak!! Aku tidak tahu harus berkata apa !! Tunggu sebentar ,,, , biar aku,,, biar aku berpikir.... “
Ponsel ku berbunyi lagi “ kenapa mas tidak ,,,,,, “
“ Diamlah sebentar !! “ aku membentak , ‘ biarkan aku berpikir......... “
Ponsel itu berbunyo untuk keempat kalinya.
“ Biarkan saja bunyi !! aku akan menghubunginya lagi, aku hanya perlu menyusun sebuah cerita. “
Kelima kalinya, Kenema kalinya ponsel itu berhenti berbunyi.
Masih dengan kondisi telanjang aku bolak – balik di kamar tidur Ridhy, aku berpikir dengan terburu – buru. Sekarang apa,,,,,,,, Aku berharap sewaktu – waktu akan mendengar bip dari poselku yang menunjukkan bahwa aku mendapat pesan suara. Alih – alih ponselku berbunyi lagi, aku hampir tidak berani menatap. CHANDRA memanggilku,, Fyuhh,,,
“ Chan ?? “
“ Ya,,,” Ia kedengaran putus asa. “ Arya baru saja menelepon, kupikir kau harus segera meneleponnya atau kau akan dapat masalah. “
“ Apa yang kaukatakan ?? “
“ Aku bilang aku masih tidur saat kau pergi tadi. “
“ Oke,,trims,,,, ngomong – ngomong sekarang pukul berapa ?? “
“ Baru jam delapan, dengar Za......... “
“ya.. “
‘ Aku tidak suka begini..... “
“ ya,,, maaf chan,,”
Ridhy sudah m
memakai seragam latihan, ia mulai berlatih pukul sembilan di hari sabtu. Ridhy duduk diujung tempat tidur menatap lesu ke hadapanku, yang sedang mengenggam teleponku.
“ telepon Arya sekarang !! “ kata Ridhy dengan gugup.
Aku berdiri menggelengkan kepala, “ Tidak aku akan pulang sekarang jiga, aku akan memikirkan alasannya nanti, “
“ kau tidak mandi dulu mas ?? “ Ridhy bertanya dengan waspada.
Sebelum aku masuk ke dalam mobil, aku menengok Ridhy untuk terakhir kalinya. Ridhy berdiri didepan pintu mess, ia meniupkan ciuman jarak jauh kepadaku, ada tatapan cemas dimatanya.
Didalam mobil, aku memutar otak, aku memutuskan langsung ke Bandara, setelah aku berhenti di rest area aku menelepon Arya.
“ Hai sayang !! apa kau tadi menelepon ?? “ kataku sekasual mungkin.
“ Ya, kau dimana ?? aku juga sudah menelepon Chandra. “
“ Aku baru saja berhenti membeli secangkir kopi, aku langsung ke bandara saja sayang. Tadi aku sempat sangat mengantuk saat menyetir. Tadi telepon aku tinggal di mobil . “
“ Hmmm..... “
“ Acara kemarin luar biasa,, Bogor itu menyenangkan. “
“ Oh,, apakah kau akan terlambat ?? “
“ Tidak, aku sudah di rest area tol bandara sayang, sampai bertemu sebentar lagi cinta. “
“ Yeah,,,, sampai ketemu sebentar lagi,, “ Arya mengerutu dan menutup teleponya.
Akhirnya kami sampai juga di Yogya, kami menuju kerumahku di Yogya. Setelah 60 menit perjalanan dari bandara kami tiba di rumah. Ibu masih mengajar di kampus, disini ibu tinggal dengan sepupu dan keponakan – keponakan ku yang berkuliah di Yogya, dua kakakku sama halnya seperti kakaknya Arya, mereka berada diluar pulau jawa.
Arya masih menghabiskan sepanjang waktu perjalanan dengan suasana hati yang mempertanyakan mengapa aku harus bersikap baik. Aku tetap bersikap baik tanpa lelah. Aku menyuruh diriku agar tetap tersenyum. Karen suasana hatinya berubah – ubah , ia sangat kelelahan akibat perjalanan ini, Untungnya Karen cepat tertidur di kamar. Sepanjang sore Arya sangat bersikap baik dengan ibu ku, aku bermain dan memandikan Karen, aku juga mengobrol – ngobrol dengan sepupu dan keponakan ku. Saat malam tiba kami makan bersama dengan keluarga besarku, Arya akhirnya melunak dengan tertawa dan tersenyum bercanda dengan keluarga ku. Aku bahkan mendapat ciuman yang romantis di tempat tidur sebelum kami tidur. Saat aku pergi ke bawah untuk mengambil boneka Karen, aku menulis sms dengan cepat untuk Ridhi
“ Jangan lupa jaga kondisi mu, tunggu aku pulang “
Hanya ada satu pesan masuk. Dan Chandra berharap agar liburan kami menyenangkan. Pffff,, okeh, baik sekali ia. Aku akan meneleponya sepulang dari Yogya.
Malam kedua di Yogya Aku, Arya dan Karen pergi memutar – mutar Yogya, hari ini kami bersikap baik satu sama lain. Aku terus – terusan mengulurkan tangan dibalik punggung Karen untuk menyentuh Arya. Akhirnya malam ini kami menghabiskan malam dengan menonton film di dalam kamar, aku meremas tangan Arya. Saat kami akan tidur aku membelai wajah Arya dan mencium keningnya.
“ Malam ini menyenangkan bukan ?? “
“ Ia ,, “ Arya menelusurkan tangannya didadaku.
“ Selamat malam cinta,,, “
“ Selamat malam,, sahabat ku,,, “
Pada hari ketiga aku merasa agak bosan, Arya dan Karen sedang tertidur didalam kamar. Aku berbaring disamping kolam ikan di depan rumah untuk mengirim sms kepada Dony, yang memberitahu kabar terbaru bagaimana Timnas Basket bermain kemarin. Karena bosan aku mengirim pesan nakal kepada Anggoro dan mengerjai ia,, aku juga mengirim pesan ke Rama menanyakan kondisi kantor dan tentu kepada sahabatku Chandra. Setelahnya aku mengirim sms kepada Ridhy.
“ Aku ingin bercinta dengan liar denganmu dan kemudian melakukannya dengan lembut “
Aku menekan opsi kirim,, okeh dan mengirimkan pesan tersebut.
Ke Chandra.
Aku langsung menyadarinya dalam sepuluh detik, ya ampun,, kumohon jangan hal itu !! wajahku memerah padam. Jantungku berdetak kencang. Aku mencoba untuk membantalkan pengiriman pesan tersebut. Terlambat pesan telah terkirim. Aku mulai berkeringat, aku mempertimbangkan untuk menelepon Chandra dan memberitahunya agar tidak membaca pesan itu, tapi justru aku mendapatkan balasan dari Chandra.
“ Aku senang hubunganmu dengan Arya mulai membaik,, “
Aku tertawa, dasar si Chandra yang mudah tertipu. Pada saat yang bersamaan aku melihat Arya dan Karen berjalan menghampiriku. Mereka tertawa riang setelah tidur siang. Aku tersenyum merasa tersentuh. Arya dan Karen seperti keluarga kecil bebas kanker yang normal dan bahagia. Arya menciumku dan mengedipkan mata ke arahku. Selama sesaat aku merasa bahagia, hal itu hampir membuatku ketakutan. Tuhan Yang Maha Kuasa, atas nama cinta mungkin kami akan memberi kesempatan kepada satu sama lain ??
Setelah menidurkan Karen dirumah, aku mengajak Arya keluar rumah untuk makan berdua dengannya di kota Yogyakarta ini. Aku mengajak Arya ke Sky Bar Hotel All Season Yogyakarta. Makanan datang, Arya langsung memakan makanannya, setelah gigitan pertama ia memandangiku. Aku merasakannya, sekaranglah saatnya. Percakapan itu, aku hampir tidak berani membuat kontak mata.
“ Verza, ada apa dengan dirimu akhir – akhir ini ?? Aku merasakan dirimu menjauh. “
“ Aku tidak merasa aku menjauh darimu, masa sih ?? “
“ Yeah,, “ Arya berkata dengan pelan. “ Kau melakukan segala hal yang kau bisa agar bisa menjauh dari rumah, dan saat kau keluar, kau menyalahgunakannya. “
“ Mengapa kau berpikir seperti itu ?? “
“ Siapa Tasha ?? “
Shock aku mendengarnya.
“ Tasha ?? oh, Yeah Natasha, ia pegawai baru di kantorku, kenapa memangnya ?? “
“ Saat kau tidak mengangkat telepon pada sabtu pagi, aku merasa khawatir, dan saat di bandara aku mendengarmu mendapatkan sms, aku membukanya untukmu, lihat. “
Dengan jemari yang gemataran aku membuka folder pesan didalamnya aku menemukan nomor yang tidak kukenal. Aku membuka pesan itu dan wajahku langsung merah padam.
“ Verza, kupikir kau luar biasa seksi, kemarin rasanya hebat dan ingin lagi. Tasha “
Arya melihat wajahku yang memerah sebagai sebuah konfirmasi, seolah – olah isi sms itu tidak cukup jelas. Air matanya menggenang, “ Apa wanita itu hebat di ranjang ?? “ Apa kau masih tertarik dengan wanita ?? Pasti punya dia masih sempit ya ?? “
“ Arya, aku tidak tidur dengan Natasha, aku sunguh – sungguh. “
“ Oh,, hentikan, “ Arya berkata, terisak – isak. ‘ Aku mengerti tentu saja kau lebih memilih meniduri Bagas yang seksi badannya dari pada seseorang perempuan, atau jangan – jangan kau lebih memilih perempuan normal dibanding aku dengan tubuh kurus, kepala botak dan lemas. “
Aku hendak menjawab, tapi Arya melambaikan tangan untuk mengatakan bahwa ia belum selesai.
“ Itu bahkan bukan hal terburuk, “ Arya melanjutkannya dengan suara bergetar. “ Aku sakit ketika menyadari kau hanya dapat merasa bahagia jika aku tidak ada di sekitarmu Aku tahu aku bukan orang yang menyenangkan untuk diajak tinggal bersama akhir – akhir ini. Aku berharap aku dapat membuatmu bahagia lagi, tapi aku tidak bisa hal itu membuatmu gila. Dan membuatku murung, Aku tidak ingin begitu. Aku tidak ingin menjadi laki – laki jalang tua yang mengerikan. “
“ Kau bukan laki – laki jalang yang tua yang mengerikan sayang, “ aku berkata.
Arya menampiknya. “ Di mana pun letak masalahnya, apakah itu kau, kanker menyedihkan atau aku, kau pikir bersamaku itu mengerikan, kau melarikan diri. Dapatkah kau menatap mataku dan berkata bahwa kau masih mencintaiku ?? “
“ Aku,,,,,,,,,,Aku,,,,,,,Aku tidak tahu ya,,,,,,,,,,,, “
Arya berhenti sejenak. “ Sudah kuduga jawabanmu akan seperti itu. Verza dengar,, aku sudah lama memikirkannya matang – matang mengenai hal yang akan kulakukan sekarang,,, “
Aku merasakan diriku semakin menciut menanggapi keberaniannya. Aku tidak menduga hal itu, rasanya seperti pertahanan yang jebol karena lawan tiba – tiba muncul di lapangan dengan tiga penyerang alih – alih dua. Ia berhasil menyusul dan menyamakan kedudukan.
“ Aku bahkan tidak ingin tahu apa yang kaulakukan saat dirimu berhura – hura yang katanya bersama teman – temanmu di sebuah pub hingga shubuh. Aku tidak ingin tahu siapa yang mengirmkan SMS kepadamu. Aku tidak ingin tahu dimana dirimu saat tidak mengangkat teleponku. Aku selalu curiga bahwa kau sedang menjalin hubungan selain dengan aku. Jika kau yang sakit mungkin aku pun akan berbuat sama , Aku mungkin akan mulai kencan dengan seseorang sejak lama. “
Aku memandang Arya terkejut. Apakah Arya mengetahuinya ?? Aku mencari petunjuk di wajahnya untuk menunjukkan kepadaku mana yang diketahuinya dan mana yang tidak. Tapi aku tidak punya waktu. Arya melanjutkan.
“ Tapi aku bukan kau. Aku seseorang lelaki pengidap kanker, dan mungkin hanya memiliki beberapa tahun lagi untuk hidup. Selama beberapa tahun itu aku rasa aku lebih baik sendirian daripada bersama seseorang lelaki yang tidak yakin apakah ia masih mencintaiku atau tidak. Ini akan terasa sulit, akan terasa mengerikan , tapi aku akan dapat melaluinya. Aku yakin itu.”
Arya berhenti sejenak, memandangku dan kemudian mengucapkan hal itu.
“ Mungkin kita harus berpisah za. “
Arya telah mengatakannya, kata berpisah. Segalanya mengalir deras memasuki kepalaku. Betapa leganya aku setiap kali aku melangkah ke luar pintu untuk ke kantor. Betapa bahagianya aku saat bisa pergi malam hari untuk bersenang – senang. Betapa nyamannya aku saat bersama Ridhy. Betapa tegangnya aku saat pulang ke rumah tidak mengetahui suasana hatinya saat ini. Betapa seringnya aku benar – benar merasa ingin melarikan diri selamanya. Dan sekarang aku bisa , jika aku mengiyakannya sekarang aku akan terbebas dari hubungan yang mendingin, dari kurangnya ke intiman, dari Kanker.
“ TIDAK,,,, !! “ Aku mengatakan tidak “ Tidak,,, aku tidak mau kita berpisah “ padahal aku menanti hal ini.
“ Kalau begitu apa yang kau inginkan Verza ?? Apakah kau ingin lebih banyak kebebasan ?? lalu,,,, katakan apa mau mu !! “
“ Bagaimana aku tahu apa yang kuinginkan ?? Tidak ada kanker, itulah yang kumau !! “ aku menjawab dengan marah.
‘ Jika kau menyingkirkan aku, kau akan menyingkirkan kankernya, “ ucapnya datar.
“ Tidak,,, aku tidak mau menyingkirkanmu !! “ Aku tercengang, karena aku menyadari bahwa diriku bersungguh – sungguh mengucapkannya dari lubuk hati yang paling dalam.
Arya tidak mengatakan apapun selama sesaat lalu Ia meraih tanganku. “ Minggu ini pikirkan baik –baik apa yang kauinginkan Verza. Aku tidak suka harus duduk dan menunggu sampai kau mengetahui apakah dirimu masih mencintai diriku. Tentu saja aku masih ingin tinggal bersamamu, tapi harus ada yang berubah. Kalau tidak, kita berdua akan melangkah sendiri – sendiri. Kau dan aku terlalu baik untuk mendapatkan penderitaan seperti ini. “
“ Ya Tuhan Arya,,,,, “ Aku berkata dengan lemah. “ Memikirkannya hanya akan mendapat kesimpulan seperti ini. “ Aku menggambar lingkaran di telapak tangannya dengan ibu jariku.
“ Jangan bicarakan lagi soal itu malam ini. Ayo kita bersenang – senang. “ Arya tersenyum “ Kita lihat saja apakah kita masih bisa melakukannya “
“ ya ,, aku tersenyum lebar. “ Ayo kita berhura – hura dan gila – gilaan, “
“ Rencana yang bagus Batman “
Sudah lama sejak kami berdua pergi bersama Arya untuk bersenang – senang. Kami bersenang – senang bahakan kami berdansa, kami tertawa – tawa bersama – sama.
Bergerak dengan pelan, kami kembali kerumah Ibu. Arya mencopot semuanya dengan kaki terpentang, dia tangga kecil didalam kamarku. Arya menatapku dengan roman wajah yang tidak pernah kulihat lagi sejak lama. Kami melakukan hubungan seks terpanas melebihi apa yang kami lakukan selama bertahun – tahun.
Arya sudah tidak ada di tempat tidur saat aku bangun, Sudah pukul lima pagi, aku mencari Arya dan ia sudah berada di dapur bersama ibu.
“ Kamu dah Sholat sayang ?? “ tanya Arya.
“ ini baru mau sholat, aku mencari kamu dimana, dan ternyata sedang sama ibu di dapur. “
“ Sholat cepat sana nak,,!! Ibu berkata
“ iya bu,, ini mau mandi dulu..”
Selesai sholat Karen masih tertidur dengan pulas. Diatas meja kerja di dalam kamar, aku melihat buku berwarna biru. Aku buka buku itu dan terdapat tulisan pertama Arya di buku ini, aku rasa ia baru menulisnya hari ini.
“ Berkat kanker saya belajar menikmati, menghargai, mencapai, menghibur, mengenal kepuasaan besar dan mendapatkan pemahaman sangat dalam tentang apa sebetulnya hidup ini. Terlalu banyak orang membuat kesalahan dengan menilai hidup dari panjangnya, bukan dari kedalamannya, atau dari masalah – masalahnya, bukan dari janji – janjinya. Kita tidak punya suara untuk menentukan tangan yang diberikan kepada kita dalam hidup ini, tetapi memiliki banyak kendali atas bagaimana tangan itu dimainkan. Kita semua bertanggungjawab untuk memunculkan makna kehidupan kita sendiri dalam setiap saat yang kita hayati. Ingatlah setiap saat hanya terjadi sekali dan tak pernah terulang lagi. Apapun kita ini, atau apa pun yang dikenang orang mengenai diri kita, berkisar di seputar pilihan kita dan tindakan kita. Sering kali aku berkata, Saya betul-betul diberkati sepanjang hidup saya karena saya mengidap penyakit mengerikan yaitu kanker “
Ya aku rasa sekarang Arya mulai menulis apa yang dipikirkannya didalam satu buku, mungkin tulisan – tulisan ini akan berguna pada masa depan.
Suasana hati Arya sedang riang, ie terus menerus mengacu pada seks yang kami lakukan tadi malam, dan ia mulai seperti dahulu, seperti Arya yang kukenal yang sering mengodaku. Kami belum membahas percakapan kami tadi malam, bahkan tidak sekarang saat Karen di tempat tidur. Kami duduk sambil membaca di teras depan, sementara Arya meraih dan membelai – belai tanganku. Aku tidak dapat membayangkan kami berpisah. Bagaimanapun KAMI TIDAK AKAN BERPISAH!!
Tapi aku masih tegang. Aku masih punya satu kartu terakhir, dan aku akan memainkannya sebelum kami dapat memulai permainan baru. Setiap kali Arya menatapku, aku ingin memulai berbicara. Berkali – kali rasa gugup menahanku. Aku mengumpulkan semua keberanianku sekaligus.
“ Dengar Ya, aku ingin membahas sesuatu denganmu,, sesuatu yang tidak berani kukemukakan..... “ Aku tak lagi menahan diriku.
“ Tentang,,,,,ehmmmmm,,,perselingkuhanku. " lanjut ku berkata dengan bergetar.
“ Aku sudah menduganya, “ Arya tersenyum. “ Kurasa membicarakannya akan berdampak baik bagi kita berdua, kalau begitu lanjutkan. “
Ya Tuhan, Arya begitu tegar sekali, berbeda dengan Arya yang dulu begitu emosi. Keberanianku sebentar lagi meledak.
Arya duduk lebih tegak. “ jadi ?? Keluarkan saja sayang !! “
Aku tertawa dan memutuskan untuk memuali dengan cara yang mudah. “ Aku yakin kau tidak pernah selingkuh bukan ?? “
“ Kau sungguh – sungguh mau mengetahuinya ?? “ Arya bertanya.
“ Ya, “ kataku tanpa dosa, sudah memformulasikan pengakuanku sendiri.
“ Kalau begitu jawabanya ya, “
Arya dapat melihat bahwa perkataanya belum kupahami.
“ Ya,, aku dulu pernah selingkuh Za. “
Aku menatapnya dengan mulut menganga, Arya yang selalu berkata akan meninggalkan ku sejak peristiwa bagas. Arya menjawab pertanyaan pemanasan dengan tenang. Arya bertanya untuk memecah kekakuan “ Apakah kau sudah duduk dengan nyaman ?? “
“ Uh,,,,Aku,,,,, ehmm,, Aku tidak tahu,,,, ah,,, kapan kau melakukannya ?? “ aku bertanya terbata – bata.
“ Aku melakukannya sebelum kita hidup bersama, sebelum aku berjanji akan setia denganmu, waktu aku masih di semarang kuliah dan kau sudah di jerman dengan foto – foto mu dengan seorang lelaki tempat tidur. “
“ Fiuh,,, “
“ Aku juga melakukannya dengan Yoga. “
“ Ah........... Apa ??
“ Itu.... “
“ Oh...... Kapan itu ?? “
“ Beberapa tahun lalu sebelum aku terkena kanker, dan itu selalu membuatku merasa bersalah denganmu, karena aku sudah berjanji pada mu dan tinggal bersama denganmu, Yoga terus-terusan mengajakku makan malam, tapi aku selalu menjaga jarak darinya, Dan saat kau pergi ke Thailand aku meneleponnya dan kemudia sesuatu terjadi ?? “
“ Dirumah Kita ?? “
“ Ya,, dan didalam mobilnya dan satu kali di rumah Yoga. “
“ Ya Tuhan, “ (Lihat siapa yang berbicara). “ Semuanya dalam satu malam ?? “
“ Tidak, kami bertemu dua kali lagi. “
“ Selama satu bulan kepergianku ke Thailand ?? “
“ Ya “, Arya mengatakan seolah – olah ia memberitahuku bahwa dirinya lupa mematikan kompor saat memasak.
Harusnya aku sudah tahu ?? Saat aku ke Jayapura aku pernah berkata kepada Arya bila aku mengijinkannya jika ia ingin berbalas dendam. Selama di Thaialnd bekerja aku selalu berpesta dengan Chandra dan rama. Arya tidak senang dengan hal itu karena Arya bisa menebak bahwa aku bukan pergi hanya untuk bekerja. Beberapa minggu kemudian, saat aku melihatnya di bandara, Arya menangis dan menghambur ke dalam pelukan ku. Satu jam kemudian kami bercinta, dan aku bertingkah seolah – olah aku tidak berhubungan seks selama sebulan lebih, kalau dipikir – pikir begitu juga dengan Arya. Si Jalang.
“ Dan kau ?? “ tanyanya..
“ Apa ?? “,,,,
“ Seberapa Sering ?? “
“ Oh.. “ Aku masih memikirkan bajingan Yoga, yang melakukannya di mobil. Dasar murahan. Dan Arya bersamanya. Ih........
“ Hallo ?? “ Tanya Arya tidak sabar.
Hm ?? Oh,, yeah,, Giliranku. Dari mana meulainya ya. Pertama – tama semua mantan pacarku yang tetap kutiduri setelah aku mulai berpacaran denga Arya. Jadi satu atau dua kali bersama MAREL,, setiap hari jumat malam selama enam bulan dengan FANNY, setelah aku berpapasannya dengan lapangan parkir Hall A Basket Senayan. Dan sesekali bersama RAMA setelah pesta – pesta yang tidak dihadiri Arya. Dan.......masih ada...........umm,,,,,,,,,,,,,Demi Tuhan, dari mana kah aku harus memulainya ?? Pengulangan tidak masuk hitungan, menurutku itu segalanya lebih mudah. Kalai begitu hanya tiga.
Aku tidak menghitung waktu – waktu bersama pelacur itujuga. Itub adalah kondisi di luar kendaliku. Tapi dua laki – laki ketika aku sama Anggoro sebenarnya bukan pelacur profesional , jadi aku harus menghitungnya (lima).
Kemudian di tempat kerjaku, SHEGI dan Bima, di tempat basket dengam BAGAS. Oh benar dan dengan DIDI penabuh Drum. Lima ditambah Empat jadi Sembilan, jadi dikanror sejauh ini aku melakukannya dengan Rama. Tapi aku sudah menghitungnya diantara mantan – mantanku. Dan aku belum melakukannya dengan Natasha. Jadi masih sembilan. Sial GALANG dengan tato diperutnya, aku bahkan tidak dapat mengingat namanya, teman hura – hura ku di Jerman dan kami melakukannya saat kembali ke Indonesia. Sepuluh.
Liburan – liburan dengan bocah – bocah gila di Batam. Kemudian akhir pekan yang kuhabiskan bersama Anggoro di Surabaya beberapa tahun yang lalu. Sebelas. Kemudian Thailand. Hmmm. Biar kupikirkan dulu. Coba hitung dari satu pulau ke pulau lain. Kalimantan, Pria dengan bokong seksi, dan seorang Pria yang manis itu. ehmm...... tiga belas.. dan satu lagi di Kalimantan DONNA,, Artinya itu ada empat belas.
“ VERZA seberapa sering ?? “ tanya Arya tidak sabar
“ Aku masih menghitungnya. “ kataku,,
Jadi Empat Belas,, semarang LUCKY, lima belas. Ada yang lain ?? Ketika dengan Dony aku melakukan dengan si Pelayanan, Enam Belas. Hmmm,, sejauh inikah liburanku.
Sekarang waktu acara hura – hura. Ya Tuhan,, belum apa – apa daftarkub sudah Enam Belas. Ahem, Pria saat pesta perpisahan teman tujuh belas. WISNU, saudara Graha saat Ulang Tahun, Delapan Belas. Gadis jawa tulen dari Solo dengan alis yang ditindik serta Pak Polisi di Solo, Dua Puluh. Oh aku pusing,, Dan mungkin masih ada sekitar lima sampai enam kejadian yang kulupakan. Dan RIDHY tentu saja. Aku memandang Arya, pasang sabuk pengamanmu. Selamat Datang ke Monofobia.
“ Za,,, Verza,,, ?? “
“ Umm,,,,,,agak lebih banyak daripada jumlah jemari di satu tangan. “
“ Lebih banyak dari jumlah jari di satu tangan ?? “
“ Dua tangan “,,,,,,
“ Ya Allah,,,,,,, “
“ Apakah Kau Kecewa ?? “
“ Aku berharap jumlahnya kurang dari itu Verza....... “ Arya berkata sambil menggelengkan kepala. Arya tidak semarah seperti yang kusangka. “ Apakah aku mengenal mereka ?? “
Gleek,, “ Apakah kau sungguh- sungguh ingin mengetahuinya ?? “
“ ya.. “
“ Jadi,, emmm,,, beberapa mantan Marrel dan Fanny.... “
“ Nah kan.. !! “Arya menghantam meja dengan telapak tangannya, nyaris penuh kemenangan. ‘ Sudah kuduga,, sudah kuduga Fanny si payudara besar, Aku tahu kau masih berhubungan dengannya !! Dan aku tahu soal Marrel, juga, aku bersyukur kita tidak pernah bertemu dengannya lagi. “ (Jauhkan Rama dari Semua ini Sekarang Juga). “ kapan semua ini terjadi ?? “
“ keduanya dimasa – masa awal hubungan kita “
“ Oh,,, Verza!! Ya Tuhan, kita dulu bercinta gila – gilaan waktu itu,, kita seperti kelinci, dan mengapa kau membutuhkan semua perempuan itu ?? “
“ Aku tidak tahu, Aku dulu tidak dapat menjauh dari perempuan dan laki – laki. “
“ Kau benar – benar kecanduan Verza !! “
Aku duduk dan mengangguk, kepala tertunduk.
“ Ada gadis atau lelaki lain yang kukenal ?? “
“ Yah,,, Wisnu. “
“ Wisnu ??????? “
“ Sepupu Graha.... “
“ APA ?? Wisnu ?? Kapan ?? “
“ Saat Tahun Baru 2007 ke 2008 “
“ Taruhan sama aku, pasti Graha tidak mengetahuinya kan ?? “
“ Tidak,, Graha tentu saja tidak tahu, aku sangat berhati – hati. “ Aku berkata dengan cepat.
“ Untung sekali ya. Kalau tidak namamu akan tercantum di halaman depan rumahnya. Kurasa Chandra tahu semuanya tentang perselingkuhan kau kan za ?? “
“ Kebanyakan ya,,,,,,, “
“ Sial,, aku benar – benar marah dengan semua ini, Verza, “
“ Tapi Chandra tidak akan pernah mengatakan kepada siapa pun. “
“ Bukan itu intinya !! Bagaimana perasaanmu saat teman – teman mu tahu bahwa aku melakukannya dengan Yoga ?? ,, Yah setidaknya terimakasih Tuhan. Graha tidak tahu apa pun, Dan....... bagaimana dengan Rama ?? Apa ia Tahu ?? atau tunggu dulu,, jangan – jangan kau ....... “ (oh tidak kumohon jangan tanyakan itu) “ Kau tidak bermaksud mengatakan bahwa kau juga melakukannya dengan Rama ?? “ aduh aku sontak kaget.
" Dengan Rama !! Ya Tuhan ,, Tidak “ Aku berbohong kepada Arya.
“ Untunglah, Tapi ia tahu kau berselingkuh ?? “
“ Ya,, Rama tahu. “
“ Sial,, dulu saat kau pacaran dengan Rama, apakah kau juga meniduri banyak wanita dan laki – laki ?? “
Aku mengangguk
“ Selalu tanpa kondom kan ?? “
“ Hampir,,, selalu memakainya, “ aku berbohong. “ Dan bagaimana denganmu saat dengan Yoga ?? “
“ Aku memakainya, aku tahu resikonya bila tidak memakainya, “
“ Uh,,, Syukurlah,, “
“ Tunggu dulu, kau tidak sedang berniat meletakan keselahan di pundakku kan ?? “ Arya berkata marah, dengan cepat aku menggelengkan kepala. Tawanya meledak. “ Oke.. Wah itu benar – benar menghibur, “ Arya berkata di sela – sela tawanya. “ Dasar kau Verza Bajingan Mesum ,,, aku lega kau memberitahuku, meskipun aku berani bertaruh ada beberapa yang masih kau sembunyikan, terutama akhir – akhir ini. “
“ Yah,, tapi kupikir itu sudah cukup bukan ?? “
“ Oke,,, Lupakan saja, Tapi kau harus berjanji satu hal kepadaku Verza. ... Dan itu adalah......... “ (Oh,, Tuhan aku dapat merasakan badannya mendekat,, oh tidak,, aku mohon)
Arya melanjutkan pembicaraannya “ Bahwa mulai saat ini kau tidak boleh selingkuh lagi,, aku mohon selama beberapa tahun sisa hidupku,, “
Sial,,, sial,, sial sial sial,, Hai,, Ridhy.
“ Aku janji, “ aku berkata ,, untungnya tanpa keraguan dan dengan senyum paling meyakinkan yang bisa kuberikan.
Kami semua sudah kembali ke Jakarta. Aku memberitahu Arya bahwa aku akan pergi dengan Anggoro malam ini. Arya mencium bibirku, dan ia berharap bahwa aku akan bersenang – senang. Pada hari setelah percakapan perselingkuhan kami di Yogya, Arya menangis sedikit. Arya berkata bahwa ia ingin hidup baru, Arya juga bangga kepadaku karena mau mengakui segalanya, Arya mempercayaiku lagi.
“ Kamu tahu,,Ketegaran menghadapi permasalahan adalah harga diri yang tak tergantikan,, Ketegaran menghadapi kesedihan adalah keperkasaan dan Ketegaran untuk menegarkan orang yang dicintainya adalah suatu keindahan.. “ Itulah kata – kata Arya sebelum kami tertidur setelah pembicaran perselingkuhan Di Yogya.
Aku tidak bisa mempercayai diriku sendiri, itulah sebabnya aku berjanji bertemu dengan Ridhy di luar mess. Aku sama sekali tidak mengetahui akan mengarah ke mana hubungan kamisetelah malam ini. Apakah aku berani mengungkapkan selamat tinggal dengan seks, suntikan kesenangan hidup, pembuat roti di pagi hari, raja pengganti, psikiater pribadiku ?? Aku merasa gugup saat aku mengedarkan pandangan ke sekeliling portico Senayan City apakah Ridhy sudah datang. Bulan depan Ridhy sudah memulai liga bola volinya, mau tidak mau selalam empat bulan Ia akan berkeliling daerah yang menjadi tuan rumah. Ini bukan kencan pertama dengan Ridhy. Nah di sana Ridhy, Ia melambaikan tangan dan tersenyum dengan gugup kepadaku. Aku menanyakan Ridhy ingin minum apa.
“ Aku kepingin minum Cucumber,, sekarang adalah malam terakhir kita. Aku benar kan ?? “
Aku tidak bisa menatap mata Ridhy, tapi ia menatapku. Aku merasakan matanya terpaku kepadaku saat aku mengawasi si pelayan mengantarkan pesanan kita. Pelayan itu melakukan lebih cepat dari pada yang kukira. Aku mengangkat gelasku dan mendentingkannya dengan gelas Ridhy. “ bersulang,,, “
“ Beri tahu saja aku keputusannya, “ kata Ridhy
“ Arya dan aku akan berusaha memperbaiki keadaan. “
“ Bagus,, aku ikut bahagiauntuk kalian berdua,, sungguh,, “
“ Dan aku sudah mengakui sebagian perselingkuhanku kepada Arya. “
“ Begitu ya,, Bagaimana reaksi Arya ?? “
“ Tidak terlalu buruk,, aku harus berjanji bahwa aku tidak akan berselingkuh lagi. “
“ Begitu ya,, bersulang demi malam terakhir kita,, kalau begitu eh ?? “ katanya mengejek, mengangkat gelasnya.
“ Tapi kita masih bisa menemui satu sama lain bukan ?? “ kataku berusaha sebaik mungkin, saat menyampaikan kabar buruk untuk meringankan proses tersebut. “ Sekarang kita telah memiliki segalanya, kau mempunyai hubungan rahasia dengan seseorang lelaki yang memiliki pendamping hidup yang tidak dapat kau ajak ke ranjang, dan aku memiliki kekasih atlet yang tidak dapat kuceritakan kepada siapa pun, kalau tidak aku terpaksa harus pulang ke rumah dan menjelaskan bagaimana kita bertemu. “ aku tertawa.
Ridhy tidak, Ridhy tidak terkesan, awan gelap melingkupi wajahnya. “ kupikir tidak ada yang lucu tentang hal itu mas. “ Katanya dengan ketus. “ Jangan terlalu naif !! Apakah mas tidak paham bahwa kita tak dapat bertemu lagi ?? tentunya mas bisa menyadarinya sendiri bukan ?? Kau tak bisa menjauh dariku dan aku tak bisa menahan diriku. Nantinya mas akan menghabiskan sepanjang hidup mas dengan rasa bersalah, dan aku akan menghabiskan masa hidupku merasa seperti gigilo. “
Sulit untuk menyangkalnya, tidak bertemu lagi merupakan jalan satu – satunya agar aku bisa menjaga janjiku. Aku mengenal diriku sendiri, seharusnya aku merasa lega. Aku meletakkan tangan di kakinya, Ridhy meraihnya dan meletakkan tanganku kembali ke kakiku.
“ Sebaiknya kita pulang,, sebelum kita mulai membuat kesalahan. “
“ Bolehkan aku mengirimkan pesan atau menelepon sesekali ?? “ Aku bertanya kepadanya, merasa malu seperti anak sekolahan, berdiri di luar rumah dengan sepedaku.
“ Lebih baik tidak, “ bisiknya, matanya terpaku ke lantai.
Aku mengantar Ridhy kembali ke mess, sebelum turun aku mencium bibir nya, ciuman terakhir untuk Ridhy.
Aku dan Arya kembali seperti dahulu, menghitung persedian obat Glivec dan menemaninya. Arya memberitahuku bahwa penelitiannya yang dipresentasikan di jepang akan menjadi penelitian yang akan diajukan untuk meraih gelar Prof Riset dari salah satu Universitas di Jepang. Arya semakin sibuk mempersiapkan itu semua. Aku selalu berkata untuk memperhatikan keadaan tubuhnya. Sebelum menerima gelar itu kami pergi ke dokter Abidin, ia melakukan pemeriksaan BMP (Bone Marrow Puncture), yaitu prosedur pengambilan sumsum tulang dengan menusukan jarum besar pada tulang dan menyedot sumsum tulang Arya. Pemeriksaan yang menyakitkan ini tidak membuat Arya menangis seperti pertama kali dulu. Ia sudah terbiasa dengan rasa sakit. Aku benar – benar khawatir dengan keadaan Arya yang kembali seperti dulu. Ia juga sering mimisan akhir – akhir ini.
Aku menemani Arya pergi ke Jepang bersama Mamah dan Ibuku tentu Karen juga ada. Bagi mamah dan ibu yang merupakan guru besar dikampusnya masing – masing tentu sangat bangga dengan apa yang diraih Arya. Diusia yang 31 tahun mendapat gelar Prof Riset Kepakaran Bidang Sport Managemant and Industry. Selain kami, ada juga perwakilan dari LIPI sebagai tempat Arya memulai penelitian ini, walaupun pada 1 Maret secara resmi SK Pensiun Dininya sudah keluar. Gelar Prof Riset pada usia 31 tahun merupakan yang termuda di Indonesia, sehingga banyak media yang memberitakan keberhasilan Arya.
Sebelum berangkat ke Jepang, dr Abidin memeriksa dan hasilnya myeloblast-nya 22 %. Yang artinya ada peningkatan 18 % dari kami pulang dari Yogya,,. Aku merasa cemas, namun menjadi Prof Riset adalah impian Arya.