BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Kehidupan Cinta (Antara Cinta, Kesetiaan dan Kanker) TAMAT

18911131419

Comments

  • Ya kita liat kelanjutanya saja nanti mas,, hehehe,, ak jg bingung mau dikemanain nie crita,,
  • @Rendesyah, biarkan aja mengalir secara alami, nanti juga ketemu arahnya
  • iya sih mas erik,, ak dah tahu mau seperti apa,, cm bingung kalau mau nulis buat sampai namatin ada sesuatu yg membuat jadi kembali ke masa lalu,, cuma itu aja,,
  • Iyah itu memang sakit, seperti membuka luka lama, menaruh garam, mengorek nya dengan jarum...what a bittersweet memories
  • DELAPAN BELAS

    Jika perawatan LV tidak segera dimulai, Arya tidak akan bertahan hingga tahun baru. Taxotere sialan itu, dengan segala penderitaan yang ditimbulkannya, hanya akan memberi kami waktu tambahan kurang dari enam bulan, Ya Tuhan. Organ hati Arya bengkak sehingga kau dapat melihatnya seperti bola besar disamping bagian perutnya. Organ hatinya nyaris tidak berfungsi sekarang, tapi lebih banyak lagi mengeluarkan keringat (asites). Sejak pungtur yang pertama Arya harus mengosongkan perutnya setiap minggu. Yang terakhir adalah rekor terbaru Tujuh koma satu liter. Proses kembalinya fungsi organ tubuh seperti semula habis pungtur sangat menyiksa. Kadang – kadang Arya berjalan berkeliling selama berhari – hari sampai Ia tak lagi dapat menyembunyikan penderitaannya dariku. Dan kemudian segalanya dimulai kembali.

    Bersamaan dengan keluarnya cairan tersebut, protein – protein juga meninggalkan tubuhnya. Kondisinya benar – benar merosot dan Arya tidak memiliki banyak energi setiap minggunya. Pada hari – hari ketika perutnya penuh, Arya tidak dapat berjalan hingga seratus meter. Namun minggu lalu, Arya ingin keluar untuk beberapa saat. Kami membawa kursi roda yang kami dapatkan dari unit perawatan rumah dan pergi berjalan – jalan. Aku berbohong kepada Arya bahwa aku tidak berkeberatan untuk mendorongnya. Kenyataannya aku berjuang sekuat tenaga untuk menahan air mataku.

    “ Vather pernah memberitahumu bahwa Vather tidak dapat berjalan dengan baik lagi, dan itulah sebabnya kita memiliki sebuah kursi roda. Kemudian kamu bilang kamu akan menggendong Vather. Vather merasa itu perbuatan yang sangat manis sekaligus menyedihkan dalam waktu bersamaan sehingga Vather menangis, dan sekarang ketika Vather menggambarkannya Vather menangis lagi. Terkadang semua ini sangat ,, sangat berat,, Beberapa saat lalu kamu menghampiri Vather sendirian dan bertanya apakah Vather masih sakit. Dan saat kamu ikut ke rumah sakit minggu ini dan melihat dokternya, kamu bertanya,, “ Apakah ia akan membuatmu merasa baikan Vather ?? “ “

    Tulisan Arya untuk anak kami.

    Arya ingin melakukan segalanya, tapi ia tidak dapat melakukan satu pun. Hari minggu lalu ia mengambil alih tugas menjaga Karen, supaya aku bisa tidur. Pada pukul setengah sembilan Arya membangunkanku karena ia sudah muntah dua kali. Sekitar tengah hari ia perlahan – lahan mulai lagi. Jadi aku menggantikan pakaian karen pada pagi hari, memberinya bubur, dan mengantarkanya ke rumah mamah. Pada akhir pekan aku mengatarkan Karen ke pertenakan sapi di bogor atau ke taman bermain di komplek. Kadang – kadang kupikir betapa menyedihkannya bagi Arya bahwa aku tidak memberitahunya kemana aku dan Karen pergi. Di buku Arya, ia menulis lagi.

    “ Sebagian besar hari Vather tidak dapat beranjak dari tempat tidur sampai sekitar pertengahan hari. Papah bangaun denganmu setiap hari dan melakukan semua pekerjaan rumah. Kadang – kadang Vather membentak papah karena Vather tidak dapat melakukan pekerjaan itu sendirian. Orang – orang yang terdekat denganmulah yang paling sering terkena dampak buruknya, terlepas dari betapa tidak adilnya semua itu. Namun Vather punya keyakinan bahwa Papah dan Vather menjadi lebih kuat bersama – sama dari pada sebelumnya. Terlepas dari apa yang terjadi, papah masih mencoba untuk menikmati berbagi hal, dan hal itu menggembalikan kekuatan vather, jadi kami masih tetap bersenang – senang kapan pun Vather merasa sehat satu hari atau lebih. “

    Namun Arya jarang merasa sehat. Titik terendahnya muncul saat Arya harus melewatkan pesta ulang tahun Karen. Arya berusaha beranjak dari tempat tidur, Arya berpakaian tapi tidak berhasil. Ia terlalu lemas dan sakit.

    “ Jika aku tidak dapat melakukan hal sesederhana itu, tamat sudah riwayatku menjadi orang tua,, “ Isak Arya saat aku dan Karen kembali ke kamar.

    Banjir mengalir di pipiku.

    Aku menyadari bahwa Arya menduga akhirnya kami semakin dekat. Arya pun mengerjakan rencana – rencana, niat – niat dan gagasan – gagasanya dengan langkah yang dipercepat. Arya memberitahu Rama, Anne, Chandra dan Graha contohnya, bahwa mereka membuat satu cincin. “ Anggap cincin itu sebagai sebuah cincinperingatan. “ Aku sudah membuat satu cincin yang nantinya akan mengganti cincin ku dengan Arya. Arya memintanya diukir “ untuk cintaku xxx Arya “

    Dalam sebuah email yang ditujukan kepada teman – teman dan kenalan – kenalan, Arya meminta mereka untuk menuliskan sesuatu tentang dirinya kepada Karen. Surat – surat datang membanjiri. Kami membeli sebuah kotal besar tempat kami menyimpan surat tersebut, sekaligus buku harian Arya dengan foto – fota dan gagasan Chandra dua video tentang teman – teman yang membicarakan Arya. Karen tidak akan memeiliki vather, tapi jika Karen mau mencari tentang Vather dapat mencarinya lebih banyak lagi dikotak ini.

    Dalam sebuah yap dari Yayasan Kanker Indonesia yang dilihatnya tergeletak di ruang – ruang rumah sakit, Arya membaca tentang psikolog anak yang memiliki spesialisasi dalam menangani kesedihan pada anak – anak. Kami berakhir dengan menemui psikolog yaitu mamah Arya sendiri, tanpa Karen, karena kami ingin berbicara secara bebas. Kami tidak ke rumah, melainkan ke tempat mamah Praktek di Salemba. Ruang konsultasi mamah dipenuhi mainan. Ada gambar hasil karya anak – anak di dinding. Salah satunya menunjukan tanda bintang besar dan sebuah boneka bersayap. “ My Father, “ begitu yang terbaca dari sebuah tulisan tangan kekanak – kanakan. Aku berharap Arya tidak melihat gambar tersebut. Mamah menjelaskan apa yang diingat anak – anak mengenai apa yang terjadi sebelum ulang tahun mereka yang keempat, apa yang mereka pahami tentang mengenai konsep kematian, dan apa dampaknya pada anak – anak yang tumbuh besar hanya dengan orang tua tunggal.

    Saat kami memberitahu mamah bahwa Arya sedang melakukan proyek suratnya untuk Karen, Mamah berpikir bahwa itu hebat. Kalau tidak, Karen tak akan mengingat apa pun tentan Arya. Arya mendengarnya dan tak dapat menahan air mata, Mamah menunggu selama beberapa saat dan memberitahunya bahwa anak pada usia empat tahun dapat dipersiapkan dengan sebagaimana mestinya untuk menghadapi kematian salah satu orang tuanya. “ Jangan terlalu cepat melakukannya ya, “ Mamah berkata “ Tapi jangan menyembunyikan fakta bahwa Arya sebagai Vather sedang sakit. “

    Mamah memberi kami beberapa tips mengenai cara memberi tahu Karen, dan memperingatkan kami mengenai sesuatu yang disebutnya sebagai “ perilaku alienasi “ .” Saat anak anak mendengar atau menyadari bahwa mereka akan kehilangan seseorang yang mereka cintai, mereka terkadang bertingkah kurang menyenangkan, atau bahkan menjengkelkan kepada orang itu. Ini merupakan reaksi naluriah untuk melindungi dirimereka sendiri dari rasa sakit saat orang itu tidak lagi bersamanya. “

    Apa yang dikatakan mamah membuatku terperenyak, tapi bukan hubungannya dengan Karen. Aku menyadari perilakuku sendiri. Keraguan apakah aku masih mencintai Arya, Monofobiaku, yang diasumsikan sebagai bentuk kemurungan yang semakin meningkat. Si Bocah Verza sedang mempertunjukkan perilaku alienasi. Pada malam hari aku membacakan dongeng katak dan si burung kecil kepada Karen, sebuah buku yang diberikan mamah.


    Burung itu terbaring telentang, dan beberapa orang berpikir ia tertidur, yang lain menganggap ia kelelahan.

    Kelinci berlutut di samping si burung dan mengamatinya dengan saksama.

    “ ia mati, “ katany
    “ mati, “ kata katak, “ apa itu ?? “

    Kelinci menunjuk ke angkasa

    “ Setiap makhluk hidup akan mati, “ katanya
    “ kita juga ?? “ tanya katak, terkejut

    Kelinci mengetahuinya secara pasti

    “ Mungkin nanti saat kita sudah tua, “ ia berkata

    Mereka menguburkan burung kecil itu, dan merasa sedih. Kemudian mereka pergi dan kembali bermain dengan riang.


    Saat aku membacakannya keras – keras, Karen membelai tanganku dengan tangannya yang mungil. Karen melihat bahwa aku kesulitan, dan merasa sedih untukku. Dan aku merasa sedih untuknya, karena Karen tidak mengetahui bahwa burung kecil itu adalah Vather.

    Arya memiliki cara tersendiri untuk menceritakanya.

    “ Kita membeli dua ikan, yang Vather beri nama Lala dan Dipsi. Menurutmu mereka sungguh menyenangkan. Minggu lalau Lala mendadak mengambang di mangkuk ikan, terbujur kaku. Vather tidak berpikir hal itu buruk, karena sekarang untuk pertama kalinya, kamu akan melihat dengan mata kepala sendiri bahwa hewan – hewan dan orang – orang mati. Kamu bertanya bagaimana mungkin ia tidak lagi hidup, dan Vather memberitahumu bahwa ia mungkinsakit parah dan tidak dapat sembuh, seperti yang terkadang terjadi pada orang – orang. Lalu mereka juga mati. Aku memberiatahumu bahwa Lala mungkin akan pergi ke surga ikan. “ Dan tempat itu adanya di toilet, “ katamu. Sementara itu Dipsi juga mati, dan kita menyiramnya masuk ke dalam toilet pula, namun kamu tidak perlu terlalu sedih, karena paling tidak ia akan bersama teman kecilnya lala lagi. Nanti, setelah vather mati. Vather akan pergi ke surga manusia dan kamu berkata kepada dirimu sendiri bahwa tempat itu ada di antara awan. Jadi kamu akan mulai memahaminya, walau sedikit. “
  • It breaks my heart...
  • Sesungguhnya emang verza yg sakit di sini
    Secara akal, dia emang sdh kehilangan seseorang yg membuat dia puas, dan haru mencari kepuasan lain
    Ga sabar nunggu endingnya, dan kayaknya kalo d buat buku asik nih, hahahaha
  • SEMBILAN BELAS

    “ Ridhy, kami membeli sebuah rumah,, Di Pondok Indah,, Arya benar – benar terlihat bahagia. Hebat... Bukan ?? “,, pesan singkat ku untuk Ridhy.

    Pondok Indah berada di kawasan Jakarta Seletan, Lokasi ini dipilih dekar dengan rumah Mamah yang berada di Kebayoran Lama. Arya sangat gembira, ia menelepon dan mengirim pesan kepada setiap orang mengenai rumah itu. Graha dan Kara mampir melihat – lihat, dan aku merasa sedikit malu. Rumah itu indah, masih banyak pohon dan lebih besar dari yang lama. Dan nantinya tidak akan ada tiga orang yang menempati rumah itu, hanya dua. Hari Sabtu setelah kami menandatangani kontraknya, kami pergi ke beberapa tempat perkakas rumah di Informa Pondok Indah. Menurut Chandra, perkakas di Informa cukup bagus. Namun baru beberapa puluh menit Arya mulai kelelahan. Perutnya mulai membengkak lagi, dan begitulah kami memiliki kotak besar berisi rumah, memiliki cukup uang dan waktu untuk membungkusnya, tetapi tidak memiliki energi untuk membeli apa pun untuk diletakkan di dalamnya.

    Sementara itu kami menuju ke rumah Chandra dan memintanya untuk membantu, Ia dengan senang hati melakukannya. Chandra antusias mengerjakan proyek itu. Setiap malam kami melihat – lihat penutup lantai, kayu dan pelapis, mengamati katalog – katalog perabot dan brouser brouser lampu. Kami kelihatan seperti pasangan yang menjadi pemenang sebuah kuis untuk berbulan madu.

    Pada hari minggu setelah kami mendapatkan kuncinya, mamah datang untuk melihat – lihat. Aku tahu hal itu akan segera terjadi, namun aku masih tetap terkejut saat itu benar – benar terjadi. Setelah kami menunjukkan keseluruhan rumah kepada mamah, dan berdiri di lantai dua di dalam kamar yang akan menjadi kamar bagi Karen. Mamah menutup mulutnya dengan tangan, bahunya mulai bergetar. Aku menghampiri dan memeluknya. Kami berdua tahu Arya tidak akan pernah memeluk Karen di sana seperti dirinya memeluk putranya dulu.

    Tiba – tiba saja LV-nya berfungsi dan Arya mulai merasa lebih baik. Pada pagi hari ia masih merasa mual, tapi pada siang hari ia memiliki sedikit energi dan sering mulai bekerja baik mengajar, menjadi penguji, pembicara seminar, ke lapangan baseball dan banyak hal. Karena kelelahan bekerja ia terkena hernia. Namun itu adalah hal yang baik bagi kami, karena aku bisa melihat Arya lebih bergairah dalam menjalani harinya dengan rumah barunya tentu. Rumah baru itu adalah keberhasilan besar. Aku mengurus segalang, Bank, jasa pemindahan, notaris, dan penjualan rumah lama kami. Arya tidak perlu memikirkan apa pun dan itu juga hal bagus karena Arya juga memikirkan masa depan,, Masa depan,, hmmm. Aku menunggu datangnya saat – saat itu setiap hari.

    Walaupun pekerjaan membereskan rumah sebenarnya dilakukan oleh para orang lain yang setiap hari kami bayarkan upahnya, namun kecepatan mereka memberi kami sedikit alasan untuk mengeluh. Mereka berpacu menyelesaikan satu kamar yaitu kamar Karen. Kamar Karen memang harus kami selesaikan dahulu. Jika para pekerja dan terapi LV terus bekerja seperti itu, maka Arya akan sempat tinggal di rumah baru.

    Orang – orang disekitar kami sulit mengikuti semua itu. Tak seoarang pun mengatakan apa pun, namun kami menyadari teman – teman mulai meragukan apakah semua ini sedramatis seperti yang selalu kami katakan. Aku mendengar lewat rama dan Chandra bahwa seseorang di kantor ku berani bertaruh bahwab Arya akan tetap hidup hingga usia Tujuh Puluh Tahun. Aku juga pernah mendengar Graha memberitahu Chandra bahwa Arya terlihat seperti dulu sangat mempesona. Saat aku mendampingi Arya ke sebuah pesat pernikahan teman Arya di LIPI, Arya ditanya kapan ia akan kembali bekerja. Bukan apakah, tapi kapan..

    Aku dapat memahami hal itu. Kami berkata bahwa Arya mengidap sejenis kanker dengan peluang untuk hidup sangat rendah. Kami berkata masa hidupnya tinggal satu tahun. Dan kemudian kami memberitahu bahwa Arya pasti akan meninggal, karena kankernya telah menyebar. Pada awal Bulan Ramadhan segalanya terlihat sebagaimana adanya. Arya semakin kelihatan sakit setiap harinya. Dan sekarang kami sedang menjalani beberapa bulan lagi, dan Arya beredar di segala tempat. Kau dapat melihat segalanya baik – baik saja. Kondisi Arya kelihatan sehat. Rambutnya sudah tumbuh kembali, Arya terlihat sunggah menawan, kau tidak bakal mengetahuinya bahwa di dalam dirinya terdapat slang yang menyambungkan ke hatinya, Arya sangat riang dan baiklah Arya terlihat sedikit lebih kurus dan ada perut yang terus membesar, dan itu bukan hal yang bagus, tapi segalanya masih baik – baik saja kan ??

    Teman – teman, keluarga, rekan kerja dan kenalan – kenalan hanya dapat membayangkan bahwa seseorang hidup dengan penyakit yang mengancam jiwa selama rentang waktu tertentu. Seseorang yang sedang mengidap penyakit mematikan hanya memiliki dua pilihan ; bertambah sehat atau meninggal seiring perjalanan waktu, sesederhana itu bukan ?? Segalanya tidak sesederhana itu.

    “ Ada banyak pasien yang mengikuti terapi LV yang dapat berjuang melawan kanker selama bertahun – tahun, “ dr Irawan memberitahu kami, “ namun ada kemungkinan juga bahwa perawatan tersebut tidak berfungsi minggu berikutnya. Kami tidak tahu “

    Garis finish dari marathon telah dipindahkan lagi. Dan kami tidak tahu jaraknya berapa kilometer. Kami terlempar ke dalam ketidakpastian. Seperti yang kami jalani selama seluruh tahun pertama, sejak semula kanker itu ditemukan , Trims Dokter Irawan.

    Sekarang begitu kandisinya membaik, Arya secara alamiah tidak dapat mengisi seluruh harinya dengan bekerja, walaupun ia telah berusaha sebaik mungkin. Arya mulai memikirkan hal – hal lain lagi. Seperti pengakuanku pada saat di Yogya. Awalnya Arya menahan diri. Kami hidup bahagia satu sama lain, dan ingin menikmati hidup sampai batas waktu maksimal yang masih kami miliki bersama – sama. Kemudian tubuhnya membuat kondisinya merosat drastis sehingga semua perhatian dan energinya tercurahkan pada kelangsungan hidup fisik. Namun sekarang asimilasi masa lalu monofobiaku kembali menjadi agenda Arya. Akhir – akhir ini ia lebih sering dan sering lagi meneleponku sepanjang hari untuk mengecek keberadaanku, dan mengajukan pertanyaan pertanyaan lebih jauh mengenai apa yang kulakukan jika aku keluar selama satu jam.

    Dan Arya belum mengatakannya, tetapi aku dapat merasakan bahwa Arya ingin mendiskusikannya dengan ku tentang acara jumat malam ku. Pada titik ini, aku mulai kesal, ia bahkan berani mengungkit – ungkit hal itu. Acara Jumat malam Verza, Sialannnn, apakah tidak ada lagi hal yang sakral di dunia ini ??

    Sekarang adalah hari jumat, rencanaku adalah pergi keluar dan makan bersama Anggoro lalu pergi ke rumah Ridhy. Aku mengenakan kemeja merah muda dan sepatu kulit, kemudian pergi ke ruang keluarga. Arya berbaring di sofa sambil menonton televisi. Dari matanya aku dapat meliahat bahwa kecurigaanku terbukti. Aku memasang wajah paling bodoh dan menciumnya.

    “ Sampai nanti malam sayang, “ aku berkata semanja mungkin.

    “ Sebenarnya aku tidak mau kau keluar malam ini,, “

    “ Sayang kalau sesuatu terjadi,, aku akan ada di rumah dalam waktu lima belas menit. Aku akan membawa ponselku.. “

    “ Bukan itu maksudku. Aku hanya ingin kau tetap tinggal di rumah.. “

    “ Maksud mu ?? Aku sudah berjanji akan menemui Anggoro dalam waktu tiga puluh menit lagi, aku sudah memberitahumu sebelumnya !! Aku sudah tak sabar menunggu saat aku bisa sedikit bersenang – senang pada malam hari,,, hari ini adalah satu – satunya relaksasiku selama seminggu, “

    “ Seharusnya kau sudah memikirkan hal itu sebelum pergi dan meniduri laki – laki itu,,, “ Katanya dengan dingin.

    “ ARYA,,,,,,, Ini menggelikan, kita sudah membahas semua itu di Yogya. “

    “ Ya,, dan sekarang aku memandangnya secara berbeda. Jika kau keluar, bagaimana mungkin aku bisa memastikan kau tidak akan selingkuh ?? “

    Aku tidak tahu bagaimana, tapi dengan satu dan lain hal, aku juga berhasil bersikap bersikap galak. “ ARYA!!! YANG BENAR SAJA !! AKU MENEMANIMU SELAMA PERAWATAN KENO, RADIASI, AKU BERSETERU DENGAN DOKTER HANYA UNTUK MU, AKU MEMANGGIL MEREKA DARI TIDUR MEREKA KARENA DIRIMU,, AKU,,, AKU,,, AKU MELAKUKAN SEGALANYA UNTUKMU !! “

    “ Segala hal yang kau lakukan untukku tidak ada hubungannya dengan itu. itu adalah hal yang normal, dalam suka dan duka. INGAT KAN, VERZA MAHAWIRA ADITYA ?? Apakah kau benar benar tidak bisa menunggu dalam hitungan bulan untuk menemaniku di saat aku bisa melakukan hal – hal yang tidak bisa aku lakukan ketika aku tidak ada energi ?? “ Bentak Arya

    Hening sesaat,,,,,,,,,

    Sekarang aku benar – benar marah, Arya tidak bersungguh – sungguh, Arya tidak boleh bersungguh – sungguh. Aku menunggu beberapa saat untuk memberinya waktu agar ia menarik ucapannya. Alih – alih ia menatapku dengan sikap menantang.

    “ Jawab VERZA MAHAWIRA ADITYA...!!

    “ Baiklah.. “ kataku dengan suara parau. Aku meraih ponsel, melemparkannya ke sofa dan berkata,, “ telepon saja dr Frans atau suster Fitri,, atau kau mau menelepon Graha dan Kara,, atau mamah,,, Biar mereka saja yang merawat m, jika kau pikir semua hal yang kulakukan adalah sesuatu yang normal,, Aku akan tidur di hotel malam ini..... “

    Aku bangkit dan berderap pergi,, Arya melempar ponsel itu ke arah ku..... “ Pergi saja,, Sana sembunyi lagi !! Pergi dan Tiduri semua laki – laki dan perempuan lain lagi,, “ Arya memekik,, “ Pergi sana Verza Sialan !! Aku tidak membutuhkanmu !!,, “

    Dengan marah aku mendorong pintu ke lorong sampai terbuka. “ Aku tidak membutuhkanmu. “ Kalau begitu hadapi kanker sialan itu sendirian Arya Wirasena Putra Sasongko
    , aku sudah muak. Dengan marah aku memasang jaket dan membuka pintu keluar membuka pintu depan.

  • @Yogatantra - Maafkan daku,, heheheheh @Dhika_smg ,, hehehehehe,, endingnya agak lama ya,,
  • Wow..suka banget dengan karakter Arya yang sudah menunjukkan perlawannya...:)
  • Berharap Arya sembuh dan memberi pelajaran kepada Verza dan menendang pantat Rindi :P
  • mudah saja menghakimi kelakuan verza dan ridhy, tapi bisakah kita kalau ada di posisi mereka?
    membaca dan mendengar cerita terasa mudah dibandingkan jika kita melakukannya.
  • Hmmm, oke, buat laki2 lain datang ke arya
    Mungkin dari masa lalunya
    Mungkin dari sesuatu yg bisa membuat arya bahagia
    Hmmm, apakah ini yg d rasakan laki2 dg istri yg juga sakit kanker?
    Kalau kita nampaknya dg mudah yah berselingkuh, kalau mereka yg memiliki istri penyakitan, bagaimana? Hmmmm jadi mikir aja sih
  • Semoga tak ada penyesalan pada verza... Sifat asli tak akan berubah... Arya sebenarnya sudah tahu dari awal...
  • Makasih semuanya,, @Yogatantra @adinu @Dhika_smg @erickhidayat,, Lagi ada pembahasan anggaran 2014 jadi kemarin gak update seharian,, hehehehehe,, memiliki orang yang kita sayangi menderita kanker penuh dengan pelajaran,, selalu melihat dari segala sudut pandang,, jangan dari satu sudut pandang saja
Sign In or Register to comment.