It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Pada bagian ini merupakan akhir dari cerita ini,, Bagian ini bercerita hanya tentang Arya,, Selamat menikmati
Pesta kejutan yang dibuat oleh Arya mungkin yang terakhir, karena seminggu setelah itu Arya terlihat begitu mengkhawatirkan. Aku benar – benar kebosanan berada di ruang tunggu di luar kantor dr Irawan. Aku telah selesai membaca majalah sepak bola yang kutemukan di rak dekat pintu masuk. Aku mulai membaca berkas Arya. Perawat yang baru mengosongkan perut Arya menyerahknanya kepada kami, dengan permintaan agar kami menyerahkannya kepada dr Irawan. Perut Arya sudah dikuras sebanyak enam belas kali, aku membaca dan menjumlahkan angka – angkanya.
“ Apakah kau tahu berapa liter cairan itu yang telah mereka keluarkan dari tubuhmu ?? “
“ Tidak Tahu,,,”
“ Lebih dari tujuh puluh satu liter,,,,,,”
“ Hahahahahaha,, melebihi timbanganku sebelum mereka mulai melakukan pungtur kepadaku.. “
Berat badan Arya sekarang hanya 47 Kg. Kau dapat melihatnya semakin kurus seiring dengan berlalunya hari. Enam bulan yang lalu beratnya 68 Kg. Karena kekurangan lemak, ia kedinginan sepanjang waktu selama beberapa minggu terakhir. Termostat di ruang duduk di pasang pada suhu dua puluh empat derajat, dan untung saja kami memiliki kasur air, karena kasur biasa akan terlalu keras. Sekarang hanya tinggal kulit diantara tulang dan matras itu, tidak ada lemak.
Kami tidak punya firasat baik dengan diskusi yang akan kami ungkapkan kepada dr Irawan. Pungtur – pungtur yang biasanya dilakukan satu kali setiap dua minggu pada awal perawatan LV, Kini mulai dilakukan setiap beberapa hari. Sekali. Dan rasanya semakin tidak menyenangkan. Kelihatannya orga tubuh Arya berubah menjadi bubur, dan rasanya sakit dan bertambah sakit setelah setiap kali pungtur. Pungtur yang terakhir rasanya mengerikan, bahkan dengan suntikan morfin, Arya muntah karena kesakitan. Kupikir aku sudah mengalami trauma abadi mengenai gambaran pendamping hidupku dengan kepala yang berada di atas baskom muntah, sementara slang dari perutnya perlahan – lahan mengisi ember tersebut dengan berliter – liter cairan kuning keruh.
“ Silakan duduk,, “ kata dr Irawan rama.
Kami telah menemuinya sebanyak enam belas kali sebenarnya, sejak kami pindah ke rumah baru. Ada perasaan saling menghormati. Ia tahu kami tidak mengeluh dan memprotes, seperti yang dilakukan pasien yang lain, dan kami tahu ia tidak akan menipu dan memperdaya kami, seperti yang umumnya dilakukan dokter – dokter kami terdahulu. dr Irawan akan memberikan kami kepastian baru.
“ Penanda kankernya aktif lagi, terapi LV nya telah berhenti berfungsi.. “
“ Dan apa artinya dok ?? “ aku bertanya, meskipun akutahu apa yang akan dikatakan.
“ Aku khawatir kita benar – benar akan terpaksa berhenti berjuang sekarang,, “
Maka begitulah akhir dari perjalanan
Arya duduk sambil menatapku, dengan tangan menutupi mulutnya. Aku memegang satu tangnnya yang lain dan membalas tatapannya.
“ Apa sebaiknya kita pulang ?? “ aku bertanya hati – hati.
Arya mengangguk,,
Kami mengatur janji temu di kantor dr Irawan tiga minggu sekali. Sedikit penuh harap, karena pada saat itu Arya mungkin tidak akan bersama – kami lagi, dan peran dr Irawan akan berakhir. Satu – satunya hal yang bisa dilakukan untuk Arya adalah menandatangani surat – surat yang mengistruksikan ahli obat untuk menyuplai morfin, kytril, kodeina, prednison dan temazapem. Aku menstarter mobil dan mendengarkan musik. Masalah tidak berakhir dengan sendirinya.
Malam hari kakaknya Arya yang juga merupakan sahabat karib ku Andri Prabadaru Putra Sasongko datang ke rumah, Andri datang bersama istri dan anak – anaknya, didepan pintu masuk Andri memelukku dan berbisik “ terimakasih za, kau merawatnya dengan baik,, dari awal aku percaya kamu, walaupun aku tahu kebiasaan buruk mu sulit dihilangkan,, “. Aku hanya tersenyum dan menepuk punggung belakang Andri. Aku mengantar Andri dan istrinya ke atas, aku lihat Arya begitu senang kakak tersayangnya datang. Ini merupakan kedua kalinya Andri datang mengunjungi Arya, dengan tugas Andri sebagai tentara penjaga perbatasan membuat dirinya sulit untuk mengunjungi Jakarta.
“ Kau tahu, mas tidak bisa melakukan semua ini tanpa dirimi ?? “ ucap Andri
“ Melakukan apa ?? “ Tanya Arya
“ Semua Ini,,,Kehidupanku,, “ Andri merentangkan lengannya lebar – lebar, seolah – olah ingin memeluk dunia, dan air matanya tampak tergenang,, “ Mas tahu hal ini pasti sulit untuk mu de,, “
“ Sudahlah mas,, “,, Arya memotong ucapannya, menyadari bahwa beberapa kata tersebut sudah cukup.
Aku dan istri Andri beserta anak – anaknya meninggalkan Andri dan Arya dikamar, memberikan waktu kepada kakak adik untuk saling bercengkerama. Aku mengobrol banyak hal dengan Desy istri Andri, ia berkata betapa sedihnya Andri ketika pertama kali tahu adiknya terserang kanker, hingga hari ini Andri selalu mengkhawatirkan adiknya. Malam ini Andri beserta keluarga menginap dirumah, aku mengantarkan Desy beserta anaknya ke kamar untuk bersitirahat. Setelah itu aku kembali ke kamar,, Saat Arya berbicara dengan kakaknya aku fokus dengan pekerjaan ku di meja kerja.
“ Jantungku masih berdetak kan mas ?? “ Tanya Arya “ Dengan setiap detak jantung, semua orang dengan perlahan , tapi pasti mendekati kematiannya. Kenyataan bahwa jantungku masih berdetak membuktikan bahwa aku masih hidup.. “
“ Memiliki detak jantung saja tidak cukup de, Ade harus melawan kanker ini,, bila tidak penyakit itu tidak akan pernah pergi,, “ Aku lihat Andri berbicara sambil menggenggam tangan Arya.
Arya menarik napas panjang dan bergumam,, “ Mas Andri sama sekali tidak memahami kehidupan. Kehidupan bukanlah pertempuran antara kebahagian dan kesedihan. Kehidupan bukanlah perjuangan untuk hidup atau mati,, Bahkan kehidupan tidak pernah menjadi pertempuran. Hidup adalah cerita. Kita takut mati karena mengira akan dilupakan, tapi itu tidak benar. Kita tetap ada, bahkan setelah kita mati, karena orang – orang yang menyayangi kita akan mengingat kita. Kita diingat orang karena berbagi cerita yang membentuk kehidupan.. “
Aku dan Andri saling memandang, sementara Arya hanya tersenyum. Andri pamit ingin istirahat, dan aku mendekati mereka Arya dan Andri.
“ Seandainya mas Andri dan Sayangku telah mempelajari sesuatu dari penyakitku ini,, Manfaatkanlah,, “ Arya berbicara dengan pelan sekali.
Andri mengatakan kepada adiknya bila Ia sangat bangga menyaksikannya dan menjalanu hidupnya dan Andri juga mengatakan banyak pelajaran penting dari Arya.
“ Semua orang berkata seperti itu,, “ desah Arya dengan lemah “ Tapi aku tidak yakin semua orang benar – benar melakukan hal yang lebih baik karenanya. Berjanjilah bahwa kalian akan melakukan sesuatu untuk kebaikan, membuat semuanya lebih baik.. “
Aku mengantarkan Andri ke kamar tidurnya, kami mengobrol sebentar, minum kopi berdua dan membicarakan banyak hal. Satu jam kemudian Andri pamit untuk istirahat, dan aku kembali ke kamar Arya.
“ Sudah tidur sayang ?? “,,, tanyaku
“ Aku sudah tidak sanggup lagi,, “ Arya menatapku dengan mata hitamnya yang besar, yang dengan cepat dipenuhi air mata.
“ Sayang kau pasti sanggup,, “
Aku memeluknya erat – erat, membelai kepalanya, mencium keningnya. Arya meringkuk lebih dalam di bawah selimut dan tenang di dalam pelukan ku. Aku tahu sejak pertama didiagnosa leukimia, Arya berusaha keras untuk tegar, untuk meraih cita – citanya dan impiannya dan Aku tahu Arya ingin tegar demi Karen dan Aku. Sebelum terpejam Arya berkata
“ Aku tahu banyak orang disana yang ingin naik limusin denganmu, tetapi yang terbaik adalah orang yang bersedia naik bus bersamamu ketika limusin itu rusak... “
“ Aku hanya ingin dengan kamu sayang,, “ Ucapku mencium kening Arya.
Aku telah menghubungi Rika. Satu hari setelah kabar dari dr Irawan. Hanya Ridhy yang tahu. Aku tidak mengucapkan sepatah kata pun mengenai hal itu di rumah. Arya akan berpikir aku tolol karena menolak mendisikusikan masalahku dengan seorang psikolog, seperti yang telah disarankannya berkali – kali, sementara aku senang mengobrol dengan seseorang seperti Rika. Yah Rika sebenarnya sosok seorang biasa, namun di adalah Indigo. Banyak orang yang salah paham tentang anak Indigo, mereka selama ini hanya menganggap anak indigo itu sebatas melihat hantu, padahal indigo bukan seperti itu.
Bahkan aku pun tidak tahu apa tepatnya alasanku menghubunginya. Kupikir itu ada kaitannya dengan kecelakaan mobil. Fakta bahwa aku selamat tanpa ada banyak luka dan goresan, sementara sepanjang sisi mobilku hancur total. Setidaknya terlihat sebuah keajaiban. Rama dan Chandra juga tidak tahu aku akan menemui Rika hari ini. Aku meminta sekretaris Rama untuk menuliskan di catatan harian kantor bahwa aku izin setengah hari. Rumah Rika terletak di daerah Penggangsaan Timur, rumah yang cukup sederhana namun aku merasakan sangat adem rumah ini. Dengan jantung berdebar – debar, aku membunyikan bel.
Rika adalah perempuan ramping berambut hitam yang biasa – biasa saja. Ia mengarahkanku ke ruang tamu dan menawarkan teh kepadaku. Aku menerima tawarannya, dan ia pamit ke dapur. Dengan cepat aku mengedarkan pandanganku ke sekitar. Batu – batu bercat diatur sedemikian rupa menurut sesuatu seperti feng shui. Rika menyunggingkan senyum ramah kepadaku saat ia kembali dengan membawa sebuah baki. Aroma teh seperti di kampung halaman begitu menggodaku untuk meminumnya.
“ Anda memang butuh datang kemari,, “ Rika berkata. Seketika aku merasakan de javu. Percakapanku dengan si psikoterapis dua tahun lalu.
“ Ayo kita mulai dari awal, ya,, !! Rika berkata, saat ia melihat ekspresiku yang menaruh curiga. Rika memberitahu bahwa dari nama dan tanggal lahirku yang diberikan oleh Ridhy ia banyak medapatkan pesan – pesan dari dimensi lain. Aku menahan diri agar tidak mengatakan bahwa aku tak mempercayai sepatah kata pun soal omong kosong basi ini. Rika kemudian berkata pesan yang ia dapat dari dimensi lain itu.
“ Anda memiliki energi yang tinggi, tapi Anda harus mengendalikan energi itu sepanjang masa ini, Anda harus membuat pilihan sekarang. Semua hasrat mengarah pada kekacauan, Anda pasti telah menyadarinya,,, ketika Anda menyadarinya itu cukup baik,, Banyak yang akan Anda minta pada masa mendatang, Sekarang Anda tidak dapat lagi mengatur peristiwa – peristiwa dengan cara sebaliknya. Anda harus mempertunjukan kewajibannya, Anda tidak dapat melarikan diri darinya. Apa yang akan terjadi, pasti akan terjadi. Anda dapat melakukannya, bahkan di saat diri Anda sendiri berpikir bahwa Anda tidak dapat melakukannya. Anda harus percaya dengan intuisi Anda, Anda harus percaya diri, banyak bantuan di sekitar Anda dalam cinta. “
Jangan berani – berani mengucapkan apa pun, itu hanya omong kosong belaka.
Dengan tenang Rika menyikapi diriku dan terdiam selama beberapa saat. “ Apakah Anda memahami pesan tadi ?? “
“ Hmmm,, apa yang harus kukatakan ?? Hal itu bisa mengarah kepada apa pun,,, “
“ Apakah menurut Anda begitu ?? “ Rika tersenyum,, “ Dan kekacauan yang digambarkan dalam pesan itu ?? “
Oke,, mungkin ada sesuatu di dalam pesan itu (kataku dalam hati)
“ Hmmpphh,,, Iti salah satu tipuan horoskop. Tidakkah setiap orang mendapati diri mereka sendiri dalam situasi yang bisa kau sebut sebagai kacau ?? Apakah kau pernah pergi ke mall saat banting harga ?? “
Rika tertawa terbahak – bahak. “ Menurutku maksud pesan itu adalah situasi yang lebih kacau daripada sekedar hal itu, bukan begitu ?? “
Aku memutuskan untuk memberinya kesempatan.
“ Beberapa saat yang lalu mobilku mengalami benturan yang mungkin akan kau sebut sebagai kacau.. “
“ Kecelakaan ?? “
Aku mengangguk
Rika mengangguk balik. “ Apakah Anda tahu kita manusia dilindungi oleh kekuatan yang tidak kita ketahui ?? “,,, (Oh Tuhan mulai deh) “ Kecelakaan itu merupakan pertanda perlindunganmu mulai habis. “ (Hmm Aku tidak yakin, aku senang mendnegarnya, Maksudku , bahkan disaat kau tidak mempercayainya Tuhan atau takdir atau apa pun yang mengatur semua ini, mendengar bahwa perlindunganmu habis , rasanya masih sangat ekstrem).
“ Tapi Anda kemari karena seseorang sakit parah,, benar kan ?? Aku Kaget mendengarnya.
“ Emhhh,, Ya dia pendamping hidupku....... “
“ Siapa namanya ?? “
“ Arya,,, “
“ Arya sudah siap untuk dipanggil Sang Pencipta..”
Rasa dingin menjalari tulang belakangku,,dr Irawan yang memberitahuku bahwa hidup Arya tidak lama lagi adalah satu hal yang masuk akal, namun bila orang asing yang mengatakan itu rasanya aneh.
“ Anda tidak perlu takut,, Arya tidak takut meninggal,, Ini bagus.. “
Aku menelan ludah. Walaupun aku masih tidak mempercayai sepatah kata pun ucapannya, Rika telah menyentuh ku,, “ Aku rasa masih ada banyak hal yang harus kuceritakan kepadanya......... “ Aku mendengar diriku sendiri berkata.
“ Anda akan memiliki kesempatan untuk melakukannya,, “ (Rika ini benar – benar tidak memiliki hubungan dengan Arya kan ??) ,,,,, “ Yakinkan diri Anda dan habiskan sebanyak mungkin waktu bersamanya dalam waktu yang singkat itu,, “ (Yup,, mulai lagi deh. Kupikir aku dapat menyadari hal itu sendiri, sejauh yang kubisa untuk menyadari hal – hal lain akhir – akhir ini. Begini saja, ayo kita berikan kejutana kepadanya. Jenis – jenis esoteris ini tidak begitu bagus untuk menghadapi hal macam itu..........)
“ Aku sedang menjalani hubungan gelap selama lebih dari delapan bulan,, “
“ Aku sudah tahu itu,, Anda lupa aku adalah sahabat Ridhy,, “
Rika adalah pesonafikasi ketenangan. Ia memberi isyarat agar aku melanjutkan ceritanya. Selama sesaat aku tidak tahu harus berkata apa. Atau apakah aku harus mengatakan apa pun. Di dalam hatiku aku mengetahui alasanku datang kemari, katakan saja secara langsung dan tanyakan kepadanya.
“ Arya tidak mengetahuinya,, Apakah aku harus mengetahuinya selama aku masih bisa ?? “
Rika menunggu sejenak,, “ Arya tahu,, Ia sudah mengatahuinya sejak lama,, “ (Apa ?? ),, “ Jika Arya bertanya, Anda harus jujur mengatakan yang sebenarnya,,(brrrr),, “ Tapi Arya tidak akan menanyakannya,,” (kedengarannya oke juga bagiku),, “ Arya selalu mengetahui seperti apa Anda sebenarnya, ia lebih baik dari pada Anda untuk mengenali diri Anda sendiri, Akhir – akhir ini Arya telah bisa menerimanya,, “ (Aku suka si Rika ini),,
“ Apakah Arya benar – benar bahagia bersama ku ?? Aku tidak pernah bersikap setia kepadanya dan aku termasuk orang yang hedonis,, “
“ Tanpa kemampuan Anda untuk memberikan cahaya kehidupan, Arya tidak akan mampu menanggung penyakitnya, “ Tiba – tiba Rika berkata dengan tajam. “ Jangan merasa bersalah, Arya sangat bahagia bersama Anda, dan Anda tidak perlu malu dengan kelemahan Anda,, Arya sudah siap sekarang, tapi Anda belum siap,, “ (kuharap tidak),, “ jauh di dalam hatinya, Arya telah memaafkan Anda,,” Rika mengatakan hal itu dengan sangat tugas. “ Namun Anda masih harus mendukungnya, kesampingkan segala hal lain, dan rawat ia dengan segenap cinta yang Anda miliki di dalam diri Anda,, Biarkan pekerjaan rumah dilakukan orang lain, Apakah itu mungkin ?? “
“ Emm,, kami mempunyai seorang asisten rumah tanggayang sudah lama menjaga Arya, dan sekarang ia menjaga putri kami dan melakukan segala pekerjaan rumah tangga,, “
“ Bagus,, jangan khawatir, biarkan asisten rumah tangga Anda melakukan pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan Arya,, Siapa nama putri Anda ?? “
“ Karen,, Ia baru emat tahun,,Ia anakyang cerdas,,”,, Aku mengatakannya dengan begitu bangga sampai – sampai wajahku merah padam.
“ Hal itu menjelaskan segalanya, Anda dan putri Anda memiliki ikatan yang lebih kuat daripada yang Anda sangka,, “ (Idih,, kau mulai sentimental sekarang ini, Rika),, “ Saat Arya tidak ada lagi, Anda tidak ingin asisten rumah tangga berada disekitar Anda ?? “ (Apakah Rika mengenal Mbok Meni ??),, “ Anda akan merawat putri Anda sendirian,, “(Lupakan saja, siapa yang akan menjaga Karen saat aku harus bekerja, dan saat ia nanti sedang libur, atau saat aku sedang bersenang – senang ?? ) “ Anda akan menjadi orang yang berbeda,, “ (Oh,,Cukup sudah hentikan sekarang !!),, “ Dan Arya akan mendukungmu dalam hal itu, bahkan disaat ia tidak ada di sana lagi,, “ (Arya si hantu ramah,,begitukah ?? Cobalah untuk bersikap menyenangkan,uhhh,,)
Rika melihat wajahku yang khawatir dan tertawa,, “ percayalah padaku kali ini,, “ Rika berkata,, “ Arya dan Anda telah mengenal satu sama lain jauh lebih lama daripada yang Anda sangka,, Arya mencintaimu,, sangat mencintaimu,, “ (Mau tidak mau aku merasa tersentuh dan menelan gumpalan lain di tenggorakanku),, “ kalian adalah pasangan jiwa,, selamanya,, “
Hening,, Aku mengejapkan mata.
“ Apakah Arya tahu Anda datang kemari ?? “
“ Tidak,, ia terlalu tidak suka untuk sesuatu yang samar seperti ini,, “
“ Beritahu Arya,, itu akan membuatnya lebih baik,, “
“ Aku tidak yakin,, “ aku berkata dengan bimbang,, “ Arya mungkin menganggapnya menggelika, dan kemudian ia akan berang. Tampaknya kami sudah benar – benar memahaminya satu sama lain, tapi akhir – akhir ini ia mulai semakin mudah kesal dengan segala hal yang kulakukan,,”
Rika menggelengkan kepala dengan tegas.. “ Aku akan memberitahu Anda sekali lagi : Arya sangat mencintaimu,,Ia tidak ingin didukung oleh orang lain,, “ (Bummm)
“ Pastikan Anda hadir saat hal itu terjadi,,Arya akan bersyukur mengenai hal itu, dan begitu pula dengan Anda. Sekarang Anda memiliki kesempatan untuk mengembalikan kepada Arya segala hal yang Anda terima darinya selama bertahun – tahun itu,,,,,,,,,,,,,,,”
Saat aku berada didalam mobil, kata – katany bergemuruh didalam kepalaku : “Sekarang Anda memiliki kesempatan untuk mengembalikan kepada Arya segala hal yang Anda terima darinya selama bertahun – tahun itu,,,,,,,,,,,,,,,”
Aku menyesuaikan kaca spion dan menatap diriku sendiri. Yang membuatku terkejut, aku melihat seulas senyuman lebar, dan aku merasa bahagia,,Terimakasih kepada Rika dan para pembisinya siapa pun itu.
Aku menyalakan teleponku kembali dan meiihat bahwa aku mendapat satu pesan suara. Dari Arya. Perlukah aku meneleponnya ?? Aku bisa mendengar bahwa keadaannya tidak baik.
“ Sayang, aku muntah terus – terusan,,” Arya berkata, terisak – isak. “ Aku sangat takut....”
“ Aku akan segara pulang,, “
Satu jam sepuluh menit kemudian aku sudah berada di rumah, aku naik ke lantai dua, Arya duduk dengan kepala di atasa ember, mencoba untuk muntah. Aku menghampirinya dan duduk disebelahnya dan membelai rambut pendek nya.
“ Aku lega kau ada disini,,” Arya berkata. Suaranya kedengaran bergema di ember, dengan kepalanya yang setengah turun. “ Aku sudah merasa mual sejak tadi pagi, tapi tidak ada yang keluar lagi,,”
Sekonyong – konyong Ia muntah dan sedikit cairan keluar dari mulutnya. Aku dapat melihat bahwa yang keluar adalah cairan empedu. Bukan makanan. Mustahil makanan yang keluar karena Arya tidak makan apa pun sedari tadi.
Aku meminta dr Frans menjadi dokter keluarga kami, dan dr Irawan mengizinkan. dr Frans tiba satu jam kemudian dan memberikan resep persiapan makanan cair, dua kaleng primperan dan satu kaleng kytril untuk menetralkan muntahnya. Saat Arya tertidur, aku pergi ke apotek untuk menebus semuanya. Dalam perjalanan kesana aku menghubungi Ridhy, ia lega segalanya berjalan baik dengan Rika. Aku berkata Arya tidak tampak terlalu sehat, dan kemungkinan aku masih tidak bisa menemuinya lagi selama beberapa saat. Aku membantalkan kencan kami hari Jumaat ini, sudah 3 minggu kami tidak berjumpa. Ridhy menanggapinya dengan tenang, ia berharap aku kuat dan berkata ia akan terus berdoa untuk Arya. Ridhy berdoa untuk seseorang yang belum pernah ditemuinya, namun laki – laki yang belum pernah ditemuinya itu sangat baiK, Ridhy seolah – olah telah mengenal Arya selama bertahun – tahun.
Mamah dan Andri serta keluarganya datang pada malam harinya. Kami bersembilan pergi keluar untuk makan bersama. Udaranya sangat mengasyikan malam ini. Arya duduk di kursi rodanya, terbungkus dalam jaket tebal dan memakai kacamata gelap.
“ Disini agak dingin bukan ?? “ Arya bertanya tepat setelah minuman kami diantarkan.
“ Kupikir juga begitu,, “ aku berbohong
“ Benar,, rasanya tidak sehangat kelihatannya,, “ mamah Arya sepakat.
Satu jam kemudian kami sudah kembali ke rumah. Bahkan bila ini pagi hari Matahari pun tidak dapat menghangatkan kulit dan tulang.
Mamah berkata besok Mas Dika akan datang, kita tidak tahu wkatunya, kata mamah. Mamah hanya ingin keluarganya kumpul, untuk masa – masa seperti sekarang. Setelah Mamah dan Andri beserta keluarga pulang, aku menemani Arya dikamar. Arya ingin menulis sesuatu, Ia sudah tidak terlalu kuat untuk menulis tangan, jadi aku bukakan laptopnya dan menaruh meja kecil untuk laptopnya diatas kasur.
“ Masa lalu sudah berlalu, tetapi masa kini adalah selamanya. Masa depan tidak terletak di tangan kita, tetapi terletak di tangan masa kini. Keluarlah dan angkatlah detik – detik hari ini seolah – olah kita hanya hidup hari ini saja. Alami dan nikmati saat – saat kehidupan kita. Kita hanya punya satu kehidupan untuk dihayati, jadi hayatilah seperti seseorang jagoan. Setiap orang ada di sini untuk tujuan tertentu, jadi biarkanlah nasib muncul ke atas dan perlihatkan kepada semua orang kita itu terbuat dari apa,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Saya tidak mengatakan bagaimana kita harus hidup, melainkan bagaimana kita harus merasa bila kita menengok kembali kenangan hidup kita di masa lalu. Jangan menyesal di kemudian hari. Bila kita merasa tepat, lakukanlah. Ini hidup kita dan bukan hidup orang lain. Buatlah keputusan yang menyenangkan. Jangan biarkan seorang pun memadamkan semangat kita. Jangan hidup dalam bayangan atau mimpi – mimpi orang lain. Bila kita punya mimpi ,, berusahalah,, dan barangkali mimpi itu akan terwujud,, “
Empat puluh lima menit kemudian,,
“ Sayang,, sudah laptopnya,,,,,” Arya berkata dengan senyuman yang begitu indah.
“ Saatnya kamu istirahat sayang,, seharian ini kita banyak aktivitas yang membuat kamu lelah,, “ aku berkata sambil merapihkan meja dan laptop Arya.
“ Ia sayang,, terimakasih buat hari ini,, “
Aku mencium kening Arya dan ia memelukku dengan begitu erat.
Hari ini berjalan begitu lambat, aku tidak tahu apa yang terjadi. Mamah pagi ini sarapan dirumah kami sebelum berangkat kerja.
“ Aku berharap segalanya cepat berakhir,, “ kata Mamah yang mulai menangis, dengan tangan menutupi matanya. Aku memeluknya.
Seorang ibu yang akan kehilangan putranya. Putranya yang dilihat terbaring di tempat tidur, sangat menderita akibat kemoterapinya. Putranya yang sambil meratap, menunjukkan kepadanya tempat di mana bekas operasi pengcangkokan sum – sum tulang belakang dan bagian perutnya tempat dimana slang dipasangkan. Dan yang ada hanya hanya sebaris jahitan seperti risleting. Putranya yang penderitaannya diharapkannya segera berakhir. Mereka akan melampaui sebuah aturan bahwa seorang ibu tidak seharusnya melihat anak – anaknya menderita. Mamah meraih tanganku dan mengecupku.. “ Kita akan saling mendukung melewati semua ini bukan ?? “
Aku mengangguk, Chandra duduk dalam diam, mengamati adegan tersebut. Segalanya sedang berjalan buruk dan itulah alasan keberadaan Chandra disini. Itu aturan keras dan cepat. kara juga disini, Andri beserta keluarga juga sudah berada di rumah. Aku menyadari pelukan Kara, hangatnya membuatku merasa baikkan, seperti satu tahun setengah tahun lalu saat pertama kali Kara mengetahui Arya terkena Kankerdan ia datang kerumah bersama Graha.
“ Aku akan pergi melihat keadaan Arya,, “ aku berkata lalu pergi ke lantai atas.
Arya baru saja bangun dari tidurnya, ia masih sama seperti dulu dalam keadaan sakit masih membangunkan ku untuk Sholat Subuh, kali ini aku jadi Imamnya, tidak seperti biasanya saat berjamaah ia menjadi imam ku. Arya melihatku masuk ke kamar lalu tersenyum. “ Hai,, Kasihku,, “ bisiknya.
“ Bagaimana keadaan mu ?? “ aku bertanya dan duduk di tempat tidur. Aku meremas tangannya erat – erat. Ya Tuhan, tangannya begitu kurus.
“ Aku tidak dapat melihat apa untungnya lebih lama lagi, dan jika setiap hari berlalu seperti ini, aku berharap semuanya segera berakhir,, “ Arya menatap tanganku, yang sedang membelainya. Aku melihat bahwa Arya ingin mengatakn sesuatu, namun Arya menahan diri.
“ Ada apa ?? “ aku bertanya. Aku sudah mengetahui apa yang dimaksudkannya, namun aku mengunci mulutku. Aku ingin Arya sendiri yang mengungkapkannya.
“ Aku ingin mengetahui apa aturannya jika aku,,,, jika aku ingin mengakhiri segalanya. Dan apa yang kau pikirkan mengenai hal itu sayang ?? “
“ Maksudmu eutanasia ?? “
“ Ya,, “ Arya berkata lega,, senang bahwa aku berkata secara langsung dan jujur.
“ Aku tidak setuju sayang,, kau pasti bisa melawan ini semua,, aku mohon,,, “
“ Aku tidak kuat sayang,, “ Arya berkata dengan air mata,, “ Kita tidak akan pernah bisa mengetahui kapan obat baru akan tiba dan mengusir penyakit yang aku derita,, “
Aku menggenggam tangan Arya begitu erat, aku juga tidak kuat menahan air mata ku. “ Bila itu yang terbaik untuk mu aku bisa menerimanya,, Haruskah aku menghubungi dr Frans dan menanyakan bagaimana prosedurnya ?? “
Arya mengangguk,, Aku memeluknya,, Arya merasa lebih rapuh daripada bayi yang baru lahir.
“ Aku akan meneleponnya,, ada hal lain yang kau ingin kulakukan ?? “
“ Aku mau beberapa orang datang kemari besok,, “
“ Tinggal minta saja,, siapa ?? “
“ Graha dan Kara, Rama, Chandra,, “
“ Kara sudah disini,, Chandra juga,, “
“ Apakah Mas Dika sudah datang sayang ?? “
“ Sore ini Mas dika datang sayang,, “
“ Aku minta tolong panggilkan Kara dan Chandra kemari,, “
“ Baiklah, Apa ada yang mau kau makan sementara ini ?? “
“ Kurasa aku harus melakukannya, bukan ?? “
“ Mulai hari ini kau tidak harus melakukan apa pun,,”
Chandra dan Mamah memutuskan mulai menginap dirumah kami, sementara Andri setiap pagi dan datang lalu sore hari kembali ke rumah Mamah, Ia sedang mengurus kepindahannya di Jakarta, karena tugas menjadi tentara perbatasan tinggal beberapa bulan lagi, namun akibat peristiwa ini Andri meminta pindah. Sejak Karen memahami apa artinya berpelukkan, kami bertiga berpelukkan setiap pagi. Aku meminta Chandra untuk mengambil foto kami sedang berpelukan pagi ini. Aku memeluk seberkas sinar matahari kecilku yang berseri – seri tampak sehat dan Pendamping hidupku yang setipis tongkat namun masih berseri – seri. Arya mengenakan piama, sementara Karen memakai yang berwarna putih dengan kuping beruang. Keduanya tersenyum lebar. Aku melihat tangan Chandra yang memegang gemetaran.
Pagi ini Mas Dika baru tiba, pesawatnya di delay, jadi tengah malam baru tiba di jakarta. Mas Dika mengambil cutinya lagi untuk menemani Adiknya. Kami melakukan sarapan bareng di kamar Arya. Setelah makan Arya ingin berbicara berdua dengan Mas Dika. Kami semua turun ke bawah. Dibawah Chandra pamit kepadaku untuk ke kantor sebentar dan nanti siang akan kembali lagi. Mamah mengambil cuti dikantornya untuk menemani anaknya.
Pada saat siang Chandra datang bersama Rama, saat Rama masuk ke kamar Arya, ia langsung memeluk Arya erat – erat dan mulai menangis hebat. Kara dan Graha juga datang, Arya sangat menikmati keramaian itu. Ia sendiri tidak makan, ia kelihatannya kehilangan sedikit lagi berat badannya. Menurutku beratnya sekitar empat puluh dua kilogram. Hari ini Arya juga kedatangan tamu dari teman – teman Baseball seangkatannya, Arya terlihat ceria sekali bercerita dengan kawan – kawannya, bercerita tentang kenangan – kenangan indah dulu.
Saat teman – teman Baseball Arya berpamitan, dr Frans muncul. Aku meneleponnya kemarin, dan ia menjelaskan secara tepat bagaimana prosedur eutanasia. Arya harus menulis yang menjelaskan situasinya hingga ia ingin melakukan eutanasia. Arya harus menandatanganinya. Lalu Arya bercakap – cakap dengan dokter frans dan setelahnya dengan dokter lain yang independen. Dua dokter yang melakukan pemeriksaan telah menyepakati hal ini sebagai sebuah situasi tanpa harapan yang melibatkan penderitaan tidak berperikemanusian. Dan bahwa tidak ada paksaan atau tekanan dari keluarga atau orang lain. Dari saat itu dan seterusnya, Arya sendiri yang dapat memetuskan kapan ia ingin meninggal.
Paling tidak semuanya berlangsung sesuai rencana. Dokter Irawan menelepon untuk mengatakan apakah sakit punggung Arya telah pulih, dan sangat penting baginya datang hari ini untuk bercakap – cakap dengan Arya. Aku menyetujuinya.
Dengan terengah – engah, dokter Irawan tiba di kamar tidur kami yang terletak di lantai dua rumah kami. Dokter Irawan datang memberitahu Arya kondisi punggungnya.
“ Obat penahan rasa sakit tidak membantu,, “ dr Irawan berkata,, “ dan bagaimana dengan Anda ?? Apakah Anda merasa tersiksa ?? “
“ Semakin dan semakin tersiksa,, benar sejak kemarin punggungku juga terasa nyeri,, “ Ucapan Arya membuatku terkejut. Arya belum menyinggung hal tersebut kepadaku.
Dokter Irawan memeriksa lokasi nyeri yang ditunjuk oleh Arya.
“ menurut asumsi ku, kankernya menyebar lagi . “
“ Yeah,, “ Kata Arya datar.
“ Aku akan menuliskan resep pil morfin, dan memberi tahuku bahwa Anda ingin meminum semuanya saat rasa sakitnya benar – benar tidak tertahankan ?? “
Arya mengangguk, Si dokter memberitahunya bahwa dokter Frans telah konsultasi tentang eutanasia. Ia juga mengatakan bahwa ia telah mengirim rekannya yang lain untuk mengurus aspek – aspek hukum eutanasia.
“ Baiklan,,, “ Kata Arya
Dokter yang saat bersama dokter Frans datang kembali pada sore harinya. Ia terliaht seperti dokter yang agak formal. Aku bertanya apakah aku harus meninggalkan kamar. Aku tidak tahu bagaimana prosedur semua ini. Aku akhirnya diijinkan untuk tinggal. Arya berkata betapa dirinya membuat keputusan sendiri mengenai apakah dan kapan ia akan mengakhiri penyakitnya. Seakan – akan ia sedang mendiskusikan lamaran pekerjaan. Seakan – akan ia sedang mempromosikan dirinya. Si dokter menandatangani sebuah formulir, tanpa melontarkan terlalu banyak pertanyaan. Arya berterimakasih kepadanya. Aku menyadari Arya begitu bahagia. Seolah – olah Ia baru saja diberi kunci mobil baru.
“ Kau benar – benar senang ya ?? “ Aku bertanya,, terkejut.
“ Ya sekarang aku punya pilihan lagi. Aku dapat memutuskan apa yang akan terjadi pada hidupku. “
Selesai Sholat Mahgrib, aku meminta maaf kepada Arya tentang semua tingkah laku ku selama ia sakit. Namun Arya hanya tersenyum dan berkata bahwa dirinya sudah memaafkan diriku dari lubuk hati yang paling dalam. Aku mencium bibirnya saat itu, setelah itu Arya berkata
“ Tidak hanya orang lain yang perlu kita maafkan sayang,, “ Arya berbisik ,, “ Namun kita harus bisa memaafkan diri kita sendiri,, “
“ Diri sendiri ?? “ aku bertanya kepada Arya
“ Ya,, Untuk sesuatu yang tidak kita kerjakan. Untuk segala sesuatu yang seharusnya telah kita kerjakan. Kita tidak boleh berhenti pada penyesalan diri atas sesuatu yang semestinya terjadi, itu tidak ada gunanya,, apalagi bila keadaan sudah menjadi begini,, seperti aku,, “
Arya menarik napasnya, ia masih berada di dalam pelukkan ku. Kemudia Arya melanjutkan pembicarannya,,
“ Aku pernah menyesal karena seharusnya aku bisa bekerja lebih keras, aku pernah menyesal karena seharusnya aku bisa menulis buku lebih banyak lagi. Aku sering menghukum diriku sendiri karena hal – hal yang kubuat. Sekarang aku merasa bahwa semua penyesalan itu tidak berguna. Maka berdamailah, berdamailah dengan diri sendiri dan semua orang di sekitar kita,, “
Ucapan Arya membuatku menangis, ia menghapus air mataku dengan tangannya. Aku bisa mendengar suara napasnya cukup jelas, hampir seperti mendengkur.
“ Maafkan diri sendiri,, maafkan orang lain,, Jangan ditunda – tunda verza,,Tidak semua orang melakukan seperti yang kulakukan, tidak semua orang seberuntung aku,, “
Selama beberapa saat kami diam, tidak bicara.
Seperti Mamah dan Chandra, Rama telah memutuskan untuk menginap dirumah kami untuk memberikan dukungan spiritual selama sisa hidup Arya. Chandra dan Rama akan tidur dalam satu kamar, Arya terkekeh mengenai hal itu saat Chandra keluar dari ruangan dan mencoba membujuk Rama untuk memberinya kesenangan malam ini,, “ Kau hanya perlu duduk diatas tubuhnya saat kau tidur, dan kemudian mulailah berteriak : DAN SEKARANG KITA AKAN BERSETUBUH, DASAR MESUM PEMALAS !! “ Mereka bercanda dan meledak dalam tawa. Arya sudah riang kembali hari malam ini.
“ Haruskah kita makan sama – sama malam ini ?? “Arya bertanya dengan penuh harapan.
“ Apakah menurutmu aroma semua masakan panas itu tidak akan membuatmu mual ?? “
“ Pastinya, dan mungkin nanti ada sesuatu yang dimuntahkan,, “
Mbok meni memasak makan malam kami, Arya tidak makan, dan yang lain dengan lahap memakan makanan malam ini. Arya mengamati kami makan, sesekali melemparkan pandangan kepada kami satu per satu dan ke piring masing – masing. Arya terlihat senang dengan cara makan kami, ia pun meminta ku mengambilakan sayur kimlo, Arya mencoba memakan sayur itu dan Arya berhasil memakan tiga suap hari ini. Setelah makan aku menemani Arya, Sholat Isya bersamanya.
“ Sayang,,, Aku harus,,, Aku butuh buang air besar,, “
“ Aku gendong ya sayang ?? “
“ Ehmmm,, Tunggu sebentar,,, Aku tidak tahu apakah aku bisa duduk tegak sendirian,, “
Dengan sangat perlahan Arya berusaha bangkit dari tempat tidur,, saat hampir berdiri, ia terjatuh kembali ,, Arya hanya tersenyum.
“ Kakiku tidak ada tenaganya,, “ Arya berbicara sambil tertawa,,
“ Kemarilah,,, “ Aku berkata
Aku menggendong Arya ke kamar mandi,, dan menemaninya didalam kamar mandi.
“ Nah,, Nah,,, kakek sedang duduk,, “ katanya.
Ketika Arya sudah selesai ia bimbang,,
“ Apakah kau mau aku membersihkannya ?? “ aku bertanya.
Arya mengangguk dan hampir tidak dapat membuat dirinya menatapku,, “ Aku takut jatuh,,, “
“ Sayang kau tidak usah malu dan riskan,, Berpeganglah kepadaku,, Aku akan membersihkannya,, setidaknya aku bisa menyentuh bokongmu lagi,, dan tak ada yang dapat kaulakukan untuk mengelaknya,, “ Aku berkata sambil mengedipkan mata,,
Arya tertawa,, Wajahnya berpaling menghadapku,, lengannya memeluk leherku,, “ Verza,, Aku sayang kamu,, “ Arya berbisik. Dengan satu tangan aku memeluknya dengan erat di bawah lengannya dan dengan tangan yang lain aku membersihkan bokongnya. Setelah itu lutut ku terasa lemas. Arya melingkarkan lengannya di sekitar leherku, hampir tidak berdiri diatas kakinya sendiri. Dengan satu tangan yang bebas aku memasang kembali celana piamanya dan mengencengkannya.
“ Apakah ada hal – hal yang tidak kau inginkan untuk kulakukan saat kau sudah tidak ada lagi bersama kami ?? “
Aku bertanya saat aku membaringkannya kembali ke tempat tidur, kehabisan napas karena otot ku tegang.
“ Tidak,, “
“ Apakah kau ingin aku menunggu selama beberapa waktu sebelum aku berhubungan seks lagi ?? “
“ Tidak,,” Arya tersenyum,, “ lakukan saja apa yang ingin kaulakukan. Walaupun aku berharap kau tidak melakukannya dengan Bagas lagi. Aku menganggapnya simbol ketidaksetianmu,, Apakah Bagas orang pertama ?? “
“ Tidak,, Yang pertama pastinya salah satu mantan ku,, Namun Bagas adalah orang pertama yang kau pergoki,, “
Kami berdua tergeletak,,
“ Yeah,, tapi masih banyak yang lain untuk memulai segalanya. Kau tunggu saja, mereka akan menjadi milikmu seutuhnya. Kau bebas, kau punya pekerjaan yang mapan, sebuah rumah yang besar dan indah dan putri yang manis,, Kau tangkapan yang lumayan. Aku sudah memberitahu Kara, Chandra dan Mamah serta ibu agar tidak terkejut kalau kamu memiliki pendamping hidup baru lebih cepat daripada yang mereka pikirkan. Memang begitulah dirimu,,”
“ Ohhh..!! Aku berkata,, agak kaget.
“ hei itu bukan masalah sayang,, Aku berharap kau akan segera bahagia lagi dengan seseorang yang baru. Dan kau butuh seseorang yang bisa tahan denganmu, dan tidak akan membiarkan dirinya diatur – atur,, “
“ Ada yang lain ?? “
“ Ia harus memiliki badan yang bagus seperti aku dulu,,”
Tawaku meledak lagi,,
“ Tapi kau harus melakukan sesuatu untuk mengatasi hobimu berselingkuh Verza ?? “
“ Bermonogami,,, “
“ Bukan,,, hampir tidak ada seorang pun yang bisa melakukannya sepanjang hidup. Kau jelas tidak bisa, tapi kau tidak boleh lagi membuat seseorang merasa bahwa dirinya benar – benar idiot. Bahwa kau meniduri setengah laki – laki di jakarta, dan hanya Ia yang tidak mengetahui hal itu,, pastikan tidak seorang pun tahu,,”
“ Seperti kau dengan.........” Arya langsung menutup mulutku,,
“ Tidak usah disebut namanya,, Rahasiakan perselingkuhanmu,, Menurutku belum tentu semua orang secara emosional melihat perselingkuhan sebagai sesuatu yang tak ada hubungannya dengan cinta,, Andai aku dapat melakukannya...”
Aku menundukkan pandangan dengan perasaan bersalah. Aku bimbang selama sesaat, tetapi kemudian memutuskan untuk mengungkapkan pertanyaan yang selama ini membebaniku, Aku menanyakan secara tidak langsung,,
“ Apakah masih ada hal yang kau ingin kau dengar dari ku ?? hal – hal yang tidak berani kau tanyakan mungkin ?? “
Arya tersenyum lagi,, “ Tidak,, kau tidak perlu merasa bersalah. Aku tahu semua yang ingin kuketahui,, “
“ Benarkah ,, ?? “
“ Ya,,,apakah kau tidak percaya sayang,, ?? “
“ Aku percaya,, aku hanya ingin memastikan sayang,, “
“ kau lupa sayang,, aku akrab dengan beberapa anak voli,, Ayip, Affan, Rivi, Djoko, Bang Erwin, Aries,, mereka satu angkatan timnas dengan ku hanya berbeda cabang olahraga,,Apakah aku harus menyebutkan namanya ?? “
“ maafkan aku sayang,,, “
“ Aku sudah berulang kali mengatakan kalau aku sudah memaafkan kamu,,jangan merasa bersalah seperti itu,, “
“ Kau baik – baik saja ?? “
“ Ya,, aku baik – baik saja,, “
Aku merasakan diriku mengecil jika dibandingkan lelaki ini. Aku tersenyum dan pergi ke toilet, mengosongkan ember muntah Arya, lalu mencucinya. Saat aku kembali, Arya mengamatiku meletakkan ember muntah,,
“ Kau sudah melakukan banyak hal bagiku sejak aku sakit,, “ Arya berkata, merasa tersentuh,, “ dan sekarang di atas segalanya kau harus mengurus kencing dan tai ku yang mengeringkan,,, “
Aku memikirkan apa yang telah dikatakan Rika “ “Sekarang Anda memiliki kesempatan untuk mengembalikan kepada Arya segala hal yang Anda terima darinya selama bertahun – tahun itu,,,,,,,,,,,,,,,”
Aku ragu – ragu selama sekejap,, “ Kemarin aku menemui seseorang yang tidak berani kukatakan kepadamu,,, “
“ Benarkah ?? Beritahu aku ?? “ Arya penasaran.
Tersipu – sipu aku memberitahunya soal Rika dan apa yang telah dilakukannya untukku. Arya mendengarkan dengan penuh perhatian saat aku membacakan pesan yang kudapatkan dari Rika,, Aku melihatnya terasa tersentuh.
“ Menurutku baik sekali kau mau pergi ke sana, dan aku sangat bahagia melihat hal itu berdampak baik untukmu,, kupikir semua itu manis sekali......... “
“ Benarkah ?? Namun apakah kau percaya hal seperti itu ?? “ tanyaku terkejut
“ Aku hanya percaya kepada Tuhan ku,, tetapi apa yang dikatakan Rika itu bukan omong kosong. Secara bertahap aku semakin merasa bahwa semua ini bukanlah tanpa makna,Aku merasa diriku sudah siap,, “
“ Apakah kau percaya bahwa entah bagaimana kita akan bersama saat kau tidak ada lagi disini ?? “
“ Ya,,, “ Kata Arya dengan tegas,,, “ Aku akan di sana untukmu dan Karen,, “
“ Aku juga mempercayai hal itu,,” Aku berkata,, “ namun terkadang kau mendengar bahwa orang – orang mempercayai Tuhan atau kehidupan setelah kematian hanya karena mereka saat ini tidak memeiliki kehidupan sebagai bentuk perlindungan diri... ‘
“ Tidak,,” Katanya dengan mantap,,” Ini melebihi hal itu, ini lebih kuat. Aku hanya merasa aku akan berada disana. Rasanya seperti kau mencintai seseorang. Kau tahu begitu saja. Seperti yang kuketahui bahwa saat di Yogya adalah omong kosong, saat kau pikir kau tidak mencintaiku lagi, rasanya seakan – akan aku selalu mencintaimu, bahkan sebelum aku berjumpa denganmu,,, “ Pada titik ini aku sudah berbaring disampingnya di tempat tidur.
“ Meskipun aku egois ?? “
“ kau selalu memastikan bahwa dirmu senang,,” Arya tertawa,, “ dan benar juga, hal itu tidak selalu menyenangkan bagiku, kau ingat tidak saat kau menyeretku disepanjang Pintu 1 senayan ?? “ Tanya Arya
“ Aku melakukannya untuk diriku sendiri, pertama dan paling utama,, “ aku tersenyum menyeringai,,
“ Itu bukan masalah, Itu adalah simbolis,,Aku sering memikirkan momen tersebut saat aku benar – benar lelah dan tidak dapat melihat apa tujuan segalanya,, “
“ Dan jika kau telah mengetahui sebelumnya seperti apa diriku dengan lelaki lain, apakah kau akan mau hidup dengan ku ?? “
Arya menatapku dan menyunggingkan senyuman yang sangat kukenali, dengan bibir atas yang terangkat ke satu sisi,,
“ Ya,, Tentu saja aku mau,,”
Kami berpegangan tangan erat – erat, dengan penuh hasrat tanpa mengatakan sepatah kata pun lagi. Kami berbaring seperti itu selama beberapa menit. Aku melihatnya menutupkan mata, tak lama kemudian Arya tertidur. Aku pergi ke lantai bawah, tempat Rama, Chandra, Mamah, dan Mas Dika yang sedang berbincang sambil melihat televisi. Aku berseri – seri menyunggingkan senyum lebar.
‘ kau terlihat bahagia,, “ Kata Rama
“ Ya,, “ kataku bersemangat,,, “ Rasanya fantastis,, “
Hahahaha
Verza verza
Pernahkah Verza terpikir bahawa ulah nya juga salah 1 pendukung Arya semakin lemah dan akhirnya menyerah kalah?
Verza, jangan pernah mengatakan anda menyesal bila anda masih melakukan kesalahan yang sama setiap kalinya. What are words mean to you, anyway?