It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
apanya yg lebay ay?
Oya makasih ya buat kemaren..
Daku tertolong karna lu deh ay.. Haha
********
Aku melirikkan mataku ke arah
wajahnya yang sedang tertidur
lelap, aku menyentuh dada kiri
ku disana detakan jantung ku berdegup cepat.
Ada perasaan aneh yang berdesir kala tubuhnya bersentuhan dengan tubuh ku,
aneh memang tapi ini memang
nyata. Entah perasaan apa ini
aku sendiri pun bingung untuk
menjelaskannya.
Aku merogoh saku celana ku
mengambil hp, ada beberapa
panggilan tak terjawab dan ya
seperti dugaan ku ini adalah
no kantor, pasti mereka mengira aku sakit dan tak bisa
masuk bekerja.
Aku mengetik pesan pada salah
satu teman ku menjelaskan
ketidak hadiran ku hari ini
karna terjebak oleh hujan lebat.
Aku memasukkan kembali hp
ke dalam saku celana, melirik
sekilas wajah polos di samping
ku.
Aku membetulkan jaket yang
merosok di tubuhnya, menatap
ke depan pemandangan yang
tersaji hanyalah hamparan jalan
berlubang dan penuh dengan
genangan air hujan, aku
menghembuskan nafas panjang
mengurangi sedikit rasa dingin
yang sejak tadi menguliti seluruh tubuh.
Aku menaruh kepala ku diatas
kepalanya yang terkulai di atas
pundak ku, rasanya menyebalkan jika harus menunggu hujan reda, tak ada
kegiatan yang bisa ku lakukan
kecuali menunggu.
"Lama sekali..." desisku.
********
Rasya Pov.
"Sya, sya bangun"
aku merasakan guncangan pada
tubuhku, kedua mata ku terbuka perlahan aku menatap
sayu wajahnya yang hanya berjarak beberapa senti saja
dari wajahku.
"Oshi... Hujannya sudah reda?"
ucapku dengan suara parau.
"Iya" serunya, aku mengucek
kedua mata ku merapihkan
rambut yang berantakan.
Oshi berdiri merenggangkan
tubuhnya yang sedari tadi
menjadi bantal ku untuk tidur.
Aku melepaskan jaket kulit
di tubuh ku memberikannya
kembali padanya, Oshi menatap
ku heran.
"Kenapa?"
"Ini jaket mu.."
"Ooh, tidak butuh lagi?"
"Sudah, kita berangkat.."
aku bangkit berdiri melangkah
keluar dari dalam saung.
*******
Aku turun dari jok motornya
memandang suasana depan restoran tempat ku bekerja.
"Inikan..."
aku melihat sekeliling, banyak
sekali orang orang yang makan
disini. Ada yang berpasangan,
ada juga yang seorang diri
datang ke resto ini.
"Yap, Restoran Sunda.."
Ucap Oshi dengan senyumnya
yang mengembang, aku melirik
dia sekilas dan membuang pandangan ku lagi ke depan.
"Kamu gak bilang kalau ini
Restoran Sunda"
"Maaf, aku lupa bilang.."
dia hanya tertawa kecil dan
menggaruk belakang kepalanya
yang tidak gatal.
"Ya udah kita masuk yuk"
Oshi menyeret ku masuk kedalam restoran ini, nuansa
restoran ini sunda sekali ya
ada banyak saung saung kecil
dan ada beberapa kolam ikan
di bawah saung.
Aku memandang sekeliling restoran yang luas, desainnya
sengaja di buat se asri mungkin
mirip seperti di desa lah.
"Wilujeng sumping"
(Selamat Datang), ada seorang
pelayan yang menyambut
ramah kedatangan kami.
"Wilujeng Enjing, Akang akang
teh mau pesan apa?"
sang pelayang menggiring
kami masuk kedalam saung
yang ada di dalam restoran
ini.
"Maaf kang, saya orang baru
yang akan bekerja disini.."
aku mencoba menjelaskan pada
pelayan yang menggangap
kami sebagai tamu.
"Oh, akang teh orang baru
yang akan bekerja disini,
kalau begitu masuk saja atuh
ke dalam kang.."
"Loh? Kenapa harus ke dalam
atuh kang, kan bisa disini..?"
Oshi mengerinyitkan kening.
"Maksud saya, akang teh
masuk saja ke bagian kantor
disana ada pemilik restoran
ini.."
salah satu karyawan resto mengantar aku dan Oshi masuk
ke dalam kantor resto.
Tok Tok Tok, ada suara berat
yang menyaut ketukan pintu.
"Pak, ini ada karyawan baru"
"Masuk saja.."
aku berbisik bisik pada Oshi.
"Shi, kamu kenapa masuk
kedalam juga sih. Udah sanah
di luar.."
aku menyenggol pingulnya
dengan sikut ku, dia menoleh
menatap ku.
"Aku temani kamu, kalau kamu
grogi gimana?"
dia terkekeh kecil, aku menatapnya tajam.
"Kang, silahkan masuk ke dalam
saja"
si karyawan itu pun pergi, aku
dan Oshi membuka pintu kantor pemilik restoran.
Laki laki yang sedang duduk
menghadapkan wajahnya ke
arah jendela itu bersuara.
"Kamu karyawan baru disini
ya, kenapa baru datang?"
"Maaf pak, pagi tadi hujan"
"Itu bukanlah suatu hal untuk
dijadikan alasan keterlambatan
mu bekerja di hari pertama"
ucapnya tanpa menolehkan
kepalanya menghadap kami.
Dia berdiri dari duduknya
dan membalikkan tubuhnya
menghadap ku.
Dia berjalan ke arah ku dan
Oshi, sesaat aku melihat wajah
pria di depan ku ini seperti
terkejut melihat wajah kami,
tapi kemudian di gantikan
dengan senyuman aneh.
Aku melirik Oshi yang berdiri
menemani di sebelah ku dari
wajahnya pun tak kalah
terkejutnya dengan lelaki
di depan ku.
Ada apa ya? Kenapa tiba tiba
Oshi jadi diam mematung seperti itu.
"Le.. Levi.."
Bisik Oshi pelan, matanya membulat sempurna dan
memandang terkejut dengan
sosok lelaki tampan di depan
kami.
Lelaki tinggi itu melangkahkan
kakinya mendekat ke arah
kami, aku menatap lekat
penampilan laki laki ini, entah
kenapa aku seperti pernah
melihatnya di suatu tempat,
tapi aku lupa.
"Hai Yoshi, sudah lama tak
bertemu ya.."
lelaki itu tersenyum setelah
berhadapan dekat dengan ku
dan Oshi, Oshi hanya diam
memandang lekat lelaki ini.
Mereka saling mengenal??
sorry, nanti tak panjangin lagi..
Laki laki bernama Levi di depan
ku ini sedang tersenyum manis
kepada Oshi, kening ku berkerut menatap bingung kedua orang yang saling
berhadapan ini.
"Ada angin apa membawa mu
kemari?" tanyanya ramah.
Oshi diam tak menanggapi
kata katanya, Oshi menghela
nafas kecil menatap kembali
pria di depannya tak suka.
"Aku hanya mengantar dia kemari. Kenapa memang?"
Levi membulatkan kedua matanya sesaat, kemudian sudut bibirnya terangkat
membentuk seringai memandang ku.
"Kamu kan yang waktu itu
di Mall kan? Siapanya Ochi?"
Dia menolehkan kepalanya
menghadapku, dia bilang apa
tadi 'Ochi?' jangan jangan dia
laki laki yang bertemu minggu
lalu? Aku mengingat ingat
kembali sosok laki laki yang
tak sengaja bertemu di Mall.
"Ah, kamu kan..."
"Yap, aku orang yang minggu
lalu menyapa kalian di Mall"
aku menatapnya kaget, dugaan
ku benar pantas saja aku
seperti pernah melihatnya.
Dan sekarang dia akan menjadi
boss ku, aku menelan air liur
ku rasanya perasaan ku tiba
tiba tidak enak sekali.
"Maaf Pak"
aku menundukkan wajah ku
tak berani memandang wajahnya terlalu lama.
Aku mendengar suara kekehan
kecil dari bibirnya, ku lirikkan
mata ku melihatnya bingung.
"Tak apa..."
dia membuang wajahnya
menghadap Oshi, dia berkata
tanpa menolehkan wajahnya
pada ku.
"Bisa kamu keluar? Aku mau
berbicara bedua dengan teman
mu ini.." serunya.
"Eh?" aku menengokkan
kepala ku memandang Oshi
dan Levi bergantian.
Aku menganggukkan kepala ku
patuh, membalikkan badan
segera pergi keluar tapi tangan
ku keburu di tahan oleh tangan
lain.
Aku menengokkan kepala ku
melihat ada sebuah tangan
putih mencengkram jemari
ku, Oshi menggenggam tangan
ku tapi wajahnya tetap
menatap datar pria di depannya.
"Tidak usah Sya, kamu disini
saja. Kalau dia mau bicara ya
bicara saja.."
"Tapi..." kata kata ku di potong
oleh tatapan tajam Oshi pada
ku, aku diam.
Oshi menatap ku kemudian
melemparkan kepalanya melihat
Levi sebentar.
"Kami permisi keluar, terima
kasih.."
Oshi menyeret tangan ku keluar
dari ruangan kantor, aku yang
diam hanya pasrah saja di tarik
olehnya.
********
Kami saat ini ada di luar restoran lebih tepatnya sih
di tempat parkiran resto.
Aku memandang punggungnya
yang kokoh dan bahunya yang
lebar, kepalanya tertunduk.
Tetapi pandangan ku di potong oleh suara seseorang yang
memanggil kami di luar resto.
"Akang... Kang"
salah satu karawan restoran
datang menghampiri ku dengan
nafasnya yang tersenggal
senggal, di tangannya ada
sebuah amplop, lelaki itu
menghembuskan nafas kecil
lalu memandang ku.
"Maaf, ini untuk akang.."
dia memberi ku sebuah kertas
amplop kecil dan aku hanya
menatapnya bingung.
"Pak Levi bilang akang sudah
boleh memulai bekerja di sini"
"Ha? Yang benar?"
tanya ku tak percaya, lelaki
di depan ku menganggukkan
kepalanya cepat.
"Akang baca saja dulu isi
suratnya, saya tidak tau akang
teh mulai kapan bekerja, jadi
akang baca saja sendiri ya"
aku tersenyum kecil lalu
mengangguk mengerti.
"Nuhunnya kang" ucapku.
"Sami sami kang, saya teh
kedalam dulu atuh ya"
"Ah, sok atuhlah kang.."
laki laki itu berlari kecil masuk
kembali kembali kedalam resto,
aku menggenggam erat kertas
amplop.
Oshi menatapku datar dia
mentap kertas amplop di tangan ku.
"Kamu serius mau bekerja disini?"
ada nada kesal saat dia berkata
seperti itu, aku menganggukkan
kepal ku cepat, Oshi
mendecakkan lidah tak suka.
"Ya sudah, cepat pulang.."
Oshi menyalakan motornya dan
memasang helm, aku naik
ke atas motornya memasang
helm yang sama.
lagi mager lanjutin ceritanya..
Jadinya lama updatenya..