BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Tak Selamanya

17810121327

Comments

  • sakipriiiiittttt......
    Tambah lgi dunk,yg bnykkk...
  • sakipriiiiittttt......
    Tambah lgi dunk,yg bnykkk.....
  • wah asik ni anget2an abis ini... :D
  • Nitip minta dimention donk... Ceritanya bagus ...
  • ayoooo lanjut lagi
  • Oshi mengeratkan genggaman
    tangannya diatas punggung
    tangan ku, badannya semakin
    lama mendekat ke arah ku
    dia mencondongkan sedikit
    tubuhnya dan memiringkan
    wajahnya.
    Tangan kanan Oshi menelusuri
    tiap jengkal tangan, bahu, leher
    dan terhenti di belakang leher ku, dia menarik wajah ku
    agar semakin dekat dengan
    wajahnya.
    Aku pun mendekatkan tubuh
    ku padanya, dia membuka
    kedua matanya dan berbisik
    lirih tepat di dekat lubang
    telinga ku, tubuh ku meremang
    merasakan hembus nafasnya
    di daun telinga ku.
    "Sya, bolehkah aku.." bisiknya,
    aku yang seolah mengerti
    maksudnya itu pun dengan cepat menganggukan kepala.
    Aku merasa dia tersenyum kecil
    kedua mata sipit itu pun
    kembali menutup, dan wajahnya semakin dekat dengan wajah ku.
    Aku memeluk tangannya
    yang menahan belakang
    kepala ku, sama sepertinya
    aku pun menutup kedua
    mata ku menikmati momen
    yang langka seperti ini.
    Tinggal beberapa senti lagi
    maka bibir basah nan dingin
    itu akan menempel dengan
    bibir ku, tapi sepertinya tuhan
    tidak mengizinkan kami menikmati momen ini karna
    ada sebuah suara keras yang
    menghentikan kegiatan hangat
    kami itu.
    TINNN TINN TINN, Kami berdua
    tersentak saat ada suara klakson mobil sepertinya mobil
    hitam itu macet karna masuk
    ke dalam kubangan jalan.
    "Shit!" umpat Oshi pelan.
    Aku dan Oshi saling memandang, sesaat kemudian
    kami tertawa bersama melihat
    wajah masing masing yang
    memerah karna malu.
    Oshi melirikkan matanya melihat ku, aku pun melakukan
    hal yang sama.
    Aku menelengkan kepala ku
    menatap ke arah lain, wajah
    ku semakin memanas entahlah
    rasanya malu sekali, suasana
    sudah mendukung tapi dihancurkan oleh suara klakson
    mobil, di dalam hati aku
    mengumpat keras kepada mobil hitam itu membuat orang kaget
    saja.
    Aku merasakan genggaman
    hangat dari telapak tangan
    seseorang, aku menegokkan
    kepala ku ke samping, disana
    Oshi menggenggam erat tangan
    ku tapi wajahnya tetap memandang ke arah jalan.
    Aku menghela nafas kecil, sudahlah mungkin hanya dengan cara ini saja kami bisa bisa saling berbagi kehangatan.
    Aku membalas genggaman tangannya tak kalah erat.
    Aku tetap bersyukur kepada
    tuhan dengan apa yang telah
    ia anugerahkan dan dia berikan kedunia ini dengan mengirimkan hujan di pagi hari,
    kami berdua hanya diam dan
    menikmati rintik hujan bersama.
  • "Shi, ini jam berapa sih?"
    aku mengayunkan kedua kaki
    ku ke depan dan ke belakang.
    Kami berdua masih terjebak di
    dalam saung ini, di tambah
    tidak ada tanda tanda hujan
    akan berhenti.
    "Aku gak pake jam Sya"
    ucapnya pelan, aku menolehkan
    kepala ku memandangnya.
    "Tumben, biasanya pake?"
    "Ini gara gara kita kesiangan"
    dia melototkan matanya pada ku.
    "Gezz, gak usah melotot begitu
    jugalah, toh sepenuhnya bukan
    salah ku. Kamu ja yang kebo"
    "Kamu kan biasa bangun pagi"
    katanya sembari menoyor
    kepala ku.
    "Kamu juga kan biasa bangun
    pagi juga kali. Seenaknya ja
    salahin orang" aku mendengus.
    "Aku gak salahin kamu ko, tapi siapa yang banting jam weker
    sampai rusak begitu.."
    aku diam, dia juga diam.
    Aku menggenggam tangannya
    lebih erat, aku malas berkata
    'maaf' lebih baik mengatakan
    melalui tindakan saja.
    Dia menolehkan kepalanya
    menghadapku, mulutnya membuka sedikit.
    "Maaf mu aku terima" ucapnya.
    "Siapa yang minta maaf?" tanya ku pura pura tidak tau.
    "Kamu.." jawabnya singkat.
    "Kapan? Aku gak tau..."
    Oshi menghela nafas panjang,
    lalu mengangkat tangan kirinya
    yang aku genggam.
    "Apa?" seru ku.
    "Tautan jari mu semakin erat"
    dia memandang wajah ku
    lalu membuangnya ke arah lain,
    aku mengerutkan kening ku.
    "Sok tau" aku terkekeh pelan.
    "Terserah kamu lah"
    dia mengedikkan kedua bahunya, kembali memandang
    ke arah jalan yang yang basah
    tergenang oleh air hujan.
    Aku melepaskan tautan jemari
    ku pada tangannya, tapi sekali
    lagi tangan Oshi berhasil
    menariknya kembali dan
    menautkan jari jemarinya pada
    tangan ku.
    "Aku mau lepas malah kamu
    tarik lagi.."
    "Aku kedinginan kamu juga
    begitu kan, jadi kita saling
    berbagi.." jawabnya lugas.
    "Oohh.." aku hanya ber'oh' ria
    saja.
    Aku merogoh saku celana
    ku mengambil gantungan kecil
    bergambar anime kesayangan ku, Oshi melihat gelagat ku
    yang tidak bisa diam dengan
    wajah heran.
    Aku hanya tersenyun dan
    menunjukkan gantungan kecil
    itu di depan wajahnya.
    "Ini..." ucapku senang.
    "Untuk apa itu?" tanyanya.
    "Ini benda keberuntungan ku"
    "Konyol.." desisnya.
    "Tak apalah"
    "Pantas saja aku menemukan
    setumpuk komik di atas lemari,
    ternyata itu semua milik mu?"
    "Yap.." aku menganggukkn
    kepala ku.
    "Besok akan ku buang saja"
    "Ehh, jangan lah" jawab ku tak
    terima komik kesayangan ku
    di buang tanpa sebab.
    "Yang harusnya kamu baca
    itu Al-Qur'an bukan komik"
    ucapnya tegas, aku diam tidak
    bisa melawan perkataannya.
    "Iya..." aku hanya mengangguk,
    aku memandang gantungan
    kecil yang ku pegang.
    Kemudian aku memberikannya
    pada Oshi, dia mengerinyitkan
    alisnya bingung.
    "Buat apa?"
    "Ini sekalian buang saja.."
    "Tidak usah, kamu simpan saja"
    "Yang benar?" ucapku riang.
    "Iya..."
    "Terima kasih hehe" aku tertawa kecil dia mengelengkan
    kepalanya kemudian tersenyum.
  • Lanjooottt...
  • Aku menguap kecil rasanya
    mengantuk sekali jika udara
    dingin seperti ini lebih enak
    bergelung didalam selimut dan
    tidur di atas kasur yang empuk.
    Aku menjatuhkan kepalaku
    kepundak Oshi, kembali rasa
    kantuk itu menyerang ku,
    bahkan kedua mata ku selalu
    mencoba untuk terpejam meskipun aku selalu menahannya untuk tetap terjaga.
    Oshi melirikkan matanya pada ku, dia mengedikkan bahunya
    yang menjadi tumpangan kepala di pundaknya.
    "Kamu kenapa?"
    "Aku ngantuk Shi, kapan hujan
    ini berhenti ya. Aku takut
    di marahi bos di saat hari
    pertama ku bekerja.."
    "Mau bagaimana lagi, hujan
    lebat seperti ini baju pun basah
    membuat ku malas untuk bekerja.."
    aku tau moodnya buruk sekali
    pagi ini, sudah bangun telat
    di perjalanan pun harus basah
    kuyup karna hujan di tambah
    saat ini kami malah terjebak
    di dalam saung ini untuk
    berteduh sementara.
    Aku merogoh saku celana mengambil hp dan melihat
    jam di layar hp.
    "Sudah satu jam kita disini.."
    aku menghela nafas panjang
    dan membenahii jaket yang
    ku pakai.
    "Sepertinya hujannya akan
    lama berhenti, jika di paksakan
    untuk berangkat pun percuma"
    aku mengangguk setuju dengan kata katanya tadi, aku kembali
    menguap dan bersender nyaman di pundaknya.
    "Kamu ngantuk ya tidur saja
    Sya, jika hujannya sudah reda
    nanti akan aku bangunkan"
    serunya, aku melirikkan mata ku melihatnya dia pun menatap
    ku lekat.
    "Ya sudah, tapi ingat ya bangunkan aku jika hujan sudah reda.." oshi mengangguk
    paham, aku menutup kedua
    mata ku mencoba untuk tertidur tetapi aku merasakn
    tekanan lain di atas kepala ku.
    Aku membuka kedua mata ku
    dan melihat kepala Oshi yang
    bersandar di atas kepala ku.
    Sepertinya dia juga mengantuk
    aku diam saja membiarkannya
    tetap dengan posisi itu.
    Aku kembali menutup mata ku
    perlahan pandangan ku semakin
    gelap kantuk benar benar menguasai ku dan menyeret
    ku masuk semakin jauh.
  • ini nulisnya pakai apa ya, tolong bisa gak perparagrafnya disusun rapi, kok nulisnya kaya nulis puisi, kurang enak bacanya
    sory boy banyak kritik ya
    bahasanya dah bagus, cuma cara penulisan diperbaiki aja
    ok lanjut
  • joenior68 wrote: »
    joenior68 wrote: »
    ini nulisnya pakai apa ya, tolong bisa gak perparagrafnya disusun rapi, kok nulisnya kaya nulis puisi, kurang enak bacanya
    sory boy banyak kritik ya
    bahasanya dah bagus, cuma cara penulisan diperbaiki aja
    ok lanjut

    sorry, ini ketiknya selalu pake
    hp jadi paragrapnya ga beraturan..
    Thanks buat sarannya..
  • Tua2 tp romantisny kek gadis sma. Lol.
  • Wah udh lama tak mampir ceritanya makin lucuk
  • hmmm makin seru...
  • Seru,,, lanjut dunk,,,,
Sign In or Register to comment.