It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Tambah lgi dunk,yg bnykkk...
Tambah lgi dunk,yg bnykkk.....
tangannya diatas punggung
tangan ku, badannya semakin
lama mendekat ke arah ku
dia mencondongkan sedikit
tubuhnya dan memiringkan
wajahnya.
Tangan kanan Oshi menelusuri
tiap jengkal tangan, bahu, leher
dan terhenti di belakang leher ku, dia menarik wajah ku
agar semakin dekat dengan
wajahnya.
Aku pun mendekatkan tubuh
ku padanya, dia membuka
kedua matanya dan berbisik
lirih tepat di dekat lubang
telinga ku, tubuh ku meremang
merasakan hembus nafasnya
di daun telinga ku.
"Sya, bolehkah aku.." bisiknya,
aku yang seolah mengerti
maksudnya itu pun dengan cepat menganggukan kepala.
Aku merasa dia tersenyum kecil
kedua mata sipit itu pun
kembali menutup, dan wajahnya semakin dekat dengan wajah ku.
Aku memeluk tangannya
yang menahan belakang
kepala ku, sama sepertinya
aku pun menutup kedua
mata ku menikmati momen
yang langka seperti ini.
Tinggal beberapa senti lagi
maka bibir basah nan dingin
itu akan menempel dengan
bibir ku, tapi sepertinya tuhan
tidak mengizinkan kami menikmati momen ini karna
ada sebuah suara keras yang
menghentikan kegiatan hangat
kami itu.
TINNN TINN TINN, Kami berdua
tersentak saat ada suara klakson mobil sepertinya mobil
hitam itu macet karna masuk
ke dalam kubangan jalan.
"Shit!" umpat Oshi pelan.
Aku dan Oshi saling memandang, sesaat kemudian
kami tertawa bersama melihat
wajah masing masing yang
memerah karna malu.
Oshi melirikkan matanya melihat ku, aku pun melakukan
hal yang sama.
Aku menelengkan kepala ku
menatap ke arah lain, wajah
ku semakin memanas entahlah
rasanya malu sekali, suasana
sudah mendukung tapi dihancurkan oleh suara klakson
mobil, di dalam hati aku
mengumpat keras kepada mobil hitam itu membuat orang kaget
saja.
Aku merasakan genggaman
hangat dari telapak tangan
seseorang, aku menegokkan
kepala ku ke samping, disana
Oshi menggenggam erat tangan
ku tapi wajahnya tetap memandang ke arah jalan.
Aku menghela nafas kecil, sudahlah mungkin hanya dengan cara ini saja kami bisa bisa saling berbagi kehangatan.
Aku membalas genggaman tangannya tak kalah erat.
Aku tetap bersyukur kepada
tuhan dengan apa yang telah
ia anugerahkan dan dia berikan kedunia ini dengan mengirimkan hujan di pagi hari,
kami berdua hanya diam dan
menikmati rintik hujan bersama.
aku mengayunkan kedua kaki
ku ke depan dan ke belakang.
Kami berdua masih terjebak di
dalam saung ini, di tambah
tidak ada tanda tanda hujan
akan berhenti.
"Aku gak pake jam Sya"
ucapnya pelan, aku menolehkan
kepala ku memandangnya.
"Tumben, biasanya pake?"
"Ini gara gara kita kesiangan"
dia melototkan matanya pada ku.
"Gezz, gak usah melotot begitu
jugalah, toh sepenuhnya bukan
salah ku. Kamu ja yang kebo"
"Kamu kan biasa bangun pagi"
katanya sembari menoyor
kepala ku.
"Kamu juga kan biasa bangun
pagi juga kali. Seenaknya ja
salahin orang" aku mendengus.
"Aku gak salahin kamu ko, tapi siapa yang banting jam weker
sampai rusak begitu.."
aku diam, dia juga diam.
Aku menggenggam tangannya
lebih erat, aku malas berkata
'maaf' lebih baik mengatakan
melalui tindakan saja.
Dia menolehkan kepalanya
menghadapku, mulutnya membuka sedikit.
"Maaf mu aku terima" ucapnya.
"Siapa yang minta maaf?" tanya ku pura pura tidak tau.
"Kamu.." jawabnya singkat.
"Kapan? Aku gak tau..."
Oshi menghela nafas panjang,
lalu mengangkat tangan kirinya
yang aku genggam.
"Apa?" seru ku.
"Tautan jari mu semakin erat"
dia memandang wajah ku
lalu membuangnya ke arah lain,
aku mengerutkan kening ku.
"Sok tau" aku terkekeh pelan.
"Terserah kamu lah"
dia mengedikkan kedua bahunya, kembali memandang
ke arah jalan yang yang basah
tergenang oleh air hujan.
Aku melepaskan tautan jemari
ku pada tangannya, tapi sekali
lagi tangan Oshi berhasil
menariknya kembali dan
menautkan jari jemarinya pada
tangan ku.
"Aku mau lepas malah kamu
tarik lagi.."
"Aku kedinginan kamu juga
begitu kan, jadi kita saling
berbagi.." jawabnya lugas.
"Oohh.." aku hanya ber'oh' ria
saja.
Aku merogoh saku celana
ku mengambil gantungan kecil
bergambar anime kesayangan ku, Oshi melihat gelagat ku
yang tidak bisa diam dengan
wajah heran.
Aku hanya tersenyun dan
menunjukkan gantungan kecil
itu di depan wajahnya.
"Ini..." ucapku senang.
"Untuk apa itu?" tanyanya.
"Ini benda keberuntungan ku"
"Konyol.." desisnya.
"Tak apalah"
"Pantas saja aku menemukan
setumpuk komik di atas lemari,
ternyata itu semua milik mu?"
"Yap.." aku menganggukkn
kepala ku.
"Besok akan ku buang saja"
"Ehh, jangan lah" jawab ku tak
terima komik kesayangan ku
di buang tanpa sebab.
"Yang harusnya kamu baca
itu Al-Qur'an bukan komik"
ucapnya tegas, aku diam tidak
bisa melawan perkataannya.
"Iya..." aku hanya mengangguk,
aku memandang gantungan
kecil yang ku pegang.
Kemudian aku memberikannya
pada Oshi, dia mengerinyitkan
alisnya bingung.
"Buat apa?"
"Ini sekalian buang saja.."
"Tidak usah, kamu simpan saja"
"Yang benar?" ucapku riang.
"Iya..."
"Terima kasih hehe" aku tertawa kecil dia mengelengkan
kepalanya kemudian tersenyum.
mengantuk sekali jika udara
dingin seperti ini lebih enak
bergelung didalam selimut dan
tidur di atas kasur yang empuk.
Aku menjatuhkan kepalaku
kepundak Oshi, kembali rasa
kantuk itu menyerang ku,
bahkan kedua mata ku selalu
mencoba untuk terpejam meskipun aku selalu menahannya untuk tetap terjaga.
Oshi melirikkan matanya pada ku, dia mengedikkan bahunya
yang menjadi tumpangan kepala di pundaknya.
"Kamu kenapa?"
"Aku ngantuk Shi, kapan hujan
ini berhenti ya. Aku takut
di marahi bos di saat hari
pertama ku bekerja.."
"Mau bagaimana lagi, hujan
lebat seperti ini baju pun basah
membuat ku malas untuk bekerja.."
aku tau moodnya buruk sekali
pagi ini, sudah bangun telat
di perjalanan pun harus basah
kuyup karna hujan di tambah
saat ini kami malah terjebak
di dalam saung ini untuk
berteduh sementara.
Aku merogoh saku celana mengambil hp dan melihat
jam di layar hp.
"Sudah satu jam kita disini.."
aku menghela nafas panjang
dan membenahii jaket yang
ku pakai.
"Sepertinya hujannya akan
lama berhenti, jika di paksakan
untuk berangkat pun percuma"
aku mengangguk setuju dengan kata katanya tadi, aku kembali
menguap dan bersender nyaman di pundaknya.
"Kamu ngantuk ya tidur saja
Sya, jika hujannya sudah reda
nanti akan aku bangunkan"
serunya, aku melirikkan mata ku melihatnya dia pun menatap
ku lekat.
"Ya sudah, tapi ingat ya bangunkan aku jika hujan sudah reda.." oshi mengangguk
paham, aku menutup kedua
mata ku mencoba untuk tertidur tetapi aku merasakn
tekanan lain di atas kepala ku.
Aku membuka kedua mata ku
dan melihat kepala Oshi yang
bersandar di atas kepala ku.
Sepertinya dia juga mengantuk
aku diam saja membiarkannya
tetap dengan posisi itu.
Aku kembali menutup mata ku
perlahan pandangan ku semakin
gelap kantuk benar benar menguasai ku dan menyeret
ku masuk semakin jauh.
sory boy banyak kritik ya
bahasanya dah bagus, cuma cara penulisan diperbaiki aja
ok lanjut
sorry, ini ketiknya selalu pake
hp jadi paragrapnya ga beraturan..
Thanks buat sarannya..