It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
saat ini aku sedang berada di
boncengan motornya Oshi, dari
tadi dia hanya diam tetap fokus menatap jalan.
Suasana mendadak menjadi tidak enak setelah keluarnya
kami dari restoran, oshi melirikkan matanya pada kaca
spion motor.
Dia membuang arah matanya
setelah ke pergok sedang memandang ke arah ku diam
diam, aku menghembuskan nafas kecil dia ini aneh sekali
kenapa selalu bersikap begitu
jika bertemu dengan Levi ya?.
Banyak pertanyaan berputar
putar memenuhi kepala ku
sikap Oshi yang sepertinya
tidak suka saat memandang
orang itu, tubuh ku tersentak
saat Oshi tiba tiba menambah
laju kecepatan motornya secara
mendadak.
Aku memeluk pinggangnya erat
takut tubuh ku terjatuh dari
atas motor sewaktu waktu, aku
melihat Oshi dari kaca spion
motor sudut bibirnya terangkat
membentuk seulas senyum.
Aku meruntuk dalam hati dengan kesengajaanya itu
sepertinya dia senang sekali
melihat ku jatuh menghantam
aspal.
Di dalam otak ku muncul sebuah ide jahat, aku tersenyum licik tangan ku yang
sedang merangkulnya ku elus
eluskan pada tubuhnya sesaat
aku merasakan tubuhnya seakan menegang dengan
sentuhan tangan ku pada
perutnya.
Aku selipkan tangan ku masuk
kedalam kemeja putih yang dia
pakai, aku mengelus lembut
perutnya yang keras dan
berhenti tepat di pusarnya.
Aku mendengar suara erangan
kecil saat jemari ku berputar
putar bermain di lubang
pusarnya, tubuhnya menggigil
tangannya gemetar dan motor
yang kami tumpangi sedikit
oleng karna ulah ku yang
terus menggodanya.
"Sssh.. Sya berhenti.."
dia mendesis saat tangan ku
memilin putingnya yang tegak,
aku tau dia sudah ereksi terlihat dari celana hitamnya
yang sedikit mengembung.
"Kamu yang memulai kan,
makanya jangan jahil.."
bisik ku de telinganya, dia
mendesah kecil merasakan
hembusan nafas ku mengenai
daun telinganya.
"Ma.. Maaf, tapi lepasin dulu
lah tangan mu dari perut ku"
aku terkekeh kecil, aku tetap
mendiamkan tangan ku di dalam kemejanya, aku mencubit
putingnya kuat.
CKITTT, Tiba tiba Oshi menjerit
kecil dan mengeremkan motornya mendadak.
"Awwhh!"
aku dengan cepat mengeluarkan
tangan ku dari dalam kemeja
yang dia pakai, Oshi menatap
ku tajam.
"Maaf.." aku memberikan senyum paling lebar padanya.
@anan_jaya, @marukochan,
@thankyu
gitu doank,,,.yah kentang nih,,,, [-(
segitunya ya.....
di jln j udah grepe2 aplgi d kamarrr......
heheheee
Aku menggulungkan diriku ke
dalam selimut tebal, menimang
nimang amplop yang berada
di tangan.
Aku memandang terus amplop
kertas dari Levi tadi pagi yang
dia berikan lewat karyawannya.
"Aku buka atau tidak ya"
ucapku lirih, aku merogoh saku
celana pendek ku mengambil
gantungan kecil kesayangan,
di sebelah ku ada sebuah kaki
yang naik di atas paha ku.
Ya itu kaki Oshi dia langsung
tertidur setelah kami pulang
dari resto.
Tidurnya tidak bisa diam dan
sekarang kakinya sudah naik
ke atas paha ku, mungkin dia
berpikir aku ini gulingnya.
Aku biarkan saja di begitu toh
sepertinya dia lelah sekali, aku
menghadapakan diri padanya
memandang wajah damainya yang sedang tertidur pulas.
Aku menoel noel wajahnya
menggunakan amplop kertas,
dia diam saja posisi tidurnya
pun tetap sama.
"Yoshi.. Yoshi.."
aku memanggil namanya pelan,
dia tak merasa terganggu juga
dengan suara ku aneh. =="
"Hmm" gumamnya, aku
mengedipkan mata ku melihat
matanya yang terbuka sedikit.
"Kamu bangun?" tanya ku bego.
"Ya, tangan mu tidak bisa
diam ya.." dia menguap kecil.
"Hehe maaf.." aku tertawa, dia
menggeliatkan tubuhnya lalu
memeluk ku erat.
"Kebiasaan nih.." aku menepis
tangannya yang melingkar di
pinggang ku.
"Pelukan seorang sahabat Sya,
itukan biasa.." jawabnya.
"Tapi jangan terlalu intim"
Yoshi tersenyum tipis, dia
menatap ku dengan mata sayunya yang mengantuk.
"Memang yang intim itu seperti
apa?" dia menatap ku lembut
dengan senyumnya yang tetap
terpasang di wajahnya.
Aku mengalihkan kedua mata
ku ke arah lain tiba tiba aku
jadi salah tingkah sendiri, di
tatap lembut sperti itu olehnya.
"Aku tidak tau.." seru ku lirih.
"Sama dong. Ya sudah terima
saja pelukan ku yang hangat
ini.." dia tersenyum mesum.
Aku menepuk kepalanya dengan
kepalan tangan ku, dia
terkekeh geli melihat ku yang
kesal.
Yoshi menenggelamkan wajahnya pada tengkuk ku,
menghirup aroma tubuh ku
disana pelukannya pada tubuh ku yang tergelung selimut
tebal pun semakin erat.
"Suki da.." ucapnya lirih.
(aku suka kamu) aku menatapnya bingung.
"Kamu ngomong apa?"
"Tidak ada ko.."
"Kamu ngomong bahasa lain
kan, apa artinya tadi.."
"Tidak ada.." dia melepaskan
pelukannya.
"Aneh.." aku menyamankan diri
ku di dalam selimut.