It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
ElninoS i give you more
“Tapi bu, kan salah Doni”
“Iya, tapi kamu harusnya tanya dulu duduk persoalannya sebelum kamu marah-marah sama orang” kata Ibu lagi
Dan sialnya si kecoa itu dengan santainya makan es krim dari uang ku dan menjilatnya dengan sangat nikmat yang sempat membuatku membayangkan yang nggak-nggak.
“Ehh kecoa, enak amat kamu makan es krim”
“Ibuuuuuuuuuuuuu maca Doni di panggil kecoaaaa” rengek Doni sambil masih menjilati es krimnya
“Huss apaan sih kamu manggil adikmu kecoa” tegur mama
“Lha dia kan memang mirip kecoa bu, lihat aja, tiap hari gangguin orang aja, malah sekarang mirip lintah yang sukanya hisap darah” adu ku tak mau kalah
“Sudah sudah, kalian ini tak pernah bisa akur” Ibu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, ibu pasti tahu meski aku dan Doni sering sekali berantem, tapi aku sayang sekali sama Doni, aku kembali teringat setahun lalu ketika Doni sakit
***SETAHUN LALU**
“Win, cepat kesini” teriak ibu dari kamar, aku yang sedang menonton televisi langsung terperanjat
“Iya bu, ada apa?” Tanya ku dan langsung berlari ke kamar Ibu
“Doni Win, Doni” Ibu terlihat sangat cemas sambil memeluk Doni
Aku melihat Doni yang terdiam lemas dengan wajah yang sangat pucat, aku segera menggendongnya, dan berlari ke depan
“Ayo bu, cepat” teriakku, badan adikku sangat panas, wajahnya pucat sekali
“Don, kamu nggak apa-apakan? Aku terus mengguncang badannya yang sangat lemas
“Don, ngomong sama abang, kamu nggak apa-apa kan?” air mataku langsung menetes, aku sangat cemas dengan adikku, dia adikku satu-satunya dan aku sangat sayang sama dia, meski sifatnya suka menjengkelkan
“Don, ayo ngomong sama abang kalau kamu baik-baik saja” aku terus teriak dan menggendongnya, ibu cepat mengeluarkan mobil dari garasi dan aku langsung membuka pintu mobil dan menggantikan posisi ibu sebagai supir, padahal aku pada saat itu belum terlalu bisa bawa mobil, tapi enggak tahu kenapa aku bisa seberani itu, yang ada dalam pikiranku adalah Doni
“Dok, dokter cepat” teriakku sambil menggendong Doni ke UGD Antonius
Dengan cepat beberapa suster menyiapkan segala sesuatunya, aku yang saat itu benar-benar kacau, malah membentak kerja mereka yang buatku masih terlalu lambat
“Win, sudah Win, Doni sudah di tangani dokter” kata Ibu sambil menangis, aku tahu saat ini ibu pasti sangat cemas, tapi ibu bisa cukup sabar karena ibu memang sudah melewati berbagai cobaan yang berat
“Bu” aku juga menangis sambil memeluk ibu, kulihat Doni sudah di infus, matanya masih tertutup, kulihat dia sedikit susah untuk bernapas, segera aku mengangkat sedikit kepalanya dan ku tidurkan di pangkuanku.
“Adik, biarkan adikmu istirahat” kata suster yang mencoba menegurku
“Saya jaga dia suster, dia lebih nyaman tidur di pangku saya” kataku sedikit membentak
“Ya sudah kalau begitu, tapi jangan sampai mengganggu pasien yang lain.
Ibu sedang berada di bagian administrasi mengurus kamar untuk Doni agar bisa di opname
Setelah semua selesai Doni masuk ke kamar khusus anak-anak, dia masih tertidur, wajahnya sudah tak terlalu pucat, tapi dia masih terlihat susah bernapas
“Bu, Bu, Bu” ngigau Doni
“Iya, ibu disini sayang” Ibu menggenggam tangan Doni dengan erat
“Don, ada abang disini Don” aku membelai wajahnya, dia terlihat sudah lebih tenang, mungkin dia sedang mimpi buruk
“Jangan sus, kasihan Doni” kataku saat suster mau mengambil sample darah Doni”
“Win, sudah, Doni juga masih tidur, kan semua untuk kebaikan Doni” kata Ibu
“Tapi bu, kasihan Doni, nanti dia sakit bu”
“Sudah sayang, biarkan suster bekerja” aku akhirnya menyingkir, tak kuasa aku melihat darah adikku di ambil, meski hanya sedikit.
“Sudah bu” kata suster itu, aku langsung duduk lagi di samping kasur Doni
“Kamu nggak sakit kan de” Doni hanya diam dan tak ada ekspresi di wajahnya
“Win, biar ibu saja yang jaga Doni, kamu pulang saja, besok kan kamu harus sekolah” kata Ibu sambil membelai rambutku
“Nggak bu, Windra nggak mau, Win mau jagain Doni, gimana kalau dia bangun dan takut bu”
“Tapi kamu harus sekolah nak”
“Ibu saja yang pulang, kasihan ibu pasti capek, Win nggak apa-apa bu, Win besok ijin saja, nggak apa-apa kan bu”
“Ya sudah kalau itu mau kamu,tapi ibu juga harus di sini jagain Doni”
“Bu, ibu pulang saja ya, Win bisa kok jagain Doni sendiri, ibu kan sudah kerja seharian pasti capek, biar Win saja ya” ibu terlihat ragu tapi karena aku terus memaksa akhirnya ibu mau pulang dan ibu janji besok akan datang pagi-pagi
Sesaat setelah ibu pulang, aku lihat wajah Doni yang sudah tenang, aku duduk di samping ranjangnya dan sampai tertidur
“Abang, abang” panggil lemah Doni
“Iya Don, kamu sudah sadar, puji Tuhan” kataku sambil tersenyum, kulihat jam di dinding sudah pukul 5 pagi
“Aus bang” kata Doni
“kamu haus? Sebentar” aku memberi Doni minum dari pipet, dia hanya minum sedikit
“Kamu bobo lagi ya Don, biar cepat sembuh, nanti kita bisa main nangkap kodok lagi” kataku menghiburnya
“Abang” kata Doni dengan suara pelan
“Iya de, kenapa?”
“Akit bang” rengeknya dengan suara lemah
“Mana yang sakit de, mana?” dengan cepat aku memangku Doni
“Kepala Doni bang” aku langsung memijit lembut kepalanya, Doni terlihat nyaman dan tertidur, aku juga ikut tertidur
“Win, Win, sayang” panggil Ibu
“Ehh iya bu, hehehe maaf Win tertidur”
“Iya, kamu pulang saja, biar Ibu yang ganti jagain Doni”
“Tapi bu, nanti Doni gimana?”
“Sudah, kan ada Ibu, kamu pulang dulu istirahat, makan dan mandi, biar Ibu yang jagain Doni”
Dengan berat hati aku pulang kerumah, kulihat Doni masih tertidur pulas, Doni di opname hampir seminggu karena tipus, kasihan dia
***MASA SEKARANG***
Kulihat Doni masih asik menikmati es krimnya yang sudah habis, dia masih menjilat-jilat stiknya, dengan bibirnya yang sudah belepotan coklat
“Doniiiiii,, sayangku” aku langsung memeluk Doni, Doni yang bingung , karena aku tiba-tiba memeluknya hanya diam, alhasil malah bajuku yang penuh dengan coklat
“Hahaha, kalian ini sebentar akur sebentar marahan” ibu menggelengkan kepalanya
“AHhhhhhhh es krim Doni” teriak Doni
“Lha, kan juga sudah habis” kataku
“Tapi kan masih ada dikit”rengek Doni
“Tinggal stiknya aja kamu jilat, jijik tahu” protesku
“Ibuuuuuuuuuuuuu”teriak Doni
“Sudah-sudah, besok Ibu belikan lagi”
“Holeeeeeeeeeeeeeee” teriak Doni sambil lompat-lompat di kursi
“Aku juga mau bu” kataku nggak mau kalah
“Iya, kamu juga deh, sudah cepat ganti baju dan minta maaf sama James”
“Iya bu” aku kembali teringat harus meminta maaf sama James, Huftt
“Kecoa, kamu ikut juga” kataku pada Doni
“Kemana bang? Beli es krim ya?” Tanya Doni dengan wajah berbinar-binar
“Minta maaf sama abang James” kataku
“Siapa abang Jemes( di baca JE-MES) bang”
“Lha, orang yang tadi siang kamu tabrak itu” kataku
“Nggak mau bang, Doni mau nonton”
“Ehhh enak aja nonton, ayo cepat”
Dengan wajah manyun dia mengekor, aku menggandeng tangannya
“Jangan kira abang lupa ya sama ngompol kamu tadi siang” dia langsung terlihat pucat, puas sekali rasanya HAHAHAHA
“Ting tong” aku memencet bel rumah James
“Ehhh ada nak Windra, ayo masuk” tante Regina yang mempersilahkan aku masuk
“Tante, saya datang kesini mau minta maaf sama James” kataku menjelaskan
“Lho, kamu dan James kenapa?” Tanya tante Regina
“Nih, gara-gara Doni Tante” kataku sambil menunjuk Doni
“Ada apa sayang?” Tanya tante Regina ke Doni
“Tadi abang marah-marah sama abang Jemes tante” jelas Doni yang seperti menusukku dengan pisau
“Marah kenapa” Tanya tante Regina heran
“Ehhh bukan gitu tante, tadi Doni nambrak James, saya kira kenapa, jadi Reflek saya marah-marah, dan karena itu saya mau minta maaf sama James” jelasku
“Ohh begitu, ya sudah, tante panggilkan James” kata tante Regina dan langsung berjalan ke tangga menuju kamar James
Tak berapa lama kulihat sosok cowok ganteng yang wajahnya mirip Dimas Anggara itu turun bersama tante Regina
“Kenapa? Kamu mau marah-marah sama saya lagi” Tanya James dengan wajah masam, aku yang berada di situasi tak mengenakan langsung terdiam
“James, jangan gitu”tegur tante Regina
“Abang Je mes, Doni minta maap ya” kata Doni sambil menarik-narik celana piyama James
“Ehhh adik kecil, kamu Doni ya, lucu banget” wajah James langsung kembali hangat seperti mentari pagi sambil mencubit pipi tembem adikku
“Iya abang, Doni minta maap ya” kataa Doni lagi, kecoa ini memang pandai nyari muka
“Aduh lucunya” sekarang giliran tante Regina yang muji dia #iri.com
“Iya Adik kecil, abang maafin kamu, yuk duduk di situ, si kecoa lantas di gendong James ke kursi samping dan duduk di pangkuannya, aku yang melihat kejadian ini bertambah iri, kok bukan aku sih yang di liriknya, kok bukan aku sih yang duduk dekat dia
IRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
ahh emang elu seleranya bibi bibi kepo kecentilan gitu kann??
kalo gw mah ngepens nya sama doni.. kecil badung , ngegemesin, bikin sebel tapi gak bisa marah sama dia.. ahh gw pengen punya adek lagi yang kek doni..
lah bibik kepo gtu kan lucu bawaannya hahahhahah, kalau aku nnton sinetron pas ada yang gtu baru aku suka, klo ke yang lain aku ganti chanel hahahahhahah
Akhirnya doni Чάπƍ bs menyatukan abgnya si Windra ama si James!
,\=D/> hi..hi..hii..° ◦ °
hi..hi..hii..° ◦ °
_()_ hi..hi..hii..° ◦ °
<< Plakkkk -- sok tehe ƍŴ !>>
Baru baca dan kayaknya bakal ketagihan
Bang atwil! Semangat nulisnya
Kami menunggumu