It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
tp biarlah penulis yg menentukan hehehheh ...bagus ceritanya
“Huh sombong banget sih” jadi kesal aku di buatnya, awalnya sudah senang di tolong sama cowok cakep, ehhh malah langsung kabur aja doi
“Ngapain kau Win basah-basah?” Tanya Mimi sambil tertawa
“Sial kau nih, lihat teman menderita bukannya di bantuin malah di ejek” protesku
“Hehehehe, habisnya tampang kau lucu sih”
“BTW tadi James yang nolongin kau kan? Gimana tangannya halus nggak? Ohhhh kalau bisa di tolong sama pangeran tampan itu sih aku mau deh jatuh terus”Rini ikutan
“Ahhh dasar loe centil”
“Biarin wueee”
Setelah itu aku ke koperasi sekolah untuk meminjam seragam, dan kembali ke kelas
“Ehhh Rin, tuh James baru mau masuk dari toilet kayaknya” bisik Mimi ke Rini
“Hah, yang bener? Mana?”
“Tuh masih jalan” tunjuk Mimi
“Ok, serangan dimulai” dengan percaya diri Rini pergi ke depan kelas, menuju pintu
“Ngapain tuh anak?” tanyaku pada Mimi
“Lihat aja deh, ini sudah kita susun berkat kau jatuh tadi” kata Mimi, aku yang tak mengerti apa maksudnya hanya menatap Rini si centil itu, kulihat James sudah mau masuk ke kelas
“Aduh” Rini berteriak dengan suara centilnya, ohhh ternyata dia pura-pura jatuh, ahhh pintar juga cewek centil itu
“Ehhh kamu nggak apa-apa?” Rini di tolong
“Nggak apa-apa” jawabnya dengan senyum centil
“HAHAHAHHAHAHAHA” Mimi langsung tertawa dengan keras, ternyata pada saat yang sama Nando juga mau masuk kelas dan dia duluan yang masuk, karena dari arah yang berlawanan jadi kami nggak lihat nando karena tertutup oleh dinding
Nando mengangkat tubuh Rini, kulihat Rini tersenyum kecut
Hahahahaha, rasain, makanya jadi cewek jangan kecentilan, pada saat itu James masuk ke dalam kelas, dia sepertinya tak perduli sedikitpun sama Rini, kulihat wajah basi Rini semakin menjadi, aku yang sudah tak tahan langsung tertawa lepas, setidaknya aku masih seikit beruntung di tolong sama Pangeran James.
“Sudah-sudah,, aku nggak apa-apa” dengan kasar Rini mengentakan pantatnya di kursinya
Nando hanya terpaku di depan dengan tak mengerti, kasihan Nando padahal dia hanya ingin berbuat baik saja
Kulirik ke belakang, kulihat James sedang duduk, matanya kosong, sepertinya ada beban yang di pikulnya, aku ingin menjadi temannya yang siap menghiburnya, tapi sepertinya dia adalah orang yang tertutup
Dari sudut matanya terlihat dia sedang banyak masalah, mata besarnya menatap tajam ke depan, tapi tak kutemukan bahagia disana, yang ada kesuraman.
**********
“Doniiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii” teriak ku dari kamar
“Kamu yang robek gambar kodok abang ya?” teriakku lagi
Doni dengan berjalan tertunduk menghampiriku, kulihat wajahnya ketakutan
“Maaf bang, Doni nggak sengaja” dia masih saja menundukan kepalanya
“Nggak sengaja? Kamu kan tau ini gambar kesayangan abang” bentakku
“Maaf bang” kali ini dia seperti menahan tangis
“Kamu ini nakal banget,sudah abang bilang jangan main-main ke kamar abang kalau abang nggak di kamar” bentakku lagi
“Maaf bang Doni tadi bobo di kamar abang, soalnya Doni takut bang”
“Takut apa kamu hah? Ini kan rumah kita, dan ngapain kamu tidur di kamar abang, kamu kan punya kamar sendiri” bentakku lagi
Kali ini dia menangis lebih kencang lagi. “Doni sendiri bang, Doni gak ada teman” jawabnya, seketika marahku langsung surut, kenapa aku bisa seegois ini, Doni hanya anak kecil, dia butuh teman bermain, aku memang terlalu sibuk dengan urusanku sendiri, ku hampiri dia dan kupeluk adik kesayanganku ini
“Maafin abang ya Don” kataku di dalam pelukannya
“Maafin Doni bang, Doni nggak sengaja” jawabnya sambil menangis di pundakku
“Sudah-sudah, abang sudah maafin kamu kok, kamu jangan nangis lagi ya, abang janji akan banyak main sama kamu”
Ku hapus air matanya, ku lihat dia tersenyum, dia memang adikku yang sangat lucu, wajah tembemnya sering sekali aku jadikan mainan untuk di cubit.
“Abang janji?” Tanya dia
“Iya sayang, abang janji”
“Ya sudah, yuk kita main nangkap kodok” katanya, apa nangkap kodok? Permainan laknat itu, aku nggak mau, bukan hanya aku benci dengan orang menangkap kodok, masalahnya disini aku juga yang harus jadi kodoknya dengan kostum kodokku saat aku pakai waktu hallowen dulu, kostum itu adalah kostum kodok terbaik yang ada saat hallowen, disaat teman-teman yang lain mendandan habis-habisan ala suster gepeng, suster ngepet, suster congek, sampai pocong bisulan, di saat itu aku memakai kostum kodokkku dan akulah yang menjadi pusat perhatian saat itu
“Apa?, abang nggak mau” jawabku lantang
“Abang jahat, tadi kan abang sudah janji mau main dengan Doni” protesnya, sambil kembali sesunggukan sepertinya dia mau kembali menangis
“Iya iya” akhirnya aku mengalah juga dan ku buka lemariku mengambil kostum kebanggaanku itu
“Nih sudah”kataku, sukses sudah aku menajadi kodok paling ganteng, kulihat di cermin, ternyata aku memang cukup ganteng untuk menjadi pangeran kodok
“Ok, Doni ambil jaring dulu ya” dia langsung berlari ke kamarnya dan tak berapa lama ia datang
“Hiatttsssss” lompatnya dengan jaring ingin menangkapku, enak saja, memang dia kira aku kodok bencong bisa di tangkap, dengan lompatan terowongan Casablanca aku melompat, Doni tak kalah gesit, dia terus berlari sambil menjaringku, tapi usahanya selalu sia-sia karena aku jauh lebih gesit darinya, dari kasur ke bawah, ke kasur lagi, ke balkon berlari dan melompat, sampai seisi kamarku berantakan,
“Hahahaha” ku pandang ke arah suara tawa itu, kulihat ke depan sana,aku sedang berada di balkon dengan Doni yang sudah siap menangkapku, ada James disana, dia tertawa melihat aku dan Doni
Apa? James tertawa karena aku? Ahhhhh senangnya, aku mau main permainan laknat ini setiap hari kalau aku bisa selalu membuat James tertawa
Dia terdiam melihatku sedang memandangnya, kulihat dia seperti salah tingkah, aku tersenyum padanya,tapi dia tidak membalas, dia lalu masuk ke kamarnya dan menutup pintu kamarnya
Aneh sekali anak itu, hmm aku menjadi ingin berteman dengannya
“Braaaaaa, dapat yeiiiiiiiiiiiiiiii” teriak Doni dengan senang
“Yeiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii Doni bisa tangkap kodok” teriaknya lagi
Aku hanya tersenyum ke Doni, karena di pikiranku sekarang adalah James, ada apa dengan dia, tadi di sekolah, aku juga belum melihat dia berbicara kepada siapapun
“Abang” tegur Doni
“Ehh iya, kenapa?”
“Ihhh abang kok diam sih, yuk main lagi” katanya antusias
“Hmmm, abang sudah capek, besok saja ya kita main lagi”
“Ya sudah, kita bobo siang yuk” ajak Doni
“Lho, bukannya tadi kamu bilang sudah tidur?”
“Kan Doni mau bobo sama abang”
“Huhh dasar adik manja” lalu aku menggendongnya dan aku kembali ke kamarku
Untuk tidur siang bersama dengan adik kesayanganku
**********************
lanjut lagiii... kalo bisa daily update kayak cerita pertama elu dulu..
Lanjuttttt!
Heeeheee ( sok †ªü ∂ķΰ )
#wah pada shota-con ni demen ama bocah..wkwkwk )
#geer
@autoredoks: hahahah pngennya gtu, cm update dily susah soalnya koneksi net di kost jelek, klo bgus sih gmpng, trus wktu buat ngetik yg dkit krna msti kuliah ma krja
@Rey_drew9090 @Adam08 heheeehee mksih, kok mlah doni yg di suka? wlah
@Adith69 thank u
@Adysamuel hehhehehe,,, aq juga
@awansiwon makasihhhh
@Prince17cm heeeh james gk dgin kok, cb dah liat di anakku seorang gay, dy tuh cheerful sbenarnya, cm krna keadaan, jdi dy mnjdi pndiam
Kenapa buat james pov, krna itu hrus, gak mngkn pke windra pov trus untk jlaskan james scra gamblang, dgn james pov di hrapkan bs sdikit mngenal sosok james