BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mak Comblang.com

1343537394059

Comments

  • @claude: udah aku up 2 ko te..
    @Monic: Alvian bisa nangis
    denger kamu ngomong begitu..
    @Fazlan_Farizi: ini satu lagi baru ku ketik..
    @yuzz: sekalian sambil pup
    dong..
  • entah kenapa neng, q lihat sikap n sifat alvian sperti ini mengingatkan q dgn kelakuan adik perempuan q td pagi (gk ada sopan santun dgnabangnya)... Sampai2 sdh bulat tekad q utk mencoret nama adik q itu dlm daftar saudara kandung q.... Makanya q lampiaskan juga ke alvian.....
  • @Monic: aduh jangan gitu atuh
    dia kan ttp adik kamu juga,
    nasihatin dulu ja pelan pelan
    kamunya juga jangan ke bawa
    emosi apa lagi dia kan
    perempuan..
  • haduuuh pening dech kepala, emosi sedang di koyak2, kemudian di hempaskan begitu saja.....

    Triiiiiing... Triiiiiing.

    sebuah tanda yang berbunyi
    ''mohon tunggu kelanjutannya''

    capeee dech.



    Yup..... cepat di up date yaaaa...
  • Kepingan keempat puluh dua.




    Alvian Pov.
    ********

    Aku berdiri di depan pintu
    kamar Kakak, aku menimang
    nimang antara mengetuk
    pintu kamar kakak atau
    ku urungkan saja niat ku
    untuk melihat keadaan Kakak.
    Aku menghela nafas kecil dan
    meyakinkan diri ku untuk
    mencoba.
    Tok Tok Tok, aku mengetuk
    pelan pintu kamarnya. Ada suara berat yang menyuruh ku
    untuk membuka pintu ini.
    "Masuk saja!" teriaknya dari dalam kamar.
    Aku memutar kenop pintu
    dan membukanya sedikit.
    Aku menyembulkan kepala ku
    sedikit di dekat pintu, aku
    melihatnya sedang berbaring
    menutupi wajahnya dengan
    sebelah tangannya.
    "Kakak, boleh aku masuk?"
    tanya ku pelan.
    "Ya, masuk saja" jawabnya
    singkat tanpa membenarkan
    posisinya berbaring.
    Aku melangkah masuk dan
    menutup pintunya pelan.
    Aku mendekat kearahnya dan
    duduk disisi ranjangn yang
    ia tiduri.
    "Kakak, bagaimana keadaannya?" aku menatap
    wajahnya yang tertutup
    tangan.
    "Yang seperti kau lihat aku
    bagaimana sekarang"
    "Umm..." aku menatap isi
    sekeliling kamar ini begitu
    berantakan. Gitar, baju, celana,
    dan bola basket berserakan
    di tempat yang tidak seharusnya.
    Aku menghela nafas melihat
    keadaanya yang seperti kacau
    terlihat dari isi kamarnya yang
    semula selalu rapi kini berantakan seperti kapal pecah.
    Aku mengambil kain kasa
    dan obat merah yang jatuh
    di bawah ranjang.
    Aku menarik tangan kiri
    kakak yang terluka akibat
    gesekan aspal.
    Aku mengambil kapas kecil
    dan mencelupakannya ke dalam
    air bersih, mengoleskannya
    perlahan ke bagian kulit
    yang terluka, selanjutnya
    aku mengambil obat merah
    dan ku teteskan ke lukanya
    ku balut dengan kain kasa
    tipis dan terakhir aku rekatkan
    ujung kain kasa dengan
    hansaplas yang ku potong
    kecil.
    "Selesai" ucapku riang, kakak
    menarik tangannya dan melirik
    balutan kain kasa di tangannya.
    "Thanks" ucapnya singkat.
    Aku tertawa kecil dan menganggukkan kepala ku
    sebagai jawaban.
    Sedikit lagi Ian, bersabarlah..
    Ucapku dalam hati.
  • lanjoooooot....
    Tetap setia menunggu dalam keheningan nih. Kkkkkkkk
  • Satu kata "Dikit" #plak ditimpuk pake sendal sama TS
  • w benci mengakuinya tp w setuju ma @monic, si alvian it sangat menyedikan, mengashi diri sendiri n gk sdar lo org sekitarnya syg ma dia. Selalu merasa kurang
  • Muak sama alvian
  • perasaan jadi campur aduk baca ni cerita..
  • alvian srigala berbulu kucing,, meong

    #appahh kagak nyambung
  • Kepingan empat puluh tiga.


    ********

    Alvian Pov.


    Aku masih diam didalam
    kamar Kakak, dia pun diam
    setelah ku obati lukanya.
    Tak ada komentar apapun lagi
    yang keluar dari bibirnya.
    "Kak....."
    "Hmm.." gumamnya.
    "Kakak, tidak apa apa kan?"
    "Iya"
    "Lalu kenapa diam? Kakak tidak
    suka aku disini?" seru ku lirih.
    "Bukan begitu, hanya..."
    "Hanya apa?" tanya ku.
    "Kalau kakak tidak suka aku
    disini, aku akan keluar"
    aku bermaksud bangkit dari
    duduk ku, tapi ada sebuah tangan yang menahan ku
    tetap berada pada posisi ku
    semula.
    "Ada apa?"
    "Cukup disini temani aku"
    raut wajahnya sendu sekali.
    "Baiklah" aku kembali duduk.
    Dia hanya menghela nafas
    berat, dan mengusap wajahnya
    gusar. Sepertinya ada sesuatu
    yang dia pikirkan.
    "Shit!" desisnya.
    "Ada apa kak?"
    Dia berdiri dari rebahannya dan
    berjalan ke kamar mandi.
    "Aku cuci muka sebentar, kepala
    ku semakin pusing saja"
    aku menganggukkan kepala
    ku dan melihat kakak sudah
    berlalu masuk kedalam kamarnya.
    DRTTT DRTT DRTTT DRTT..
    Ada nada getar dari handphone
    kakak sepertinya sms yang
    masuk.
    Aku mengambil handphone
    kakak diam diam dan membaca
    isi sms dari si pengirim.
    Aku melihat kontak nama
    si pengirim tangan ku tiba
    tiba mengeras dan raut wajah
    ku menjadi kesal setelah tau
    siapa pengirim sms ini.

    From: Evan.
    "Bagaimana keadaan mu?
    Baik baik saja kah? Maaf ya
    untuk tempo hari kita jadi
    bertengkar karna masalah itu,
    aku yang salah dan aku minta
    maaf. Semoga kamu tidak
    marah lagi ya. Oya aku boleh
    kan menjenguk mu kerumah?"

    itu isi pesan dari Evan, aku
    menggenggam handponenya
    sekeras mungkin, lalu ku
    ketik balasan dan ku kirim
    ke nomor kontak Evan.
    Aku tersenyum tipis dan
    menghapus sms Evan yang
    masuk dan menghapus juga
    pesan terkirim.
    Aku menaruh kembali handphone itu di tempat semula dan handphone itu
    kembali bergetar tapi ini
    adalah nada panggilan dan
    nama Evan Call yang tertera
    di layar handphonenya.
    Aku mendecakkan lidah tak
    suka dan segera mereject
    semua panggilan yang masuk
    dari Evan.
    Aku menghapus laporan
    panggilan yang tidak terjawab
    dan kembali menaruh handphone itu di atas ranjang.
Sign In or Register to comment.