BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mak Comblang.com

1313234363759

Comments

  • lagi galau mak comblangnya *Evan*
    lagi cuti kayaknya si evan
  • Kepingan Ketiga puluh lima.



    ********



    Kelvin Pov.


    "Kamu kenapa senyum begitu?"
    "Hehe, gpp ko kak" ucapnya.
    "Kamu sakit Ian?" aku mengusap keningnya. Tidak
    panas tapi wajahnya pucat
    matanya sembab.
    "Aku gpp kak, kita keluar yu
    aku males di dapur terus"
    Aku mengulurkan tangan ku
    dan menggandeng tangan
    Alvian keluar dari dapur.
    Dari arah luar rumah aku
    melihat Indra yang masuk
    ke dalam dengan mimik
    wajah kesal, saat dia sampai
    di depan ku dan Alvian mimik
    wajahnya berubah lebih seram
    lagi saat matanya melirik
    Alvian.
    "Kenapa lo Ndra? Mana Evan?"
    "Di luar" ucapnya singkat.
    "Terus lo mau kemana?"
    "Pulang" serunya datar. Aku
    mengerinyitkan kening ku
    tak mengerti dengan perubahan
    sikapnya, aku melirik Alvian
    dan bertanya 'sebenarnya ada
    apa?' , dia hanya mengedikkan
    kedua bahunya dan hanya
    tersenyum ya bisa di bilang
    seperti seringai mungkin.
    "Ya udah lo pulang, tapi anterin adik lo nih sekalian"
    aku menarik tangan Alvian
    dan menghadapkannya kepada
    Indra, Indra menatap tajam
    Alvian tapi Alvian hanya
    memandang polos Indra.
    "Lo ja anterin adik gue"
    "Loh? Kok gitu?" tanya ku
    bingung.
    "Gue lagi males" ucapnya
    jelas.
    "Dia kan adik lo Ndra, biar
    Evan yang gue anter" jawab ku.
    "Jangan Kak, biar aku pulang
    sendiri. Aku kan bukan siapa
    siapanya kakak" Alvian
    menatapku dengan tatapan
    sendunya. Aku tak mengerti
    maksud dari kata katanya.
    "Kamu kan adiknya Indra, Ian"
    Alvian hanya menunduk dan
    menatap ku lalu melirik Indra.
    "Aku pulang di antar kak Kelvin
    saja" dia berjalan ke arah
    pintu keluar dengan cepat
    meninggalkan aku bersama
    Indra. Aku menatap tajam
    Indra dia jahat sekali pada
    adiknya.
    "Sikap lo dingin banget sih
    sama adik sendiri" ucapku
    ketus.
    "Terus kenapa? Urusan sama
    lo gitu?" tanyanya sengit.
    "Gue tanya baik baik kenapa
    lo jawab ngotot hah" tak
    pelak jawaban sengak Indra
    menyulu emosi ku juga.
    "Hak gue lah mau sikap
    bagaimana juga! Gau usah
    sok tau lah memang lo
    siapa?" Indra membentak ku
    tepat di hadapan wajah ku.
    "Sikap lo yang harus lo rubah!
    Sikap buruk lo yang keras itu
    lo buang jauh jauh!"
    "Bukan urusan lo. Gue balik!"
    "Keras kepala" umpat ku.
  • Kepingan Ketiga Puluh Enam.



    ********


    Aku melangkah keluar dari
    rumah ini dan tak sengaja
    aku mendengar suara bentakan
    dan pertengkaran kecil di dalam
    rumah, sepertinya itu suara
    Kelvin dan Kakak. Aku hanya
    tersenyum saja mendengarnya
    baguslah mereka saling
    bertengkar satu sama lain
    di tambah ternyata Kelvin
    lebih memihak pada ku.
    Perlahan lahan saja mereka
    akan hancur dengan sendirinya
    terserah jika orang orang
    menganggap ku jahat, aku
    hanya ingin memberi pelajaran
    sedikit bagaimana sakitnya
    aku selama ini. Aku tidak
    peduli yang penting aku
    bisa merasakn kepuasan dan
    kebahagiaan ku saat mereka
    bisa saling menjauh. Aku
    hanya tersenyum kecil. Aku
    akan merebut kembali apa
    yang harusnya aku dapatkan
    kebahagiaan yang selama ini
    belum aku rasakan bersama
    orang yang ku cintai. Di luar
    aku melihat Evan yang sepertinya sedang melamun
    dari mimik wajahnya terlihat
    sekali ada kesedihan disana.
    Aku mendekatinya dan
    tersenyum kecil ke arahnya.
    Dia menatap ku kaget sepertinya canggung sekali
    berhadapan dengan ku.
    Aku menatapnya tajam.
    "Lo udah rebut apa yang
    harus gue dapat, sekarang
    giliran gue rebut semua yang
    lo punya!" ucap ku tajam.
    Evan membulatkan kedua
    matanya, dan menatap ku
    tak percaya.
    "Kenapa lo ga suka sama
    gue Ian? Apa salah gue?"
    "Lo udah rebut satu satunya
    kebahagiaan gue Van! Lo
    jahat" desis ku.
    "Apakah ini tentang Indra?"
    tanyanya.
    "Ya!" Evan memasang wajah
    sedih saat aku mengatakan
    yang sebenarnya.
    "Maaf" ucapnya pelan.
    "Percuma, kata maaf ga akan
    pernah bisa sembuhin rasa luka
    gue selama ini"
  • @darkrealm, @Rez1, @Dhika_smg, @Marukochan,
    @Henry_13, @pria_apa_adanya


    update segini dulu ya..
    Oya yang kepingan ketiga
    puluh enam itu Alvian Pov
    lupa di tulis.. ==a
  • yahhhhh.. kentang..
  • Rez1 wrote: »
    Rez1 wrote: »
    yahhhhh.. kentang..



    maaf bang, lagi mikir buat
    lanjutan ceritanya nanti juga
    di up lagi sabar ya..
  • Evan kamu terlalu lemah sayang!
  • kancut ;) ehh salan LANJUTTT
    mention donk kalo d apdet
  • waduh ketingalan jauh, untng bisa ngebt, oya maaf ya krna bebrapa mingu ni gag bisa mmbrkan smangat coz semua pembritahuan ku di bf ni gag bisa di buka cma nimbl ad brapa ja pmbrithuany bisa nya cuma di buka di Komptr, kira2 ad yng tau gag mslahny apa?
  • @mahardhyka: aduh bawa bawa
    si segitiga lagi hoho
    iya nanti di lanjut..
    @pria_apa_adanya: eror kali
    bang??
  • Kirain dah di lanjutin ;(... Penasaraaaaaaaaan
  • @mahardhyka: aduh bawa bawa
    si segitiga lagi hoho
    iya nanti di lanjut..
    @pria_apa_adanya: eror kali
    bang??
    kpan kancutnya
  • Kepingan ketiga puluh tujuh.


    ********

    Indra Pov.


    Aku berjalan cepat menyusul
    Evan yang sekarang berada
    diluar bersama Alvian.
    Benar saja dugaan ku disana
    aku melihat Evan dan Alvian
    sedang saling berhadapan,
    entahlah apa yang sedang
    mereka bicarakan yang pasti
    dilihat dari mimik wajah Evan
    yang saat ini sedang tertunduk
    terlihat merasa bersalah.
    Sebenarnya apa yang mereka
    berdua bicarakan? Aku melihat
    senyum Alvian semakin lebar
    melihat Evan sekarang ini.
    "Evan!" tegurku padanya.
    "Eh? Indra?" dia melihat ku
    sembari melirikkan matanya
    ke arah Alvian.
    "Apa yang kalian bicarakan?"
    tekanku penuh curiga.
    "Tidak ada kak hanya mengobrol biasa" timpal Alvian.
    "Aku tidak bertanya pada mu"
    jawab ku sinis. Alvian menekuk
    wajahnya yang kesal.
    "Ayo kita pulang" aku
    menarik tangan Evan keras.
    "Aduh.. Ndra pelan pelan
    tangan ku sakit" Evan
    meringis kecil tapi aku tetap
    menyeretnya keluar dari
    rumah ini.
    Aku berhenti sesaat dan ku
    tolehkan wajah ku sedikit
    pada Alvian.
    "Lo emang adik gue, tapi gue
    harap lo jangan pernah macem
    macem atau ikut campur
    masalah hidup gue" desis ku.
    Aku melihat ekspresi wajah
    sedih Alvian saat aku
    mengatakan hal itu.
    "Ndra, kamu jangan begitu"
    ucap Evan pelan.
    "Sudahlah kita pulang saja"
    aku menggandeng tangan Evan
    meninggalkan sosok Alvian
    yang tertunduk.
    ********


    Alvian Pov.

    Sakit sekali rasanya saat kakak
    ku mengatakan itu, aku
    benar benar sudah tak di anggap lagi olehnya.
    Entah kenapa rasa benci ini
    semakin besar saja, rasa ingin
    membalas dendam atas semua
    kesakitan yang dia berikan
    dan kebohongan yang dia
    janjikan semuanya menyatu
    menjadi kebencian ku padanya.
    Aku sudah tidak pedulikan lagi
    bagaimana akhirnya nanti jika
    aku benar benar berniat
    menghancurkan semuanya.
    Aku yang hancur pun tak mereka pedulikan, aku yang
    ingin bahagia pun tak mereka
    anggap lebih baik perlahan
    aku bangkit demi diriku sendiri
    tanpa perlu merasakan cinta
    atau semacamnya.
    Aku menghela nafas berat
    mata ku terlalu lelah untuk
    meneteskan air mata, pikiran
    ku terus berkecamuk apakah
    aku benar benar akan melakukan hal sejahat itu
    pada kakak ku sendiri?
    Apakah setelah akhirnya aku
    berhasil membuat semuanya
    hancur perasaan ku bisa
    puas? Apa yang ku dapat
    setelah itu? Kepausaan kah
    atau kebahagiaan?
    Bolehkah aku memiliki rasa
    jahat sesaat tuhan? Apakah
    boleh aku memiliki rasa
    kebahagiaan ketika orang
    orang disekitar ku terluka
    akibat kesalahan ku.
    Bahkan orang yang tidak
    bersalah pun harus merasakan
    rasa sakit karna keegoisan
    ku? Kelvin....
    "Hei, ayo ku antar pulang "
    aku tersentak saat sebuah
    suara menggagetkanku dari
    belakang. Aku melihatnya
    tersenyum kepada ku dan
    memberikan ku helmnya.
    "I iya" aku mengikuti langkahnya dari belakang.
    Dia tidak bersalah kenapa
    aku begitu jahat membawanya
    masuk hanya karna ego ku.
Sign In or Register to comment.