BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mak Comblang.com

1353638404159

Comments

  • Kepingan keempat puluh empat.


    ********

    Alvian Pov.


    Aku memandang kembali
    handphone yang tergeletak
    disisi bantal itu berharap
    semoga Evan tak membalas pesan yang ku ketikkan karna
    yang membalas sms itu bukan
    kakak dan aku berpura pura
    yang mengirim sms itu adalah
    kakak.
    Pintu kamar mandi terbuka dan
    menunjukkan sosok raut wajah
    kakak yang sudah segar
    terbasuh oleh dinginnya air.
    Dia merebahkan dirinya kembali
    dan memejamkan kedua matanya, aku memandangnya
    dari sisi lain.
    Entah kenapa rasanya sulit
    sekali menjangkaunya terlalu
    jauh dan seolah semakin jauh,
    sekedar untuk menyentuhnya
    pun tangan ku seakan tak
    mampu.
    Kakak kembali membuka kedua
    matanya dan mengambil handphonenya, tubuh ku kaku
    yang kutakutkan semoga
    benar benar tidak terjadi,
    aku melihat raut wajahnya
    yang sedih dia seperti
    menunggu pesan dari
    seseorang tapi tidak ada
    nada getar sms masuk.
    Kakak menaruh kembali
    handphonenya dan menghela
    nafas panjang.
    "Kakak tidur saja, dan istirahat"
    aku mengambil kain kasa
    dan obat merah, merapihkan
    semua barang barang yang
    berserakan di dalam kamar ini
    menaruhnya di tempat yang
    benar, aku melipat beberapa
    baju dan celana memasukkannya ke dalam
    lemari pakaian.
    Setelah selesai aku menolehkan
    kepala ku ke arah kakak yang
    saat ini sedang tertidur pulas
    sepertinya dia kelelahan.
    Aku menarik selimut dan
    menutupi separuh badannya,
    aku mengusap wajahnya yang
    damai, ada sedikit rasa bersalah
    yang menggelayuti hati ku.
    Aku menghela nafas kecil lalu
    pergi keluar dari kamar ini.
  • semakin benci dg sosok evan. Mengutip kata dr seorang user di forum ini
    jatuh cinta dengan orang yang sedang jatuh cinta dengan orang lain adalah kekonyolan paling konyol yang dilakukan oleh orang tolol

    memang bener2 menyedhkan bgt, dah kyk gk ada org laen lg d dunia ini. Lo w mah mungkin dah w gampar n gk w aku lg jadi adk.

    For author, i love your story, w cma mengeluarkan unek2 pas baca n membayangkan kejadiannya aja. Lanjut ya

  • eh ralat maksudnya alvian, maklum udah 5 watt mata ku, pas ngantk n mau tdur malah ada updatean hehe
  • Kepingan empat puluh lima.


    ********


    Evan Pov.


    Aku memutar mutar handphone
    yang ada di tangan ku, aku
    bingung harus mengetik pesan
    seperti apa, aku hanya ingin
    tau saja bagaimana kabarnya
    sejak kejadian seminggu yang
    lalu dia tidak pernah lagi
    menghubungi ku bahkan
    sekedar bertegur sapa di
    sekolah pun tidak.
    Belakangan ini wajahnya pun
    terlihat murung tak ada lagi
    senyuman saat kami tak
    sengaja bertemu, aku menghela
    nafas kecil dan meberanikan
    diri mengirim pesan padanya.
    Aku mengetik pesan itu dengan
    pemikiran panjang aku tidak
    mau dia sampai marah lagi
    karna aku salah bicara, akhirnya
    ku kirim pesan singkat itu dan
    tinggal menunggu balasan sms
    darinya, selang beberapa menit
    kemudian handphone ku
    bergetar menandakan ada
    sebuah pesan masuk.
    Aku melihat layar handphone ku disana tertulis namanya,
    aku tersenyum senang membuka pesan singkat darinya.

    From: Indra.
    "Baik, untuk apa membahas
    itu lagi? Semua sudah jelaskan.
    Aku sangat kecewa sekali
    pada mu, dan lebih baik kau
    tidak kemari aku terlalu muak
    untuk melihat wajah mu saat
    ini."

    aku tertegun sesaat melihat
    pesan singkat yang di balas
    olehnya, apa semarah itukah
    dia pada ku? Sampai membuat
    dia muak untuk melihat wajah
    ku saja.
    Aku menggenggam kuat
    handphone di tangan ku, kepala
    ku tertunduk lesu. Perlahan air
    mata pun turun membasahi
    kedua pipi ku.
    Aku memandang kembali isi
    pesan itu, aku mencari kontak
    nama Indra berharap dia mau
    mengangkat telphone dari ku.
    Aku akan menjelaskan semuanya dan meminta maaf
    atas kebodohan ku saat itu.
    Beberapa kali aku menelephone
    nonya tetap saja tidak di angkat bahkan dia mereject
    semua panggilan ku.
    Aku mengumpat kecil dan
    membanting handphone ku
    atas kasur, semarah itukah dia?
    Lalu apa yang harus aku
    lakukan sekarang? Kenapa
    semuanya semakin rumit.
    Aku memandang kalender kecil
    diatas buffet, di tanggal itu
    ada sebuah tulisan kecil dan
    diatasnya ada sebuah gambar
    love merah, di tanggal itu
    adalah ulang tahunnya.
    Seminggu lagi adalah hari
    ulang tahunnya, dan kami
    malah bertengkar karna
    kebodohan ku sendiri.


  • Henry_13 wrote: »
    semakin benci dg sosok evan. Mengutip kata dr seorang user di forum ini
    jatuh cinta dengan orang yang sedang jatuh cinta dengan orang lain adalah kekonyolan paling konyol yang dilakukan oleh orang tolol

    memang bener2 menyedhkan bgt, dah kyk gk ada org laen lg d dunia ini. Lo w mah mungkin dah w gampar n gk w aku lg jadi adk.

    For author, i love your story, w cma mengeluarkan unek2 pas baca n membayangkan kejadiannya aja. Lanjut ya

    *Jleb
    kata katanya sumpah ngena
    banget, Alvian harus berfikir
    ulang lagi untuk mencintai
    seseorang..
  • Makin rumit..lanjutkan ya
  • Henry_13 wrote: »
    semakin benci dg sosok evan. Mengutip kata dr seorang user di forum ini
    jatuh cinta dengan orang yang sedang jatuh cinta dengan orang lain adalah kekonyolan paling konyol yang dilakukan oleh orang tolol

    memang bener2 menyedhkan bgt, dah kyk gk ada org laen lg d dunia ini. Lo w mah mungkin dah w gampar n gk w aku lg jadi adk.

    For author, i love your story, w cma mengeluarkan unek2 pas baca n membayangkan kejadiannya aja. Lanjut ya

    *Jleb
    kata katanya sumpah ngena
    banget, Alvian harus berfikir
    ulang lagi untuk mencintai
    seseorang..

    hahaha knp mbak?
  • semkn g ska ma ssokalvian...
    Setega itukh sama kakak kndng sndri???
  • kerenn,,,, konfliknya dapat.... saya suka postingannya gag terlalu panjang jadinya kita gag merasa bosan dan selalu merasa ketagihan untuk menunggu postingan berikutnya... TETAP berkarya @RyoutaRanshirou
  • kerenn,,,, konfliknya dapat.... saya suka postingannya gag terlalu panjang jadinya kita gag merasa bosan dan selalu merasa ketagihan untuk menunggu postingan berikutnya... TETAP berkarya @RyoutaRanshirou
  • Kafan dilanjut lg?
  • Kepingan keempat puluh enam.

    ********

    Evan Pov.


    Aku menutup kepala ku dengan
    bantal yang ku taruh di atas
    kepala, aku mengambil hp
    dan memasang headshet ke
    telinga, sengaja aku menaikkan
    volume terbesar.
    Kepala ku yang semula pusing
    memikirkan masalah ku yang
    sampai saat ini belum selesai
    sedikit terlupakan dengan cara
    mendengarkan lagu sekeras
    mungkin.
    Aku membalikkan tubuhku
    menghadap langit langit kamar,
    menutup kedua mata ku seakan
    perlahan aku menghilang dari
    dunia nyata.
    Aku membuka kedua mata ku
    perlahan rasa pening akibat
    mendengarkan musik terlalu
    lama bisa mengakibatkan
    gangguan pendengaran juga.
    Aku melepas headshet pada
    telinga ku menghempaskan
    diriku kembali pada realita
    kenyataan yang ku hadapi.
    Aku mengacak ngacak rambut
    ku meremasnya kuat, argghh
    aku benar benar seperti orang
    depresi karna memikirkannya
    saja membuat ku seperti ini.
    Kata kata Kelvin waktu itu
    ternyata memang benar benar
    terjadi, salahkah aku disini?
    Jika hanya ingin melihat Alvian
    merasakan kebahagiaan juga dari seorang kakaknya.
    Tapi dilain sisi aku juga akan terluka karna kebahagiaan Alvian, bagimana aku harus
    menyikapi permasalahan ini?
    Aku harus mengalah demi
    kebahagiaan orang lain atau
    aku harus bertahan demi
    kebahagian ku sendiri?
    Tapi bagaimana dengan Indra?
    Dia tidak mau jika melihat aku
    tersakiti disini, tapi aku juga
    tidak mau melihat orang lain
    terluka karna hubungan kami.
    Aku menghela nafas berat,
    begitu sulitkah mencari jalan
    keluar dalam sebuah masalah?
    Aku setengah wajah ku
    dengan tangan tangan, didalam
    pikiran ku terus saja terngiang
    satu nama.
    "Indra, apa yang sedang kau
    lakukan saat ini?" bisik ku pelan pada diri ku sendiri.
    ******

    Indra Pov.


    Aku tersentak terbangun dari
    tidur ku, didalam mimpi ku
    tadi aku mendengar suara
    seseorang yang memanggil
    nama ku, suaranya begitu lirih
    terdengar jauh sekali.
    Aku mengusap wajah ku gusar
    dengan kedua tangan ku, mimpi yang menyebalkan
    seluruh tubuhku basah oleh
    keringat, aku menundukkan
    kepala ku.
    "Evan...." aku mengucapkan
    satu nama seseorang yang
    sangat aku rindukan saat ini.
    Aku menghela nafas panjang
    dan memandang hampa pada
    jendela kamar ini.

  • ********
    Aku tak bisa merasakan lagi
    bagaimana dulu kau tertawa
    membagi dunia bersama.
    Dalam detik dan menit aku tak
    pernah bisa melupakannya.
    Adakah saat itu pun kau
    merasakan betapa bahagianya
    masa lalu.
    Bahkan menurut ku itu terlalu
    indah untuk di jalani.
    Semua rasa tak akan pernah
    hilang untuk mu.
    Meskipun saat ini kau berubah
    jauh dengan sekarang.
    Tapi senyum itu tetaplah
    sama.
    Air mata menetes haru ketika
    rindu akan bayang mu menari
    dalam angan ku.
    Sungguh bahkan kau terlalu
    sempurna untuk di kenang.
    Disini aku tak mampu berjalan
    tanpa mu di sisi ku.
    Hidup bagaikan debu yang
    terhempas jauh oleh angin.
  • Kepingan empat puluh tujuh.


    ********

    Deka Pov.


    "Baiklah Paman, iya aku
    mengerti. Kami tidak akan lama
    disini paman tenang saja.
    Masalah Alvian aku akan terus
    memberi kabar kepada paman.
    Iya baiklah.." aku memutuskan
    sambungan telphone, memijit
    kening ku pelan rasanya lelah
    sekali jika setiap hari harus
    seperti ini. Aku sangat berharap
    ini secepatnya selesai.
    "Seminggu ya..." ucapku pelan, aku menengok kalender yang
    menggantung di dinding kamar.
    Seminggu lagi dan semuanya
    selesai, sebenarnya apa yang
    sedang paman rencanakan.
    Aku menggesekkan dagu ku
    menggunakan tangan kanan,
    tangan satunya memegang
    pulpen hitam dan menandakan
    sebuah tanggal dengan lingkaran kecil.
    Aku menaruh pulpen itu kembali di atas meja, sesaat
    pikiran ku melayang akan sesuatu hal. Lelaki yang kemarin mengantar Alvian
    pulang siapa namanya?.
    Aku mengingat ingat kejadian
    kemarin saat aku dengan
    kesalnya bersikap dingin pada
    orang lain, aku mengetuk
    ngetuk kening ku mencoba
    mengingat nama lelaki itu.
    "Kelvin.. Ya namanya Kelvin"
    aku tersenyum tipis, lelaki
    yang menarik baru pertama
    kali ini ada orang yang betah
    beradu argumen dengan ku.
    Biasanya orang orang langsung
    menjauh jika melihat sikap ku
    seperti waktu itu, tapi anehnya
    dia tetap tenang melawan semua perkataan ku padanya.
    Tentang Alvian sepertinya aku
    harus sedikit membebaskannya
    melakukan hal apapun yang dia
    suka, toh selama ini aku selalu perhatian padanya dan menjaganya pun dia seolah tak
    merespon.
    Lebih baik sekali ini aku harus
    bersikap egois, memikirkan
    orang lain yang belum tentu
    orang yang ku pikirkan itu
    memikirkan ku juga.
    Aku harus menata kembali
    perasaan ku dan lebih mengutamakan diri sendiri saja
    dulu, aku terlalu lelah jika harus seperti ini. Aku ini bagaikan orang bodoh yang menanti sesuatu hal yang tak akan pernah terjadi.
    Menghela nafas panjang sudah
    berapa puluh kali aku melakukan itu, yang ku dengar
    jika seseorang terlalu sering
    melakukan itu maka sama saja
    memperpendek setengah umur
    kita, menurut ku itu sangat
    konyol bukankah menghela
    nafas itu sama seperti kita
    bernafas setiap harinya?.
    Entahlah aku tidak tau dan tidak perduli tentang hal itu,
    kepala ku pusing sekali mata
    ku juga lelah, lebih baik
    mengistirahatkan diri sebentar
    bisa membuat badan lebih
    segar.
    Aku melangkah mendekati ranjang besar yang empuk,
    merebahkan diri disana dan
    mencoba untuk tertidur lelap
    sesaat.
Sign In or Register to comment.