BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mak Comblang.com

1293032343559

Comments

  • Apa yg terjadi selanjutx???
  • siapa siapa ?
  • Kepingan ketiga puluh.


    ********


    Evan Pov.

    Aku benar benar tak menyangka ternyata seorang
    adik bisa mencintai kakak
    kandungnya sendiri? Apakah
    dunia sudah terbalik. Ini
    semua benar benar gila!
    "Ma... Maaf aku mau menaruh
    gelas ini kesini. Ta...tapi aku
    malah mengganggu kalian"
    aku jongkok dan merapihkan
    serpihan gelas yang tadi aku
    jatuhkan, aku membereskan
    serpihan gelas pecah ini
    dengan perasaan gugup dan
    tangan bergetar sehingga aku
    tak sadar bahwa salah satu
    pecahan gelas menggores
    jemari ku.
    "Auchh" aku meringis kecil,
    aku mendengar suara langkah
    kaki yang mendekat ke arah
    ku dan berjongkok di depan
    ku.
    "Bodoh, rapihkan yang benar
    kamu jadi terluka kan"
    Indra menarik tangan ku dan
    mengulum jari ku masuk
    kedalam mulutnya, sesaat aku
    terkesiap dengan apa yang dia
    lakukan. Aku melirik Alvian
    yang menatap tak suka
    kepada ku dan Indra. Aku
    menarik pergelangan tangan ku
    dan menggenggamnya.
    "A...aku ga apa apa ko, kalian
    bisa lanjutkan kembali
    pembicaraan kalian, permisi"
    aku membersihkan pecahan
    gelas secepat mungkin dan
    bergegas keluar tapi Indra
    menahan pergelangan tangan
    ku. Aku melempar pandangan
    ku ke belakang dan menatap
    Indra. Indra menatap ku
    cemas.
    "Kamu baik baik saja kan?"
    "Tentu saja" aku memberikan
    senyuman terbaik ku.
    "Benarkah? Tapi kenapa tangan
    mu bergetar begitu?" aku
    menepis genggaman tangan
    indra dari tangan ku.
    "Aku tidak apa apa serius"
    aku cuma tersenyum jail.
    Indra memandang ku curiga.
    Aku menatap Alvian yang
    terhalang tubuh Indra.
    "Alvian maaf ya aku malah
    mengganggu pembicaraan
    kalian. Aku benar benar minta
    maaf" ucapku pada Alvian
    yang masih memasang wajah
    sendu. Dia tak menjawab
    perkataan ku dan lebih memilih
    membuang arah wajahnya
    ke tempat lain. Aku menghela
    nafas kecil sepertinya dia
    membenci ku karna aku
    kekasih dari kakaknya.
    Aku melangkah keluar dapur
    dengan membawa pecahan
    gelas.
    "Kamu mau kemana?" tanya
    Indra.
    "Membuang ini" jawab ku
    singkat dan Indra pun hanya
    diam. Aku pergi dan
    meninggalkan mereka berdua.
    Di sofa Kelvin melihat ku
    dan mendekati ku.
    "Loh? Kenapa itu?" tanyanya.
    "Haha. Ga apa apa ko, cuma
    gue ja yang ceroboh. Maaf
    ya gue udah pecahin gelas
    lo Vin" aku berusaha tetap
    tersenyum kepada Kelvin.
    "Haha. Santai ja bro" Kelvin
    hanya tertawa pelan.
    "Gue harus buang kemana
    pecahan gelas ini?" tanya ku.
    "Ke tempat sampah diluar,
    nanti juga ada yang buang"
    "Oh, ok" aku berjalan ke luar
    rumah dan melamun
    memikirkan kejadian tadi.
    "Hhh... Kenapa indra tak cerita
    sebelumnya, ini masalah rumit
    kan tega sekali dia menyembunyikan hal penting
    seperti ini" ucapku sedih.
    Aku jadi teringat kata kata
    Kelvin saat di sekolah.
    'Setiap hubungan pasti ada
    cobaannya, lo harus siap siap
    jika sewaktu hari nanti lo
    akan di kasih cobaan yang
    bisa menghancurkan hubungan
    lo sma indra' itulah pesan
    Kelvin yang dia berikan
    pada ku entah kenapa kata
    kata itu seolah berputar
    putar memenuhi pikiran ku.
    Shit, kenapa harus begini,
    aku memijit kening ku dan
    membuang pecahan gelas
    ke tong sampah.
    "Apakah hubungan ku dengan
    Indra akan berakhir seperti
    pecahan gelas itu?" ucapku
    lirih menatap hampa serpihan
    gelas di dalam tong sampah.
  • Kepingan ketiga puluh.


    ********


    Evan Pov.

    Aku benar benar tak menyangka ternyata seorang
    adik bisa mencintai kakak
    kandungnya sendiri? Apakah
    dunia sudah terbalik. Ini
    semua benar benar gila!
    "Ma... Maaf aku mau menaruh
    gelas ini kesini. Ta...tapi aku
    malah mengganggu kalian"
    aku jongkok dan merapihkan
    serpihan gelas yang tadi aku
    jatuhkan, aku membereskan
    serpihan gelas pecah ini
    dengan perasaan gugup dan
    tangan bergetar sehingga aku
    tak sadar bahwa salah satu
    pecahan gelas menggores
    jemari ku.
    "Auchh" aku meringis kecil,
    aku mendengar suara langkah
    kaki yang mendekat ke arah
    ku dan berjongkok di depan
    ku.
    "Bodoh, rapihkan yang benar
    kamu jadi terluka kan"
    Indra menarik tangan ku dan
    mengulum jari ku masuk
    kedalam mulutnya, sesaat aku
    terkesiap dengan apa yang dia
    lakukan. Aku melirik Alvian
    yang menatap tak suka
    kepada ku dan Indra. Aku
    menarik pergelangan tangan ku
    dan menggenggamnya.
    "A...aku ga apa apa ko, kalian
    bisa lanjutkan kembali
    pembicaraan kalian, permisi"
    aku membersihkan pecahan
    gelas secepat mungkin dan
    bergegas keluar tapi Indra
    menahan pergelangan tangan
    ku. Aku melempar pandangan
    ku ke belakang dan menatap
    Indra. Indra menatap ku
    cemas.
    "Kamu baik baik saja kan?"
    "Tentu saja" aku memberikan
    senyuman terbaik ku.
    "Benarkah? Tapi kenapa tangan
    mu bergetar begitu?" aku
    menepis genggaman tangan
    indra dari tangan ku.
    "Aku tidak apa apa serius"
    aku cuma tersenyum jail.
    Indra memandang ku curiga.
    Aku menatap Alvian yang
    terhalang tubuh Indra.
    "Alvian maaf ya aku malah
    mengganggu pembicaraan
    kalian. Aku benar benar minta
    maaf" ucapku pada Alvian
    yang masih memasang wajah
    sendu. Dia tak menjawab
    perkataan ku dan lebih memilih
    membuang arah wajahnya
    ke tempat lain. Aku menghela
    nafas kecil sepertinya dia
    membenci ku karna aku
    kekasih dari kakaknya.
    Aku melangkah keluar dapur
    dengan membawa pecahan
    gelas.
    "Kamu mau kemana?" tanya
    Indra.
    "Membuang ini" jawab ku
    singkat dan Indra pun hanya
    diam. Aku pergi dan
    meninggalkan mereka berdua.
    Di sofa Kelvin melihat ku
    dan mendekati ku.
    "Loh? Kenapa itu?" tanyanya.
    "Haha. Ga apa apa ko, cuma
    gue ja yang ceroboh. Maaf
    ya gue udah pecahin gelas
    lo Vin" aku berusaha tetap
    tersenyum kepada Kelvin.
    "Haha. Santai ja bro" Kelvin
    hanya tertawa pelan.
    "Gue harus buang kemana
    pecahan gelas ini?" tanya ku.
    "Ke tempat sampah diluar,
    nanti juga ada yang buang"
    "Oh, ok" aku berjalan ke luar
    rumah dan melamun
    memikirkan kejadian tadi.
    "Hhh... Kenapa indra tak cerita
    sebelumnya, ini masalah rumit
    kan tega sekali dia menyembunyikan hal penting
    seperti ini" ucapku sedih.
    Aku jadi teringat kata kata
    Kelvin saat di sekolah.
    'Setiap hubungan pasti ada
    cobaannya, lo harus siap siap
    jika sewaktu hari nanti lo
    akan di kasih cobaan yang
    bisa menghancurkan hubungan
    lo sma indra' itulah pesan
    Kelvin yang dia berikan
    pada ku entah kenapa kata
    kata itu seolah berputar
    putar memenuhi pikiran ku.
    Shit, kenapa harus begini,
    aku memijit kening ku dan
    membuang pecahan gelas
    ke tong sampah.
    "Apakah hubungan ku dengan
    Indra akan berakhir seperti
    pecahan gelas itu?" ucapku
    lirih menatap hampa serpihan
    gelas di dalam tong sampah.
  • banyak bener post kepingan ketiga puluhnya...
  • @Rivaldo_Nugroho: haduh
    maaf sinyal eror disini jadinya
    double post.. Sorry
  • @yuzz: wew.. Haha
    @Ren_S1211: thanks udah mampir kesini ^^
    salam kenal juga kawan.. ^^
    @Just_PJ: ok bro.. ^^b

    iya sama2... Cerita u bagus he he... Lanjut dunk... Banyakin adegan sweet nya indra - evan ya... :)
  • ceritanya bagus ya.. semoga ga macet -_____-
  • seru nih konfliknya...
  • Kepingan ketiga puluh satu.


    Biarkan aku disini.
    Merenung tanpa arah yang pasti.
    Biarkan aku menanti walau
    berat yang ku lalui.
    Sendiri ku terdiam, seolah
    waktu yang menghilang.
    Biarkan aku berharap meski
    luka datang menghadap.
    Obsesi dalam hati untuk
    memiliki seakan merasuk
    menyatu bersama jiwa.
    Aku berjanji jika ini selesai
    semua akhir akan ku terima.
    Tapi ijinkanlah sesaat saja
    hati ini merasa puas akan
    kebahagiaan.
    Walau itu salah walau itu
    menyakitkan.


    ********


    Alvian Pov.


    Kak indra menatap ku tajam,
    dan melangkah cepat ke arah
    ku dengan mimik wajah yang
    susah untuk di tebak.
    Dia mendorong ku ke dinding
    terdekat dan menghempaskan
    ku.
    "Puas?" desisnya.
    "Puas lo buat semuanya
    semakin rumit!" dia
    mencengkram kerah baju ku
    kuat. Aku hanya terkekeh
    mendengar ocehannya.
    "Apa yang lo tertawakan hah"
    aku menatap matanya tak
    kalah tajam.
    "Aku ga nyangka kakak lebih
    membela orang lain di banding
    adiknya sendiri"
    "Gue bukan membela"
    "Lalu?" tantang ku. Dia diam.
    "Lupakan" dia melepaskan
    cengkramannya dan berjalan
    meninggalkan ku. Dia berhenti
    dan melirik ku sekilas.
    "Lo menyedihkan" desisnya.

    Degggg.
    Entah kenapa kata katanya
    tadi sedikit membuat ku
    sedih, sebegitu menyedihkan
    kah diri ku di matanya.
    Aku hanya terdiam tubuh ku
    merosot dan terduduk di
    lantai. Aku mendongkakkan
    wajahku menatap langit
    langit dapur. Menyedihkan.
    Aku tersenyum miris.
  • Kepingan ketiga puluh dua.


    ********


    Alvian Pov.


    Aku merasa ada yang mengusap pucuk kepala ku
    pelan. Siapa?
    Aku mengangkat wajah ku
    dan yang ku lihat adalah
    wajah Kelvin yang tersenyum.
    "Kenapa?" dia membungkukkan
    badannya dan mensejajarkan
    tubuhnya dengan posisi
    tubuhku yang saat ini
    sedang terduduk di atas
    lantai dan bersandar pada
    dinding.
    "Tidak apa apa" jawab ku
    pelan.
    "Wajah mu lelah sekali"
    aku menatap Kelvin lekat,
    pikiran ku melayang entah
    kemana. Oya kelvin ini kan
    sahabatanya evan. Pikiran
    jahat mulai berputar memenuhi
    otak ku. Aku menyeringai kecil
    memandang Kelvin.
    Benar, mungkin saja dengan
    cara ini perlahan mereka bisa
    menjauh. Aku tersenyum kecil
    membayangkannya.
    Kelvin mengerinyitkan keningnya dan menatap ku
    bingung.
    "Ada apa senyum senyum
    menakutkan begitu?"
    "Haha, tidak apa apa" ucap
    ku.
  • Alvian mulai antagonis
    #senyumsamping
Sign In or Register to comment.