BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mak Comblang.com

1222325272859

Comments

  • Kepingan kesepuluh.


    Sekolah, 06.40 am.
    Normal Pov.
    ********




    "Kamu masuk kekelas gih"
    "Oya udah jam segini aku
    pergi dulu ya, bye" Evan pamit
    pergi pada Indra, dan tersenyum kecil kearahnya.
    "Bye" Indra membalas senyumannya dan melambaikan
    tangannya.
    "Woi Ndra, pagi pagi dah
    mesra ja lo sama kelas tetangga haha" ucap salah
    satu teman Indra.
    "Ah apaan lo ngaco ja" indra
    mengelak dari godaan teman
    temannya. Teman temannya pun tertawa melihat tingkah
    polah temannya yang saat ini
    sedang salah tingkah.
    "Mau pacaran juga gpp sob"
    temannya indra meninju bahunya pelan. Indra meringis
    kesakitan kemudian memiting
    kepala temannya itu.
    "Rasain nih, udah bel ini ayo
    belajar" indra melepaskan
    pitingannya dan memulai
    pelajaran hari ini.


    ********


    Evan Pov.


    Aku melangkah masuk kedalam
    kelas dan melambaikan tanganku kearah kelvin.
    "Lama amat lo cuma mau
    ngomong juga" ucap Kelvin.
    "Haha napa? Kangen lo cuma
    gue tinggal bentar?"
    "PeDee" jawabnya, aku menaruh
    tasku diatas meja dan duduk
    dibangkuku.
    "Eh, nanti lo pulang sendiri
    ya gue mau ketempat biasa"
    "Yehh, siapa juga yang minta
    nebeng sama lo pulang"
    "Kirain gitu" Kelvin cemberut.
    "Haha gue balik bareng Indra
    ko" aku tersenyum.
    "So sweet, masih baru barunya
    kali ya jadinya nempel mulu"
    "Sirikk" aku menyentil hidung
    mancungnya.
    "Gue ga sirik yeh, cuma kasih
    tau ja"
    "Kasih tau apa?" tanyaku
    bingung.
    "Dalam hubungan itu ga selamanya indah tapi banyak
    dukanya" ucapnya sok bijak.
    "Ah gue masih adem adem ja
    ko"
    "Yehh liat ja nanti pasti ada
    beberapa masalah yang mengganggu hubungan kalian"
    "Itu sih lo yang mau" aku
    meninju lengannya.
    "Iya juga kali ya" ucapnya
    enteng, aku manyun.
    "Tuhkan lo berharap yang jelek
    mulu sih"
    "Hahaha, kaga deh becanda.
    Semoga temen gue ini langgeng dan bahagia terus"
    "Aminn" aku mengangkat
    kedua tanganku tinggi tinggi.
    "Maaf mas ga ada duit receh"
    ucap Kelvin.
    "Sialan" aku menjitak kepalanya
    dan kami pun tertawa bersama
    tapi seorang guru masuk dan
    menegur kami untuk diam karna jam pelajaran akan
    segera dimulai.
  • Cinta segitiga nih!
    Indra evan alvian..
  • hmm...sweet story...
  • ini skol gay semua ya.........ko obrolanya begitu
  • wew temen2nya dukung indra ma evan?
    #shock

    wah nanti indra bkl ke rumah evan ya? Ehm ada peristiwa apa ya?
  • Kepingan kesebelas.


    ********

    13.00 pm.
    Alvian Pov.




    "Kak" aku memanggil Deka
    yang sedang serius membaca
    buku di tangannya.
    "Hm" gumamnya.
    "Antar aku"
    "Kemana? Ke pemakaman kan
    sudah tadi pagikan" ucapnya
    tanpa mengalihkan pandangannya kearah buku yang dia baca.
    "Bukan" ucapku setengah merengek.
    "Lalu kemana?" Deka memutar
    kedua matanya bosan.
    "Kedanau" ujarku riang.
    "Panas, aku malas keluar"
    "Kita main basket lagi disana"
    "Tidak" tolaknya tegas.
    "Uhh" aku merengut sebal.
    "Kalau begitu aku pergi
    sendiri saja" aku mengambil
    bola basket didalam keranjang.
    "Tidak boleh!" Deka menurunkan bukunya dan
    menatapku tajam.
    "Kenapa?" aku menautkan
    kedua alisku.
    "Kau sendirian" dia berjalan
    mendekatiku dan mengambil
    bola yang kupegang.
    "Yahh, aku mau main bola
    basket kak. Please" ucapku
    memohon. Tapi tetap saja
    jawaban yang sama.
    "Tidak" dia melempar bolanya
    masuk kembali kedalam
    keranjang bola. Aku menatapnya sengit kemudian
    mendorong tubuhnya menjauh
    dariku dan aku berjalan keluar
    rumah. Bahkan dia tak mengejarku benar benar manusia tak berperasaan.
    Rasa menyesal saja tidak
    punya. Sekarang aku ada
    dihalaman rumah dan diam
    mematung seperti orang
    bodoh. Hmm Kak Indra tumben
    belum pulang sekolah jam
    segini? Mungkin ada perlu atau
    ada urusan. Aku menyetop
    angkot dan masuk kedalam
    angkutan mobil itu.
    "Pak kearah jalan Sendanu ya"
    "Iya dek" si supir angkot
    menganggukkan kepalanya dan
    menjalankan angkutannya ke
    arah danau. Dua puluh menit
    kemudian sampailah aku di
    temapat tujuanku. Aku masuk
    dan melihat sekeliling.
    "Aku gak bawa bola sih jadi
    ga tau mau ngapain" aku
    menghela nafas kecil dan
    melihat ada sebuah saung kecil
    dipinggir danau. Aku mendekati
    saung itu dan mengamati
    bentuk saung unik ini.
    Semuanya terbuat dari kayu
    jati. Aku kira permanen beton.
    Pikirku bodoh.
    Aku masuk kedalam saung dan
    bersandar pada sisi saung
    yang menyuguhkan langsung
    pemandangan seluruh danau.
    "Wahh, disini indah sekali"
    ucapku kagum. Aku mulai
    menikmati sejuknya suasana
    didalam saung ini perlahan
    mataku mulai merasakan
    kantuk yang luar biasa.
    Lambat laun mata ini mulai
    menutup dan semuanya menjadi gelap.
  • @pria_apa_adanya, @ElninoS,
    @Just_Pj, @semua, @Fazlan_Farizi
    @Henry_13
    kepingan 9,10, ada di page 30 dan ini kepingan kesebelas..
  • Kepingan kedua belas.



    ********
    13.30 pm.
    Kelvin Pov.


    Tett Tett Tett.
    Alarm sekolah berbunyi tanda
    jam pelajaran usai, semua anak
    anak didalam kelasku berhamburan keluar. Aku
    melirik teman sebangkuku
    Evan yang sedang membereskan
    buku pelajaran dan alat tulisnya. Aku juga melakukan
    hal yang sama.
    "Van, lo mau kemana sama
    Indra?" tanyaku.
    "Ada deh" ucapnya sembari
    tersenyum ganjil.
    "Sekarang main rahasia rahasian
    nih" aku jengkel juga melihat
    kelakuannya yang seolah tak
    menganggapku sebagai seorang
    sahabatnya.
    "Bukan. Tapi ini secret banget"
    jawabnya dengan berbisik.
    "Halah" aku menoyor kepalanya.
    "Kalau gue bilang nanti yang
    ada lo ngiler" dia terkekeh
    pelan.
    "Lo pikir gue bocah suka ileran"
    ucapku tak terima. Aku
    melipat kedua tanganku.
    "Bukan bocah sih, tapi otaknya
    yang masih bocah"
    "Sialan" aku menjitak kepalanya
    keras. Dia mengaduh sakit dan
    mengusap kepalanya.
    "Sakit Vin" Evan merengut.
    "Bodo" ujarku ketus.
    "Gue cuma ngajak Indra nginep
    ja ko dirumah gue"
    "HAH?!" teriakku kaget.
    "Gila ampe banjir gitu tu mulut" Evan mengusap wajahnya yang terkena air
    ludahku yang muncrat.
    "Haha, sorry" aku mengaruk
    kepalaku.
    "Udah sampe tahap itu lo
    pacaran ma dia? Hebat juga
    si Indra" aku memasang pose
    ala detektif.
    "Ha? Tahap apaan?" ucapnya
    dengan muka bodoh. Haha.
    "Itu loh" aku membuat kode
    yang tidak dimengerti Evan.
    "He? Apa sih?" dia makin
    bingung. Aku menepuk nepuk
    keningku.
    "Bercinta" ucapku enteng, Evan
    membulatkan matanya. Dia
    menepuk wajahku kuat.
    "Aish. Sakit tau"
    "Biar lo ngotak dikit kalau
    ngomong" ucapnya sewot.
    "Lah? Ngapain sewot? Kalau lo
    ngajak dia nginep berarti kan
    tahapannya dah jauh"
    "Ya kagaklah, gue mau rawat
    dia ja badannya panas tadi
    pagi mukanya juga pucet"
    "Oh" aku hanya ber'oh' ria saja.
    "Tapi kalau soal tahapan yang
    lebih jauh gue udah siap"
    ucapnya dengan ekspresi yakin.
    "Bwahahaha. Baguslah kemajuan
    buat lo yang penakut"
    "Huh" Evan mengambil tasnya
    dan menyandangnya dibahu.
    "Udah ya gue duluan" dia
    melambaikan tangannya padaku.
    "Ok, hati hati"
    "Yo" Evan pun berlalu dan
    meninggalkan aku seorang
    diri didalam kelas yang sepi.
    "Ah, gue kedanau ah dari pada
    boring dirumah" aku menyandang tasku dan bergegas keluar kelas menuju
    ke tempat parkir motor.
    Aku mengeluarkan kunci dan
    menghidupkan motorku dan
    melajukan motorku dengan
    kecepatan tinggi.
  • Lanjut manggg
  • wah ditunggu adegan ranjangnya..haghaghag :))
  • Wew (´▽`ʃƪ)
  • Kepingan ketiga belas.

    ********
    Kelvin Pov.

    Aku melepas helmku dan
    menaruhnya distang motor.
    Aku merapihkan rambutku
    yang semerawut. Aku melangkah menelusuri sekitaran
    danau ini dan melangkah
    mendekati pinggir danau.
    "Huft, disini emang paling enak"
    aku duduk dan melepas
    sepatu dan menggulung celana
    ku sebatas betis. Lalu ku
    masukkan kedua kakiku ke
    dalam air danau yang jernih.
    Aku melepas jaket kulitku
    dan menaruhnya sembarangan
    diatas rumput. Mataku melihat
    sekeliling danau dan melihat
    ada sesuatu didalam saung
    seperti sebuah kepala bulat tapi
    sepertinya dia membenamkan
    kepalanya kesisi saung. Aku
    mrnyipitkan kedua tanganku
    dan memakai kembali sepatu.
    Setelah itu aku berjalan
    mendekati sesosok seseorang
    yang saat ini sedang berada
    didalam saung itu. Aku melongokkan kepalaku kepintu
    saung dan melirik kanan kiri.
    Ah orang itu sedang bersandar
    nyaman disisi saung ini.
    Aku mendekatinya dan duduk
    disebelahnya. Dari perawakan
    badannya dia pendek lalu badannya putih rambut hitam
    lebat dan wajahnya kecil atau
    bisa dibilang imut untuk ukuran
    laki laki, apa jangan jangan dia
    perempuan? Tapi dadanya rata.
    Aku menepuk kepalaku karna
    memikirkan hal yang aneh
    aneh. Aku menyibak rambut
    disekitar keningnya dan mataku
    membulat sempurna laki laki
    ini kan yang melempariku
    dengan bola tempo hari. Aku
    memandangnya lekat entah
    kenapa melihatnya tertidur
    seperti ini mebuatku tersenyum,
    tidurnya nyenyak sekali dan
    terlihat polos. Aku mengusap
    wajahnya pelan dari kening
    kemudian menelusuri lekukan
    hidung dan terhenti pada
    bibir kenyal berwarna merah.
    Aku mengusap bibir bawahnya
    menggunakan ibu jariku dan
    memiringkan wajahku. Entah
    keberanian dari mana aku
    mulai mendekati wajah polos
    itu dan menutup kedua mataku
    perlahan. Tetapi sebelum aku
    berhasil menciumnya aku
    mendengar suara erangan kecil
    yang keluar dari bibir manis itu
    dan kedua mata sayu itu
    membuka perlahan dan menampilkan ekspresi kaget.
    "Arrrghhh!"
Sign In or Register to comment.