BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mak Comblang.com

1242527293059

Comments

  • Cie cie cie!
    Makin sweet aja ni bedua!
    #mau
  • @Marukochan: ohh ==a
    ok lanjut, oya kepingan 15 ada di page 32 ya..
  • Kepingan keenam belas.

    ********
    Alvian Pov.
    "Arrghh" aku berteriak dan
    meninju perut seseorang
    yang sedang ada dihadapanku
    itu. Laki laki itu terpental
    kebelakang dan meringis sakit.
    "Aduhh.." aku mengerjapkan mataku berkali kali berusaha
    memfokuskan pandanganku.
    "Ehhh" aku merangkak mendekati lelaki itu dan memapahnya masuk kedalam
    saung.
    "Aduh, maaf kak aku spontan
    meninjumu karna kaget"
    "Ah tidak apa apa, salahku juga
    yang tiba tiba ada didepanmu"
    "Eh, bukankah kakak yang dulu
    terkena lemparan bolaku ya?"
    tanyaku, aku meneliti kembali
    wajah lelaki disampingku.
    "Ah, kau ingat toh" dia mengusap usap perutnya.
    "Sakitkah?" aku menatapnya
    dan memegang tangannya.
    "Eeehh" ucapnya kaku.
    "Ya ya lumayan" dia melirik
    kearah lain. Aku menatapnya
    bingung kemudian melirik
    baju seragamnya.
    "Buka baju kakak" aku menarik
    ujung bajunya.
    "Loh? Buat apa?" tanyanya kaget. Aku menatapnya dan
    tersenyum manis.
    "Aku mau melihat bekas tinjuanku tadi, merah atau tidak" aku menundukkan kepalaku dan menyingkap baju
    lelaki ini. Aku melihat tanda
    merah diperutnya sepertinya
    tonjokkan ku tadi terlalu keras.
    Aku menyentuhnya pelan.
    "Ssshh" dia mendesis sakit.
    "Maaf kak" aku menatapnya
    kembali, tanganku masih berada
    diatas perutnya yang keras.
    "Kita obati dulu kak, oya rumah
    kakak dekat tidak dari sini?"
    aku menurunkan kembali bajunya dan memandangnya.
    "Rumahku? Tidak jauh ko"
    jawabnya. Ah aku lupa mengenalkan diriku padanya.
    Aku mengulurkan tanganku
    padanya, dia menatapku bingung.
    "Aku Alvian" aku tersenyum
    lembut. Dia tertawa dan
    menggaruk belakang kepalanya
    kemudian menjabat tanganku.
    "Kelvin"
    "Wah, nama yang bagus"
    "Nama mu juga bagus" ujarnya.
    Dia menepuk kepalanya dan
    merogoh sesuatu didalam kantung celananya.
    "Ini" dia memberikanku sesuatu.
    "Apa?" aku mengambilnya dan
    mataku berbinar.
    "Ahh. Inikan sapu tangan
    kesayanganku kak"
    "Kakak menemukannya dimana?"
    "Setelah kamu pergi sapu tangan itu terjatuh" jawabnya.
    "Terima kasih kak" aku
    menubruk badannya dan
    memeluknya erat. Dia yang kaget hanya diam mematung
    tapi sedetik kemudian dia
    membalas pelukanku.
    "Sama sama" dia mengusap
    rambutku lembut dan tersenyum kearahku.
  • Wah wah wah...kykx kelvin n Alvian Ũϑåђ mulai deket nih...
  • so sweet...
  • Kepingan ketujuh belas.


    ********


    Alvian Pov.





    Aku menunduk malu melihat
    senyumnya itu, kemudian aku
    melepas pelukanku pada tubuhnya.
    "Maaf" aku sedikit menjauh
    darinya. Kelvin sepertinya juga
    menjadi kikuk berbicara denganku.
    "Memangnya itu sapu tangan
    dari seseorang yang special ya?" Kelvin bertanya terlebih
    dahulu setelah kami saling
    terdiam beberapa saat.
    "Sangat special sekali" ucapku
    sembari memandang sapu
    tangan biru ditangan ku.
    "Oh" jawabnya, ada nada kecewa disana. Aku meliriknya
    sesaat.
    "Dari ibu ku" jujurku.
    "Oh ya" entah kenapa wajahnya
    berubah cerah setelah aku
    mengatakan itu. Aku mengangguk mantap.
    "Lalu ibu mu dimana sekarang?"
    Aku menunduk dan meremas
    kuat sapu tanganku.
    "Meninggal" ucapku lirih.
    Kelvin terdiam tanpa memandangku terlihat sepertinya dari raut wajahnya
    yang bersalah telah bertanya
    tentang ibuku.
    "Maaf" Dia memandangku dan
    mengusap bahuku. Aku pun
    memandangnya dan memberikan senyuman terbaik
    ku.
    "Hehe gpp kak"
    "Oya, temanmu yang dulu
    menemanimu main bola kemana?" tanyanya.
    "Dia ada dirumah"
    "Loh? Kamu sendirian?"
    "Iya"
    "Kamu mau pulang?" tanyanya
    lagi. Aku menggelengkan
    kepalaku.
    "Lalu kakak disini sedang apa?"
    "Aku memang biasa selalu kemari. Jika ada masalah ya
    pasti kesini tujuanku"
    "Seperti tempat rahasia dong
    kak? Haha" aku tertawa kecil.
    "Ya bisa dibilang begitu" Kelvin
    mengaruk kepalanya.
    "Tapi pasti kakak pernah ya
    membawa orang yang special
    ke tempat ini"
    "Ada, tapi dia sudah jadi milik
    orang lain" Kelvin melamun.
    "Maaf" aku meliriknya.
    "Ehem kalau kamu yang jadi
    orang special itu bagaimana?"
    Kelvin mentatapku serius.
    "Eh?? Aku?" aku menunjuk diriku sendiri dengan ekspresi
    kaget.
    "Iya"
    "Ba bagaimana ya" aku mulai
    salah tingkah di perhatikan
    seperti itu.
  • kelvin langsung blak2an!
    XD
  • to the point.. :D
  • Kepingan kedelapan belas.

    ********


    Kelvin Pov.



    Aku menatap Alvian tanpa
    berkedip, entah keberanian
    dari mana hingga membuat
    ku langsung melontarkan
    pertanyaan seperti itu padanya.
    "A aku ga tau kak" ucapnya gugup.
    "Loh? Kalau kamu ga tau kenapa harus gugup begitu?"
    tanyaku menyelidik.
    "Ya, aku memang begini kak
    orangnya gampang panikan"
    "Gugup karna dekat dekat
    denganku atau takut?"
    "Eh, bukan takut ko kak"
    dia menjawabnya dengan cemas.
    "Aku ga marah kalau kamu
    mau jawab jujur"
    "Tapi kenapa kakak bertanya
    seperti itu? Kita saja baru
    bertemu kan" ucapnya.
    "Aku hanya ingin bertanya
    dengan apa yang ada di
    pikiranku sekarang"
    "Tapi kan tidak perlu to the
    point begitu kak"
    "Loh? Memangnya salah?"
    "Ya, bukannya salah tapi kita
    kan baru saja kenal tapi kakak
    bertanya seperti itu"
    "Haha, maaf. Aku orangnya
    memang begitu"
    "Uuhh" Alvian merengut.
    "Jadi... Bagaimana?" tanyaku.
    "Bagaimana apanya?" ucapnya
    bingung.
    "Jika orang special itu ternyata
    kamu?" aku menghadapkan
    tubuhku padanya. Dia hanya
    diam tanpa niat membalas
    pertanyaanku.
    "Apakah ini lelucon kakak saja?"
    "Menurutmu?"
    "Entahlah" Alvian mengedikkan
    bahunya.
    "Kalau ku bilang ini bukan
    lelucon bagaimana?"
    "Aaa.." Alvian hanya membuka
    mulutnya tanpa bersuara.
    "Kakak, seperti orang sedang
    menyatakan cinta saja" Alvian
    tertawa renyah berusaha
    mengalihkan pembicaraan.
    "Yang ku maksud memang
    begitu. Anggap saja aku
    sedang menyatakan cinta
    padamu" aku mendekatinya.
    Alvian memundurkan tubuhnya
    menjauh dariku, tapi tubuhnya
    terpojok antara tubuhku dan
    dinding saung ini. Alvian menempelkan kedua tangannya
    pada dadaku bermaksud
    mendorongnya menjauh.
  • ayo alvian terima kelvin'nya!
  • Kepingan kesembilan belas.


    ********

    Alvian Pov.


    Tubuhku panas dingin wajah
    Kelvin begitu dekat sekali,
    Kelvin menatapku tanpa
    melepaskan pandangannya
    kearah lain selain diriku.
    "Kakak" nafasku memburu.
    "Hm" gumamnya, aku menutup
    kedua mataku saat kepalanya
    menempel ditengkuk ku.
    "Kenapa?" aku menggenggam
    erat kain baju yang melapisi
    dada bidangnya. Aku mendesis
    pelan saat Kelvin mengecup
    pundak ku.
    "Kau tau, semenjak pertemuan
    kita yang pertama didanau, mulai saat itu juga aku tidak
    bisa berhenti memikirkan mu"
    Bisiknya tepat mengenai lubang
    telingaku, aku mendesah pelan
    akibat perbuatannya itu.
    Hembusan nafasnya yang
    hangat mengenai belakang
    telinga ku. Sesaat aku terlena
    akan perlakuannya itu aku
    menaruh kepalaku dibahunya.
    Kelvin mengulum daun telinga
    ku dan membelai lembut
    punggungku. Aku mendesah
    pelan.
    "Ahhh" aku mengerang dan
    memeluk tubuhnya erat.
    "Alvian, aku mencintai mu"
    Kelvin terus membisikkan
    kata kata manis ditelingaku
    tetapi aku tak menjawab
    pertanyaannya tapi tubuhku
    yang merespon tiap sentuhan
    di tubuhku. Aku mendesis saat
    Kelvin menggigit permukaan
    leherku dan menghisap bawah
    dagu ku, aku menghempaskan
    kepalaku menerima setiap
    serangannya dileherku. Entah
    kesadaranku perlahan digantikan
    dengan nafsu yang makin
    menguasai diriku saat ini. Aku
    menutup kedua mataku erat
    dan setetes air keluar
    melalui celah mataku.
    "I love u" bisiknya dan menjilat
    air mata yang perlahan turun
    membasahi pipiku.
Sign In or Register to comment.