BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mak Comblang.com

1252628303159

Comments

  • heuuu...... lanjut ahhh... jangan di kentangin,,,,
  • kelvin! Kmu benar2 nekat!
  • oh, so sweet.....
  • Ciyyeeee alpiannnn
  • ah manja. Makan aja segala di ingetin. Entar juga kalo kelaparan makan. Haha, peace.
  • Kepingan kedua puluh.


    ********


    11 years ago..



    Hujan rintik jatuh membasahi
    bumi sore ini, sekumpulan
    orang orang berbaju hitam
    melingkar menggerubungi
    sesosok jasad yang akan
    dimasukkan kedalam liang
    lahat, suasana di pemakaman
    saat ini begitu hening hanya
    ada suara beberapa orang
    saja yang berbisik dan ada
    juga orang yang berusaha
    menenangkan tangisan seorang
    anak berusia 5 tahun.
    Sang kakak yang berada di
    sampingnya hanya mampu
    memeluk sang adik seerat
    mungkin.
    "Mama.. Mama.. Jangan tinggalin
    Vian mah.." isaknya kencang.
    Ketika jasad mulai diturunkan
    anak kecil yang menangis itu
    berteriak kencang.
    "MAH MAMAH!!" anak kecil itu
    meraung dan mengibas ngibaskan kedua tangan mungilnya ke udara.
    "Vian, udah Vian" si kakak
    memeluk adiknya makin erat
    dan setetes air mata perlahan
    jatuh membasahi pipinya.
    Sang kakak pun sama hancurnya seperi halnya adiknya. Sang ayah hanya mampu terdiam dan melihat dari kejauhan. Wajahnya saat
    ini tak mampu ditebak
    ekspresinya saat ini begitu
    kosong semua rasa sesal, marah
    dan benci berkumpul menjadi
    satu. Kedua tangannya yang
    terkulai di masing sisi tubuhnya
    perlahan terkepal kuat menahan
    emosi dalam hati. Teriakan
    sang anak yang membahana
    pun tak ia hiraukan. Dia
    melangkah mendekati tempat
    peristirahatan terakhir sang istri
    yang sangat ia cintai. Dia melirik ke arah dua anaknya
    yang terus meratapi ibu
    kandung mereka yang saat ini
    telah tiada. Sang ayah menatap
    benci ke sosok seoarang kakak
    yang saat ini sedang menenangkan adiknya. Dia pun
    melangkah pergi dan meninggalkan tempat itu beserta kedua anaknya. Ia
    ingin menenangkan diri dari
    cobaan yang membuatnya
    benar benar terguncang. Saat
    semua orang mulai pergi dan
    menyisakkan kedua anak kecil
    yang tersisa.
    "Mamah" bocah kecil berumur
    lima tahun itu hanya bisa
    menangis dan menatap hampa
    gundukan tanah merah itu.
    "Vian, Kakak janji kakak janji
    akan selalu menjaga kamu dan
    melindungi kamu seperti ibu
    yang melindungi kita. Aku
    janji" bisik sang kakak, adik
    kecilnya pun hanya menganggukkan kepalanya dan
    memeluk kakaknya erat.
    "Kakak gak bohongkan?"
    adik kecilnya memandang sang
    kakak dengan manik mata hitamnya yang polos, sang
    kakak tersenyum lembut dan
    membelai kepala adik kecilnya.
  • @ElninoS: di cerita sebelumnya alvian tiba tiba nangis kan
    menurut mu apa coba..
  • @ElninoS: owh gitu.. Oya maaf kalau alurnya berantakan ^^ soalnya masih pemula :DD
  • Alvian nangis krna inget janjix indra tuk jagain dy..
  • Agak bingung juga tibatiba flashback!
    tp tetep bgus kok!
  • Kepingan kedua puluh satu.

    ********
    Alvian Pov.

    Potongan potongan kejadian
    masa lalu terus terbayang
    dalam pikiranku, bagaikan potongan film yang terus
    berputar merekam semuanya.
    Suara tangisku pun tak bisa
    ku hentikan, Aku mendorong
    tubuh Kelvin menjauh dari ku.
    Nafasku tersenggal senggal
    akibat aktifitas kami, Kelvin
    menatapku bingung.
    "Pembohong!" aku menatapnya
    tajam. Kelvin berusaha
    menggapaiku tapi aku
    menepis tangannya. Aku
    meremas kepalaku yang
    semakin sakit. Aku memejamkan
    kedua mataku bayangan itu
    semakin lama semakin jelas
    terlihat. Aku mengerang sakit.
    "Argghh" aku menjerit kesakitan, seluruh tubuhku
    bergetar. Kelvin menatapku
    kaget dan berusaha menenangkan ku.
    "Alvian.. Hey" Kelvin menepuk
    kedua pipi ku. Aku meringis
    saat bayangan kecelakan itu
    melintas dalam pikiran ku.
    Aku mendorong Kelvin dan
    berlari keluar saung, aku
    berlari secepat mungkin
    dengan air mata yang terus
    keluar tanpa henti. Pipi ini
    basah tubuh ini bergetar
    seolah ketakutan, tiba tiba
    sosok kak Indra memenuhi
    pikiranku dan janjinya yang
    dulu ia buat padaku saat
    di pemakaman hanya janji
    palsu saja, aku meremas kepalaku semakin kuat. Sayup
    sayup aku mendengar suara
    seseorang yang memanggil ku
    dari arah belakang, sosok
    itu berlari mengejarku dan
    menarik tanganku kuat.
    "Hey" Kelvin berhasil mendapatkan ku, dia mencengkram tanganku dan
    menatapku dengan nafas pendek.
    "Lepas" aku menepuk tangannya yang menggenggam
    pergelangan tanganku.
    "Kau kenapa" ucapnya menatap
    ku cemas, aku terus memukul
    tangannya keras tapi dia
    seolah tidak merasakan pukulan
    ku pada tangannya, justru dia
    menguatkan genggamannya
    pada tanganku. Aku meraung
    dalam tangisanku.
    "Kau pembohong! Pembohong!"
    Kelvin menatapku iba, kondisi
    ku saat ini benar benar
    menyedihkan, Kelvin menarik
    tubuhku mendekat padanya
    dan memeluk ku erat, aku
    memukul dada bidangnya dan
    menumpahkan semua kekesalan
    ku disana. Aku menangis tanpa
    henti aku butuh tempat bersandar saat ini aku butuh
    seseorang bersama ku disini.
    "Pembohong" ucapku lirih.
    "Kita pulang saja ya, kita
    kerumah ku dan tenangkan
    diri mu disana" bisik Kelvin.
Sign In or Register to comment.