BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Kartun apa yang kalian sukai?

1111112114116117193

Comments

  • @bi_ngung

    iya casing aneh..hihihi tapi maklumlah namanya jg fantasi...hehe

    sama om gw juga demennya ma zoro....soo cool ...hehe

    zoro_spade5.jpg

    3484499352_905c5e9d00.jpg
  • wiiihhh film "dilema" menang d rusia ...hebat...hebat..... =D>


    Satu Lagi, Film Indonesia Menang di Rusia

    VIVAnews - Satu lagi film nasional menang dalam ajang bergengsi dunia. Kali ini film 'Dilema' garapan Wulan Guritno menyabet penghargaan Best Feature Film dalam DetectiveFEST di Moscow, 28 April 2012.

    Detective Festival merupakan ajang penghargaan bagi film dan program televisi yang berhubungan dengan hukum dan kehidupan sosial. Festival tersebut diselenggarakan di Rusia setiap tahun. "Alhamdulilah Indonesia, kita menang melawan negara-negara-negara lain," kata Wulan dalam akun twitternya.

    Dalam pesan BlackBerry Messenger, Wulan mengatakatan bahwa 'Dilema' menang melawan film-film dari Inggris, Lithuania, Portugal, Jerman, Itali, Republik Ceko, Iran, China, Selandia Baru, Bulgaria, Turki, Argentina, dan Rusia.

    Film 'Dilema' diproduseri Wulan Guritno dan Adilla Dimitri. Film ini menyajikan lima cerita dan masing-masing digarap oleh sutradara yang berbeda. Selain dibintangi Reza Rahadian, film yang dirilis pada 23 Februari ini juga melibatkan banyak aktor dan aktris, seperti Slamet Rahardjo, Sony Wibisono, Jajang C Noor, Roy Marteen, Pevita Pearce, dan Winky Wiryawan.

    'Dilema' bercerita tentang sisi gelap kota Jakarta, di mana orang-orangnya menghadapi masalah rumit dan saling terkait satu dengan lainnya. Ada masalah perjudian, seks, mafia, ormas hingga korupsi.
    Menangnya 'Dilema' dalam festival bergengsi ini melengkapi bangkitnya perfilman Indonesia. Saat ini sejumlah film Indonesia tengah dipuji dunia. 'The Raid' merupakan lokomotifnya. (eh)


    @alex1982

    g sia2 y om....???hehe
  • congrats ya..
  • "Dilema" juara festival internasional Moskow

    Minggu, 29 April 2012 14:07 WIB | 1750 Views

    Artis Jajang C Noer (kiri), salah satu yang menghadiri Festival Film Detektif Internasional di Gedung Budaya Kota Moskow, Rusia. (ANTARA/Regina Safri)

    Siapa bersungguh-sungguh pasti akan berhasil"

    Berita Terkait

    Olga Lydia terkesan dengan sosok "Soegija"
    Film "Soegija" libatkan lebih dari 2.000 pemain
    "Dilema" masuk nominasi Festival Moskow
    "Mirror Never Lies" diantara 280 film di Festival Film Beijing
    "Pirate Brothers" sabet penghargaan di Houston

    London (ANTARA News) - Film "Dilema" menyabet penghargaan tertinggi sebagai "best feature film" pada Festival Film Detektif Internasional di Gedung Budaya Kota Moskow, Rusia.

    Kemenangan tersebut disampaikan oleh Pensosbud KBRI Moskow Aji Surya kepada ANTARA London, Minggu.

    Menurut Aji, produser film tersebut Wulan Guritno serta empat awak "Dilemma" yakni Jajang C Noer, Adila Dimitri, Robby Ertanto dan Rahman Fajar yang hadir pada kesempatan itu meluapkan rasa suka citanya dengan berpelukan.

    "Sungguh luar biasa hari ini. 'Dilema' sebagai film yang bukan mainstream ini telah mengalami banyak tantangan, mulai pendanaan hingga jumlah penonton. Tapi kita tetap optimis. Dan dengan kemenangan di Moskow ini, terbayar lunas semuanya," ujar Wulan berbinar-binar.

    Film tersebut mengalahkan nominasi lainnya dari berbagai negara termasuk Inggris, Lithuania, Portugal, Jerman, China, Selandia Baru, Turki, Bulgaria, Argentina, dan tuan rumah Rusia.

    Film yang tergolong omnibus ini cukup unik. Terdiri atas empat cerita dengan empat sutradara terpisah namun berujung pada satu ending bersama.

    Film bercerita tentang sisi gelap sebuah kota (Jakarta) yang orang-orangnya menghadapi masalah rumit dan saling terkait satu dengan lainnya. Di dalamnya ada masalah perjudian, seks, mafia, ormas hingga korupsi.

    Menurut rencana, setelah pulang dari Moskow awak "Dilema" akan mempromosikan film ini di Silk Screen Asian Film Festival di Pittsburg Amerika Serikat.
    (ZG)




    Editor: Fitri Supratiwi

    COPYRIGHT © 2012

    ..............


    "Dilema" masuk nominasi Festival Moskow

    Kamis, 26 April 2012 12:52 WIB | 1533 Views

    Film Indonesia berjudul Dilema (www.ceritamu.com)

    Pesan film ini sederhana, yakni kebaikan dan kejahatan itu seperti penyakit yang bisa menular dari satu ke orang lainnya.

    Berita Terkait

    "Pirate Brothers" sabet penghargaan di Houston
    Menyentil ego lewat "Tuhan Pada Jam 10 Malam"
    Sinematek tak boleh mati, pesan Misbach
    Seratusan siswa Bojonegoro ikut "casting" film Hasduk Berpola
    Melawan industrialisasi film dengan puisi

    London (ANTARA News) - Film produksi Indonesia "Dilema" yang masuk bergenre drama kejahatan masuk nominasi dalam Festival Film Detektif di Moskow yang berlangsung di Moskow mulai 26 April.

    "Dilema" bersaing dengan film unggulan dari Inggris, Lithuania, Portugal, Jerman, Itali, Republik Ceko, Iran, China, Selandia Baru, Bulgaria, Turki, Argentina Rusia dan lainnya, demikian Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Moskow, M. Aji Surya dalan keterangannya yang diterima ANTARA News London, Kamis.

    "Tentu saya bangga dan senang, film perdana yang saya sutradarai ini bisa masuk nominasi kancah festival internasional. Ini mendorong saya untuk berkarya lebih baik lagi," ujar Wulan Guritno berada di Moskow bersama beberapa awak Dilema seperti Jajang C. Noer, Adilla Dimitri, Robby Ertanto dan Rahman Fajar Ardiansyah.

    Film yang tergolong omnibus ini cukup unik. Terdiri atas empat cerita dengan empat sutradara terpisah namun berujung pada satu akhir bersama.

    Film itu bercerita tentang sisi gelap kota Jakarta di mana orang-orangnya menghadapi masalah rumit dan saling terkait satu dengan lainnya.

    Di dalamnya ada masalah perjudian, seks, mafia, ormas hingga korupsi. Selain Adilla, sutradara lainnya adalah Robby Ertanto, Robert Rony, dan Aldi Puspoyo.

    "Mungkin inilah film omnibus pertama di dunia yg disutradari empat orang dan berujung satu ending," ujar Adila.

    Lebih lanjut ia berkomentar, "Pesan film ini sederhana, yakni kebaikan dan kejahatan itu seperti penyakit yang bisa menular dari satu ke orang lainnya."
    (ZG)

    Editor: Ella Syafputri

    COPYRIGHT © 2012

    ............

    Dilema (Film): Sulit Cerna Namun Layak Tonton

    OPINI | 25 February 2012 | 20:14 Dibaca: 248 Komentar: 1 Nihil

    SEPULUH menit pertama menonton Dilema, saya terkejut. Terkejut karena opening scene yang memukau, atau gimana Bung Sam? Yeah, ternyata Dilema bukanlah film omnibus seperti yang telah digadang-gadang dalam sinopsis resminya. Ini adalah film utuh dengan disutradarai lima orang yang berbeda. Namun sebelum saya ‘membantai’ film ini dengan cinta dan kasih, sudilah kiranya saya memberikan plot versi saya.

    Plot

    Sesungguhnya opening scene film ini megah, elegan dan tidak main-main. Dengan kamera film, kita diajak melihat gambaran ormas yang menggerebek masjid yang konon berisi ulama yang mengaku-ngaku nabi terakhir. Kemudian kita akan melihat bagaimana seorang polisi baru bernama Ario (Ario bayu) semobil dengan polisi senior (diperankan Tio Pakusadewo). Kemudian ormas pun bentrok dengan ulama di masjid. Sementara seorang anak perempuan berjilbab dan pincang digambarkan dalam keadaan terdesak-desak dengan pendemo lain. Sehingga anak ini diselamatkan Ario.

    Scene selanjutnya kita akan diajak menikmati beberapa fragmen yang berbeda dan tidak berhubungan satu sama lain. Ada Adrian (Reza Rahadian) seorang arsitektur muda yang kedatangan seorang perempuan bernama Hetty (Jajang C. Noer) yang akan mengajaknya menemui ayah kandung Adrian.

    Scene selanjutnya (sorry kalau enggak berurutan di 20 menit awal film), mata kita akan disegarkan dengan aksi Dian (Pevita Pearce) yang sedang bersantai di pantai dengan pakaian seksi. Kelak kita akan mengetahui kalau gadis ini tipikal broken home yang kemudian digoda seorang lesbian dan pengedar narkoba bernama Rima (Wulan Guritno).

    Selanjutnya kita diajak ke ruangan serba pengap dan menikmati akting membosankan di awal: Lukman Sardi dan Slamet Rahardjo. Sigit (Slamet R) adalah mantan penjudi yang masuk tempat perjudian di Jakarta dan kembali berjudo dengan meminjam uang pada saudaranya (Lukman Sardi). Kelak dia akan bertaruh dengan saingannya yang diperankan Ray Sahetapi.

    Selanjutnya kita juga akan mengenal lanjutan dua pemimpin ormas, Said (Winky Wiryawan) yang disuruh oknum untuk memperusuh suasana Kota Jakarta dan digambarkan terlihat di TV-TV. Mungkin menyindir aksi anarkis ormas yang ono (baca: FPI). Dia berteman dengan Ibnu (Baim Wong) yang bertekad untuk tidak mendukung aksi anarkisme itu lagi.

    Hati-hati, mngandung spoiler :

    Dilema: Film Kriminal Sulit Cerna

    Sebenarnya film ini mengangkat isu yang menarik, kriminalitas di Kota Jakarta. Namun dengan adanya bumbu demonstrasi ormas, rasanya itu seperti bumbu yang dipaksakan. Dari yang saya tangkap, pemimpin ormas ini dicekoki oknum dari pihak Sonny, yang mungkin bekerja sama dengan oknum lain (baca: aparat untuk mengalihkan isu). Yang jelas scene gontok-gontokan ormas ini kurang epic secara teknis. Rapat ormas dihadiri beberapa orang muslim berpeci berkoko saja di rumah yang muram. Yang kurang logis menurut saya, perubahan cara pandang Ibnu yang tiba-tiba berubah haluan setelah berdialog singkat dengan teman perempuannya. Kemudian seorang oknum terlihat yang bermuka oriental, masuk ke rumah Said dan menyuruh Said melakukan bom bunuh diri. Mungkin saya yang bodoh atau film ini membingungkan, namun dalam pikiran saya, Said ini akan bom bunuh diri di antara jamaah yang sedang salat (mirip kasus yang pernah terjadi di dunia nyata). Namun, dia tidak melakukannya malah mendatangi Ibnu sehabis Isya lalu Said datang dan memeluk. Oknum berwajah oriental pun menembak Said. Waw, ini adalah scene yang bikin ane bingung.

    Meski begitu, pesannya dapat dan klise, bahwa Islam tidak mengenal anarkisme. Yah, kalau saja bagian ini dihilangkan, mungkin Dilema akan menjadi film yang punya konsep jelas dan kuat.
    Foto: wowkeren.com

    Dari jajaran teknis, tata artistik sayangnya harus dihancurkan oleh tata cahaya yang sangat kurang. Ketika adegan di indoor atau dalam suasana malam misalnya, kita tidak akan melihat para aktor secara jelas. Bahkan sangat mirip dengan film horor ala Koya Pagayo yang setting artistiknya sengaja dibuat gelap. Yeah, keterbatasan ini juga dilakukan beberapa film lain seperti Sang Pencerah atau Perempuan Punya Cerita.

    Namun yang lebih menarik, film ini diisi oleh jajaran aktor papan atas. Semua bermain maksimal sesuai porsi dan saling mendukung. Di jajaran aktor, karakter kuat terlihat dari tokoh yang diperankan Tip Pakusadewo dan Ray Sahetapy. Disusul aktor muda, Reza Rahadian yang bermain bagus seperti biasanya. Di jajaran aktris saya memuji akting Pevita Pearce, yang juga menjadi daya pikat film ini. Apalagi ada adegan kissing dan foreplaynya dengan seorang pemuda. Yang sialnya jadi mirip siluet gara-gara tata cahaya yang minim. Dan dari sekian banyak aktor, yang paling mencuri perhatian adalah Wulan Guritno. Dia berhasil membawa gestur seorang lesbian dan pengedar narkoba yang gemar mencari anak-anak broken home untuk dijadikan ladang bisnisnya.

    Pada akhirnya, Dilema adalah film Indonesia yang baik di awal tahun -dari yang saya tonton. Namun tentu tipikal film seperti ini tidak akan bertahan lama di bioskop. Di teater yang masuki saja, hanya ada sepuluh orang yang menonton. Ketika di lobi, saya malah melihat orang-orang mengantri di jajaran kasir yang menyediakan film Jupe. (ah, sudahlah). Yang pasti Dilema adalah film layak tonton. Untuk standar Indonesia, Dilema adalah film non-mainstream yang layak mendapatkan apresiasi besar ketimbang film-film asal-asalan yang cuma jual poster HOT dan sok-sok-an artistik doang.

    *

    Score: 7/10

    ..............

  • "Dilema" juara festival internasional Moskow

    Minggu, 29 April 2012 14:07 WIB | 1750 Views

    Artis Jajang C Noer (kiri), salah satu yang menghadiri Festival Film Detektif Internasional di Gedung Budaya Kota Moskow, Rusia. (ANTARA/Regina Safri)

    Siapa bersungguh-sungguh pasti akan berhasil"

    Berita Terkait

    Olga Lydia terkesan dengan sosok "Soegija"
    Film "Soegija" libatkan lebih dari 2.000 pemain
    "Dilema" masuk nominasi Festival Moskow
    "Mirror Never Lies" diantara 280 film di Festival Film Beijing
    "Pirate Brothers" sabet penghargaan di Houston

    London (ANTARA News) - Film "Dilema" menyabet penghargaan tertinggi sebagai "best feature film" pada Festival Film Detektif Internasional di Gedung Budaya Kota Moskow, Rusia.

    Kemenangan tersebut disampaikan oleh Pensosbud KBRI Moskow Aji Surya kepada ANTARA London, Minggu.

    Menurut Aji, produser film tersebut Wulan Guritno serta empat awak "Dilemma" yakni Jajang C Noer, Adila Dimitri, Robby Ertanto dan Rahman Fajar yang hadir pada kesempatan itu meluapkan rasa suka citanya dengan berpelukan.

    "Sungguh luar biasa hari ini. 'Dilema' sebagai film yang bukan mainstream ini telah mengalami banyak tantangan, mulai pendanaan hingga jumlah penonton. Tapi kita tetap optimis. Dan dengan kemenangan di Moskow ini, terbayar lunas semuanya," ujar Wulan berbinar-binar.

    Film tersebut mengalahkan nominasi lainnya dari berbagai negara termasuk Inggris, Lithuania, Portugal, Jerman, China, Selandia Baru, Turki, Bulgaria, Argentina, dan tuan rumah Rusia.

    Film yang tergolong omnibus ini cukup unik. Terdiri atas empat cerita dengan empat sutradara terpisah namun berujung pada satu ending bersama.

    Film bercerita tentang sisi gelap sebuah kota (Jakarta) yang orang-orangnya menghadapi masalah rumit dan saling terkait satu dengan lainnya. Di dalamnya ada masalah perjudian, seks, mafia, ormas hingga korupsi.

    Menurut rencana, setelah pulang dari Moskow awak "Dilema" akan mempromosikan film ini di Silk Screen Asian Film Festival di Pittsburg Amerika Serikat.
    (ZG)




    Editor: Fitri Supratiwi

    COPYRIGHT © 2012

    ..............


    "Dilema" masuk nominasi Festival Moskow

    Kamis, 26 April 2012 12:52 WIB | 1533 Views

    Film Indonesia berjudul Dilema (www.ceritamu.com)

    Pesan film ini sederhana, yakni kebaikan dan kejahatan itu seperti penyakit yang bisa menular dari satu ke orang lainnya.

    Berita Terkait

    "Pirate Brothers" sabet penghargaan di Houston
    Menyentil ego lewat "Tuhan Pada Jam 10 Malam"
    Sinematek tak boleh mati, pesan Misbach
    Seratusan siswa Bojonegoro ikut "casting" film Hasduk Berpola
    Melawan industrialisasi film dengan puisi

    London (ANTARA News) - Film produksi Indonesia "Dilema" yang masuk bergenre drama kejahatan masuk nominasi dalam Festival Film Detektif di Moskow yang berlangsung di Moskow mulai 26 April.

    "Dilema" bersaing dengan film unggulan dari Inggris, Lithuania, Portugal, Jerman, Itali, Republik Ceko, Iran, China, Selandia Baru, Bulgaria, Turki, Argentina Rusia dan lainnya, demikian Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Moskow, M. Aji Surya dalan keterangannya yang diterima ANTARA News London, Kamis.

    "Tentu saya bangga dan senang, film perdana yang saya sutradarai ini bisa masuk nominasi kancah festival internasional. Ini mendorong saya untuk berkarya lebih baik lagi," ujar Wulan Guritno berada di Moskow bersama beberapa awak Dilema seperti Jajang C. Noer, Adilla Dimitri, Robby Ertanto dan Rahman Fajar Ardiansyah.

    Film yang tergolong omnibus ini cukup unik. Terdiri atas empat cerita dengan empat sutradara terpisah namun berujung pada satu akhir bersama.

    Film itu bercerita tentang sisi gelap kota Jakarta di mana orang-orangnya menghadapi masalah rumit dan saling terkait satu dengan lainnya.

    Di dalamnya ada masalah perjudian, seks, mafia, ormas hingga korupsi. Selain Adilla, sutradara lainnya adalah Robby Ertanto, Robert Rony, dan Aldi Puspoyo.

    "Mungkin inilah film omnibus pertama di dunia yg disutradari empat orang dan berujung satu ending," ujar Adila.

    Lebih lanjut ia berkomentar, "Pesan film ini sederhana, yakni kebaikan dan kejahatan itu seperti penyakit yang bisa menular dari satu ke orang lainnya."
    (ZG)

    Editor: Ella Syafputri

    COPYRIGHT © 2012

    ............

    Dilema (Film): Sulit Cerna Namun Layak Tonton

    OPINI | 25 February 2012 | 20:14 Dibaca: 248 Komentar: 1 Nihil

    SEPULUH menit pertama menonton Dilema, saya terkejut. Terkejut karena opening scene yang memukau, atau gimana Bung Sam? Yeah, ternyata Dilema bukanlah film omnibus seperti yang telah digadang-gadang dalam sinopsis resminya. Ini adalah film utuh dengan disutradarai lima orang yang berbeda. Namun sebelum saya ‘membantai’ film ini dengan cinta dan kasih, sudilah kiranya saya memberikan plot versi saya.

    Plot

    Sesungguhnya opening scene film ini megah, elegan dan tidak main-main. Dengan kamera film, kita diajak melihat gambaran ormas yang menggerebek masjid yang konon berisi ulama yang mengaku-ngaku nabi terakhir. Kemudian kita akan melihat bagaimana seorang polisi baru bernama Ario (Ario bayu) semobil dengan polisi senior (diperankan Tio Pakusadewo). Kemudian ormas pun bentrok dengan ulama di masjid. Sementara seorang anak perempuan berjilbab dan pincang digambarkan dalam keadaan terdesak-desak dengan pendemo lain. Sehingga anak ini diselamatkan Ario.

    Scene selanjutnya kita akan diajak menikmati beberapa fragmen yang berbeda dan tidak berhubungan satu sama lain. Ada Adrian (Reza Rahadian) seorang arsitektur muda yang kedatangan seorang perempuan bernama Hetty (Jajang C. Noer) yang akan mengajaknya menemui ayah kandung Adrian.

    Scene selanjutnya (sorry kalau enggak berurutan di 20 menit awal film), mata kita akan disegarkan dengan aksi Dian (Pevita Pearce) yang sedang bersantai di pantai dengan pakaian seksi. Kelak kita akan mengetahui kalau gadis ini tipikal broken home yang kemudian digoda seorang lesbian dan pengedar narkoba bernama Rima (Wulan Guritno).

    Selanjutnya kita diajak ke ruangan serba pengap dan menikmati akting membosankan di awal: Lukman Sardi dan Slamet Rahardjo. Sigit (Slamet R) adalah mantan penjudi yang masuk tempat perjudian di Jakarta dan kembali berjudo dengan meminjam uang pada saudaranya (Lukman Sardi). Kelak dia akan bertaruh dengan saingannya yang diperankan Ray Sahetapi.

    Selanjutnya kita juga akan mengenal lanjutan dua pemimpin ormas, Said (Winky Wiryawan) yang disuruh oknum untuk memperusuh suasana Kota Jakarta dan digambarkan terlihat di TV-TV. Mungkin menyindir aksi anarkis ormas yang ono (baca: FPI). Dia berteman dengan Ibnu (Baim Wong) yang bertekad untuk tidak mendukung aksi anarkisme itu lagi.

    Hati-hati, mngandung spoiler :

    Dilema: Film Kriminal Sulit Cerna

    Sebenarnya film ini mengangkat isu yang menarik, kriminalitas di Kota Jakarta. Namun dengan adanya bumbu demonstrasi ormas, rasanya itu seperti bumbu yang dipaksakan. Dari yang saya tangkap, pemimpin ormas ini dicekoki oknum dari pihak Sonny, yang mungkin bekerja sama dengan oknum lain (baca: aparat untuk mengalihkan isu). Yang jelas scene gontok-gontokan ormas ini kurang epic secara teknis. Rapat ormas dihadiri beberapa orang muslim berpeci berkoko saja di rumah yang muram. Yang kurang logis menurut saya, perubahan cara pandang Ibnu yang tiba-tiba berubah haluan setelah berdialog singkat dengan teman perempuannya. Kemudian seorang oknum terlihat yang bermuka oriental, masuk ke rumah Said dan menyuruh Said melakukan bom bunuh diri. Mungkin saya yang bodoh atau film ini membingungkan, namun dalam pikiran saya, Said ini akan bom bunuh diri di antara jamaah yang sedang salat (mirip kasus yang pernah terjadi di dunia nyata). Namun, dia tidak melakukannya malah mendatangi Ibnu sehabis Isya lalu Said datang dan memeluk. Oknum berwajah oriental pun menembak Said. Waw, ini adalah scene yang bikin ane bingung.

    Meski begitu, pesannya dapat dan klise, bahwa Islam tidak mengenal anarkisme. Yah, kalau saja bagian ini dihilangkan, mungkin Dilema akan menjadi film yang punya konsep jelas dan kuat.
    Foto: wowkeren.com

    Dari jajaran teknis, tata artistik sayangnya harus dihancurkan oleh tata cahaya yang sangat kurang. Ketika adegan di indoor atau dalam suasana malam misalnya, kita tidak akan melihat para aktor secara jelas. Bahkan sangat mirip dengan film horor ala Koya Pagayo yang setting artistiknya sengaja dibuat gelap. Yeah, keterbatasan ini juga dilakukan beberapa film lain seperti Sang Pencerah atau Perempuan Punya Cerita.

    Namun yang lebih menarik, film ini diisi oleh jajaran aktor papan atas. Semua bermain maksimal sesuai porsi dan saling mendukung. Di jajaran aktor, karakter kuat terlihat dari tokoh yang diperankan Tip Pakusadewo dan Ray Sahetapy. Disusul aktor muda, Reza Rahadian yang bermain bagus seperti biasanya. Di jajaran aktris saya memuji akting Pevita Pearce, yang juga menjadi daya pikat film ini. Apalagi ada adegan kissing dan foreplaynya dengan seorang pemuda. Yang sialnya jadi mirip siluet gara-gara tata cahaya yang minim. Dan dari sekian banyak aktor, yang paling mencuri perhatian adalah Wulan Guritno. Dia berhasil membawa gestur seorang lesbian dan pengedar narkoba yang gemar mencari anak-anak broken home untuk dijadikan ladang bisnisnya.

    Pada akhirnya, Dilema adalah film Indonesia yang baik di awal tahun -dari yang saya tonton. Namun tentu tipikal film seperti ini tidak akan bertahan lama di bioskop. Di teater yang masuki saja, hanya ada sepuluh orang yang menonton. Ketika di lobi, saya malah melihat orang-orang mengantri di jajaran kasir yang menyediakan film Jupe. (ah, sudahlah). Yang pasti Dilema adalah film layak tonton. Untuk standar Indonesia, Dilema adalah film non-mainstream yang layak mendapatkan apresiasi besar ketimbang film-film asal-asalan yang cuma jual poster HOT dan sok-sok-an artistik doang.

    *

    Score: 7/10

    ..............

  • http://postinganbiasa.blogspot.com/2012/02/review-dilema-movie-2012.html

    Review: Dilema The Movie (2012)


    Film omnibus Indonesia yang tayang di bioskop nampaknya tidak banyak sampai saat ini. Bisa dibilang belum sampai 10 judul film dari 2 tahun terakhir. Dan kebanyakn film omnibus yang tayang di bioskop pun film indie dan atas bantuan para senias film senior untuk mendukung para filmmaker muda saat ini. Di awal tahun 2012, Dilema The Movie bisa dibilang film omnibus Indonesia pertama sebelum Hi5teria yang akan tayang bulan maret nanti. Dengan besutan produser Wulan Guritno dan dinaungi 5 sutradara yang belum begitu terkenal (tapi ada yang sudah pernah membuat film) serta dibintangi para pemain yang super terkenal di kancah dunia perfilman saat ini, akhirnya terwujudlah film Dilema.


    Ario, seorang polisi yang baru saja mengalami peningkatan jabatan di pekerjaannya kini ditugaskan bersama polisi senior yang bernama Bowo. Di hari pertama dirinya bekerja dengan beliau Ario menemukan pelajaran penting dimana dia terbuka matanya kalau penegakkan hukum di Jakarta saat ini tidak seperti yang dibayangkan selama ini. Ario berpatroli bersama beliau ketika ada kumpulan Agama yang dipimpin oleh Ibnu yang sedang demo di depan tempat ibadah agamanya sendiri. Sikap Ibnu tersebut bisa dibilang juga karena hasutan dari Said yang memiliki rencana busuk lainnya. Di tempat lain yang jauh tinggallah, Dian yang sedang menenangkan diri di Pantai karena sedang mengalami masalah. Akan tetapi disana dia bertemu dengan Irma, yang mencoba memahami keadaan Dian. Di tempat gelap muncullah seorang lelaki berumur yang bernama Sigit. Disana dia bertemu dengan musuh lamanya Gilang. Adrian seorang arsitek muda yang yatim piatu mendapatkan perubahan dalam hidupnya ketika bertemu Hetty dan Sony Wibisono.

    Sebuah kumpulan 5 film pendek yang memiliki benang merah dengan twist menarik di dalamnya. Dari kelima cerita yang berbeda disini setidaknya memiliki benang merah dan keterkaitan satu sama lain. Setidaknya dari 4 sutradara yang menyutradarai film ini berhasil memberikan sinematografi yang apik dengan konsep agak gelap dan tone warna yang sederhana. Di beberapa adegan ada angel yang menarik dan walaupun agak gelap sekalipun, keindahan dan kefokusan gambar tidak usah kalian kuatirkan. Balutan musik pun tidak perlu diragukan lagi karena sesuai dengan situasi yang terjadi di film ini.

    Pertama kali yang gue takutkan dari film ini adalah apakah gue bisa mengikuti film ini dengan nyaman sepanjang film ini ditayangkan, secara film ini ada 5 cerita dan dibuat oleh 4 sutradara berbeda. Untungnya semua itu hanya ketakutan gue saja karena sepanjang film ini gue cukup nyaman menikmati film ini dari hasil 4 sutradara yang berbeda sekalipun. Editingnya cukup nyaman dan nyambung satu adegan dari cerita film berbeda sekalipun. Sepanjang film bisa kelihatan perbedaan gaya penyutradaraan dari keempat sutradara ini. Walapun ada juga beberapa bagian yang menurut gue agak biasa dan kurang greget tapi semoga saja ini awal mereka untuk memperbaiki nantinya kelak.

    Buat para pemain rasanya tidak perlu lagi untuk diragukan kualitas aktingnya. Nama-nama yang menghiasi film kurang lebih 100 menit ini diantaranya Wulan Guritno, Reza Rahadian, Roy Marten, Slamet Rahardjo, Ario Bayu, Pevita Pearce, Baim Wong, Jajang C. Noer, Winky Wiryawan, Abimana Aryasatya, Tio Pakusadewo, Ray Sahetapy, Kenes Andari, Verdi Solaiman, Rangga Djoned, Lukman Sardi, Panca Maknum, dan Roy Sungkono. Sebenarnya ada beberapa pemain yang karakternya tidak jauh berbeda dengan film mereka sebelumnya. Jadi di Dilema sendiri karakter mereka yang dahulu masih kebawa di film ini. Yang sangat membuat saya kaget adalah akting dan gerak tubuh Pevita disini terlihat total sekali di film ini. Bravo Pevita!

    Secara keseluruhan Dilema The Movie memang sebuah film omnibus yang menarik dari ide cerita karena menyangkut kehidupan sehari-hari dan sedang hits saat ini atau yang sudah pernah terjadi di Ibukota Jakarta ini. Walaupun dari pemikiran 4 sutradara sekalipun tapi itu tidak menjadikan film ini mengalami kendala di bagian editing. Memang sih film ini agak berat jika ditonton bagi mereka yang tersindir atau tidak suka dengan film yang berbau politik atau agama sekalipun. Tapi itulah film yang memang baik dan niat pembuatannya, mau mengambil resiko yang ada untuk mengangkat tema seperti itu dan nyatanya hasil secara keseluruhan lumayan baik untuk ditonton di bioskop! Ayo segera ditonton di bioskop sebelum ada oknum nakal yang menurunkan film ini..... :Salam JoXa:

    3/5
  • dek @shinshin.......bisaaaaaaa.......bagian BoyzRoom ini ternyata bisa diliat/dibaca-baca ma org banyak tanpa hrs sign-in.....klo mo ngirim comment baru deh dia sign-in.......yg utk kalangan anggota itu cuma bagian pijat-memijat,,,,,dan beberapa lagi......

    Wkwkwkwkwkwkwkwkwk.......cinta berhari-hari deh......sampe dapet dede baru bwt dek @Ambigu.......hihihihihihihi......

    wah si ambigu dapet perlakuan kusus dari ben;

    entar anaknya ben dan bg ghani mau dikasiin aja gtu ke ambigu?

    bentuknya kyk paan?


    ......eeuuuwwww.................
  • tiba tiba teringat MEGALOMAN FIIIRRRREEEEEEEEEEEEEEEE!!!!!

  • om @ben_salvador

    ayo selamatkan tritit ini....
    nyanyi apa aja dah
    biar rame....
  • Hihihihihihihihi.....gw nyanyi "Empat Mata" deh.....

    Ayo.....dek @shinshin jd model video clip-nya.....bapak2 yg mukanya ketutup ma ember itu......qiqiqiqiqiqiqiqiqi.....
  • Oh iya...bwt Yayang @Alex1982 yg lagi "menjual" film2 Indonesia di Eropa dan Afrika.....selamat berjuang yah Yayang.....sukses dengan visi dan misinya.....

    Dek @Ambigu: selamat belajar.....

    Mudah2 ada pilem kartun keren yg dibuat oleh orang Indonesia.....temanya "seks" juga gak apa2.....yg penting keren!!
  • Wao berarti om @alex1982 lagi jalan-jalan lagi dong...

    Bijimana kalo om@ben_salvador membuat kisah petualangan di pulau itutuh.... (yang dengan om @ghaniprijatna....)

    ntar om @alex menyutradai pembuatan filmnya.....
    tentu saja dalam format kartun....

    ntar @ambigu diundang buat ngisi suara @aben_salvador....
    om @boljugg diundangbuat ngisi suara @ghaniprijatna.....
  • Dek @shinshin:

    Hah??? Hahahahahahahahahaha......usul yg bagus.....mantap!!! Dek @Ambigu tinggal ah uh oh.....ah uh oh.....aja.....hihihihihihi.....
  • @ben_salvador

    ohh bereslah kalo gitu...hihihhi
  • Dek @Ambigu.....sependek itu tanggapannya?????Iiiiih.....gemes deh.....ayo buka celana!!!!!
Sign In or Register to comment.