It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Sama skali ngga, coz gw bikin ini cerita jg sblm nonton love of siam, dan crita ini 75% kehidupan nyata gw... dan akhirnya jg ga seindah love of siam yg mereka malah akur... tunggu kelanjutannya...
thanks buat yg uda pada komen..
Akupun membuka pintu mobil Mitsubishi Jadul yang sebesar truk itu dan keluar. Kutapaki kakiku di aspal kering dan menarik nafas panjang sebelum melangkah. Aku bergegas ke kelasku di lantai 1 dibelakang kantin sekolah. Teman sebangkuku, Mike, belum datang rupanya.
"Hai, kamu Hendra yah?", sebuah tangan halus dan putih bersih menghampiriku.
"Oh, iya, nama gw Hendra."
"Nama gw Natalia, salam kenal yah.."
Senyumnya begitu manis, rambutnya lurus hitam, matanya bersinar, lesung pipitnya mencekung ke dalam. Ya ampun... Ini manusia, atau karakter dalam film kartun? Sempurna sekali...
"Lu dari sekolah mana?"
"Gw dari sekolah A"
"Hah?? Itu kan favorit?? Koq larinya ke sini sih??"
"Ya, ada masalah lah... Hehehe... Lu dari SMP sini yah?"
"Iya, uda pewe soalnya.. Hihihi.... Oke deh Hen, gw ke WC dulu yah. Bye!"
Dia melambaikan tangannya dan berjalan dengan anggunnya keluar dari kelas... Fiuh... Aku menatap jendela yang ada di sebrang pintu kelas, tepat di atas meja guru. Aku melihat motor dan mobil yang lalu lalang mengantar murid-murid SMP itu...
"WOE! BENGONG AJE!"
"Hahhh??!! Aduh... Mike, ngagetin aja... gw kan lagi seru-serunya bengong... Hehehe..."
Mike ternyata sudah dateng, dia menepuk pundakku hingga aku tersontak kaget...
"Eh, bawa gak?" bisik Mike sambil mendekatkan bibirnya ke telingaku dan membendung mulutnya dengan tangan kanannya.
"Bawa, tenang aja..." Ucapku perlahan.
Mike sedikit tersenyum, kemudian duduk di sampingku...
~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~
Bagaimana dengan Mike? Ya, dia mah stay cool, dari awal pelajaran saja dia terus serius belajar, sementara aku memainkan ballpoint, mencorat-coret buku, aku benar-benar tidak bisa konsentrasi!
Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu tiba. Si guru gendut itu keluar juga dari kelas dan ini menandakan saatnya pulang! Pulang?! TIDAK! Aku ingin ke rumah Mike! Yippie!
"Yuk Hen, jadi kan ke hum gw?"
"Jadi lah, gw dah cape-cape bikin CDnya... Naek apa nih? Bajaj?"
"Ga lah, jalan kaki aja, deket..."
"Oke... Yuk..."
Aku menaikkan selempang ranselku dan mengikuti kemana Mike pergi. Semakin jauh, semakin jauh, kami terus mengobrol selama perjalanan, hingga Mike berhenti di sebuah rumah dan merogoh kantongnya.
Cring, cring cring, suara kunci-kunci yang beradu saat Mike memilihnya.
"Yuk Hen, masuk. Maap yah kalo rumahnya jelek..."
"Ah, ngga koq Mike, rumah gw jg jelek... Hehhee..."
~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~
:-D :-D :-D
bentar, stel Gun Lae Gun "Love of Siam" dolo...
Pintu pagar yang sudah karatan itu berdenyit begitu keras saat dibuka.
Mike duduk di teras dan melepas sepatunya, kemudian kaos kakinya.
Aku duduk di bangku kayu yang sudah reyot dan ditambal paku sana sini sambil melepas sepatuku juga. Kami menyelipkan kaos kaki ke dalam sepatu itu dan menaruhnya di rak plastik yang sudah kumuh.
Sekali lagi Mike merogoh kantongnya dan mencari kunci pintu rumahnya.
Setelah itu kami berdua masuk. Ada sofa yang sudah kotor menyiku di ruangan itu, dan sebuah meja kayu dengan kaca di atasnya, berhiaskan sebuah pot bunga imitasi.
"Kenapa bengong Hen? Duh, jelek yah... Maap deh... Hehhee.. Yuk, ke kamar aja!" Mike tiba-tiba bicara sambil tersenyum-senyum
"Ah, nggak kok... Yauda, yuk.."
Mike naik ke lantai dua, tangganya dari kayu, aku hampir terjepit karena lubang dari lantai 1 ke 2 begitu kecil, benar-benar rumah yang menyedihkan... Mike hebat bisa survive sejauh ini.. Kalau aku? Dengan hidup yang sekarang ini saja sudah mengeluh terus menerus...
Mike menaruh tas ransel hitamnya di atas meja belajar,
"Taruh situ aja Hen, jangan lupa kuarin CDnya... Hehehe..."
"CD yang mana Mike?" Ucapku dalam hati..
Aku menaruh tasku di atas kasurnya dan mengeluarkan sekeping CD.
"Ini hiburan satu-satunya di rumah ini. TV dan Video Player. Waktu itu sempet mau dijual, hahaha..."
Aku yang tidak tau ingin berkata apa hanya membalas tawanya dengan senyum yang agak dipaksa.
Mike menyalakan TV dan Video Player itu. Aku memberikan CDnya dan duduk di atas kasur. Setelah menekan tombol play, Mike pun duduk di sebelahku...
Film ini memang tidak kasar, karena sebuah drama yang diolesi adegan-adegan seks. Ceritanya tentang wanita yang bekerja menjadi sekretaris, namun sering diperkosa oleh bossnya demi uang.
Adegan seks pertama, saat si boss mengerayangi tubuh si sekretaris dari belakang saat dia sedang mengetik, aku menengok ke Mike. Dia mempertajam tatapannya, menyipitkan matanya, dan melihat lebih dalam ke TV. Aku tengok ke celananya.. WOW... Ada yang bangun di sana...
Di dalam hatiku bergejolak hebat. Apalagi adegan itu semakin panas, suara hatiku yang satu mengatakan,
"Maju Hen! Kapan lagi bisa main sama cowok seganteng itu?!"
hatiku yang satu lagi berkata,
"Jangan Hen, jangan.. Dosa..."
Sounds of My Heart... Yang mana yang harus kudengar?
Sounds of My Heart... Yang mana yang harus kupercaya?
Sounds of My Heart... Jiwa biseks ini bergejolak... Akan haus laki-laki, tetapi menyukai perempuan...
Sounds of My Heart... Oh Sounds of My Heart...
Sambil sesekali curi pandang ke celana Mike, aku terus menikmati setiap adegan pertama itu... Tanganku tiba-tiba tidak bisa kukendalikan! Tangan kanan ini terus mendekati tubuh Mike! OH MY GOD! KENA!
"Hen... Ke.... ke.... kenapa....?" Kata Mike tersentak-sentak
Aku mendekatkan jari telunjukku ke bibir Mike. Aku mengelus kemaluannya lebih dalam lagi, hingga matanya terpejam keenakan...
Sounds of My Heart... Hentikan semua ini Hen!! Hentikan!!
Sounds of My Heart... Tapi... INI ANEH!! Aku tau ini salah, tapi AKU MENYUKAINYA!!
Sounds of My Heart... HENTIKAN!! HENTIKAN!!
Sounds of My Heart... Aku.... Aku....
"Kenapa, Hen? Kok berhenti..?" Ucap Mike lirih, suaranya begitu halus
"Sorry Mike, gw khilaf... Gw... Gw..."
Sekarang berganti posisi, Mike lah yang meletakkan telunjuknya di bibirku. Akupun terdiam, aku tak tau mengapa tiba-tiba air mata mengalir di pipiku. Aku memeluk Mike dalam-dalam dan menangis sepuas-puasnya di pundaknya. Mike sambil tetap memelukku mematikan TV dengan remote.
Dekapannya begitu hangat, sambil terus mengelus rambutku, dia seakan membiarkan aku menumpahkan semuanya.
"Kenapa Hen... Cerita aja... Gw pendengar yang baik kok..." kata Mike sambil menyodorkan sekotak tissue.
Aku yang masih terisak-isak tak ingin bicara. Aku hanya diam dan mengambil selembar tissue sambil mengelap air mataku. Aku tak berani menatap Mike...
Jahat sekali...
Dia begitu perhatian dan tulus ingin menjadi temanku, teman dekat hingga hal-hal yang berbau seks pun disharingkan... Tapi aku begitu haus akan laki-laki... Padahal aku baru sehari mengenalnya...
Tiba-tiba HP di kantong celanaku bergetar. Aku mengeluarkannya dan melihat apa yang tertampil di layar.
"Incoming Call, Mom"
Kutekan tombol Call untuk mengangkat telpon itu..
"Hendra! Kamu di mana?? Kok ga pulang dengan antar jemput??"
"Maaf ma, hiks, Hendra ke rumah temen.. Sebentar juga pulang, tinggal naik angkot."
"Aduh, kamu kok ga bilang dulu sih? Trus kenapa kamu? Kok suaranya kayak abis nangis?"
"Ngga ma, emang lagi pilek, jadi sumbing..."
"Oh, yaudah, hati-hati yah! Jangan kesorean!"
"Bye mom..."
KLIK
Yap, excellent... Aku lupa bilang kalau hari ini ingin ke rumah teman...
Aku memasukkan HPku ke saku dan mengelap pipiku, padahal sudah tidak ada air mata lagi. Hanya saja aku tidak ingin menatap Mike...
"Hen..?"
Begitujuga aku... Orang tua yang selalu sibuk, tidak ada teman yang benar-benar dekat untuk sharing, apalagi ketertarikanku pada sesama jenis dan kebingunganku akan hal itu, masa pubertasku benar-benar kacau.. No guidance... Aku benar-benar merambah dan berusaha berjuang sendirian...
Aku mengangkat kepalaku sedikit,
"Mike, sorry yah... Gu... Gue..."
"Shhh... Gada yang perlu dimaafkan... Kenapa Hen? Cerita aja..."
"Kalau tertarik ke sesama jenis, itu normal ga sih Mike?"
"Wah... Jangan tanya gw soal itu... Gw ga ngerti sama sekali... Hahaha..." Mike tertawa berusaha menghiburku, namun suasana hatiku benar-benar kacau...
"Dari SD gw ga pernah punya temen deket. Paling temen biasa aja, gw ga pernah punya temen cerita. Bonyok gw selalu sibuk... blah blah blah blah...."
Kuhabiskan sekitar satu jam untuk curhat ke Michael. Dari masalah keluarga, ekonomi, hingga orientasi seks yang aku sendiri masih sama sekali tidak mengerti... Setelah selesai bercerita, Mike mengeluarkan CD dan mematikan Video Player itu. Aku langsung membuang CD itu ke tempat sampah.
"Yeee, jangan dibuang!! Mending buat guee!!" Canda Mike..
Aku sudah bisa tersenyum walau mukaku masih sayu... Setidaknya bebanku sudah berkurang dengan curhat ku ke Mike...
ni inget2 masa lalu bikin 1 kalimat aja susah @___@