It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
hendra loe tuh bukan gerardi dulu kan yg masuk2 sini bilang kalo dia str8 tapi curious?!
"...."
"Jadi biseksual bukan pilihanku mah, cobalah mengerti..."
"slurp.."
Setelah kudengar suara tarikan nafas yang berisi lendir itu, aku berhenti bicara. Aku membalikkan badanku sambil menyesali, mengapa harus kuceritakan ini pada mama.
~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~
"Ih! Gede banget!"
"Hehehe, makanya, disunat biar gede..."
"Ah, nanti aja. Lagi mau UAN gini."
"Hehehe, yauda, gw ke kelas duluan... Yok smuanya!"
Rio kemudian pergi meninggalkan kamar mandi sambil menyelempangkan tas kecilnya yang berisi pakaian kotor bekas olah raga. Sementara yang lain masih sibuk berganti pakaian, aku tertegun melihat penis sebesar itu.
"Koq bisa yah? Bagaimana ceritanya?" Membayang terus di kepalaku, mengapa aku tertarik pada benda itu? Padahal Rio hanya menurunkan celana dalamnya sedikit saat akan mengganti celananya dengan celana pendek merah. Tetapi aku begitu penasaran dengan penis itu. Penuh dengan bulu-bulu halus dan kulupnya sudah dipotong. Itulah saat pertama aku tertarik pada sebuah penis laki-laki.
~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~
Kebiasaan mengikuti tokoh-tokoh kartun ini terus terbawa padaku. Aku terbiasa berteman dengan perempuan. Di keluargaku, aku punya seorang adik perempuan, sementara sepupuku tidak ada yang laki-laki. Ayahku tidak begitu memperhatikan aku. Dia sibuk mencari uang untuk menafkahi keluarga. Dan lagi-lagi, mama yang seorang wanitalah yang dekat dengan aku.
Hingga semakin tumbuh besar, kekanak-kanakan ini terlihat seperti apa yang manusia pada umumnya sebut sebagai "banci". Hell yeah, I'm NOT a sissy! Gw ga pernah berpikir untuk bermake up atau tidak punya kelamin! Tapi panggilan ini terus terbawa, hingga aku dipindahkan ke sebuah sekolah yang cukup favorit. Di sinilah aku mengenal gaya hidup borjuis dan di sini pula aku mengenal berbagai macam bentuk pornografi. Padahal waktu itu aku masih kelas 5 SD.
hah? siapa tuh gerardi? =.=a
tanya bang admin sono, IP gw apa sama ma acc yg u sebut barusan...
acc lama gw tuh pake nama asli, dan nama gw bukan gerardi... zzz...
"Hah? Kondom? Apaan tuh?"
"Lu ga tau? Ya ampun... Bentuknya tuh kyk gini!!" Mengambil selembar kertas dan pensil sambil menggabarkan bentuk dari sebuah kondom
"Emang itu buat apaan sih?" Suara polos dan lugu anak kecil terdengar dari mulutku
"Itu buat nampung sperma"
"Hah? Sperma? Apaan lagi tuh?"
"Ah, capek ngomong sama lu hen, tulalit."
Giovanni membalikkan badannya kembali ke arah papan tulis dan mencatat tulisan berantakan guru kelas 5 SDku. Bahkan tulisan anak TK lebih bagus kali yah?
Ini adalah hari ke-3ku di sekolah baru. Teman sebangku ku, Giovanni, senang sekali membicarakan hal-hal berbau porno. Apa sih yang diketahui seorang Hendra berumur 5 tahun? Bahkan pipis aja belom lurus!!
Dari Giovannilah, Hendra kecil belajar tentang seks. Dari onani, hingga ML.. Aku cukup dekat dengan Giovanni. Dia bahkan menjadi salah satu teman terbaikku di kelas.
Setamatnya kelas 5 SD, aku terpisah dari Giovanni. Hubungan kami merenggang, namun aku bertemu banyak teman baru. Salah satunya adalah Rio, yang juga menjadi sahabat dekatku.
Rio anak yang tampan. Wajahnya yang pribumi, kulitnya hitam manis, tubuhnya kekar untuk anak kelas 6 SD, dan rahangnya yang besar serta sorotan matanya yang begitu jantan membuatku begitu curious dengannya. Beberapa kali dia memperlihatkan penisnya yang besar dan ditumbuhi bulu-bulu halus pada saat berganti pakaian di kamar mandi sekolah.
Teman-teman lain tertawa saat dia melakukan itu. Tapi aku tidak, aku begitu penasaran dengan batang berkepala pink itu.
"Koq bisa tumbuh bulu ya di situ?" pikirku
Aku suka menontonnya menggiring bola dari koridor kelas yang menghadap ke lapangan. Kelasku berada di lantai 3 sekolah. Melihatnya tertawa sambil berlarian mengejar bola, sungguh menyenangkan. Hembusan angin membelai wajahku yang sedang terpaku menatapnya, berlari kesana kemari mengejar sebuah bola.
Tapi Hendra kecil hanya berumur 12 tahun waktu itu. Walau hasrat remaja mulai tumbuh padaku, aku masih blm bisa menentukan, apa itu ketertarikan seks, apa itu ketertarikan cinta, apa itu ketertarikan yang mungkin hanya karena keindahan atau kesenangan belaka saat melihatnya. Aku tetap berhubungan baik dengan Rio, hingga akhirnya kelulusan sekolah semasa SD memisahkan kami. Rio menetap di sekolah itu, sementara aku pindah ke sekolah lain lagi karena terbelit masalah ekonomi.
Juli 2003, aku disunat dan hampir sebulan, aku tidak bisa memainkan adik kecilku.
~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~
Memainkan???
YA!! Aku sudah bisa onani sejak kelas 6 SD. Tidak ada yang mengajarkanku. Aku hanya merasa enak saat menggosokkan guling ke penisku. Hingga akhirnya, suatu malam aku terperanjat karena mimpi jatuh ke jurang. Anehnya, itulah mimpi basah pertamaku. Jatuh ke jurang.. Ya ampun...
Sejak saat itulah, cairan putih itu terus keluar setiap aku menggosokkan guling ke penisku sebelum tidur. Kalau dihitung mungkin seminggu sekali, tapi tidak selalu. Aku sendiri tidak tahu itu cairan apa. Yang pasti, cairan itu menyemprot saat aku sudah merasa benar2 tegang.
Apa bahan onaniku? Rio! Aku membayangkan sedang memegang penisnya sambil meraba-raba tubuhnya. Hanya itu saja. Tidak ada fantasi gila karena Hendra kecil hanya ingin menyalurkan nafsu yang dia sendiri tidak tahu darimana, untuk apa, dan bagaimana bisa terjadi...
~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~
Kelas baru, teman baru, sekolah baru, dan siapa sangka, di sinilah aku bertemu orang yang pertama kali berhubungan denganku.[/color]
~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~
Jam di kelas menunjuk pukul 07.02
Semuanya sedang asik mengobrol, sementara aku sedang asik memainkan game "Snake" di ponselku. Waktu itu, sebuah ponsel berwarna dan polyphonic adalah barang yang sudah cukup mahal dan sangat menghibur bagiku. Sangat beruntung barang ini selamat dari tangan papa yang menggadai semua barang karena harus membayar rentenier.
=
Kenapa papaku bangkrut? Dia ditipu oleh temannya sendiri. Hingga kini aku tidak tahu karena tidak ingin mengungkit masa lalu yang pahit. Nasi dan tempe saja sudah jadi makanan mewah di rumahku.
=
Tidak ada satupun teman yang kukenal di kelas itu. Tiba-tiba seorang bertubuh besar (lebar ke samping oy! Hahaha...) datang ke kelas. Dia adalah wali kelasku. Aku panik dan mengantongi HPku.
Dia langsung duduk, menyuruh kami maju satu-per-satu sambil mengenalkan diri.
hingga beberapa menit kemudian, setelah para siswa selesai mengenalkan diri...
duk, duk, duk, duk...
kudengar suara langkah sepatu di sepanjang koridor kelasku. Terlihat dari jendela yang tertutup gorden, bayangan sesosok pria yang sedang berlari sambil memegang tas ranselnya.
tok tok tok...
"MASUK!!" Jerit wali kelasku yang sedang memperkenalkan sekolah. Itu adalah hari pertama sekolahku di SMP. Tidak ada MOS / Ospek di sekolahku, sehingga hanya ada pengenalan dari wali kelas.
Pintu kelas lalu terbuka perlahan. Aku terpana melihat sosok ini.. Tubuhnya tidak besar, tidak tinggi, namun tidak pendek. Wajahnya putih bersih, dan matanya coklat. Aku bisa melihat ras bule yang ada di kromosom tubuhnya. Wajahnya yang begitu Western mencerminkan semua itu.
Apa yang dipikirkan oleh Hendra saat itu?
"Suatu saat, gw harus bisa melihat penisnya... Pasti... Harus..."
Kalau mengingat-ingat, konyol skali impianku waktu itu... Melihat penisnya saja merupakan hal yang sudah sangat menyenangkan. Aku belum terpikir untuk oral, apalagi sampai ML.
"Ini jam berapa? Ini hari pertama sekolah dan KAMU TERLAMBAT!"
"Maaf bu, saya kesiangan"
"Karena ini masih perkenalan, saya maafkan. Kamu akan tahu apa hukumanmu jika terlambat lain kali. Duduk! Saya sedang menjelaskan tentang sekolah."
WHAT??!! DUDUK??!! Hanya ada SATU KURSI KOSONG, yaitu TEPAT DI SEBELAHKU!! Kesempatan baik untuk bisa lebih dekat... Dia semeja denganku... Hehehehe....
~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~
Kuilhat si bule ini menarik (atau menggeret yah?) kursi tepat di sebelahku. Setelah duduk dan meletakkan tas di belakangnya, dia menyapaku...
"Hai! Michael"
"Huh? Oh? Gw Hendra."
Aku yang tak terbiasa sapa-menyapa akhirnya dengan "terpaksa" berbicaca untuk pertamakalinya pada Michael. Suaranya sedang serak-seraknya, karena di usia itu memang para pria yang akan tumbuh dewasa sudah mulai berubah suaranya.
"Lu dari sekolah mana? Bukan SMP sini yah?"
"Bukan, gw dari sekolah A."
"Ooh, itu kan sekolah bagus? Koq malah pindah ke sini?"
"Ehm.. Ada masalah keluarga.."
"Oh, maaf, gw gak maksud nyinggung..."
"Gapapa, gapapa..."
Aku dan Michael menghabiskan waktu seharian itu untuk ngobrol. Walau bawel, tapi Michael tetap maskulin di mataku. Bibir tipisnya yang kemerah-merahan, kulitnya yang putih bersih seperti albino begitu memancarkan ras bulenya.
"Kamu western yah?"
"Oh, papa dari UK. Mama dari Sunda. Papa dulu kerja di Indo sbg kontraktor, tapi karena kecelakaan, sekarang semua biaya ditanggung mama. Papa gw dah ga ada, dan harta-harta dah habis semua pas ngobatin dia, walo dah abis ratusan juta, akhirnya gagal jg.... Hahaha, udah hampir 5 tahun lalu, tapi masih kebayang-bayang di kepala gw, pas nyokap terima telfon kalo bokap kecelakaan di lapangan..."
"Aduh, sori mike, gw sama sekali ga tau.."
"Hahaha, gapapa kali, kan biar kita bisa lebih deket each other.."
DEKET?? Yeah, let me close and closer to you man... Hehehe...
Kami begitu asyik mengobrol hingga akhirnya...
KRINNGGG!!!
"Wah, bel istirahat hen. Kamu bawa makanan?"
"Oops... Nggak, hari ini gw ga sempet siapin. Biasanya sih ceplok telor ato bikin Indomie goreng... Hahaha..."
"Gw bawa nasi goreng, mau share?"
Hell yeah mau banget! Sendoknya satu aja yah!!
"Oh nggak deh, makasih. Buat lu aja... Gw dah makan roti dari toaster tadi pagi... Hehehe..."
Ya lah, gw jg tau diri gituh... Dia cuma bawa sekotak, masa mau share.. Pa lagi cuma bawa atu sendok, gw aja baru kenal sama dia... Maksudnya mungkin cuma basa-basi nawarin...
Thx tanggapannya...
Masih baru belajar nulis sih, ni tulisan ke-3 di sini.. Yang pertama da tamat, yang kedua ga dilanjutin soalnya jelek, dah salah dari awal.. hahaha...
true story? hmm.. interesting story (walaupun blm sampe puncak ceritanya)
jgn berhenti sampe di sini yah..
ditunggu sambungannya..
lanjut...... 8)
"Kenape lo? Mau? Tadi gw tawarin nolak... Gimane sih..." kata Michael sambil menelan bolus (read: Gumpalan makanan yang sudah di lumatkan di mulut).
"Hahaha, gak koq.. Gw cuma seneng aja liatin orang makan.. Gimanaaa gitu..." aku menjawab dengan sedikit salah tingkah dan tetap memalingkan mataku ke HP
"Halah, ada-ada aja... Hahaha..." Jawabnya sambil kembali menyendokkan sesuap nasi ke mulutnya.
Senyumnya, benar-benar manissss sekali... Kerut wajahnya memperlihatkan perjuangannya selama ini sebagai anak yatim. Keramahan suara dan sifatnya membuatku begitu merasa nyaman menjadi temannya.
Singkat bel pulang sekolah berbunyi. Aku bergegas masuk ke antar-jemputku dan pulang. Sementara Michael berjalan kaki sampai rumahnya.
"Dah hen! Besok-besok maen ke rumah gw yah!"
"Ok mike! Cabut dulu yah!"
Dengan setengah mengangkat tangan, akhirnya Michael hilang dari pandanganku... Semakin jauh, jauh, jauh, rasanya aku seperti baru saja berpisah dengan orang yg sangat aku sayangi...
~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~.~
Thx commentnya...
lanjuuut...