BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

~ P R O M I S E (The End) ~

16791112

Comments

  • Jangan bilang kalo kiven knapa2... Jangan blang kalo ending crita ini sama yg aq pikirin. G, g boleh...
  • lho...

    kata na the end..

    kok gantung gene q?
  • Melihatmu, bahagia…. Itu cukup bagiku..
    Meskipun dengan napas ini harus kuganti napasmu…
    Meskipun jiwamu harus kuganti dengan jiwaku…
    Apa lagi yang terjadi padamu, Kiv….?
    Aku tak berdaya kini…
    Gak ada lagi yang bisa kulakukan untukmu…
    Tuk ganti sakitmu meski dengan hidupku…

    Nenek mengusap kepalaku yang mendadak sakit. Mengusap mataku yang mendadak basah. Hatiku merasakan Kiven ada disini. Mengawasiku dengan pandangannya yang lembut yang kurindukan.

    “Gak ada lagi yang bisa kulakukan untuknya, nek….” Kataku parau.

    “Kamu bisa, Hil…. Kamu selalu nyelamatin hidupnya… nenek tau… sekarang ini pasti kamu juga bisa nyelamatin dia….”

    Aku menggeleng.

    “Dengan apa, nek? Dengan apa aku bisa nyelamatin dia?”

    Nenek menggenggam tanganku dan meletakkannya didadaku.

    “Dengan ini, Hil…. Dengan hatimu….”

    Aku memandangi nenek.

    “Iya, nek…. Kalo bisa kuganti dengan hidupku akan kulakukan….”

    Nenek menggeleng.

    “Nenek tau… kamu mencintainya, kan?”

    Kepalaku terangkat karena terkejut. Nenek sudah tau? Aku hanya terdiam.

    “Nenek sudah tau sejak kalian pertama kali kesini, Hil…. Mencintai seseorang itu tidak pernah salah, Hil… Apalagi dengan pengorbananmu yang luar biasa itu, gak ada yang bisa ngelakuin itu…”

    Aku masih terdiam.

    “Pergilah…. Temui dia… bilang sejujurnya yang ada dihatimu… yang gak akan pernah diungkapkan Gina…”

    Aku mengangguk. Pamitan. Kemudian berjalan dengan lesu meninggalkan rumah nenek.
    Aku menyandarkan kepalaku di kaca Bus yang kini perlahan berjalan. Memejamkan mataku agar bisa merasakan lagi saat-saat pertemuanku dengan Kiven. Saat-saat indah bersamanya di Bus ini.

    “Andaikan waktu bisa berputar kembali…gue pingin mengulanginya lagi…. tapi, kali ini gue gak akan pernah nyerah, Kiv… gak akan kuserahkan lo pada siapapun juga…” gumamku.

    “tapi lo udah ninggalin gue, Hil…”

    Aku mendengar suaranya. Menggema ditelingaku.

    “Gue hanya pingin lo bahagia, Kiv… makanya gue ninggalin lo…”

    “Gue emang salah, Hil… gue kira bisa bersama Gina dan ngelupain lo… ternyata gue salah… kebahagiaan gue hanya bersama lo… maafin gue…”

    “Gue selalu maafin lo, Kiv… meskipun salah itu belum lo perbuat…”

    Aku menyandarkan kepalaku ke kiri. Aku bisa merasakan kelembutan di bahunya. Parfum lembutnya bisa kucium lagi.

    “jangan ninggalin gue lagi, Hil…”

    Kiven menggenggam tanganku.

    “Gue janji… gak akan pisah sama lo lagi, Kiv… gak akan gue lepasin lagi…”

    Kurasakan kecupan lembut didahiku.

    Deg…. Deg… deg…

    Kelembutan bahunya… genggaman tangannya… kecupan didahiku… demuanya bagaikan nyata…
    Aku melepaskan genggaman tangan itu. Mengangkat kepalaku dari bahunya. Memandangnya.
    Kini bisa kulihat mata indahnya. Wajah yang kurindukan… Aku memejamkan mataku sambil menghirup dalam-dalam udara sore yang masuk melalui kaca jendela Bus sambil berharap bayangan itu segera berlalu.
    Tapi wajah itu tak pernah hilang. Dia disampingku, tersenyum kepadaku.

    “Gue bukan hantu, Hil….”

    Kiven meraih tanganku dan meletakkannya didadanya. Bisa kurasakan debaran didadanya. Aku makin terkejut.

    “Tapi… nenek… kenapa..?”

    Aku masih bingung.

    “Gue disana saat lo datang, Hil… nenek yang ngatur semuanya….”

    Tanganku gemetar. Bibirku tak bisa mengucapkan apa-apa lagi. Aku kini memeluknya. Tak kuhiraukan jika ada yang melihatku memeluknya di Bus itu.

    “Hebat kan, sulapan gue…?”

    Aku hanya terdiam bahagia. Iya, Kiv…. Gak ada sulapan di dunia ini yang bisa menggantikan kehadiran kembali lo di sampingku.

    “Sekarang gue yang janji, Hil… gak akan ngecewain lo lagi…” katanya.

    Aku tersenyum. Tiba-tiba Bus berhenti mendadak. Kepalaku terhempas keras kedepan menghantam kursi didepanku.

    “Aduh…!!!” teriakku.

    “Akkkk….. tolonggg…” terdengar juga jeritan seorang wanita didepan.

    Aku memandangi Kiven sambil memijit dahiku yang membengkak. Mengisyaratkan dia untuk melihat wanita itu.

    Kiven menggeleng.

    Kiven menarik kepalaku menghadapnya. Mengusap lembut benjolanku.

    The End
  • Waaa tnyata salah prkiraan aq, bagus dh.
    Th kan neneknya jga pro ma mreka. Critanya keren bgt, time traveller gtu. Kren bgt dah. D jadiin film aja... Aq yg jd supir bis nya dh... He he he
    eh crita yg "itu" kapan d post?
  • wah beneran tamat ya sekarang,, pendek ceritanya.. Tp oke banget dah,, happy ending lagi..
    ditunggu cerita barunya lagi ya Bro...
    Thanks for share your story...
  • Tamat juga nich..... cukup bagus. :D
  • walo bacanya agak-agak bingung... overal cukup bagus ceritanya. semangat nulis lagi ya...
  • suka crita ni, happy ending lg, suka sih, gw nangis baca last chapter masa nenek tau kalu hil cinta kiv. duh....so so so....
  • 8.5 !!

    soalnya ada beberapa bagian yang gak ada penjelasannya secara detail, bikin kita mikir

    tapi .. suka bgt cerita ini :D
  • ]KEEEEEEEEEEeeRREEEEEEEEEEEEEEEEEEEEN{ :((
  • aq bca lgi, ini ke4 kliny, love this story
  • edited April 2013
    suka suka suka....
    tp bingung..
    heheh
  • @meong_meong ini ada cerita bagus begini... kenapa gag kasi tau akuuu... ato kamu belom baca ya?
  • Ini seharusnya di boystories.
Sign In or Register to comment.