BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

~ P R O M I S E (The End) ~

13468912

Comments

  • Maw lagi? tunggu aja bagian ke-2 nya.
  • Horee...!
    Ada bagian kedua..
  • ayoooo donnggg mana bagian keduanya, penasaran. ini adalah cerita yang sangat menarik. lembut dan gampang dicerna. semoga cerita ini ada kelanjutan yang lebih bisa membawa emosi pembaca menjadi sangat menarik.
  • MarvelBlue wrote:
    Maw lagi? tunggu aja bagian ke-2 nya.

    Tentu saja mau. :wink:
    *langsung duduk yang manis*

    Masih tetap berharap bagian kedua yang lebih manis lagi. :D
  • Marvellblue, kamu jahat telah membuat aku tertawa dan menangis karna baca ceritamu. Kamu lebih jahat lagi kalau sampe tidak nulis bagian keduanya.
    Aku menunggu cerita serumu berikutnya.
    Aku suka Hildy dan Kiven.
    Romantic Story by Marvellblue
  • Marvellblue, kamu jahat telah membuat aku tertawa dan menangis karna baca ceritamu. Kamu lebih jahat lagi kalau sampe tidak nulis bagian keduanya.
    Aku menunggu cerita serumu berikutnya.
    Aku suka Hildy dan Kiven.
    Romantic Story by Marvellblue
  • MarvelBlue wrote:
    Maw lagi? tunggu aja bagian ke-2 nya.

    Ada yang ke 2?
    Horee....
    Mau-mau-mau-mau...
    Ayo cepat-cepat...
  • PART II

    “Hill… bangunnnnn… temenin gue ke warung… ayoo…” teriak Linda di depan pintu kamar.

    “Akkhhhh…. Anak itu lagi… gak abis-abisnya dia nyiksa gue… hiks… masa ke warung aja minta ditemenin…” tangisku dalam hati.

    “Sori, Lin gue masih ngantuk…. Capek kemaren kerja seharian..” Teriakku memelas. Berharap ada kebaikan sedikit saja dalam hatinya.

    “Gak bisa…… gue hitung sampe tiga…… kalo gak bangunnn…. Duar!! Gue dobrak pintu lo pake bazoka… gue ikat lo di tali jemuran sampe kering…. Satuuuuuu….” Teriaknya lagi tanpa belas kasihan.

    “Mampus dah gue……” gumamku.

    Aku berjalan ke pintu kamar dengan terseok. Kalo saja ada pangeran yang bisa membawaku keluar dari tempat ini, dan tinggal dengannya di istana, pasti hidupku bakalan happy ending.

    “Nih, lo bawa nih 2 botol aqua isinya udah abis….. lo mampu kan?” katanya sambil menyerahkan 2 botol aqua gede isi 19 liter itu ke tanganku.

    Aku meringis melihatnya.

    “satu aja deh lin…. Satunya lagi besok… ok?” tawarku.

    “Nggak…. Bawa dua-duanya…” katanya dengan sangar menampik tawaranku.

    Akhirnya aku berjalan mengikutinya dari belakang menuju warung. Dengan memikul 2 botol aqua gede di bahuku. Bekas lukaku di punggungku terasa sedikit nyeri. dan Pasti sebentar lagi tinggi tubuhku berkurang karena beban berat yang kupikul.

    Sesampai di rumah aku kembali membaringkan tubuhku ke ranjang. Kurasakan kepenatan tubuhku hilang. dan, kok tubuhku jadi ringan ya? Kok bisa ya aku mengangkat beban seberat itu?

    “Apa sebaiknya aku menerima tawaran pak Rujito kerja di tempatnya sebagai pengantar air isi ulang? Kan gajinya lumayan… aku bisa sewa kost. Lagian kan aku bisa kerja juga di Taman sambil malamnya jadi pengantar air minum isi ulang….” Pikirku.

    “Hil…. Bantu gue ngupas bawang….” Teriak Linda lagi.

    “Gak abis-abis tuh anak…. Dikit-dikit Hil… bikin bete aja… males ah..” gerutuku.

    Aku menutup telingaku dengan bantal. Tak terdengar lagi teriakan yang memekakkan telinga itu.

    “Biarin aja… dia mo nyetrum gue… dia mau jemur gue ampe kering… bodo amat…” gumamku.

    Aku merasakan getaran di pahaku. Ternyata Hpku berbunyi.

    “Halo……” jawabku tak bersemangat.

    “Hai Hil….. kok lemes jawabnya? Sakit ya?” kata suara itu.

    Aku langsung terduduk. Akh,…. Kiven…

    “Eh… gak kok Kiv,… cuman baru bangun tidur aja…. Ngapain nelpon gue pagi-pagi? Tumben…” tanyaku aneh.

    “Kangen….” Kata Kiven di telpon.

    “ihh… kalo kangen kan biasanya lo jemput gue kesini… hehehe…” gurauku.

    “Lo lupa ya? Hari ini kan sabtu…. Jadwalnya gue ngunjungi nenek…” kata Kiven.

    “Ehhh… ya ampunnnn… kenapa bisa gue sampe lupa? Maafin gue Kiv….” Kataku dengan nada bersalah.

    “Yah nggak apa-apa kalo lo lagi capek…. Tapi… gue pasti dihukun nenek seharian nanam singkong kalo lo gak kuajak…. Nenek tuh pingin banget liat kamu…” kata Kiven dengan sendu.

    “Ehh… gue gak apa-apa… gue seneng kok ketemu nenek… lo tunggu gue di terminal ya?” kataku bersemangat.

    “Gue mampir aja ke rumah kamu, Hil…. Kita bareng..”

    “Jam berapa?”

    “Sekarang….”

    “Lho… kan kamu masih dirumah?”

    “Gak kok…. Gue udah nyampe di rumahmu…..”

    “Akhhh…..”

    Aku melongok kearah jendela kamar yang menghadap kearah depan. Kiven melambaikan tangannya sambil tersenyum.

    “ya ampunn… tunggu gue ya?” kataku dengan cepat.

    Dengan kecepatan setara yang dimiliki Clark kent aku membasuh mukaku… mengganti pakaianku… mengisi beberapa potong pakaian di tas belelku… dan terbang kearah pagar rumah sambil tak lupa menyemprotkan minyak wangi Rexel yang terkenal itu kebeberapa bagian tubuhku mengusir bau apek…

    “Aku keluar dulu…… baliknya besok sore…… daahhhhhh” kataku kearah Linda yang memasak didapur.

    “Tidakkkkkk!!!!! “ teriak Linda sambil mengancungkan pisau mengejar karahku.

    Tapi terlambat.

    Aku sudah mengunci pintu rumah dengan keras. Dan berlari mendapati Kivenku yang tersenyum renyah. Dia pangeranku…. Tampan dan berwibawa… gak ada yang bisa menggantikan dia dihatiku…. Setrumlah gue… jemurlah gue…kesakitan seperti itu bukan apa-apa….
  • Hore.. Hore.. Hore..
    (jingkrak2 spt cheerleader..)
  • ha ha ha ha :lol: :lol: :lol: :lol:
    sumpah lucu banget. aku jadi suka juga sama Linda.
  • nice story....... 8,6 !
  • hebat banget bang, lajut dong ceritanya.
    "aku penasaran banget dech, kok bisa ya u da dialam yang pernah kamu alami sebelumya, aq juga mau dong seperti tu. he...he...he... :lol: :lol: :lol:
    oi lajut lagi mang..........
  • hebat banget bang, lajut dong ceritanya.
    "aku penasaran banget dech, kok bisa ya u da dialam yang pernah kamu alami sebelumya, aq juga mau dong seperti tu. he...he...he... :lol: :lol: :lol:
    oi lajut lagi mang..........
  • hebat banget bang, lajut dong ceritanya.
    "aku penasaran banget dech, kok bisa ya u da dialam yang pernah kamu alami sebelumya, aq juga mau dong seperti tu. he...he...he... :lol: :lol: :lol:
    oi lajut lagi mang..........


    loh? ini crita fiksi or nyata seh?
    bodo amat..
    yg penting kereeeeeeeeeen...
    sok atuh dlanjut..
  • "Kalo sampe lo ketiduran lagi di bus gue tinggalin deh… biar dibawa lari pak sopir lho….” Kata Kiven dengan wajah kocaknya.

    Aku mengucek mataku yang terasa berat banget.

    “Sial banget gue hari ini….” Kataku dengan sendu.

    “Dimana-mana gak bisa tenang… padahal gue tuh capek banget…”

    Kiven memandangi wajahku yang suram.

    “Eh…. Gue cuman becanda, kok… maafin deh..” Kata Kiven sambil meraih jemari tanganku dan meremasnya untuk menenangkan aku.

    Aku hanya mengangguk sambil tersenyum kemudian memandang kearah jendela mobil.

    “Emang lo kenapa, Hil…? Punya masalah?”

    Aku diam saja.

    “Nggak, kok…” jawabku sambil menghindari tatapan mata Kiven yang menyelidik.

    Tiba-tiba Bus berhenti mendadak. Aku terjerembab ke depan. Kiven yang memegang tanganku kini merangkulku. Tapi masih saja kepalaku terantuk di besi penyangga kursi didepanku. Mataku berkunang-kunang dengan rasa sakit yang amat sangat.

    “Aduuuhhh…. Kakiku….tolonggg.. aduh…”

    terdengar jeritan di kursi belakang. Kiven dengan cepat berdiri. Aku nggak bisa berdiri karena kepalaku masih pusing dan kurasakan dahiku membengkak. Kiven memandangku. Aku mengisyaratkan dengan mataku kearah Kiven untuk melihat orang yang minta tolong. Kiven mengerti maksudku.

    “Aduhhh… sakit banget….” Teriak wanita itu lagi.

    Setelah terasa reda rasa sakitku aku melongok ke belakang kursiku. Kulihat Kiven menggenggam sambil mengurut pergelangan kaki wanita itu. Tepatnya cewek itu. Wajah cantik terlihat dengan rambut lurus sampai ke punggungnya meringis menahan sakit. Aku duduk kembali ke kursi. Aku memejamkan mataku yang masih terasa berat meskipun dahiku udah membengkak. Entah kenapa rasa ngantuk selalu menyerangku kalo lagi naik bus.

    Aku terbangun ketika bus kembali mengerem mendadak. Untunglah kali ini kecepatan refleksku membantuku menahan tubuhku dengan tanganku. Kini kantukku hilang sudah. Aku memandang Kiven. Kursinya kosong. Kemana dia?

    Terdengar tawa Kiven di belakangku diikuti tawa renyah cewek itu. Ternyata Kiven sedang bercanda dengan cewek itu. Aku melihat jam tanganku. Sebentar lagi sampai. Tapi kenapa Kiven gak balik kesini? Padahal udah sekitar 20 menit Kiven disana. Kenapa dia malah bercanda dengan cewek itu?

    “Akh… kenapa gue jadi jeles gini? Mereka kan cuman becanda…. Lagian tadi Kiven nolongin cewek itu…” batinku.

    Kini Mobil sudah berhenti di persinggahan terakhir. Aku meletakkan tasku di punggungku. Kiven belum juga kembali. Aku mengambil tasnya dan menjinjingnya keluar turun dari bus. Aku memandangi pintu Bus yang kini terlihat beberapa orang yang turun. Akhirnya terlihat Kiven dan cewek itu. Kiven terlihat membimbing cewek itu yang berjalan tertatih. Aku melambaikan tangan kearah Kiven. Kiven tersenyum kearahku sesaat lalu berbicara kembali dengan cewek itu. Aku membiarkan mereka berbincang sebentar. Kulihat Kiven memberikan kartu namanya ke cewek itu kemudian melambaikan tangan untuk pamitan dan menuju kearahku.

    “Serius amat….” Kataku bercanda sambil menyodorkan tasnya.

    “hehe.. cewek itu namanya Gina. Dia ternyata satu universitas denganku tapi beda jurusan..” jelas Kiven.

    “Saking asiknya ngobrol eh… gak sadar udah nyampe ternyata….” Sambungnya.

    “Udah ah… jangan ngomongin dia lagi…. cepetan… nenek udah nunggu…” potongku.

    Kiven memandangi dahiku. Aku menutupnya dengan tanganku. Kiven menarik turun tanganku.

    “Waduhh…. Sampe biru gitu…. sakit ya? Ntar gue naruh obat kalo udah nyampe dirumah nenek…”

    “Nggak apa-apa….. udah gak sakit kok…..Aduhhhh…..” kataku terputus ketika Kiven menyentuh benjolanku.

    “gak sakit kok ngaduhhh…” katanya.

    Aku hanya meringis kesakitan.
Sign In or Register to comment.