It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
kalo kagak ngatri bahsa inggris mendingan make bahasa dewek aja lah malu klo salah2 nulis lol
Jalan menanjak dan menurun berliku. 1,5 kilometer berlalu.....
"kev gantian dong capek gue" nino menghentikan sepeda di pinggir.
"payah loe kev, masak gitu aja capek"
Aku beralasan ntuk mengalihkan perhatian kevin agar tidak melihat bagian bawaHku yang tegang karena bernafsu. Ku ambil alih stang sepeda dan berusaha bersikap senormal mungkin di depan nino. nino berpindah kebelakang. Tangannya berkait dibawah perutku.
"waduh gimana" hatiku risau. Takut nino menyadari keadaanku yang sedang horni.
"perduli amat" otak kotorku bicara ketus kepadaku.
Ku genjot pahaku ke pedal sepeda yang lumayan keras karena bobot tubuh kami yang cukup berat. Kurasakan kaitan tangan nino yang memeluk di bagian bawah perutku kadang bersentuhan dEngan mr-p ku yang menegang menghadap keatas. Mudah-mudahan nino ntak menyadari hal ini. Mr-p semakin menegang setiap sentuhan itu terjadi. Tapi kulihat exspresi nino biasa saja saat aku menoleh ke wajahnya.
Tiba-tiba....
Sepeda terasa sedikit oleng. Nino berdiri tegak diatas pijakan di bagian poros roda belakang. Kaki, perut, dan dada nino bertumpu di punggungku. Sementara telapak tangannya memegang bahuku kiri dan kanan.
Ups.....
Sesuatu yang menonjol lembut terasa mengganjal bagian tengah punggungku. Apakah itu benda yang kulihat saat mandi berdua nino berkepala merah yang terkulai. Nafsuku benar-benar bergolak. Benda yang sering menjadi bahan hayalanku sejak acara mandi berdua di tepi danau itu kini bersentuhan dengan punggungku. Benar-benar terasa lembut. Mr-p ku benar-benar tagang sampai di puncak.
Saat kami melewati sebuah turunan tajam. Nino melepas kedua pegangannya dari pundakku.Memang gokil nih anak. Apa nggak takut jatuh dia. Tangannya terentang lurus kiri dan kanan. Angin sejuk berhembus mengenai tubuh kami. Anak-anak rambut lurus nino bergoyang dipermainkan angin. Aku jadi teringat pada adegan leonardo dicaproi didepan haluan kapal tictanic.
........................
Kabut tipis mulai turun. Udara sejuk yang tadi kami rasakan suhunya kini mulai beranjak turun. dinginnya udara itu mulai menyelusup ke bagian tubuh kami yang tertutupi pakaian. Jarak pandang kami pun mulai memendek.
lanjut dunz
ceritanya rame nih
Lnjtin dunk.
Lanjutin donk bro!
Jgn lama2 donk, ceritanya kan oks bgt jd pnsrn ma endingnya....
Thanks!
salahnya dimana ya?
bisa dijelasin gak ya
soalnya gw kurang ngerti
Aku sedikit menurunkan kayuhan kedua kakiku di pedal sepeda. Udara dingin betul-betul menyelusup kelapisan bawah kulit. Sangat dingin terasa. Dan sialnya kami nggak nyangka hal ini terjadi. Karena itu gue dan nino tidak membawa jaket. Kaus lengan pendekku benar-benar tak bisa menahan udara dingin dan berkabut ini. hanya hawa panas tubuh nino yang menempel dipunggungku saja yang membawa sedikit kehangatan. Pelukan tubuh nino terasa lebih erat dibanding tadi.
" kita balik aja no?" tanyaku.
"nggak usah deh kev tanggung, didepan ada tempat pemandian air panas tuh. Kayaknya lebih enak sekarang kita mandi air panas aja" nino menunjuk sebuah plang yang tak terlalu jauh dari kami.
Kuhentikan sepeda didepan plang yang terbuat dari plat besi yang dibeberapa bagiannya tampak berkarat. Tulisan merah di bagian tengah plang yang sudah tak tahu warna dasarnya. entah putih atau coklat itu tertulis "permandian air panas". Ada sebuah jalan setapak yang bisa hanya bisa dilewati kendaraan roda dua.
Aku berjalan sambil menuntun sepeda mini sewaan kami. Sementara nino mendorong sepeda itu dari belakang agar aku tak terlalu berat menuntunnya. Jalan berkerikil dengan tepian ditumbuhi rumput yang mulai menyemak.
"Serius nih no, disini ada pemandian air panas" keraguan ku muncul melihat keadaan jalan setapak itu.
Sepertinya jalan itu sudah agak jarang dilewati karena jejak orang yg lewat di situ mulai kelihatan samar. Dan rumput-rumput tebal itu semakin menguatkan keraguanku.
"Ada....percaya deh ama gue"
"emang loe udah pernah kesini?" tanya ku lagi.
"Udah deh percaya aja ama gue" nino mendorong agak keras sEpeda sewaan kami.
Otomatis aku yang sedang memegang stang sepeda mau-nggak mau berjalan kedepan menyeimbangkan sepeda itu.
Sekitar 200 meter dari jalan besar. jalan setapak itu berujung pada sebuah bangunan tua yang kondisinya cukup mengenaskan bulu kudukku sedikit berdiri. Bangunan itu terlihat rendah. Atap bangunan itu hampir sama tinggi dengan jalan. Atap seng yang mulai keropos. Dindingnya terbuat dari batu kali yang disusun dan di rekatkan dengan semen, seperti bangunan-bangunan tua zaman belanda. Ketebalan dinding itu kira-kira 25 cm. Aku yakin seandainya ada yang mengebom tempat ini, pasti dinding itu akan tetap berdiri tegak saking kokohnya. Satu-satunya tempat masuk kedalam bangunan itu berupa sebuah pintu tak berpenutup. Didepan pintu itu bersusun tangga batu yang tersusun rapi kearah jalan setapak tempat kami berdiri. Kabut yang mengelubungi bangunan itu menimbulkan kesan mistis pada bangunan tersebut.
"ini no tempat pemandian air panasnya?"
"iya...." tampak keraguan diwajah nino karena tak yakin dengan jawabannya itu
"Udah ah no... Kita balik aja. Kayaknya tempatnnya udah nggak pernah dipake lagi nih" usulku sambil berusaha memutar arah sepeda kearah jalan besar.
nino menahan perbuatanku pada sepeda sewaan itu.
"udah nanggung nih, lagian gue kedinginan nih. Lebih baik kita coba masuk aja"
Nino berjalan menuruni tangga batu selangkah demi selangkah. Karena aku nggak ingin ada apa-apa dengan nino kuikuti dia. tinggalkan sepeda mini sewaan kami. Dibagian pintu ada dinding sekat yang letaknya bersilanggan untuk menghalangi orang diluar melihat orang yang tengah mandi di dalam.warna dinding itu sudah tak bisa diketahui lagi. Begitu kusam. Lantai bangunan itu sedikit licin.
Saat kami berada di bagian dalam ruangan bangun itu ada dua buah kolam yang cukup besar. Letaknya berdampingan. ternyata bagian dalam bangunan ini begitu bersih tak seperti yang ada dalam bayanganku. dasar kolam itu tampak menghitam seperti berlumut. Air kolam agak sedikit keruh karena efek dari belerang. Asap tipis tampak dipermukaan kolam.
tapi sebenarnya gw lebih ke versatile yg cenderung bot gitu
soalnya kadang gw juga pengen nge*totin pantat cowo
he...he...
***Pemandian tua, Hal 6***
Ruang dalam bangunan pemandian air panas tua itu kosong. Tak ada seorang pun mandi di sana. Suasana di dalam ruangan itu walau pun bersih namun terkesan sedikit suram. Cahaya yang menerangi ruangan itu di dapat dari kisi-kisi besar yang berjejeran rapat di bagian dinding belakang ruangan. nino tampak senang sekali karena sudah tak sabar ingin menikmati panasnya air kolam pemandian itu.
Aku masih agak ragu dengan suasana pemandian ini. Kulihat dasar kolam yang berwarna hitam. Pikiran-pikiran aneh muncul di otakku. bulu kudukku berdiri. Bisa jadi dulu di pemandian ini terjadi pembunuhan. Dan mayat korban pembunuhan itu di kubur di dasar kolam yang hitam ini. Karena itu kolam ini tak pernah dimanfaatkan lagi oleh penduduk disini karena sering dihantui oleh korban pembunuhan itu.
Saat kami berendam di dalam pemandian ini nanti muncul tangan berkuku panjang dari dalam dasar kolam yang menghitam itu. Menarik tubuh kami. Hingga kami ditenggelamkan ke dasar kolam.
"ayo kev kok bengong aja loe?" aku tersadar dari khayalku. nino mulai melepaskan satu persatu pakaian yang melekat ditubuhnya.
"iya bentar"
Pikiranku terpecah. Kulihat nino mulai membuka baju kaus kuning bergambar salah seorang personil band luar negri. Tangannya terentang. Ketiaknya bebas. Bulu-bulu disana terlihat tumbuh tak beratur. Benar-benar tipe seorang straight yang tak begitu peduli penampilannya. Selengean. Nino menggantung baju kaos itu diatas paku yang banyak berjejer di dinding ruangan.
Tangan nino yang memiliki tulang-tulang yang panjang dengan diameter kecil itu mulai membuka pengait celana jeannya. Resletingnya tertarik ke bawah. Seperti biasa celana dalam katun berwarna putih melekat dibalik jean biru nino. Bagian tengah celana itu tampak membongkol.
Pikiran kotorku berontak. Mr-p yang tadi lemas karena udara dingin kini menegang.
Tak berapa lama celana dalam putih itu mengalami nasib yang sama dengan teman-temannya tergantung di atas paku yang berjejer didinding. Tubuh polos nino terpampang di hadapanku. Pemandangan yang menjadi pikiranku sejak acara mandi di danau kembali mengusikku. Kecemasanku akan tempat ini sirna entah kemana.
Nino mulai mencelupkan tubuhnya di kolam bagian kanan yang ada sumber air panasnya.
"aduh panas benar kev di sini" nino mengurungkan niatnya tuk masuk kekolam itu.
"mungkin yang sebelah sini nggak terlalu hangat no" tunjukku kearah kolam bagian kiri.
Karena dikolam kiri kulihat ada saluran pengeluaran air. Kedua kolam ini saling terhubung oleh sebuah pipa saluran yang tak terlalu besar.
nino berjalan menuju kolam kiri. Mr-p nya yang ukurannya cukup besar walaupun belum tegang itu tampak gondal-gandul kiri dan kanan. Bulu-bulu keriting itu menyemak menutupi sebagian batang mr-p nino.
Napasku tertahan. Kucoba meredam ketegangan mr-p ku. Tapi sepertinya iya mempunyai pikiran sendiri.
"benar kev, ternyata di bagian kiri ini nggak terlalu panas nih. Loh elo kok belum buka baju. ayo sini" ajak nino
Tubuhnya mulai terendam sampai bagian dadanya. Air kolam tampak melimpah kesisi kolam yang memiliki alur seperti saluran pembuangan. Matanya mulai memejam menikmati hangatnya air kolam. Sepertinya nikmat sekali berada di dalam sana.
.......,.................
aku turun kedalam kolam dengan cepat. Sehingga bagian bawahku tak terlihat saat nino membuka matanya waktu sadar gue masuk kedalam kolam. Senyumnya mengembang di bibir merah tipisnya. Setelah itu nino kembali keposisi semula. Matanya terpejam menikmati hangatnya air kolam.
Begitu mengundang..........
Kujejeri tubuhku disamping nino tak begitu rapat. Ternyata dibagian tengah dinding kolam itu dindingnya agak menjorok sehingga aku bisa duduk diatasnya. Kaki sedikit menggantung di atas dasar kolam. Pantas sekali nino terlihat enak sekali bersandar didinding kolam. Kepalanya bersandar berbantalkan pinggiran kolam. Tangannya terentang kiri dan kanan. bagian ketiaknya tampak mengembang. Kulit dada nino yang tak terlalu bidang itu tampak mulai memerah karena suhu kolam yang hangat.
Aku mengikuti posisi nino bersandar di sisinya. Tapi wajahku menghadap ke arah nino memperhatikan wajahnya. Semakin kulihat wajah itu semakin ingin aku mengecupnya.
Seperempat jam berlalu............
Nino tampak seperti orang tertidur.
Pikiranku berkecamuk.
Hasratku bergejolak..
Kurapatkan tubuhku ketubuhnya.
Tak ada reaksi dari nino....
Apa dia benar-benar tertidur?
Kucoba menyandarkan kepalaku ke sisi pinggir kolam seperti nino.
bagian belakangku bersentuhan dengan lengannya yang mengembang. Posisi kami saat itu seperti dua orang kekasih yang berdekapan.
Kulihat nino tetap santai dengan mata tertutup.
Apakah dia menikmati hal ini?
Apakah dia ingin aku melakukan hal ini?
Apakah nino juga menyukaiku?
Beribu pertanyaan muncul di otakku. Nino masih tetap diam dengan mata tertutup.
Aku semakin merapatkan tubuhku ketubuhnya.
Kini lenganku bersentuhan dengan rusuk nino di bawah air.
Tanganku berada diatas pahaku.
Pahaku yang berbulu bersentuhan dengan paha nino.
nino masih tampak diam dengan mata tertutup.
Tangan kanannya seperti merangkul pundakku.
Kuperhatihan wajahnya yang begitu dekat dengan wajahku.
Bintik-bintik hitam ta-hi lalat di wajahnya membuat wajah itu semakin menggemaskan.
Matanya yang tertutup rapat begitu damai.
Nafsuku bergejolak.
Otak kotorku semakin liar.
Kuberanikan menyentuh paha kanannya dengan tangan kiriku.
Begitu lembut dan halus paha itu.
Masih tak ada reaksi dari nino, matanya masih tetap terpejam.
Nafsuku bergejolak ingin melakukan lebih....
Bibirnya yang tipis merah begitu mengundang untuk dikecup. Ku dekati bibirku kebibir nino.
Matanya masih terpejam.
Semakin dekat
Cup.....
Bibirku bersentuhan dengan bibir merah nino.
Bergetar.....
Nikmat ku rasakan....
Mulai kulumat bibir itu...
Mata nino terbuka....
"APA-APAAN LOE KEV"
Tubuhku terdorong keras di dalam kolam. kedua telapak tangan nino mendorong tubuhku. Aku terlempar di dasar kolam. Wajah nino tampak memerah. Matanya memandang tajam seperti melihat sesuatu yang menjijikan.
Aku hanya bisa bengong melihat reaksi nino.
Aku benar-benar shock dibuatnya.
Aku tak mengira....
Nino naik kepermukaan. pakaiannya yang kering langsung di pakai tanpa menghiraukan tubuh basahnya akan membuat pakaian juga menjadi basah. Aku pun beranjak naik dari kolam. Dengan tubuh telanjang Kudekati nino.
"no gue minta maaf"
"loe sebaiknya nggak usah ngomong lagi deh" wajah nino masih tampak memerah. Exspresi wajahnya seperti menahan kekesal.
"no gue jelasin dulu no" wajahku memohon.
Kusentuh pundaknya. Nino menepis dengan kasar. Pandangan matanya begitu tajam ke arahku.
"nggak ada lagi yang harus loe jelaskan"
Kembali kusentuh pundaknya.
"gue kilaf no...."
Belum selesai aku menyelesaikan kata-kataku.
"Mbuk"
sebuah pukulan keras menghantam pipi kananku. Sakit sekali. Tangan kanan nino melayang di depanku. Aku terduduk di buatnya. Kulihat dia meninggalkan ruangan pemandian tua itu. Aku berdiri rahangku terasa sakit. Kucoba mengenakan seluruh pakaianku. Karena marahnya Aku yakin nino akan meninggalkan ku sendiri membawa sepeda mini sewaan kami. Aku terpaksa harus jalan kaki ke perkemahan.
Aku bergerak menuju pintu. Satu persatu aku melangkah melewati tangga batu di depan pintu pemandian tua. Tak ada nino dan sepeda mini sewaan kami. ternyata dia benar-benar meninggalkanku sendiri. Ku susuri jalan setapak menuju jalan raya. Kabut masih terlihat tebal mengurangi jarak pandangku. Aku berjalan menunduk memperhatikan langkahku di tengah kabut.
Mendekati jalan raya ku lihat sebuah siluet tubuh. Semakin dekat.
Nino duduk di atas sepeda dipinggir jalan raya. Ku dekati.
"Naik" ujarnya datar tanpa menoleh ke arahku.
Sebetulnya harga diriku, melarangku tuk menuruti perintah nino. Tapi mengingat jarak yang cukup jauh tuk sampai ke lokasi perkemahan, akhirnya aku naik ke atas goncengan. Nino menggenjot pedal sepeda itu meninggalkan lokasi pemandian.
Sepanjang jalan ke perkemahan tak ada percakapan diantara kami.
Hanya diam.......
....................
" kemana aja loe" gilang bertanya saat kami sampai di lokasi perkemahan. Sepeda mini sewaan telah dikembalikan. Nino tak menjawab iya langsung masuk kedalam tenda.
"kenapa dia" tanya igo melihat keanehan didiri nino.
"kayaknya dia sakit kepala tuh" jawabku menghindari pertanyaan lain tentang keanehan sikap nino berlanjut.
..........................
.........................
Semuanya telah musnah. Tapi hati kecilku masih berharap nino bisa memaafkan perbuatanku padanya sehingga persahabatan yang telah kami bina, bisa tetap terjalin.
Semoga...............
That's the end of story?
koq tamat
secepat itu
baru juga beberapa page
uda ga sanggup nulis ya...
padahal itu kan baru masuk tahap konflik setelah sebelumnya datar-datar saja
saya janji dalam waktu dekat akan mencoba menulIs fiksi.
sukses selalu
***dito***