It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Bibirku semakin mendekat ntuk memberi nafas buatan. Aroma wangi nafas nino singgah di dalam indra penciumanku.
Semakin dekat, wajah putih itu tampak pucat. Saat bibirku akan menyentuh bibir merah nino
"hehehe..... Ketipukan loe kev" aku kaget.
Tiba-tiba mata nino terbuka, wajahnya dimiringkan. Kedua tangannya yang tadi terkulai menahan gerak tubuhku. Exspresi wajahnya tampak berseri-seri. Kuurungkan niatku menyentuh bibir merah nino dengan bibirku. Kutarik menjauh wajahku dari wajahnya. Perasaan cemasku yang amat sangat karena takut kehilangan nino sirna. Berganti dengan rasa kesal yang amat sangat.
"NGAK LUCU LELUCON LOE NO, TADI GUE BENAR -BENAR CEMAS SESUATU TERJADI DENGAN LOE" aku benar-benar kesal suara keluar tak beraturan.
"Hahaha...." tawanya menjadi-jadi.
"SIAL LOE NO"
Kedua tanganku bergerak mendekati leher nino. Ku cekik leher jenjang itu dengan gemas karena kesal.SakIng kesalnya kedua tanganku mencengkram dengan kuat.
Nino kelabakan.
Tawanya terhenti.
Nafasnya tersengal.
Aku tak mengindahkannya tanganku malah semakin mempererat cengkramanku.
Kedua tangan nino menggapai tanganku menahan cengkraman.
"am..punn. Am...pun..." ucap nino tersendat-sendat. Nafasnya sesak. Kedua tangannya berusaha melepaskan cengkramanku.
Tak tega akhirnya ku renggangkan cengkramanku dileher nino. Dia nampak tersengal menarik nafas sedalam-dalamnya seolah udara dibumi ini akan menghilang beberapa saat lagi. Aku tersenyum melihat penderitaannya. Tanganku kulepaskan dari leher nino dan kutaruh di atas dadanya dengan santai. Tangannya masih menggenggam tanganku.
"makanya jangan suka bikin gara-gara lagi dengan gue"
"iya deh"
Nino melepaskan genggaman tangannya di pergelangan tanganku yang berada di dadanya yang tengah duduk disampingnya. nino menggerakkan tubuhnya dan berdiri dari posisi tidurnya.
"oh shit....."
Mr-p nino kini terpampang dihadapanku hanya berjarak sejengkal dari wajahku. Bulu-bulu mr-p yang tak terurus itu begitu lebat. Cendawannya begitu besar dan merah.
Nafsuku yang tadi sirna kini memberontak.
Sesuatu diantara selangkaku mulai mengembang.
Aku salah tingkah dibuatnya.
Buru-buru aku bangkit sambil menutup mr-pku dengan tangan, takut nino menyadari nafsuku berkobar.
"udah ah no kita buruan mandi, teman-teman kayaknya udah nunggu tuh"
Kualihkan perhatian nino. Segera kuceburkan diriku kedalam air danau yang cukup dingin tuk meredakan nafsuku.
Nino pun mengikuti dari belakang
"Jadi kamu orang yang melaporkan ke dekan tentang acara KBM ini" hardik ketua KBM yang berbadan besar dengan tampang yang bisa bikin anak-anak kecil menangis bila berada didekatnya.
"Bukan saya bang"
Gilang tampak ketakutan. Ia terduduk di atas rumput yang kotor dekat api unggun di depan senior yang menghardik tadi. Semua mata yang membentuk lingkaran disekeliling api unggun menatap kesal pada gilang seolah-olah gilang adalah koruptor yang telah merugikan negara ratusan juta.
"Gara-gara kamu acara KBM kita ini akan dibubarkan, besok semua harus pulang. Tidak akan ada lagi acara malam perkenalan senior dan yunior. dan ditahun-tahun mendatang antara yunior dan senior tidak akan saling mengenal gara-gara kamu"
Pandangan kebencian seluruh peserta KBM benar-benar menghukum perasaan gilang. Matanya mulai berkaca-kaca.
"kamu benar-benar egois"
Air mata tak terbendung mengalir dari mata gilang membasahi wajah manisnya.
"bukan...bukan saya yang lapor" suara gilang terbata-bata.
airmatanya mulai berderai. Hilang rasa malunya menangis didepan orang banyak. Ia memelas seperti seorang wanita yang baru ditinggal pacar yang dicinta
"Mana ada pencuri yang ngaku kalo ketahuan, bisa penuh penjara nanti" ucapan sinis dari ketua kbm.
"Benar bukan saya" ujar gilang tambah memelas.
"PASTI BUKAN DIA YANG LAPOR, MENTANG-MENTANG LOE SENIOR SEENAKNYA SAJA MAIN TUDUH ORANG. NGGAK KAN MUNGKIN GILANG MELAKUKAN HAL ITU" terdengar suara lantang igo.
igo mengeruak dari lingkaran. Tangannya menunjuk-nunjuk kearah ketua KBM. Wajahnya memerah menahan amarah. Igo mendekat dengan murka. Satu tangannya tampak terkepal. Dua orang senior bertubuh besar hampir sama dengan igo yang berada didekatnya dengan sigap menangkap tubuh igo yang sedang di rundung api kemarahan.
"APA-APAAN INI" igo meronta. dua orang senior lainnya ikut memegang tubuh igo.
"AN..jing.kalian semua. .KALO KALIAN BERANI JANGAn MAIN KEROYOk KAYAk GINI" kata-kata kasar mengupat keluar dari mulut igo sambil meronta-ronta berusaha melepaskan dari pegangan para senior.wajah para peserta cewek tampak ketakutan melihat kejadian ini. Igo diseret oleh keempat senior menjauhi lokasi api unggun. Mulutnya masih tetap mengupat. Kulihat diantara senior yang memegang igo tampak menjelaskan sesuatu pada igo sehingga dari kejauhan ku lihat igo mulai terlihat tenang.
"karena penghianat egois yang tidak mau memikir teman ini maka kita semua yang hadir disini pasti akan mendapat sanksi akademis dari kampus karena itu kita semua harus menghukum dia" ketua KBM menunjuk kearah gilang. Tangisan gilang semakin menjadi.
"bukan saya" jawabnya lemah
"Dia harus pulang malam ini juga sendiri"
"jangan bang, saya ma ih pingin disini" gilang meratap-ratap. Airmatanya terus berderai. Aku kasian melihatnya.
........................................
........................................
"Happy birthday to you.....
Happy birthday to you.......
Happy birthday................
Happy birthday.................
terlihat si cantik angel membawa sebuah kue ulang tahun bersama dua orang teman wanitanya. Angel mendekat ke tempat gilang. semua bertepuk tangan mengikuti irama lagu.
Wajah gilang termangu seolah tak percaya. Tangisnya semakin menjadi. Tapi sekarang terlihat bukan sebuah tangis ketakutan, tapi tangis kebahagian.
"Selamat ulang tahun gilang"
suara ketua kbm yang tadi beringas kini terdengar indah ditelinga gilang. Gilang berdiri menyambut uluran tangan ketua kbm. Dipeluknya ketua kbm sambil memukul dada ketua kbm dua kali. Sang ketua kbm tersenyum.
Semua mendekat memberikan selamat kepada gilang.
Malam ini adalah malam paling bersejarah bagi gilang yang akan selalu dikenangnya sampai tua nanti.
BTW, itu ngamuknya IGO part of the scenario kejutan buat Gilang apa bukan? Lanjut donk...
ceritanya.
kayaknya cluenya ada di episode sebelumnya.
tapi ntar deh pasti tahu dari phostingan berikutnya.
jadi tetap ikuti ya...
makasi atas komennya
Didi kra sh ap, g tw ny kjtan untk Gilang.
Keep going!
.....................................
Akhirnya ku menemukanmu....
kuberharap engkaulah......
Jawaban sgala resah hatiku....
Dan biarlah.......
...............................
Suara merdu egi diiringi dentingan gitar sandi mengalun membelah malam. Suasana yang terbangun begitu terkesan romantis. Aku duduk diatas rumput beralaskan terpal plastik. Kulihat nino di samping kiriku mulai sudah menguap beberapa kali menandakan dia mulai ngantuk. pantulan cahaya api unggul terlihat indah diwajah gantengnya. Gilang duduk setengah rebah agak menyender kepada igo di kananku. Percakapan kami yang tadi bersemangat membicarakan acara-acara kbm tadi kini hilang. Semua diam menikmati malam.
"Udah ah gue tidur dulu, ngantuk. Ada yang mau ikut" nino bergerak saat egi mengakhir lagu manis dari naff.
"gue juga ngantuk nih, yok gilang igo!" ajakku sambil mengikuti arah nino menuju tenda.
"bentar lagi , ntar kami nyusul"
Nino membuka Bajunya saat aku tiba di pintu tenda. Emang aneh nih anak. Di udara yang sedingin ini dia masih nekat tidur hanya dengan celana traning birunya. Nino asik membongkar ranselnya mencari sesuatu. Ternyata ia mencari sarung buat selimut. Aku juga mengganti celana jeanku dengan tranning hitamku. Nino merebahkan tubuhnya dibagian ujung kemah. Aku juga ikut rebah disampingnya agak rapat ke nino memberi ruang untuk gilang dan igo nanti. Sebetulnya ada maksud lain aku tidur agak merapat ke nino.
Nino tidur telentang dengan kedua tangan mengangkat menumpu kepalanya. Sarungnya menutupi dada. Tapi bagian ketiaknya terbuka. Aku rebah miring kearah tubuhnya.
"capek juga ya nin"
"m...mm..." dengan malas nino menjawab pertanyaanku.
kedua matanya terpejam. Sepertinya iya sangat kecapean. Kuputuskan tuk mengakhiri percakapan ini. Tak berapa lama dengkuran halus terdengar dari bibir tipis nino. Di dalam keremangan tenda yang diterangi cahaya api unggun diluar kunikmati wajah ganteng nino dengan mataku.
Karena gerakan-gerakan kecil sarung nino turun sampai ke bawah pusar. Dada nino dengan putting merah kecilnya yang tidak terlalu bidang terpampang di hadapanku. Nafsuku yang tadi bergolak saat mandi bersama nino kini kembali hadir. Mr-p ku pun mulai mengembang melihat pemandangan indah dihadapanku.
Ingin ku sentuh dada indah nino. Tapi ada keraguan dihatiku. Bagaimana kalo dia nanti bangun?
"Ayo sentuh kevin" otak kotorku kembali berbicara.
tapi pikiranku di kalahkan oleh otak kotorku. Perlahan
Ku angkat tanganku mendekati dada nino yang mengundang.
Tapi tiba-tiba....
"suara egi bagus ya go?" suara halus gilang di depan pintu tenda.
aku pura-pura tidur membelakangi tubuh nino agar gilang dan igo tak curiga. Pintu tenda terkuak. Beberapa saat kemudian igo dan gilang sudah berbaring sejajar dengan ku. Mataku ku tutup setengah terpejam. Tapi masih cukup jelas melihat keadaan sekitarku.
Igo berbaring telentang di sebelahku. Sementara gilang berbaring miring kearah igo membelakangi pintu tenda di belakangnya.
" go....gue mau ngucapin terima kasih sama loe. Karena tadi udah belain gue waktu sandiwara acara ulang tahun gue" suara halus gilang terdengar berbisik sehingga kesannya hampir seperti orang mendesah.
"ah biasa lagi gil... Kita kan teman" igo berbicara sambil mengarahkan wajahnya kearah gilang.
"tapi nggak ada yang membela aku seperti itu go" nada suara gilang semakin merendah seperti menahan sesuatu.
"masak sih gil"
"selama ini, semua orang selalu merendahkan aku. teman-temanku dulu mengucilkanku. Dirumahku saja, kakak-kakak selalu merendahkanku, mengolok-olok aku banci lah apa lah yang bikin perasaanku remuk. Nggak ada yang membela aku. Papa pun juga cuma diam. Malah papa juga kesannya benci punya anak seperti aku. Semua membenciku karena aku begitu lemah.i"
"tapi kamu go.... membela ku di depan orang banyak. Aku benar-benar merasa tersanjung" terdengar isakan dari nada suara gilang. Gilang menangis. ada haru disitu.
"Jangan suka berpikiran seperti itu gilang, masih banyak yang sayang sama kamu dan mau membelamu. Contohnya aku, kevin dan nino "
kulihat igo menggembangkan lengan kirinya membawa kepala gilang ke dadanya. Isakan gilang masih terdengar. Gilang merangkulkan tangan kirinya ke tubuh igo. Kulihat dari mataku yang sedikit terbuka pura-pura tidur igo mempererat rangkulannya ditubuh gilang. Igo memeluknya.
"tapi mereka semua membenciku"
"gilang..... Jangan pernah berpikir seperti itu lagi. Sekarang ada aku, yang akan membelamu."
"percaya lah..."
kepala gilang terangkat. Matanya menatap sendu kearah igo.
"apakah benar seperti itu go?"
"yah"
Tiba-tiba igo mencium bibir merah tipis gilang. Mata gilang terbelalak-seolah tak percaya. Tangan igo yang merangkul tubuh gilang kini berpindah ke kedua pipi gilang mengunci gerakan kepala gilang.
Bibir mereka saling bertukar lidah.
"cup"
Mereka tak lagi memperdulikan keadaan sekitar.
Mereka sepertinya tak perduli bila aku atau nino bangun dan mengetahui apa yang mereka perbuat.
Permainan bertukar ludah itu yang tadinya lembut kini berubah menjadi liar.
Gerak-gerakan memutar......
Saling mengunci....
Lidah terulur saling meraih...
Tangan kekar igo meremas-remas rabut lurus gilang sehingga berantakan.
kirain gilang ma igo ini emg uda lama meresmikan hubungan mereka, ternyata baru jadian pas KBM
mmm...malam pertama yg indah
gw jadi kangen ma afkar
kapan ya bisa ciuman kek gitu lagi
btw, orang tu ciuman gitu walo hubungannya cuma teman, gw jadi ga terlalu mikirin status gw ma afkar, gw tetep bisa dapet lebih dari yg cewe nya dapetin
buat dito, keep on writing ya...
Lnjt dunk.
Dada.....
Paha...
Pundak....
Wajah....
Saling meremas Mr-p pasangannya yang masih tertutup celana.
"Igo aku sayang kamu" suara lembut gilang diantara permainan.
"Aku juga sayang ama elo gil"
Sesaat mereka menghentikan kegiatan mereka. Saling berhadapan dalam rebah. Saling bertatapan. Sebetulnya aku sangat merasa aneh dengan hubungan gilang dan igo. Dua sifat yang saling bertolak belakang betul, bisa bertemu dengan rasa sayang. Gilang yang begitu lemah gemulai seperti seorang wanita bisa di sukai oleh seorang igo yang sangat macho, jantan, kasar, sosok seorang lelaki sejati. Benar-benar aneh hubungan ini.
"igo boleh nggak aku memberikan sesuatu untuk rasa terima kasihku padamu" kembali suara lembut gilang berbisik di telinga igo.
"Apa itu gil?" suara berat igo kini berubah lembut.
"Aku...Aku mau memberimu kenikmatan ntuk malam yang indah ini"
"maksudnya?"
"aku ingin mengulum mr-p mu"
Sejenak igo tampak seperti berfikir. Tampaknya ada sedikit keraguan diwajahnya. Tapi ada hasrat di wajah itu. Igo menoleh kearah ku dan nino. Aku cepat-cepat merapatkan kedua mataku. Igo kembali mengarahkan tubuhnya kearah gilang. Kepalanya mengangguk pelan.
Gilang bangkit dari tidurnya. Igo membalikkan tubuhnya. Tidur telentang. Kedua tangannya terangkat menjadi bantal kepala. Pandangannya kosong menatap keatap tenda.
Menunggu.....
Dalam remang kulihat tangan lentik gilang mulai melonggarkan tali pengikat celana training igo. Kemudian ditariknya perlahan celana itu kebawah.
Pandangan mata igo masih tampak kosong seperti anak kecil yang sedang menunggu giliran periksa ke dokter gigi ntuk pertama kalinya. Terlihat sekali di ekspresi wajahnya igo belum pernah mempunyai pengalaman kejadian yang akan di alaminya beberapa saat lagi.
Celana training igo sudah turun ke bagian paha. Celana dalam putih segitiga standar yang biasa banyak di pakai para straight tampak membungkus jendolan yang ada di pangkal pahanya. Jendolan itu tampak menggunung seperti tenda yang kami diami. Sepertinya mr-p igo sudah tegang sempurna.
Perlahan gilang menarik pinggiran baju kaus hitam igo.
Wow...bulu-bulu lebat tampak diperut igo yang rata menghilang di balik celana dalam putihnya. Gilang mulai menyentuh karet celana dalam itu. Nafasku tertahan menyaksikan kejadian ini. Pandangan mata igo masih tampak kosong. Perlahan tapi pasti celana dalam putih itu bergerak turun.
Jendolan yang tadi terbungkus kini mulai menampakkan wujudnya. Sunat...., Besar....., panjang..., berurat....., dan hitam...... Serasi sekali dengan tubuh besar dan kulit coklat igo.
Gilang menyentuh mr-p igo. wajah igo sedikit berkerut. Kedua tangan gilang menggenggam batang mr-p itu. Dan mulai menggerakkannya. Atas....bawah....ujung...pangkal...
"mh...."
terdengar suara tertahan dari mulut igo. Matanya masih tetap memandang atap tenda. Nafsuku ikut bergolak.
Atas....bawah....ujung...pangkal...
Pertama pelan...ntus bertambah kecepatannya. Dengusan tertahan igo semakin jelas terdengar. Semakin cepat....
"Uh...."
Wajah igo menatap kebawah mengarah ke mr-pnya. Ku lihat gilang tak melanjutkan pekerjaannya.
"kenapa berhenti" igo bertanya.
Gilang hanya tersenyum. Perlahan gilang mendekatkan wajahnya ke mr-p igo. Igo kembali merebahkan kelapanya. Matanya kembali melihat atap tenda. Nafsuku pun semakin menjadi. Lingkaran mulut gilang mulai menelan kepala mr-p igo.
Terus....
Setengah batangnya hilang dalam lumatan. Sepertinya mentok karena gilang tak melanjutkan kulumannya.
Ditarik....keluar...masuk...
Ditarik....keluar...masuk...
"uhh..." lenguhan pelan igo kembali terdengar.
.keluar...masuk...
.keluar...masuk...
semakin cepat...
"uh..uh..." intonasi igo mulai mengeras.
Nafsuku benar-benar memuncak melihat kejadian ini. Sialan.....
Aku benar-benar horny.
"akhkkk....." tubuh igo berkelenjotan. Gilang masih tampak giat mengocok pangkal mr-p igo dan mengeluar masukkan mr-p dimulutnya. Di sisi bibir gilang tampak cairan putih kental menetes.