BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

CERBUNG : This Pain is Called... LOVE [Bab 1]

11617182022

Comments

  • bravo
    nice story tapi ngga balikan sama riduan.... o well just wait for the another story
    selamat berkarya
  • Tamat juga... :roll: akhirnya

    Overall score... 84 / 100
    :D
  • hiks... baru liat bab2 terakhir.. dah terharu bgt!
    q jadi pusing heran kok bisa ada kisah seromantis itu???
    rumit bgt.. manusiawi bgt..!
    gw gak kuat klo harus menjadi pemeran utama... pasti q dah lari dari kenyataan... daripada sedih,nangis2.. How???
  • huuuu..mas jun..sombooong..huehehe
  • great job man, gue g bisa blg apa2 gilaaaaaaa bgs bgt critanya
  • Buat semua yg udah baca, terutama yg udah ngasi komentar, analisa, pujian, nilai dll, gw ucapin makasiii banget. They mean a lot to me.

    Gak nyangka juga, kalo cerita gw dan tulisan gw yg sederhana bisa menghibur n berkenan di hati kalian (duhh bahasanya, pak RT sekalee).

    Soal sekuel atau cerita lain, tar yaa, nunggu ilham datang... (coba yg namanya ilham segera hubungi gue, moga yg namanya ilham, ganteng n bodynya ok... hihihihi)

    Buat semua yg udah ngajak ketemuan... bukannya gw jual mahal, atau sombong, atau apalah. Gw nya aja yg ga punya nyali... takuuuuut. Maaf, sorry, maaf beribu kali. Beneran gw minta maaf.

    Banyak juga yg japri nanya sebenernya lelaki di Penutup cerita yg di Ubud itu siapa. Clue nya kan udah ada semua, silakan ditebak sendiri ya... hehehe, gw emang sukanya gak telanjang bulat2 buka2an semua, lebih seksi kalo diumpetin dikit2 kan.

    Sekali lagi makasiiii buat semuanya... mmmuaccchh!

    :) :D :)
  • always love the way u write..
    mencerminkan kepribadian yg penuh perhitungan..
    berwawasan luas...
    menyukai detil..
    and suka selingkuh???
    Lol
    Peace
    V
    thats hard
    but thats reallity...
    and
    like or dislike could happen in our love life..
    tekanan keluarga and lingkungan
    ngebuat kita jadiu nurut ama tuntutan budaya
    untuk berkeluarga..
    it will happen to you to...
    Peace again
    no udgement
  • This is an amazing story, Indokoko! I like the way you write, I really LOVE it! It's also the kind of story that moves me deep. And I think the ending is just perfect that way. So, sequel or no sequel, it's up to you. :D Please keep on writing!
  • reno.revo wrote:
    This is an amazing story, Indokoko! I like the way you write, I really LOVE it! It's also the kind of story that moves me deep. And I think the ending is just perfect that way. So, sequel or no sequel, it's up to you. :D Please keep on writing!

    Wahh, makasiii... posting pertama buat ngasi komen ke cerbung gw. So, sweet. Salam kenal ya.
  • With a grrreat pleasure, Indokoko! Salam kenal juga. :D I'm just a common person who adores your writing a lot. And I'm enjoying your new story as well. Yeah! Thanks!
  • wuuuuih... kereeeeeeen.... ga salah aq rebutan labtop ama adikku..
    akhir yg indah.. bikin pendapat aq tentang cwo tuwir sdikit berbeda.. hahahhaa.. crita yg ringan tp sangat romantis dngan sentuhan indah...
    kabarin ya klo mo bikin judul n crita bru..
    salam kenal....
  • alurnya bagus banget...
    tapi kurang panas (banget)...
    hahaha...
    really nice...

    ditunggu cerita2 selanjutnya... ;)
  • THIS PAIN IS CALLED ... LOVE


    Bab I

    Namanya Moelie. Orangnya seaneh namanya. Pendek, mungkin tingginya hanya lebih sedikit dari 150 cm. Karena badannya yang super gempal, maka kesan keseluruhannya lebih pendek lagi. Lengannya dan dadanya berotot seperti binaragawan. Saking berototnya, lengannya seperti tidak bisa menempel ke bagian samping tubuhnya. Sehingga cara berjalannya seperti simpanse atau orang yang sedang bersiap-siap mengajak berkelahi.

    Ia menghampiriku, mengulurkan tangannya untuk menjabat tanganku.

    ”Moelie.” Katanya perlahan. Suaranya lembut. Kontras dengan perawakannya. Jabatan tangannya keras, hampir meremukkan tanganku.

    Aku meringis berpura-pura kesakitan. Memperlihatkan ekspresi kesakitan di wajahku dengan sedikit berlebihan.

    ”Jun.” Kataku sambil meringis. Teman-teman kostku tertawa keras. Melepas kegelian yang ditahan sejak melihat Moelie masuk ke ruang tamu di rumah kost kami.

    ”Sorry.” Kata Moelie buru-buru melepaskan genggamannya.

    Aku tertawa, meyakinkannya kalau aku sebenarnya cuma bercanda.

    Kemudian Moelie melanjutkan jabat-tangannya dengan teman-teman kostku yang lain. Kami sedang menonton acara berita di Metro TV. Seperti biasa sore-sore seperti ini adalah jam-jam kami berkumpul di depan TV. Ada yang membaca koran, ada yang sedang menikmati makan malamnya, ada pula yang cuma sekedar kongkow-kongkow. Dan kehadiran Moelie, si anak baru, menyita perhatian kami.

    Setelah menyalami semua yang ada di ruang tamu itu, Moelie berdiri canggung. Kemudian beranjak menuju ke arah koridor, untuk kembali ke kamarnya.

    “Sini Moel.” Panggilku menepuk tempat kosong di samping kananku di bangku panjang dari kayu tanpa lengan yang sedang aku duduki dengan mengangkat sebelah kakiku.

    Dengan patuh ia berjalan malu-malu duduk di sebelah kananku. Yudi yang sedang asik dengan kupat tahunya di sebelah kiriku menggeser duduknya memberi tempat lebih luas.

    “Kamu gak usah malu-malu di sini. Anak-anak di sini gila-gila kok. Kalo kamu malu-malu, tar rugi sendiri.” Kataku setelah dia duduk.

    “Iya... Jun yang paling gila.” kata Gugun yang sedang memperhatikan TV.

    ”Nah itu pak RT nya kita.” kataku sambil menunjuk punggung Gugun. ”Kalo punya problem, lu cari dia aja.”

    ”Asal bukan problem duit. Gak punya duit dia.” Ada suara nyamber dari yang lagi baca koran.

    ”Kalo problem cewek, dia jagonya tuh.” Kata Yudi di sebelahku yang masih asik dengan kupat tahunya.

    ”Ati-ati cewek lu ilang kalo lapor ke dia.” Nyamber lagi suara dari yang sedang baca koran

    ”Nyamber aja lu!” kata Gugun sambil melempar sandal jepitnya ke arah koran yang sedang dibaca Raka. Yang ikutan nimbrung dari belakang korannya.

    Raka mengambil sandal jepit itu dan membuangnya keluar jendela sambil tertawa. Gugun dengan bersungut-sungut keluar rumah mengambil sandalnya.
  • ”Asli mana Moel?” Tanyaku.

    ”Kediri”

    ”Ohh, pantes...” Logat jawanya kental banget.

    “Mas Jun jurusan apa?” Sopan sekali caranya bertanya.

    “Ekonomi… kamu?”

    “Sipil.” Aku menahan geli membayangkan tubuh gempal pendek itu memakai helm proyek kuning. Kemudian kami ngobrol tentang beberapa teman-temanku yang juga di fakultas teknik sipil yang mungkin dikenalnya.

    Raka melipat korannya kemudian menghampiri bangku kayu panjang tempat kami duduk. Yudi sudah berlalu dengan membawa piring kotor bekas kupat tahunya. Kemudian Raka duduk menempel di sebelahku dan melingkarkan lengannya di bahuku.

    “Lu besok sore ada acara gak?” tanyanya ke Moelie. Wajahnya hampir menempel di pipiku, melihat ke Moelie dari sebelah kiriku.

    “Enggak.”

    “Ikut kita aja. Kita mau cariin cewek buat Jun.”

    “Dodol.” Kataku sambil menyikutnya perlahan, menggesernya menjauh dari tubuhku.

    “Besok kita mau nonton bareng. Satu kost rame-rame. Kalo gak ada acara, ikut aja.”

    Moelie melihatku bingung. Kenapa bingung?

    “Kalo udah punya pacar, ajak aja pacarnya.”

    “Enggak kok.”

    “Waaaaaaahhhh, jomblo satu lagi!” Gugun tiba-tiba berteriak. Masih nguping aja dia.

    Wajah Moelie memerah. Mungkin malu.

    “Kita di sini jomblo semua, kok.” Aku menjelaskan.

    “Enak aja! Lu-lu pade yang jomblo… gue kagak lah yauwww!” Teriak Raka.

    Aku menoleh memandangnya risih. Apaan sih!

    “Kalo baru tahap naksir jangan ngaku-ngaku dah pacaran.” Teriak Gugun lagi. “Belom tentu juga diterima.”

    Ini dua cowok memang kayak anjingg dan kucing. Tidak pernah bisa akur.

    “Liat aja besok.” Kata Raka sambil tersenyum jumawa. Lagaknya!


    ***
  • Wah.... ada yang baru lagi nich.. :D

    Met berkarya~
Sign In or Register to comment.