It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
nice story tapi ngga balikan sama riduan.... o well just wait for the another story
selamat berkarya
Overall score... 84 / 100
q jadi pusing heran kok bisa ada kisah seromantis itu???
rumit bgt.. manusiawi bgt..!
gw gak kuat klo harus menjadi pemeran utama... pasti q dah lari dari kenyataan... daripada sedih,nangis2.. How???
Gak nyangka juga, kalo cerita gw dan tulisan gw yg sederhana bisa menghibur n berkenan di hati kalian (duhh bahasanya, pak RT sekalee).
Soal sekuel atau cerita lain, tar yaa, nunggu ilham datang... (coba yg namanya ilham segera hubungi gue, moga yg namanya ilham, ganteng n bodynya ok... hihihihi)
Buat semua yg udah ngajak ketemuan... bukannya gw jual mahal, atau sombong, atau apalah. Gw nya aja yg ga punya nyali... takuuuuut. Maaf, sorry, maaf beribu kali. Beneran gw minta maaf.
Banyak juga yg japri nanya sebenernya lelaki di Penutup cerita yg di Ubud itu siapa. Clue nya kan udah ada semua, silakan ditebak sendiri ya... hehehe, gw emang sukanya gak telanjang bulat2 buka2an semua, lebih seksi kalo diumpetin dikit2 kan.
Sekali lagi makasiiii buat semuanya... mmmuaccchh!
mencerminkan kepribadian yg penuh perhitungan..
berwawasan luas...
menyukai detil..
and suka selingkuh???
Lol
Peace
V
thats hard
but thats reallity...
and
like or dislike could happen in our love life..
tekanan keluarga and lingkungan
ngebuat kita jadiu nurut ama tuntutan budaya
untuk berkeluarga..
it will happen to you to...
Peace again
no udgement
Wahh, makasiii... posting pertama buat ngasi komen ke cerbung gw. So, sweet. Salam kenal ya.
akhir yg indah.. bikin pendapat aq tentang cwo tuwir sdikit berbeda.. hahahhaa.. crita yg ringan tp sangat romantis dngan sentuhan indah...
kabarin ya klo mo bikin judul n crita bru..
salam kenal....
tapi kurang panas (banget)...
hahaha...
really nice...
ditunggu cerita2 selanjutnya...
Bab I
Namanya Moelie. Orangnya seaneh namanya. Pendek, mungkin tingginya hanya lebih sedikit dari 150 cm. Karena badannya yang super gempal, maka kesan keseluruhannya lebih pendek lagi. Lengannya dan dadanya berotot seperti binaragawan. Saking berototnya, lengannya seperti tidak bisa menempel ke bagian samping tubuhnya. Sehingga cara berjalannya seperti simpanse atau orang yang sedang bersiap-siap mengajak berkelahi.
Ia menghampiriku, mengulurkan tangannya untuk menjabat tanganku.
”Moelie.” Katanya perlahan. Suaranya lembut. Kontras dengan perawakannya. Jabatan tangannya keras, hampir meremukkan tanganku.
Aku meringis berpura-pura kesakitan. Memperlihatkan ekspresi kesakitan di wajahku dengan sedikit berlebihan.
”Jun.” Kataku sambil meringis. Teman-teman kostku tertawa keras. Melepas kegelian yang ditahan sejak melihat Moelie masuk ke ruang tamu di rumah kost kami.
”Sorry.” Kata Moelie buru-buru melepaskan genggamannya.
Aku tertawa, meyakinkannya kalau aku sebenarnya cuma bercanda.
Kemudian Moelie melanjutkan jabat-tangannya dengan teman-teman kostku yang lain. Kami sedang menonton acara berita di Metro TV. Seperti biasa sore-sore seperti ini adalah jam-jam kami berkumpul di depan TV. Ada yang membaca koran, ada yang sedang menikmati makan malamnya, ada pula yang cuma sekedar kongkow-kongkow. Dan kehadiran Moelie, si anak baru, menyita perhatian kami.
Setelah menyalami semua yang ada di ruang tamu itu, Moelie berdiri canggung. Kemudian beranjak menuju ke arah koridor, untuk kembali ke kamarnya.
“Sini Moel.” Panggilku menepuk tempat kosong di samping kananku di bangku panjang dari kayu tanpa lengan yang sedang aku duduki dengan mengangkat sebelah kakiku.
Dengan patuh ia berjalan malu-malu duduk di sebelah kananku. Yudi yang sedang asik dengan kupat tahunya di sebelah kiriku menggeser duduknya memberi tempat lebih luas.
“Kamu gak usah malu-malu di sini. Anak-anak di sini gila-gila kok. Kalo kamu malu-malu, tar rugi sendiri.” Kataku setelah dia duduk.
“Iya... Jun yang paling gila.” kata Gugun yang sedang memperhatikan TV.
”Nah itu pak RT nya kita.” kataku sambil menunjuk punggung Gugun. ”Kalo punya problem, lu cari dia aja.”
”Asal bukan problem duit. Gak punya duit dia.” Ada suara nyamber dari yang lagi baca koran.
”Kalo problem cewek, dia jagonya tuh.” Kata Yudi di sebelahku yang masih asik dengan kupat tahunya.
”Ati-ati cewek lu ilang kalo lapor ke dia.” Nyamber lagi suara dari yang sedang baca koran
”Nyamber aja lu!” kata Gugun sambil melempar sandal jepitnya ke arah koran yang sedang dibaca Raka. Yang ikutan nimbrung dari belakang korannya.
Raka mengambil sandal jepit itu dan membuangnya keluar jendela sambil tertawa. Gugun dengan bersungut-sungut keluar rumah mengambil sandalnya.
”Kediri”
”Ohh, pantes...” Logat jawanya kental banget.
“Mas Jun jurusan apa?” Sopan sekali caranya bertanya.
“Ekonomi… kamu?”
“Sipil.” Aku menahan geli membayangkan tubuh gempal pendek itu memakai helm proyek kuning. Kemudian kami ngobrol tentang beberapa teman-temanku yang juga di fakultas teknik sipil yang mungkin dikenalnya.
Raka melipat korannya kemudian menghampiri bangku kayu panjang tempat kami duduk. Yudi sudah berlalu dengan membawa piring kotor bekas kupat tahunya. Kemudian Raka duduk menempel di sebelahku dan melingkarkan lengannya di bahuku.
“Lu besok sore ada acara gak?” tanyanya ke Moelie. Wajahnya hampir menempel di pipiku, melihat ke Moelie dari sebelah kiriku.
“Enggak.”
“Ikut kita aja. Kita mau cariin cewek buat Jun.”
“Dodol.” Kataku sambil menyikutnya perlahan, menggesernya menjauh dari tubuhku.
“Besok kita mau nonton bareng. Satu kost rame-rame. Kalo gak ada acara, ikut aja.”
Moelie melihatku bingung. Kenapa bingung?
“Kalo udah punya pacar, ajak aja pacarnya.”
“Enggak kok.”
“Waaaaaaahhhh, jomblo satu lagi!” Gugun tiba-tiba berteriak. Masih nguping aja dia.
Wajah Moelie memerah. Mungkin malu.
“Kita di sini jomblo semua, kok.” Aku menjelaskan.
“Enak aja! Lu-lu pade yang jomblo… gue kagak lah yauwww!” Teriak Raka.
Aku menoleh memandangnya risih. Apaan sih!
“Kalo baru tahap naksir jangan ngaku-ngaku dah pacaran.” Teriak Gugun lagi. “Belom tentu juga diterima.”
Ini dua cowok memang kayak anjingg dan kucing. Tidak pernah bisa akur.
“Liat aja besok.” Kata Raka sambil tersenyum jumawa. Lagaknya!
***
Met berkarya~