It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
1. jgn beli mobil, pilih beli rumah
2. klo mau kredit dari skr , soalnya nti dipersulit
3. nilai uang nanti akan makin turun ketimbang barang
ga tau bener kaga.
ada yg mau nambahin?
kayaknya sarannya kurang pas tuh.
Menurut perkiraan, resesi dunia bakal mulai ada dampaknya ke Indonesia 9 bl sampai 1 th kedepan. Beda dengan krisis ekonomi 1998 yang sumbernya dari dalam, resesi yang akan datang asalnya dari luar. Resesi berarti gak ada yang investasi, tapi semua pengen nabung jadi suku bunga bakal turun. Pendapatan turun lebih dulu dari turunnya harga barang-barang (deflasi). Gak perlu panik, beberapa persiapan yang bisa dilakukan:
kalaupun (mudah2an) gak terjadi resesi saran-saran di atas juga gak terlalu ngerugiin kan?
Ini yg gw suka, saran konkrit! langkah yg jelas dan gak ribet, pas buat langsung dipraktekkan bagi masyarakat.
Thanks ya atas sarannya, klo ada yg mau nambahin, monggo......
btw, tabungan di bank sih uda lumayan oke, cuma gw bingung nih apa nanti udah cape2 nabung di bank, eh bank nya malah likuidasi,
tapi bank yg gw pilih bank LPS sih, jadi dijamin kan yah? trus jumlahnya aku pecah2 sesuai maksimum penjaminan LPS.
Pertanyaannya : apa nanti klo bank nya pas resesi ambruk & di-likuidasi apa LPS msh mampu bayar uang kita? kan saat itu uang cash uda sulit didapat? thanks
pertanyaan ini dan jawabannya smoga bisa bermanfaat bagi yg lain juga....trims
Kapitalisme modern saat ini dibangun dengan non real based economy (ekonomi berbasis sektor non riil). Artinya, kapitalisme dominannya bermain dalam investasi spekulatif melalui sektior non riil (keuangan), misalnya melalui kredit perbankan serta jual beli surat berharga seperti saham dan obligasi (Harahap, 2003). Dalam ekonomi berbasis sektor moneter/keuangan inilah, kapitalisme tidak dapat dilepaskan dengan bunga (riba).
Kapitalisme telah melahirkan sejumlah “kebijakan destruktif ” yang kemudian dijajakan oleh Barat, terutama Amerika Serikat ke berbagai negara di dunia. Kebijakan tersebut nyaris diadopsi oleh sebagian besar negara di dunia termasuk di dalamnya negeri-negeri Islam.
Salah satu kebijakan tersebut adalah Kebijakan Pasar Modal. Pasar modal berupa pasar-pasar saham, surat berharga, dan mata uang. Pasar ini menjadi alat kriminal para investor raksasa untuk meraup keuntungan besar tanpa investasi yang riil. Kegiatan perekonomiannya bertumpu pada sektor ekonomi non-riil, yang pijakannya terletak pada kompetisi tidak seimbang yang mirip dengan perjudian, undian, dan penipuan.
Saat ini, perdagangan di sektor non-real ini telah sedemikian jauhnya, sehingga nilai trasanksinya berlipat ganda melebihi nilai sektor real. Hampir semua negara di dunia ini terjangkit bisnis spekulatif seperti perdagangan surat berharga/utang di bursa saham (stock exchange) berupa saham, obligasi (bonds), commercial paper, promissory notes, dsb.; perdagangan uang di pasar uang (Money market); serta perdagangan derivatif di bursa berjangka. Sistem ekonomi non riil ini berpotensi besar untuk meruntuhkan sistem keuangan secara keseluruhan.
Bursa saham yang merupakan barometer aktivitas perkonomian suatu negara tidak lebih dari sekedar arena kasino yang penuh berisi aktivitas seperti perjudian spekulasi. Dan spekulasi itulah dulu yang mengambrukkan pasar saham AS pada tahun 1929 yang menimbulkan depresi besar- besaran selama kurang lebih 10 tahun. Dan kini kondisi itu terulang kembali.
Walhasil, Kapitalisme menunjukkan kerapuhannya dalam menopang ekonomi dunia. Kerapuhan itu berlangsung tidak hanya di negara-negara miskin dan berkembang, tapi juga di negara-negara maju yang menjadi pengusung ideologi tersebut.Dan kapitalisme dengan ekonomi sektor non riilnya terbukti tidak mampu menyejahterakan umat manusia. Bangunan ekonomi spekulan itu hanya menguntungkan kalangan pemilik modal dan kaum borjuis. Oleh karena itu, agar terhidar dari kehancuran yang lebih besar, sudah saatnya kita harus melepaskan diri dari jerat kapitalisme global.
<deleted the@heart>
Tapi ... emang susah euy ...
Diskusi yang menarik...
Jelas tidak salah dong…kalau mengukur jatuhnya harga saham dalam satu hari yang yang terjadi beberapa hari yang lalu tidak ada apa-apanya dengan black Monday tahun 1987…Kalau selama 9 bulan sudah jatuh sebesar 27 persen, ya wajar dong ada koreksi, harus dibandingkan sama tahun-tahun sebelumnya untungnya berapa…
Hmmm...
Jika begitu, kenapa ngga langsung diperbandingkan dengan Great Depression 1929 sekalian saja, khan malah terlihat bursa sekarang masih bagus???
yah kayak model orang jualan (salesman) reksa dana saham yang selalu bilang “Pak tahun lalu untung gede, dijamin tahun ini untung gede juga”…ya misleading comment yang kayak gini…mesti dibandingkan tahun per tahun, di weighted average kan dong selama beberapa tahun…baru bisa bicara fair…bahwa investasi di saham untuk jangka panjang itu wajar untung…
Gw setuju, tapi jangan lupa, biasanya mereka hanya membandingkan satu dan dua tahun saja lho, bahkan salah satu yang Sekuritas Terbesar di Indonesia juga tidak kena tegur tuch dari Bank Sentral karena melakukan hal ini, ataukah itu luput dari pengawasan Bank Sentral???
Dunno...
kalau jangka pendek mau untung, spekulasi itu namanya…ada kalanya tahun yang naiknya tinggi sekali ada kalanya turun rendah sekali…itu namanya koreksi…kalau serakah (greed) lambat laun akan kena batunya…kayak sub prime mortgage itu…jelas market akan mengkoreksi sendiri…jadi untuk apa di bail out???...ya bukan kapitalis kalau begitu…he3x…
Memang tidak 100 persen khan perlakuan di dunia, contohnya amrik, walau dia selalu bilang system pasar, kenapa banyak produk pertanian yang dilindungi dengan memberikan insentive pajak yang besar dan tidak mau dikurangi walau telah dituntut oleh Negara berkembang di sidang WTO?
Sorry to say…masalahnya bukan Feds (bank sentral US) menaikkan suku bunga secara bertahap…kenaikkan itu wajar untuk menghambat kenaikkan inflasi…yang salah satunya diakibatkan oleh kenaikkan harga property yang sudah tidak wajar…karena banyak mortgage yang digunakan para speculator untuk jual beli rumah…
Gw lihat dari sisi pembeli rumah dengan cara KPR, bukan melihat dari sisi kebijakan The Fed.
ya kayak di Indonesia sekarang, banyak apartement yang kosong kan karena yang beli orang-orang itu saja yang punya akses duit banyak atau pinjam bank dan serakah…untuk spekulasi…harga semakin mahal sehingga orang kebanyakan tidak bisa beli rumah…belum lagi kenaikkan harga minyak yang semakin tinggi menambah tingkat inflasi…ya wajar
Harga Minyak yang U tulis pastinya adalah PSO khan, bukan crude oil atau MOPS?
Bagaimana menurut U dengan BBM Industri?
Apakah turut menyumbang Inflasi???
Feds menaikkan tingkat suku bunga secara bertahap untuk meredam inflasi…kenapa minyak naik…selain pengggunaan untuk pembangunan yang pesat di cina dan india…juga karena pemilik mobil semakin banyak…karena apa, ya karena orang sekarang mudah beli mobil pakai kredit…lagi-lagi kredit bank yang semata-mata menambah keuntungan bagi si bank…akhirnya orang diajak bermimpi dengan punya rumah bagus dan mobil baru dengan jalan hutang…sedangkan orang yang rajin menabung tidak diberikan return yang memadai karena bank sekarang lebih mengejar fee ketimbang duit tabungan nasabahnya…ya wajar lah krisis likuiditas…jadi market mengkoreksinya dengan sendirinya…itu namanya hukum karma…ibarat orang makan seenaknya sampai mau muntah…he3x…
Gw kurang setuju dengan alasan minyak naik, minyak naik karena ulah spekulan yang dilindungi pejabat Washington dan dilegalkan oleh Capitol Hill. Karena menurut data yang Gw dapat, masih terdapat ekses supply sebesar 800.000 bpd pada crude oil.
Pada waktu itu, dikarenakan USD sedang melempem, mereka menggunakan Pasar Komoditas yang pengawasannya lemah dari CFTC untuk memainkan instrument sebagai derivative.
Kalau menteri keuangan bilang fundamental ekonomi kuat…ya saya kira wajar…karena dia bicara ekonomi secara makro…bukan semata-mata pasar modal saja (mikro)...kita kan tidak perlu bail out seperti di US jadi kenapa harus punya lebih dari 60 milyar USD???...memangnya kita punya perusahaan seperti lehman, bear stearns, dkk di Indonesia???...justru saking conservative pemerintah kita uang tersebut lebih senang di simpan ketimbang digunakan untuk membangun infrastruktur atau menggerakkan ekonomi masyarakat menengah atau kecil…akhirnya roda perekonomian kita mandek dan infrastruktur sudah sangat ketinggalan jauh…tinggal berdoa saja mudah2x an kapal tidak ada yang tenggelam lagi, bis tidak ada yang mogok dan pesawat tidak ada yang jatuh…jalan tidak berlobang dan sebagainya…
HAH???
Ngga salah???
Pasar Modal itu termasuk Makro, say…
Cob abaca lagi bukuna yaaa…
Jadi maksudnya cadangan devisa yang besar itu tidak perlu???
Kalo Gw, sebisa mungkin meningkatkan cadangan devisa setinggi tingginya, ambil contoh China (1810 Milyar USD) atau Jepang (900 Milyar USD), bukankah dengan cadangan sebesar itu, ketika ada spekulan ataupun guncangan rupiah bisa langsung intervensi dari Bank Sentral???
Sekali lagi, cadangan devisa yang tinggi bukan digunakan untuk bailout, itu pemahaman yang salah.
Maaf saja…anggota kongres (DPR) di US dipilih rakyat dari bawah bukan ditaruh partai dari atas kayak di Indonesia…kalau pemilihnya minta dia untuk tidak mendukung bail out…ya wajar saja…bail out hanya menguntungkan wall street sedangkan main street yang kehilangan segala-galanya tidak diberi bantuan sepeserpun…mestinya bukan bail out…semua CEO perusahaan itu labih baik digiring ke penjara dan disita hartanya untuk mebayar kerugian perusahaan...bukan malah dapat golden parachute…aneh???
Berita terbaru: DPR dan Senat telah meyetujui bailout, tapi pasar tidak merespon…
Vice PM,
Terry
jangan hanya kebetulan Amrik lg resesi trus eloe ngomong yg ngelantur, yg penting tuh bukan resesi nya karna SEGALA HAL APAPUN GA ADA YG ABADI, TAPI YG IMPORTANT ADALAH BAGAIMANA MENGATASI KEADAAN RESESI DAN MEMPERTAHANKAN PRESTASI, DAN ITU BERHASIL DILAKUKANA MERIKA SEJAK IA MERDEKA HINGGA SAAT INI. SATU DUA KALI JATUH TDK APA2 ASAL CUMA SEBENTAR, DAN ASAL BISA BANGKIT LAGI, SEBELUMNYA JUGA IA PERNAH RESESI TAPI IA BS BANGKIT LAGI HINGGA SKRG MENJADI ADIDAYA NOMOR 1. HEBAT BUKAN? AMERKIA TDK GEMBAR GEMBOR, TAPI HANYA MENUNJUKKAN BUKTI HASIL YG DILAKUKANNYA ADALAH TERBAIK DI DUNIA. :!: :!:
SIKAP OPTIMIS DIDUKUNG PRAKTEK YG ULET DAN BENAR, ITULAH KUNCINYA, BUKAN HANYA IRI HATI DGN NEGARA ORG YG LEBIH MAJU.
setuju ... ntar pasti sistimnya dibenahin supaya gak bisa dirampok ... ntar rampok-nya belajar lebih pinter lagi ... dibenahin lagi ... that's life ... praktek ulet membenahi sistim. hanya sistim yang tidak mengijinkan kritik dan tidak memungkinkan self correction yang akan ditelan sejarah. komunisme jatuh karena itu
saran buat rakyat kecil apa donk...
Jadi klo gitu gak jadi neh nabung uang cashnya, atau pilih investasi beli rumah aja ? :idea: