It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
capedeh
btw gw jadi nyesel baca yang niii... bikin ada yang nyangkut di hati... T_T
buntut-buntutnya .. paling ngadu slangkangan ....
paling gampang gt .... :roll: :roll: :roll:
mau nya luh .... ngantre sana kayak nyank laennya .....
kalo sama gue ya kudu kale ....
Ntar klo taklanjutin aku malah diejek2 lagi... uh... capede...
Boleh gak ceritanya kulanjutkan menurut versiku?
kayaknya menarik tuh.
Boleh, lanjutin aja. Ntar taktambahin lagi ceritanya ngelanjutin punya kamu.
"Please kak jangan beritahu orangtuaku" pintaku sambil tak sadar tanganku memegang tangan kak Amir dan menggoyang2kan, seperti anak kecil meminta sesuatu pada kakaknya.
"Sejak kapan, Rud?" tanya kak Amir menginterogasi.
"Maksud kakak?"
"Sejak kapan kamu suka buka website itu?"
"Gak terlalu sering kak, baru beberapa bulan ini."
"Apa kamu punya cowok?"
"ah gak kok kak, aku cuma sebatas lihat2 web saja, please kak jangan beritahu ortu ku, ya, juga mbak shinta jangan sampai tahu."
"Oke Rud, aku akan rahasiakan semuanya, tapi tentu ada syaratnya!" kata kak Amir.
"Apa kak, jangan aneh aneh kak syaratnya".
"Oh gak berat kok, ini badanku agak pegal, tolong pijitin ya!"
"Pijitin?" tanyaku heran sekaligus gembira dlm hati.
"Iya pijitin aja , gak usah pakai minyak atau balsem, pakai tangan aja." kata kak Amir.
Kemudian kak Amir tengkurap. Aku masih ragu ragu. "Ayo dong pijitin" kata kak Rudi.
"Wah mantap juga pijitanmu Rud" kata kak Amir.
"Sudah kak? " tanyaku, namun berharap kak Amir masih minta dipijit.
"Knapa Rud, capek?"
"Ah gak kok kak".
"Oke deh Rud, cukup aja".
"Waduh kok sudah" gerutuku dalam hati.
"Oke Rud, kamu boleh lanjutin nonton TV" kata kak Amir seraya membalikkan badannya.
Tangannya diangkat dan ditaruh dibawah kepalanya sbg sandaran.
Otomatis terpampang bulu ketiaknya, terhampar begitu indah. Aku tertegun melihat pemandangan indah itu, dan sempat melamun membayangkan dapat menikmati tubuh indah kak Amir.
"Knapa Rud" kata kak Amir membuyarkan lamunanku.
"Ah gak kok, aku mau nonton TV lagi" kataku sambil cepat2 keluar dari kamar kak Amir.
"Eh, sebentar", kata kak Amir.
Tangannya yang lain kemudian mulai menyentuh penisku. Aku jadi merasa agak tegang karena belum pernah ada yang memegang penisku seperti ini. Ia memijit sedikit dan merabanya.
"Tuh kan, udah berdiri tuh", lanjut kak Amir. Ia lalu menarikku sehingga aku tiba-tiba jatuh ke tubuhnya...
Aku berusaha berdiri lagi karena merasa agak malu, tapi kak Amir malah lebih kuat lagi mencengkeram tanganku dan membalikkan tubuhku diatas ranjang. Aku tak berdaya karena tubuhnya kuat sekali, tapi aku tak berkata apa-apa.
Sejenak kemudian tubuh kak Amir sudah berada diatas tubuhku dan ohh... ternyata ia sudah sangat bernafsu.
Sejenak kemudian ia sudah berhasil melucuti pakaianku sehingga aku hanya memakai CD. Setelah itu, ia menindihku sekali lagi.
Ditindih tubuh sexy ini, aku merasa hangat sekali, kulitnya yang mulus, badannya yang padat membuatku tak berdaya merasakan gerakan-gerakan tubuhnya diatas tubuhku. Kak Amir lalu melumat bibirku, dan aku membalasnya sambil meraba-raba pantat dan punggungnya.
Setelah itu, kak Amir memandang wajahku, mataku, sambil menggerak-gerakkan tubuhnya. Oohhh... enak sekali rasanya penisku mulai bergesekan dengan penisnya. Ia lalu tersenyum nakal...
"Gitu aja takut..." bisiknya.
"Ah, kak Amir", sahutku, "Ternyata kakak permainkan aku ya"
"Habis kamu lucu sih", katanya dengan tersenyum.