It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
lanjutan donk
semua bebas menyambung
asalkan tetap konsisten dr awal
"Oughhh...oughhh....", Pak Niko maju-mundur menggarap Doni.
"Aaaaarghhh....," Doni setengah berteriak.
"Holy shiiiiiiit!!!!!" Pak Nikp tak kalah semangat.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jam 08.42.
Pagi yang cerah.
Keduanya masih lelap.
Berpelukan.
udah ngaceng...
turun lagi deh..
maklum..hanya penikmat bokep..
hauahuhaua
Terpaksa aku pergi pulang hari ini soalnya kerjaanku sudah selesai. Malah hari ini aku harus ke kantor di kota A soalnya laporannya ditunggu bosku. Ugh... capek rasanya. Udah mendapatkan tubuh kak Amir, banyak juga aral melintang... hehehehe...
Tapi setidaknya aku jadi horny sekali soalnya udah 'ditempeli' badan kak Amir tapi belum bisa terpuaskan. Jadi hari ini aku agak aneh di kantor, teman-teman kantor sama menanyakan apa yang terjadi padaku karena tidak seperti biasanya aku jadi sedikit pendiam, soalnya jadi teringat kak Amir terus.
Well, sebagai sedikit obat, sore itu aku bergegas pergi ke Gym dengan harapan bisa mengeluarkan sisa-sisa energi 'kegemasan' karena sentuhan-sentuhan kak Amir. Yup, aku pun masuk ke Gym...
Cukup heran juga soalnya Gym hari ini sepi sekali, mungkin hanya ada 4 orang disini, dan kebetulan yang satu orang sudah bersiap pulang. Biasanya disini ada sekitar 20 orang latihan, kebanyakan cowok-cowok yang lumayanlah sebagai pengisi mata sepiku.
Kali ini mataku tertuju di sebuah pojok dimana terdapat tempat bersepeda, seorang cowok yang lumayan cool dan keren. Kemarin-kemarin kita sempat ngobrol. Awalnya aku agak jaim, meskipun terus terang aku merasa tertarik pada cowok ini. Dia berkulit putih, keturunan tionghoa, dengan rambut cepak yang keren. Ada satu yang membuatku terpaku padanya; badannya yang sangat ideal, maklum sering datang fitness.
Aku sering bertemu dia, dan suatu saat kami berbincang. Aku sangat senang bisa berbincang dengan dia, ternyata namanya Raymon. Raymon bekerja di sebuah perusahaan furniture, dan hari-hari ini rupanya dia agak senggang jadi sering ke fitness.
Aku masih ingat, malam itu setelah berbincang-bincang dengan Raymon, aku selalu terbayang terus wajahnya, bodynya, dan terutama... bau badannya yang manly banget, ohh sungguh sexy. Jadi karena aku horny, malam itu aku lanjutkan dengan self service... onani dengan menyebut nama Raymon, ohh Raymon... Kau begitu sexy.
Jadi kali ini aku bertekat, bila si Raymon mau ngobrol lagi sama aku, aku mau berterus-terang kalau aku gay. Mungkin saja ia tertarik juga padaku, lagipula, terakhir bicara padanya ia terlihat agak aneh, seakan ingin dekat-dekat padaku.
"Eh, Raymon"
"Sendirian Rud?"
"Ya, iya lah, biasanya juga gmana. Kamu juga sendiri? Mana cewek kamu, kok gak ikutan?"
"Cewekku?"
"Iya, yg minggu lalu datang sama kamu ke sini?"
"Oh itu, itu Nayla. Sepupuku. Ku masih jomblo kok"
"Ah mana mungkin, Raymon yg cakep atletis gini belom punya cewek."
"Swear, belom punya cewek. Masih cari cari."
"Kamu sih Ray, terlalu pilih pilih."
"Kamu sendiri gak pernah bawa cewek kamu ke gym, Rud. Pasti jomblo juga ya?"
"Ah sok tahu" jawabku agak ketus.
Kemudian kami nge-gym sambil ngobrol ngalor ngidul.
"Eh Rud bisa bantu ku jagain, ku mau angkat beban nih."
"Oke bro, apa sih yg gak buat loe."
"Bentar aku buka kaos aja. Biar lebih bebas."
Raymon kemudian membuka kaos.
OMG, fantastic body dg bulu ketiak yg bikin horny.
Setelah beberapa saat, Raymon selesai.
Kemudian kami duduk duduk. Raymon mengelap badannya pakai handuk.
"Aku bantu mengelap gak, Ray?" godaku sambil menggeser duduk mendekatnya.
"Ah, gak usah, ntar kita dikira pasangan GAY lagi" jawab Raymon enteng.
"Eh kok kamu marah Rud. Jangan jangan kamu ..." Raymon menatapku penuh selidik.
"Jangan jangan aku gay? Itu maksudmu?" aku tanya balik ke Raymon.
"Ah nggak kok becanda, Rud. Jangan marah donk".
"Gak Ray, mana mungkin aku marah sama orang sebaik kamu."
"Tapi misalpun kamu gay, aku tetap temanan sama kamu kok Rud."
"Bener? Ya udahlah aku ngaku. Jujur ya Ray. Aku Gay".
"Hah!!!" Raymon terkejut, cepat cepat ia pakai kaosnya.
Segera kukemasi barang barangku.
"Ray, aku cabut dulu ya. Thanx udah nemani".
"Eh tunggu Rud".
Aku gak mempedulikan Raymon. Segera aku bergegas ke ruang ganti.
Saat aku ganti kaos, Raymon datang. Aku cuekin.
Ia mendekat sambil berkata "Rud, maafin kalau aku salah."
"Gak papa" jawabku singkat.
Raymon juga ganti kaos. Saat kaosnya dibuka, secara refleks aku melihatnya. Ia ganti melihatku. Ia senyum menggodaku sambil membelai dadanya.
Aku masih tertegun melihat tubuhnya yg indah. Raymon masih mengusap usap dadanya dan putingnya.
Oke Ray, loe jual , gw beli.
Gairahku memuncak, aku sudah tidak tahan, otak warasku terkalahkan oleh nafsu. Segera kuterkam tubuh Raymon. Aku gak peduli kalau Raymon menolakku atau tiba tiba ada orang lain masuk ke ruang ganti.
Kupeluk Raymon.
Dan tak kusangka Raymon balas memelukku.
Wah, doyan laki juga kan loe Ray, ledekku dalam hati.
Kucium bibirnya yg merekah (jadi ingat bibir Rezky Aditya).
Sambil berciuman kuselipkan tangan kananku masuk ke boxernya. Memang aku bergerak cepat dan agresif, setelah kemaren kecewa krn kurang agresif dg kak Amir shg gagal terpuaskan.
Raymon menarik tubuhku dan tubuhnya masuk ke kamar mandi, masih dalam posisi berpelukan dan berciuman.
Aku segera berjongkok di hadapannya.
Raymon terkejut tapi diam saja, saat kupelorotkan boxer dan celana dalamnya.
Nafsuku sudah sampai di ubun ubun.
Segera kumasukkan penis Raymon yg setengah tegang itu ke dalam mulutku.
Jilat, hisap, kulum, hisap kuat. Aku pengen sekali merasakan pejuh, sebab kemaren kecewa belum mendapat pejuh kak Amir.
Kukocok penis Raymon dg cepat.
Beberapa menit kemudian penis 18 cm itu menyemprotkan pejuh ke mulutku. Betapa banyak hingga luber keluar mulut.
"aghh...." teriak Raymon kelojotan.
Raymon puas, namun aku lebih puas karena pengalamanku pertama minum pejuh.
Segera aku keluar dari kamar mandi sedangkan Raymon masih di dalam kamar mandi.
Aku ambil handuk di tasku. Aku menuju ke kamar mandi lain.
Ketika jalan, berpapasan dg wira (instruktur gym).
"Hai Rud, ceria amat kelihatannya" sapanya sambil mengerlingkan mata kepadaku.
"Ah biasa aja kok, Wir" jawabku.
Jangan2 dia tahu yg kuperbuat dg Raymon tadi, pikirku agak takut.
Aku masuk ke kamar mandi lain, membersihkan badan.