It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Al masih belajar juga.. Heheh
Makasih ya udah ngingetin
Al nya lagi banyak tugas krna mau uts..
Tapi i allah nyempetin upload ceritanya...
@lulu_75 @gelandangan @cevans @o_komo @awi_12345 @bayu15213 @gravitation @Aurora_69 @Cleisso @Gabriel_Valiant juga @Riyand
Minggu lalu semua siswa/i kelas VII&VIII di kumpulkan, dan di beri pengumuman bahwa akan ada acara perkemahan diluar sekolah, perkemahan ini di maksudkan untuk pendekatan antara kelas VII dan kelas VIII. Jadi prosedurnya adalah semua siswa dibagi jadi beberapa kelompok, dan di dalam kelompok itu anggotanya campuran. Aku berada di kelompok 15, disana semuanya siswa putra dan di kelompokku ada beberapa siswa kelas VIII. Untung aja di kelompokku gak ada si Kak Ardit, tapi gak untung juga karena Arsya tidak satu kelompok sama aku. Perkemahan akan diadakan 2 hari lagi. Semua siswa sedang sibuk mempersiapan perlengkapan buat kemah nanti. Tempat perkemahan katanya di tebing gunung dan gak terlalu jauh dari sekolah. Kak Erwan jadi salah satu panitia di perkemahan nanti. Panitianya terdiri dari beberapa anggota osis dan juga dibantu oleh beberapa guru. Beberapa kali aku diajak oleh anggota kelompokku buat kumpul mendiskusikan persiapan kemah nanti. Namun aku heran karena ada anggota kelompokku yang gak pernah ikut kumpul, kalau gak salah namanya adalah Reksa. Entah dia yang mana, tapi kayaknya dia kelas VIII. Di kelompokku aku kebagian bawa tikar untuk alas tidur nanti. Kita mendapat pinjam tenda di sekolah tetangga, karena tenda sekolah kita di pakai untuk para panitia dan juga guru. Di kelompok kita ada dua tenda, tenda satu buat kelas VII dan satunya lagi untuk kelas VIII.
Hari perkemahan sudah tiba, semua siswa/i berkumpul di lapangan, aku datang dengan membawa beberapa keperluan untuk nanti di perkemahan, aku melihat Arsya baru saja datang dan menghampiriku.
“Kamu bawa apa aja, Al?” Tanya dia ketika tepat di hadapanku.
“Keperluan buat nanti aja”
“Bawa makanan?”
“Ada, tapi gak banyak. Hehehe”
“Tenang, aku bawa makanan banyak untuk kita berdua”
“Berdua?” Tanya ku dan dia hanya menganggukan kepala. Tak lama setelah percakapanku sama Arsya, Kak Erwan datang dan mengintruksikan semua siswa berbaris di lapangan sesuai dengan kelompoknya. Aku berdiri dengan kelompokku dan berdiri paling depan. Katanya kalau di pramuka, yang paling tinggi berdiri di depan. Entah itu peraturan dari mana, tapi aku hanya menurut saja. Kak Erwan mengabsen kita satu persatu, dan dikelompokku ada orang yang belum datang, yaitu si Reksa, yang gak pernah ikut diskusi dengan kelompok untuk persiapan nanti. Pas di absen tadi katanya dia nanti bakalan nyusul ke tempat perkemahan karena ada urusan dulu sama salah satu guru.
“Baiklah sebentar lagi, kendaraan yang akan membawa kita akan datang, semuanya bersiap, jangan sampai ada yang ketinggalan. Semua ketua sangga harap memperhatikan semua anggota nya” Ucap Kak Erwan. Kami semua hanya mengangguk. Tak lama kendaraan yang akan mengangkut kita datang. Itu 2 buah truk besar, karena jarak tempat perkemahan gak terlalu jauh jadi kita menggunakan truk.1 truk untuk siswa dan 1 lagi untuk siswi, entah itu muat atau tidak tapi yang pasti itu akan menjengkelkan. Aku adalah salah satu siswa yang gak suka saat saat nanti naik truk, pastinya nanti akan desak-desakan, dan pasti panas. Kami semua satu per satu naik ke truk itu, semua siswa sudah masuk ke truk kecuali beberapa orang dan salah satunya adalah aku. Aku masih berada di tempat aku berdiri karena pada dasarnya aku gak mau naik truk itu. Bukannya sombong atau manja, tapi liatnya saja sudah bisa aku bayangkan itu bakalan melelahkan.
“Gimana dong, Pak? Tersisa kita berdua” Tanya Arsya ke Pak Teguh, salah satu guru yang jadi panitia.
“Kalian berdua tenang, nanti Pak Adi akan bawa mobil, nanti kalian ikut sama dia saja” Ujarnya kepadaku dan Arsya. Semua orang di sekolah sudah berangkat menuju tempat perkemahan kecuali Aku, Arsya juga beberapa guru yang sengaja nunggu kami berdua, di takutkan kami berdua akan kabur dan gak ikut kemah.
Tak lama Pak Adi datang dengan mobilnya dan berhenti di depan kami semua. Pak Adi keluar dari mobil dan menyalami kami semua sekaligus meminta maaf atas keterlambatannya. Pak Teguh menjelaskan ke Pak Adi supaya dia mau membawa aku dan Arsya bersama di mobilnya karena kami berdua gak kebagian tempat di truk juga gak kebagian tumpangan motor. Pak Adi sama sekali gak keberatan, dan menyuruh aku dan Arsya untuk naik ke mobilnya. Aku melihat kearah mobil bagian depan, dan melihat ada seseorang yang duduk disana, namun aku gak begitu jelas melihatnya karena kaca mobil Pak Adi berwarna gelap. Aku masuk ke pintu belakang begitupun Arsya. saat kami berdua sudah duduk manis di kursi, Aku dan Arsya sangat kaget, karena orang yang duduk di kursi depan adalah si Kak Ardit. Kak Ardit menoleh kebelakang, dan dia memberikan senyuman nya padaku, hanya padaku. Bahkan dia seolah tak melihat sosok Arsya di sampingku. Aku yang ingat akan kelakuannya yang sudah mempermainkanku hanya tersenyum sinis sama dia dan memalingkan mukaku ke arah luar kaca mobil. Tak lama Pak Adi masuk mobil dan tanpa banyak basa basi mobilpun berangkat.
Selama di perjalanan tak banyak yang kami bincangkan, kami saling diam meski kami saling mengenal satu sama lain. Tak lama kamipun sampai di tempat perkemahan yang ternyata di lereng sebuah gunung. Kita harus masih berjalan kaki sampai ke tempat perkemahan, karena jalanan tidak memungkinkan untuk sebuah mobil bisa masuk. Aku turun dengan membawa ransel yang dari rumah aku bawa. Disamping kananku ada Arsya, dan di samping kiriku ada Kak Ardit. Aku tidak terlalu menghiraukan Kak Ardit karena aku masih kesal sama dia. Kita lanjutkan perjalanan hingga tiba di tempat perkemahan, disana sudah banyak siswa/i yang mendirikan tenda, aku berpisah dengan Arsya dan menghampiri kelompokku. Disana sudah terbangun sebuah tenda meskipun belum berdiri tegak sempurna. Aku menaruh tasku dan membantu mereka. Aku menoleh kearah Arsya dan dia juga ternyata sedang menatap kearahku. Aku tersenyum padanya dan dia membalas senyumanku.
Tak butuh waktu lama buat mendirikan tenda, selanjutnya aku membuat tungku pembakaran di belakang tendaku untuk memasak nanti. Setelah semuanya selesai, satu persatu anggota kelompokku masuk ke tenda yang cukup besar ini. entah gimana nanti kita akan tidur, namun yang pasti aku gak bakalan bisa tidur. Karena aku tak terbiasa tidur dengan orang lain, terutama aku tidur dengan para cowok-cowok semua yang pastinya mereka gak bakal bisa diem kalau tidur,aku ngebayangin nanti ada yang ngorok, ngigau dan lain sebagainya. Aku gak bisa melewati semua itu. Tapi aku harus mencobanya.
Lanjut...
kamu sama arsya yang akur ya.
...
G tw klo Erwan
Lanjut...