Prolog
Cinta adalah sebuah perasaan yang diberikan oleh tuhan kepada manusia untuk saling memahami, saling memiliki, saling menjaga dan juga saling pengertian. Cinta juga tak dapat dipaksakan, cinta hanya dapat berjalan apabila kedua belah pihak ikhlas, tidak mementingkan diri sendiri, tahu maksud dari pasangan, dan yang paling penting saling mengisi kebersamaan dengan kejujuran.
Sebelumnya perkenalkan aku Al Erwandha, umurku oktober nanti genap 22 tahun. Aku tinggal di salah satu kota di jawa barat, aku anak pertama dari 4 saudara, ke tiga adik ku semuanya perempuan, saat ini aku sudah bekerja di salahsatu dept. Store terkemuka di Indonesia, mungkin itu perkenalan singkat dariku, karena aku sudah tak sabar ingin berbagi kisah yang ku alami sejak bertahun-tahun lalu, saat semua orang mengenal arti cinta dan aku buta karenanya..
Cerita ini fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, karakter, tempat dan waktu itu hanya ketidak sengajaan dan cerita ini hanya sebagai hiburan semata.
Happy reading
bro
@balaka , mba'
@Wita , bro
@lulu_75 , bro
@Hato , bro
@Monster_Swifties , bro
@hyujin , bro
@sasadara , bro
@centraltio , bro
@fallyandra_07 , bro
@Urang_Tap1n , bro
@yadi212, bro
@kim_juliant27 , bro
@ken89 , bro
@NanNan , bro
@Ndraa , bro
@ularuskasurius , Bro
@RereLiem28 , Bro
@SteveAnggara , bro
@boy , bro
@andrean20 , bro
@Raenaldi_Rere , mbak
@Watiwidya40Davi , bro
@kvnandrs6 , bro
@abyyriza , bro
@DItyadrew2 ,
@Mami100C , bro
@raka rahadian , bro
@alvin21 , bro
@rama_andikaa , bro
@gelandangan, bro
@susukucing , bro
@bagastarz , bro
@omega_z , bro
@arieat , mbak
@gadismanis2010 ,
@Akang_Cunihin , bro
@touch , bro
@hendra_bastian . bro
@new92 , bro
@prasetya_ajjah , bro
@gravitation , bro
@Otsutsuki97S , bro
@restu648 , bro
@Adiie , bro
@teknikteknik , bro
@WYATB , bro
@bi_men , bro
@be_double , bro
@2mocin , bro
@akhdj , bro
@dodielycious , bro
@Dannamaku84 , bro
@ngehaha , bro
@vanilla_latte25 , bro
@rulli arto , bro
@cabemerah , bro
@kikyo , bro
@yansah678 , bro
@jksty , bro
@asik_asikJos , bro
@handikautama , bro
@Adieestu , bro
@abbyy , bro
@marul , bro
@joenior68 , bro
@lucifer5245 , Bro
@ebi_ura , Bro
@soratanz , Bro
@rk_sendiri , Bro
@marobmar, bro
@adhiasmoro1 , sista
@febyrere , bro
@Black_Red , bro
@Rajin , bro
@ramadhani_rizky , bro
@andy_nugraha , bro
@jjk_mod_on , bro
@siluetz , bro
@arhies , bro
@eljo , sista
@Rhein.a , bro
@Yangmerindu , bro
@awi_12345 , bro
@Riyand , bro
@cevans , bro
@dimaspranata42 , bro
@eshanadhikajaya13 , bro
@Arrrrdi , bro
@QudhelMars , bro
@dimaspranata42 , bro
@Wpeee , bro
@vELo , bro
@banaaaaanaaaa , bro
@locokol . bro
@Yadim6595 , bro
@R11_4DI , bro
@LostFaro , bro
@Satria91 , bro
@Abdulloh_12 , bro
@abuabutoska
PART 1. Siapa dia?
Kisah ini berawal saat aku pertama masuk sekolah di salah satu MTs (setara SMP) di dekat tempat tinggalku, saat itu aku tak mengenal satupun siswa baru karena dari sekolah asalku (SD) hanya aku yang daftar di MTs. ini. Uniknya adalah pada saat itu aku baru pertama kali melihatnya dan entah kagum atau apa, aku menyukainya, melihatnya dari atas sampai bawah, ku lihat rambutnya yang berkilap karena memakai gel rambut tertata rapih, matanya yang bulat dengan alis yang tebal, hidung yang dengan gagahnya menyempurnakan keindahan wajahnya, bibir merah dengan ketebalan yang sempurna, dengan tegapnya dia berjalan sambil tertawa dengan teman-temannya, mungkin mereka satu sekolah dulunya, aku benar-benar terpana melihatnya, aku saat itu berdiri di depan ruangan tempat para guru, karena di atas pintunya tertulis nama Ruang Guru, kemudian ada seseorang yang mengusikku.
“hai dek” tanya orang tersebut. Aku menoleh padanya dengan tatapan merasa terganggu, namun pas ku lihat wajahnya aku kaget, ku taksir umurnya sudah kepala enam, rambutnya putih sedikit aku lihat dari bagian yang tak tertutupi pecinya, ku lihat janggutnya juga putih, siapa dia? Tanyaku dalam hati, pakaiannya tak terlihat seperti guru atau kepala sekolah, ah mungkin dia penjaga sekolah. “dek, kamu kenapa?” tanya dia lagi karena melihatku melamun.
“tidak, kek” jawabku, kupikir manggil dia kakek tidak salah, karena dia emang terlihat tua, mungkin seumur kakek ku.
“kamu murid baru?” tanya kakek itu
“ia, kek. Kakek penjaga sekolah disini ya?” tanyaku dengan polos
“kamu dari sekolah mana?” tanya dianya balik, tanpamenjawab pertanyaanku, jadi ku anggap dia benar penjaga sekolah. Dia penjaga sekolah yang interogativ menurutku, untuk apa dia tanya-tanya tentang ku, emang apa urusan dia, huh
“aku dari SD xxx, kek” jawabku dengan malas, aku gak mau banyak ngobrol dengan orang ini, karena aku fikir nantipun bisa membahas masalah itu jika aku sudah resmi sekolah disini. Aku melirik ke arah seseorang yang tadi aku perhatikan, tapi dia gak ada. Kemana dia?
“nama kamu siapa?” tanya kakek itu lagi, aku mulai kesal sama kakek itu, karena gara-gara dia orang yang dari tadi mengalihkan duniaku sekejap sudah menghilang entah kemana, aku mengedarkan pandanganku sekeliling, tapi dia tidak ada.
“Al, kek” jawabku dengan singkat kemudian pergi meninggalkan kakek itu tanpa pamit.
Comments
Tak lama para panitia MOPD (Masa Orientasi Peserta Didik) atau terkenal dengan MOS (Masa Orientasi Siswa) masuk kedalah aula, jumlahnya tak banyak ada sekitar 8 orang, dengan 3 orang cowok diantaranya, aku tak terlalu memperhatikan mereka semua,yang aku perhatikan hanya satu orang dari mereka, cowok yang ku pikir dia adalah ketua pelaksana dari kegiatan ini, badannya kurus, kulitnya putih, ada sedikit kumis tipis di wajahnya dan dia terlihat berwibawa dengan wajah tegasnya.
“Assalamu’alaikum” ucap ketua pelaksana itu, dan kami semua menjawab salamnya. “selamat pagi, dan selamat datang untuk kalian semua para peserta didik baru di kampus MTs.xxx , sebelumnya perkenalkan nama kakak Hendra” ucap cowok bernama Hendra itu. “kakak disini sebagai ketua pelaksana dan kakak harap kalian semua bisa mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir dengan baik, dan juga bisa mengikuti semua peraturan yang sudah di tetapkan” lanjutnya. Dia sedikit melihat ke arah luar entah apa yang dia lihat akupun tak menghiraukannya. “sekarang akan kakak perkenalkan nama-nama panitia disini, dari yang paling ujung terlebih dahulu” diapun menyebutkan nama-nama panitia yang berada di samping kanan-kiri nya mulai dari yang paling kanan, dan ku tahu semua nama-nama mereka akhirnya, ada Kak Yuli, Kak Irma, Kak Deded, Kak Erwan, Kak Adi, Kak Rani, dan Kak Yusi. Tak lama datang 3 orang lagi dengan sigap salah satu dari mereka membisikan sesuatu ke Kak Hendra, dan Kak Hendra hanya manguk-mangguk. “baiklah, ini 3 orang lagi panitia yaitu Gilang, Angga, dan Shinta” Ucap Kak Hendra. “sekarang kalian semua berdiri” kamipun menurut dan berdiri “kalian akan di bagi menjadi 10 kelompok dimana 1 kelompok akan ada 14-15 orang, dimulai dari barisan paling depan kalian berhitung dari 1-10 lalu kembali lagi ke itungan 1, dan begitu seterusnya, kalian faham?”
“faham, kak” ucap kami serentak, kamipun mulai berhitung hingga paling ujung yaitu aku. Aku dapat nomor 7. Itu berarti kelompok 1-7 akan ada 15 orang dan 8-10 hanya ada 14 orang.
“baiklah, yang dapat nomor 1 silahkan keluar ikut sama kak Yuli ke lapangan, simpan barang kalian di satu tempat yang sama, karena kita akan upacara pembukaan terlebih dahulu” perintah Kak Hendra, kelompok demi kelompok pun keluar, begitu tiba kelompokku, kelompok 7 dengan pembimbing Kak Erwan. Akupun menaruh tasku dan keluar, namun pas aku akan memakai sepatuku, aku lihat seseorang yang tadi pagi tak luput dari pandanganku, dia keluar bareng kelompok 7? Berarti dia satu kelompok sama aku?
“Hei, kalau ngelamun jangan disini, ngalangin yang mau keluar” ucap seseorang yang mengganggu pandanganku, aku menoleh ke orang itu dengan tatapan tak senang, lalu aku segera memakai sepatu dan pergi meninggalkan orang tadi, siapa sih, ganggu aja gerutuku dalam hati. Aku melangkahkan kaki menuju lapangan, dan ikut barisan di kelompokku, karena aku paling tinggi disini, bukan sih ada yang lebih tinggi dariku, dan dengan seenaknya dia nyuruh aku berdiri dibelakangnya, maka aku berdiri di barisan paling belakang. Aku mengedarkan pandanganku mencari sosok tadi tapi di barisan kelompokku tidak ada dia,kemana dia?
“kamu kenapa? Kamu sakit?” tanya nya dengan nada khawatir. Aku sedikit menoleh padanya, ternyata dia Kak Erwan, pembimbingku
“enggak kok, kak. Hanya sedikit pusing aja” jawabku.
“ya sudah, yuk kamu ikut ke UKS”
“baik kak” ucapku, mungkin ini akan lebih baik, dari pada aku mati berdiri karena kesalahanku yang menganggap kepala sekolah atau bahkan ketua yayasan itu sebagai penjaga sekolah.
Aku mengikuti langkah Kak Erwan menuju ruang UKS yang berada di belakang mesjid, at least aku gak akan jadi pusat perhatian karena keluar barisan. Tiba di UKS aku membaringkan tubuhku di atas kasur berwarna putih. Ruang UKS ini berukuran kecil, tapi rapih sehingga tidak membuatnya sumpek.
“kamu istirahat aja dulu disini, nanti kalau kamu udah baikan, kamu bisa langsung gabung lagi ke lapang. Bentar lagi upacara selesai ko” ucap Kak Erwan kemudian pergi meninggalkanku sendiri di ruangan ini.
Aku memejamkan mataku berharap bisa lebih tenang dan tidak memikirkan hal yang terjadi tadi pagi ketika aku menganggap kepala sekolah itu sebagai penjaga sekolah. Tak lama aku mendengar suara langkah kaki seseorang yang datang kesini.
“kamu sakit apa?” tanya orang tersebut yang pastinya dari suaranya ku tebak dia seorang wanita. Aku membuka mataku dan melihat seseorang wanita dengan membawa minum teh hangat dan juga roti di tangannya. Dari name tag yang dia pakai aku bisa tahu bahwa dia bernama Nurul, tapi tadi aku gak melihatnya di jajaran panitia, terus dia siapa dan berperan sebagai apa disini? “Kamu baik-baik saja kan?” tanya dia kembali, karena aku tidak menjawab pertanyaannya tadi
“eh, aku hanya sedikit pusing, Kak” jawabku agak kikuk
“ini aku bawakan kamu teh manis hangat dan juga roti, mungkin kamu belum sarapan tadi pagi”
“iya, Kak makasih” ucapku sambil bangun dari posisi tidur menjadi duduk, dan mengambil teh dan roti itu. “gimana aku bisa sarapan,tadi aja jam 6 aku harus sudah ada disini, mana keburu, Kak?” eluhku
“ia aku ngerti kok. Makanya kamu makan ini sekarang, biar kamu agak baikan”
“ia, Kak” akupun memakan rotinya dengan lahap, karena memang aku lapar pada saat itu
“Nama kamu siapa?”
“Aku Al, kak” jawabku dengan masih mengunyah roti
“Aku Nurul”
“ia, Kak. Aku sudah tahu”
“Darimana kamu tahu?”
“Tuh” sambil menunjuk nametag di baju sebelah kanan nya
“ah, iya juga” ucapnya sambil tersenyum. Kalau dilihat,ka Nurul ini cantik, kulitnya putih, hidung mancung, kayak ada campuran arab-arabnya gitu,senyumnya manis lagi.
“Kakak disini bagian apa?” tanyaku
“aku panitia”
“Kok, tadi aku tidak melihat kakak di aula?”
“tadi aku sama panitia yang gak kebagian tugas pembimbing, menyiapkan persiapan upacara, jadi gak ikut kenalan di aula”
“oh, pantesan” jawabku sambil menyeruput teh manis hangat yang tadi ku terima. “kok Kakak bisa tahu aku disini?”
“Tadi Erwan ngasih tahu bahwa ada peserta yang sakit dan memintaku membawakan makanan sama minuman itu buat kamu, karena disini aku bagian P3K”
“ouh”..
thx for MengSiong
Tunggu ya @lulu_75 @gelandangan @cevans jangan lupa like yaaa
@JosephanMartin @Aurora_69 @o_komo @okki @denfauzan @3ll0 @Yirly @QudhelMars @Abdulloh_12 @RifRafReis @abyyriza @Chu_Yu7 @StevenBeast @RenataF @hananta @Rars_Di @wisnuvernan2 @adammada @yogan28 @Algibran26 @arifinselalusial @Adi_Suseno10 @Apell @Mr27 @ryanadsyah @Firman9988_makassar @Reyzz9 @jose34 @vane @kunnnee @AvoCadoBoy @Satria91 @bayu15213 @RinoDimaPutra @alfan_Fau @yandiChan @happyday @farrel_pratama
Setelah kemarin keluar dari UKS, aku langsung gabung di kelompokku, dan ternyata benar, orang yang aku perhatikan dan aku cari-cari satu kelompok dengan ku, sangat senang rasanya bisa satu kelompok dan kita saling berkenalan. Di kelompok ku ada 9 orang cewek dan sisanya cowok, aku tak bisa mengingat nama mereka satu persatu, tapi aku bisa hapal wajah mereka, yang aku kenal di kelompokku hanya Anisa, Nissa, Resti, Dadan, Ahmad, Sidik, sama orang yang mengganggu fokusku hari itu namanya Arsya. Hanya mereka yang aku tahu namanya karena mereka yang banyak bicara dan keluarin ide ide untuk buat yel-yel kami kecuali Arsya, dia lebih banyak diam, kenapa aku mengenalnya? Karena dia yang aku cari-cari.
Hari kedua ini di isi dengan banyak permainan dan juga pemaparan dari beberapa guru disana, kegiatannya lumayan seru dan gak ngebosenin, tapi aku sedikit kecewa, karena selama kegiatan berlangsung, aku tidak punya kesempatan buat ngobrol atau bahkan deket sama si Arsya, karena temannya si Dadan dari tadi melototin aku terus. Masih ingatkan seseorang yang bentak aku pas di hari pertama karena aku lama pakai sepatu? Nah dia orangnya. Nyebelin kan.
“Baiklah, sekarang kita masuk lagi ke aula untuk istirahat dan makan makanan yang kalian bawa tadi” ucap Kak Hendra
Kami semua langsung masuk ke Aula dengan berbaris di mulai dari kelompok 1 sampai akhir. Di aula kami disuruh duduk melingkar hingga bagian tengah aula kosong. Aku duduk di dekat tiang penyangga dan bersebrangan dengan si Arsya, nyesek emang hanya bisa lihat dia dari kejauhan.
“Al, kamu sakit lagi?” tanya seseorang yang aku kenal suaranya
“Enggak, Kak” jawabku ke Kak Erwan
“dari tadi aku perhatiin kamu diem aja, dan pandangan kamu tertuju pada satu titik, siapa yang kamu lihat?” tanya Kak Erwan lalu duduk di sampingku sebagai pembatas antara kelompok ku dengan kelompok yang lainnya.
“Enggak kok Kak, aku baik-baik saja” aku perhatiin, kak Erwan ini baik juga, perhatian lagi.
“ya udah, tuh makanan nya di makan jangan hanya di diemin, entar aku makan lo” ucapnya sambil tersenyum
“Kak Erwan mau?” tanyaku sambil menyodorkan lontong yang aku bawa dari rumah, tanpa menjawab Kak Erwan memakan Lontong yang aku sodorkan padanya, tentunya aku sudah mengupasnya, aku kaget saat semua orang melihat ke arah kami dan mereka pada nyorakin dan nge cie-cie in, mukaku langsung merah saat itu juga, malu bukan main, aku kan hanya berniat memberikan lontong itu, bukan menyuapi Kak Erwan. Aduh turun deh pasaran aku. Aku langsung menaruh lontong itu dan tertunduk malu, si Kak Erwan hanya ketawa. Aku melihat ke arah si Arsya, dia tersenyum melihatku tapi orang disekitarnya malah ketawa ketiwi, sungguh aku malu sekali. Aku benar-benar bete sama suasana kayak gini.
“kamu marah ya, Al?” tanya Kak Erwan karena melihat muka ku yang cemberut. Aku hanya menggelengkan kepala dengan cepat tanpa melihat ke arahnya.
Kejadian tadi berlalu begitu saja, setelah selesai makan kami disuruh istirahat dan di minta untuk buat yel-yel. Di kelompokku Anisa paling semangat membuat yel-yel, diapun sedari tadi terus ngedeketin si Arsya, aku kesel liat dia terusan nempel di samping si Arsya, si Arsyanya sendiri diem-diem aja, makin keselkan aku. Aku mutusin buat pergi ke toilet daripada lihat si Anisa nempel-nempel sama si Arsya.
“kamu mau kemana, Al?” tanya seseorang saat aku mau meninggalkan kelompokku, aku tahu itu suara siapa. Aku berbalik dan melihat semua anggota kelompokku menatap kearahku, aku mencari sosok yang bertanya tadi, si Dadan.
“maaf, aku mau ke toilet dulu” jawabku langsung pergi meninggalkan mereka semua.
“Hei, Lo anak baru ya?” tanya salah satu dari mereka.
“Iya, Kak” jawabku sambil menundukan kepala, karena emang pada dasarnya aku pemalu dan gak berani menatap mereka satu persatu.
“tadi gue lihat Lo suapin si Erwan kan?”
“Iya, Kak. Eh enggak Kak” jawabku kikuk, mereka tanya seolah mereka marah sama aku, karena nada bicara mereka tinggi dan menyeramkan. “Permisi, Kak” aku melewati mereka menuju toilet dan masuk salah satu bilik dan mengunci pintu itu dari dalam, aku takut kalau mereka macam-macam sama aku. Aku langsung saja pipis disitu, karena emang pada dasarnya aku pengen pipis. Selesai itu aku hendak keluar dari bilik itu, tapi pintu nya gak bisa di buka padahal kuncinya sudah aku buka, aku coba lagi tetep gak bisa. Aku gedor-gedor dan teriak semoga ada orang yang bisa bantu aku buka pintu ini, tapi sekian lama aku berteriak, gak ada satupun orang yang datang sampai aku capek sendiri. Aku putuskan untuk duduk di kloset duduk, nunggu seseorang masuk ke toilet dan aku akan minta bantuan sama orang itu.
Aku ketiduran di bilik toilet ini sampai ada seseorang yang ku dengar manggil-manggil nama aku, aku tak tahu itu siapa yang jelas pasti dia mencariku karena aku lama gak balik ke aula.
“Al, kamu ada di dalam?” ucap orang itu
“iya, siapapun itu bantu aku buka pintu ini, pintu ini terkunci dari luar”
“iya, sebentar”, lama aku tak dengar suaranya lagi, hingga terdengar suara ceklek, tanda kunci di buka pintupun terbuka dengan lebar dan aku melihat si Arsya berdiri di hadapanku dengan tatapan khawatirnya, aku hanya tersenyum melihatnya dan keluar dari bilik itu.
“Makasih, ya” ucapku tak berani menatapnya, aku tak mau dia tau kalau saat ini jantungku sedang berdetak kencang, mukaku merah dan aku gugup.
“kamu kenapa bisa terkunci disini? Tadi aku khawatir karena kamu gak balik-balik ke aula. Kamu gak apa-apa, kan?”
Dia khawatirin aku? What? Aduh senangnya
“Al, kamu gak apa-apa, kan? Aku gak mau sampai anggotaku kenapa-napa, nanti aku sebagai ketua kena marah lagi sama panitia” lanjutnya, yang bikin aku kecewa, ternyata dia gak benar-benar khawatirin aku, dia hanya khawatir dia sampai di marahin panitia.
“aku gak apa-apa, kok” lantas pergi meninggalkannya, bodohnya aka karena sudah ke geeran. Dia lalu mengikutiku dari belakang dan kami masuk ke aula kembali. Di aula sedang ada kegiatan adu yel-yel, yang di depan ada dari kelompok 4, berarti ada 2 kelompok lagi yang akan tampil sebelum kelompokku, tapi aku belum mengetahui apa yel-yel kelompok ku.
“kemana aja,Lo?”tanya si Dadan saat melihat aku gabung dan duduk di kelompokku
“Wc” jawabku singkat, aku malesharus ladenin dia soalnya dari kemarin dia bikin aku kesel terus.
“nih lirik yel-yel kita” Ucap Anisa sambil ngasih sebuah kertas berisi lirik yel-yel kelompok kita.
Acara demi acara aku lalui dengan biasa saja tidak ada yang menarik, di setiap harinya ada saja sesuatu menimpaku, mulai dari terkunci di Wc, kehilangan sepatu di aula, ada kecoa di tasku dan lain sebagainya. Tapi aku lalui itu semua dengan tanpa menghiraukan siapapun, aku malas dengan semua ini, untung saja ada si Arsya yang bisa membantu aku melupakan semuanya hanya dengan menatapnya saja.
Di hari terakhir MOS, para peserta baru di suruh hadir agak sorean karena kami semua akan menginap disekolah sebagai tanda bahwa kami telah di terima di sekolah ini, lucu memang, selama aku ikut kegiatan MOS, aku tidak punya teman dekat sama sekali, aku memang lebih senang sendiri dan menikmati duniaku tanpa gangguan dari siapapun. Oh iya, masih ingat tentang kepala sekolah yang aku anggap penjaga sekolah?
“Assalamu’alaikum” ucapku sambil mengetuk pintu ruangan kepala sekolah
“wa’alaikum salam” jawabnya dari dalam. Aku sedikit membuka pintu dan menoleh ke dalam. Disana ada orang tua yang sedang duduk membaca sesuatu, sepertinya sebuah laporan.
“Saya boleh masuk, Pak?”
“Iya, silahkan” aku masuk dengan perasaan yang gugup sekali, aku duduk di kursi depan meja beliau.
“Ada apa, Al?” tanya dia, dia masih ingat namaku??
“saya kesini mau minta maaf,Pak. Atas kejadian kemarin pagi yang saya kira bapak adalah penjaga sekolah,eh tahunya bapak adalah kepala sekolah sekaligus ketua yayasan di sini” jelasku
“kenapa kamu harus minta maaf?” tanya nya yang membuat aku bingung sendiri
“sa..saya...” belum sempat aku melanjutkan kalimatku, beliau berdiri dan
“kamu gak perlu minta maaf, kamu memang benar saya adalah penjaga sekolah ini, semua warga sekolah ini memang harus menjaga sekolah ini, kan?” jelasnya yang buat aku tercengang, sepertinya dia nyindir aku deh.
“tapi, pak?”
“sudahlah, kamu tidak perlu mempermasalahkan ini lagi, toh kamukan tidak tahu. Ini harus jadi pembelajaran buat kamu bahwa jangan pernah menilai orang dari penampilannya, kamu harus bisa melihat seseorang secara keseluruhan baru kamu bisa menjudge orang tersebut. Dengan melihat kamu datang kesini dan berani meminta maafpun, saya sudah senang dan merasa bahwa kamu punya pribadi yang bertanggung jawab dan berani mengakui kesalahanmu” ujernya. Aku menonggakan kepala dan tersenyum. Aku merasa lega karena kepala sekolah ini sama sekali tidak marah sama aku, huh
“terima kasih, Pak. Ya sudah saya permisi dulu karena harus melanjutkan kegiatan MOS. Saya bangga punya kepala sekolah seperti bapak” sambil tersenyum aku mengulurkan tangan hendak mencium tangan kepala sekolah, lalu aku melangkahkan kakiku keluar dari ruangan beliau.
#flashback off
Tunggu kelanjutannya yaaa...