BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Semua Tentang Kita

17810121317

Comments

  • Tiba di suatu tempat yang aku tak tahu dimana, dia menyuruh aku berhenti dan menunggunya, di sela menunggu aku mendengar suara-suara aneh seperti suara longlongan anjing, suara burung hantu dan suara-suara menyeramkan, sayup-sayup aku dengar ada yang berteriak ketakutan, disusul dengan suara kedua dengan sama ketakutannya. 2 suara teriakan itu semakin jelas di telingaku, aku mulai panik karena aku gak tahu apa yang sebenarnya terjadi, saat aku ingin melepas ikatan di kepalaku, ada seseorang yang menahannya.
    “Kamu jangan buka, nanti kamu dihukum” ucap orang itu yang gak aku kenal suaranya. Aku kemudian mengurungkan niatku membuka ikatan itu. Aku terus diam, selanjutnya ada instruksi menyuruh kami duduk di tempat kami berdiri. Akupun mengikuti instruksi tersebut. Kemudian terdengar beberapa orang berlarian entah kemana, 2 suara teriakan itu terasa semakin jauh entah kemana, kemudian suasana menjadi hening. Tak ada lagi suara-suara menyeramkan tedengar.
    Kemudian seseorang dengan terdengar melangkah ke suatu sudut di antara kami, kemudian dia mulai bercerita, dia menceritakan tentang kisah-kisah sedih, mulai dari dosa-dosa yang pernah kita lakukan, terus membayangkan kalau sampai kedua orang tua kita meninggal, di tengah omongannya banyak para siaswa/i yang menangis bahkan sampai menjerit, aku sendiri merasakan kesedihan di hatiku, aku meneteskan air mata terutama pas orang tadi bilang orang tua kita meninggal dunia sedangkan kita masih banyak kesalahan pada mereka.
    Mungkin ini semacam acara introspeksi diri, setelah semuanya cukup tenang, kami diperbolehkan untuk membuka ikatan penutup mata kami masing-masing. Dan akupun membukanya, dan yang pertama aku lihat adalah wajah seseorang yang akhir-akhir ini berada di fikiranku, orang yang selalu membuat aku jengkel karena kelakuannya namun juga yang selalu membuat ku tak bisa untuk tak melihatnya. Dia membuka penutup matanya dan perlahan membuka matanya, aku perhatikan setiap inci dari wajahnya, alis tebalnya, matanya, hidung mancungnya dan juga bibirnya yang dulu mencuri ciuman pertamaku dan karena itulah aku jadisering memikirkan sosoknya meskipun aku tahu dia menciumku hanya karena sebuah taruhan konyolnya. Rasa marah dan benciku sama dia sedikit sudah berkurang, aku memang orang yang gak bisa lama untuk benci pada seseorang. Dia menatapku dan tersenyum manis. Aku seketika kikuk dan menghadapkn tubuhku ke arah orang yang tadi membuat kita semua menangis.
    Aku baru sadar bahwa kita semua berjajar membentuk lingkaran di tengah lapangan, tepat ditengah-tengah terdapat gundukan kayu bakar yang nantinya akan dijadiin api unggun, aku menoleh kearah samping kananku ternyata disampingku ada Arsya dan disisi lain ada Kak Ardit.
    Cukup hening beberapa saat, aku melihat kearah tenda panitia disana ada beberapa orang yang sedang panik entah apa yang terjadi. Kami semua kemudian disuruh untuk berdiri karena akan diadakan prosesi penyalaan api unggun.
  • al kamu pilih arsya saja ya..
  • Semangat ts.... Wah jadi ingat wktu pramuka dulu, waktu itu jg aku klas 7.... Berasa djavu , authornya anak pramuka ya? Hafal banget kegiatan2nya
  • kak Ardit kah itu ... ? jadi penasaran ...
  • Thanks for all
    @awi_12345 al pilih siapa ya???
    @cowokkumal ia, author nya anak pramuka. Kapan2 kita adain camping yuuu hehehe
    @lulu_75 dia orang yang curi ciuman pertama Al..

    Stay tune yaaa
  • Ugh rapet. Enternya di tambah dunk

    :tongue:
  • “Disana katanya ada siswa yang kesurupan pas tadi jeritan malam. Ada 2 orang satu cewek satu cowok” Ucap Kak Ardit, aku menoleh kearahnya sambil mengangguk. Mendengar kata kesurupan, bulu kudukku sedikit merinding dan sadar atau enggak, aku melangkahkan kakiku lebih dekat dengan Kak Ardit tanpa melihat kearahnya. Sengaja atau enggak, aku merasakan tangan Kak Ardit memegang tanganku mungkin karena dia kedinginan dan dengan berpegangan akupun bisa mendapatkan kehangatan. Aku menoleh ke arah Arsya, dia tengah ngobrol dengan peserta lain yang tak ku kenali. Tak lama menunggu api di nyalakan, akhirnya ada beberapa orang tepatnya 10 orang memasuki lapangan sambil satu orang yang paling depan membawa obor yang menyala dan yang lainnya hanya membawa obor yang tak dinyalakan. Mereka berlari kecil mengitari daerah kayu bakar yang membentuk kerucut itu. Lalu mereka membacakan kalimat-kalimat yang ada di dasa darma pramuka diselingi saling menyalakan obor yang mereka pegang secara bergantian. Tak lama mereka menaruh obor itu di gundukan kayu bakar dan tak lama apipun mulai membesar membentuk api unggun yang sangat besar. Sebagian dari siswa ada yang melangkah mundur karena kepanasan. Setelahnya beberapa orang yang bawa obor tadi pergi keluar lingkaran.

    Sejenak para siswa/i menikmati kehangatan dari api unggun di hadapan kami. Tak lama Kak Erwan masuk lapangan dan berdiri di depan kami di samping api unggun itu.

    “Selamat malam semua nya?” Ucap Kak Erwan dan kami semua menjawab sapaannya. “Tadi sebelum tidur sudah kami informasikan bahwa setiap regu wajib mengirimkan perwakilannya untuk menunjukan sebuah penampilan seni dalam bentuk apapun, entah itu nyanyian, puisi, tarian atau lain sebagainya. Untuk itu silahkan untuk regu satu persiapkan penampilan kalian dan yang lainnya mohon menyimak” Ucap Kak Erwan. Aku yang mendengar itu langsung terkejut karena aku gak tahu apa yang akan kelompokku persiapkan untuk penampilan nanti. Aku mencari anggota kelompokku dan mereka ada di seberang tempatku berdiri sekarang. “Baiklah, kalian boleh duduk, dan saya persilahkan untuk sangga satu untuk kedepan dan menampilkan kemampuan seninya. Beri tepuk tangan untuk sangga satu” Lanjut Kak Erwan mempresent sangga yang akan tampil dan kami semua bertepuk tangan.

    Sangga demi sangga telah tampil dan aku belum tahu apayang akan sanggaku tampilkan nanti, karena tadi malam aku tidak tidur di tenda sanggaku. Sampai pada akhirnya Kak Erwan mempresent sanggaku dan tak ada satupun orang dari sanggaku yang berdiri. Aku melihat semua orang menatap kearahku, akupun kebingungan dengan apa yang terjadi, selanjutnya seseorang di sampingku melangkahkan kakinya kedepan, aku melihat Kak Ardit melangkah kedepan sambil membawa sebuah gitar, entah kapan dia membawa gitar itu, yang aku tahu tadi Kak Ardit memegang tanganku. Semua orang disini bertepuk tangan kecuali aku yang kebingungan, karena yang aku tahu di sanggaku gak ada yang namanya Ardit. Tapi ada satu orang yang bernama Reksa yang tak pernah aku tahu orangnya yang mana. Sepanjang kegiatan kemarinpun Kak Ardit gak terlihat bersama sanggaku. Entahlah.....
  • “Saya Reksa Arditya Dirganitra perwakilan dari Sangga 15, akan menyanyikan sebuah lagu yang aku persembahkan khusus untuk seseorang yang pernah aku buat nangis, aku minta maaf sama kamu karena aku sudah bodoh dengan membuat sebuah permainan konyol yang akhirnya membuatmu kecewa. Namun jujur saja aku sekarang menyesal dengan apa yang aku lakukan waktu itu. Suatu saat akan ku jelaskan semuanya, dan lagu ini untuk kamu” Ucap Kak Ardit sambil sebentar melirik kearahku. Aku terkejut dengar pengakuan dia, aku baru tahu kalau Reksa itu adalah Kak Ardit tapi aku lebih terkejut setelah dia menyanyikan sebuah lagu yang katanya ditujukan untuk seseorang. Sedikit kecewa karena tahu bahwa dia mempunyai orang yang dia cintai, siapa orang itu??? Aku mendengar setiap lirik yang dia nyanyikan dengan alunan gitar yang dia petik. Seperti dia sangat meresapi lagu untuk seseorang itu.

    *Lagu yang dinyanyikan Ardit adalah lagu Afgan-Bukan Cinta Biasa

    Kak Ardit menyanyikan lagu itu dengan baik, semua siswa/i yang berada disini terpana akan penampilannya, baik suaranya yang merdu juga dengan kemahirannya memainkan gitar itu, aku tak menyadari bahwa dari tadi ada sepasang mata yang menatap tajam kearahku, aku menoleh ke arah samping dan melihat Arsya menatapku horor. Aku tak tahu kenapa dia menatapku seperti itu. Aku tersenyum dan memalingkan mukaku ke arah depan lagi menikmati setiap alunan nada dari suara merdu Kak Ardit meski di fikiranku banyak sekali pertanyaan seperti siapa orang yang di maksud Kak Ardit dan juga kenapa Arsya menatapku seperti itu.

    Sampai di alunan terakhir pada nyanyiannya, semua orang bertepuk tangan untuk nya dan memintanya menyanyikan sebuah lagu lagi. Namun karena setiap sangga diberikan kesempatan hanya satu kali, maka Kak Arditpun menyudahi penampilannya dan melangkah menuju tempat duduknya tadi tepat disampingku. Aku menoleh kearahnya, dia duduk dan menatapku balik.

    “Apa?” Tanya dia karena aku menatapnya dengan tatapan marah.

    “Kenapa Kak Ardit gak bilang kalau Kak Ardit satu sangga sama aku?” Tanyaku.

    “Emangnya kamu gak tahu?” tanya Kak Ardit balik dan aku hanya menggelengkan kepalaku dan lekas menatap kearah depan. Disana ada penampilan dari sangga berikutnya.

    “Makanya kamu jangan kabur-kaburan kayak kemarin” Ucapnya mencubit pipiku sampai aku kesakitan. Aku memegang bagian pipi yang di cubit sama Kak Ardit barusan.

    “Kak Ardit kenapa malah nyubit aku, sih? Sakit tahu”
    “Abis kamu kalau dilihat-lihat lucu juga”

    “Emangnya aku badut apa” Ucapku memalingkan wajahku ke depan.
  • Lanjut lagi yang banyakan. Hehehe
  • Bagus bagus. Enternya udah aga banyakan
Sign In or Register to comment.